5 Prasasti Kerajaan Singasari dan Sejarahnya, Kamu Harus Tahu!

Apakah kamu tahu bahwa ada lima prasasti Kerajaan Singasari yang menjadi bukti sejarah kerajaan tersebut? Kalau kamu ingat lagi, Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang memiliki pusat pemerintahan di Malang, Jawa Timur. 

Prasasti dan berbagai peninggalan sejarah lainnya dari Singasari menjadi pencerita kisah kejayaan kerajaan satu ini. Yuk, pelajari lebih dalam tentang prasasti tersebut!

Sejarah Kerajaan Singasari

Salah satu kerajaan besar dengan corak Hindu-Buddha yang banyak diketahui orang adalah Kerajaan Singasari. Memiliki pusat pemerintahan di sekitar Malang, Jawa Timur, Kerajaan Singasari mampu memperluas wilayah kekuasaannya hingga di luar wilayah Indonesia.

1. Lahirnya Kerajaan Singasari

Dalam berbagai sumber sejarah yang ada, seperti halnya prasasti Kerajaan Singasari, diceritakan jika kerajaan tersebut lahir karena ambisi Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes, yang saat itu masih berstatus sebagai istri Tunggul Ametung, seorang Akuwu (pimpinan wilayah di bawah raja) Tumapel.

Termotivasi oleh ambisinya terhadap Ken Dedes, Ken Arok pun melenyapkan Tunggul Ametung dan mengambil wilayah kekuasaan beserta istrinya. Bekerjasama dengan para Brahmana yang memiliki ketegangan hubungan dengan Raja Daha, Ken Arok menyerang kerajaan Daha dan berhasil menguasai wilayahnya.

Penguasaan wilayah kerajaan Daha ini menjadi suatu momentum lahirnya sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Singasari. Ken Arok pun naik tahta sebagai raja pertama Kerajaan Singasari dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Selanjutnya, sebuah wangsa baru pun lahir dari garis keturunan Ken Arok yang bernama Wangsa Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Wangsa ini akan melahirkan raja-raja Kerajaan Singasari berikutnya dan menjadi cikal Kerajaan Majapahit yang menguasai wilayah Jawa.

2. Raja-raja Kerajaan Singasari

Riwayat kepemimpinan Kerajaan Singasari sebagian besar diwarnai pertumpahan darah saat pergantian raja dan pewarisan tahta, seperti perang saudara, pembunuhan, dan pemberontakkan bermotif balas dendam.

Menurut sumber sejarah Kitab Pararaton (kitab yang menceritakan riwayat Kerajaan Singasari secara lengkap), berikut merupakan daftar raja-raja Kerajaan Singasari dari masa awal hingga masa keruntuhannya.

  • Ken Arok                (1222 – 1227 M),
  • Anusapati              (1227 – 1248 M),
  • Panji Tohjaya        (1248 M),
  • Wisnuwardhana   (1248 – 1272 M), dan
  • Kertanegara          (1272 – 1292 M).

3. Masa Kejayaan Kerajaan Singasari

Masa kejayaan Kerajaan Singasari berlangsung saat masa kepemimpinan raja terakhir kerajaan tersebut, yakni Kertanegara. Raja Kertanegara dikisahkan merupakan seorang sosok yang cerdas, terutama dalam bidang politik, ketatanegaraan, ilmu bahasa, kemaritiman dan keagamaan.

Salah satu gagasan cemerlang Kertanegara adalah Cakrawala Mandala Dwipantara. Gagasan tersebut bertujuan menyatukan pulau-pulau di luar Jawa dalam satu pemerintahan, yaitu Kerajaan Singasari. Gagasan ini membuahkan ekspansi wilayah yang masif dan juga terjalinnya kerjasama diplomatik.

Sebuah contoh kerjasama diplomatik di era Kertanegara adalah kerjasama antara Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Melayu dan Kerajaan Campa (Vietnam). Kerjasama diplomatik tersebut memiliki tujuan untuk menghalau serangan Bangsa Mongol yang ingin menginvasi wilayah Asia Tenggara.

4. Runtuhnya Kerajaan Singasari Dalam Kisah Prasasti Kerajaan Singasari

Masa pemerintahan Kertanegara bukan hanya masa kejayaan Kerajaan Singasari, tetapi juga akhir dari eksistensi kerajaan tersebut. Pasalnya, akibat serangan pasukan Jayakatwang pada tahun 1292, Kertanegara pun gugur dan menjadi penanda berakhirnya kerajaan ini.

Menurut berbagai sumber sejarah, selepas kematian Kertanegara, beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari perlahan mulai melepaskan diri. Namun, pencapaian Kertanegara dan prinsipnya telah menginspirasi generasi penerusnya.

Sebagai contoh, Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang mengadopsi gagasan Cakrawala Mandala Dwipantara untuk diteruskan melalui Kerajaan Majapahit yang nantinya ia dirikan di wilayah Tarik, Mojokerto.

3 Fungsi Utama Prasasti bagi Sejarah Indonesia dan Kerajaan Singasari

Prasasti tentunya memiliki fungsi yang berkaitan dengan peranan utamanya sebagai media pencatatan kejadian bersejarah di suatu masa. Secara umum, ada tiga fungsi umum peninggalan kuno bagi 

1. Prasasti Kerajaan Singasari Berfungsi untuk Merekonstruksi Sejarah Kuno

Fungsi prasasti di masa lalu dan sekarang tentunya memiliki perbedaan yang signifikan. Prasasti memuat informasi seperti gambaran kehidupan politik, sosial, ekonomi, budaya, birokrasi, hukum, sistem pembagian kerja, sengketa tanah, pembuatan bendungan, keagamaan, atau bahkan perjudian.

2. Peringatan Akan Sebuah Kejadian yang Penting atau Sakral

Bagi masyarakat kuno, prasasti bukan menjadi sebuah medium untuk mengungkapkan kehidupan sosial di masa lalu. Akan tetapi, pembuatan prasasti pada masa itu bertujuan memberikan peringatan akan suatu peristiwa penting atau pengumuman penetapan tanah sima (bebas pajak).

3. Menunjukkan Kekuasaan Raja yang Berkuasa    

Selain sebagai pengingat dan media pengumuman, prasasti juga dapat menjadi simbol kekuasaan raja di masa lalu. Pembuatan prasasti dapat bertujuan sebagai representasi kehadiran raja di tempat prasasti itu berada. Seringkali, prasasti juga diperlakukan sebagai benda sakral dan terdapat ritual pemujaan atasnya.

Berkaitan dengan Kerajaan Singasari, prasasti-prasasti yang berkaitan dengan kerajaan tersebut umumnya berisi catatan penting mengenai suatu peristiwa. 

Di antaranya adalah sebagai bentuk pemberian wilayah tertentu kepada penguasa lain atau mengenai pemberian hadiah tertentu kepada penguasa asing dalam upaya kerjasama diplomatik.

Pentingnya Prasasti Kerajaan Singasari Bagi Sejarah Indonesia

Kerajan besar, seperti Kerajaan Singasari, tentunya meninggalkan sejumlah artefak yang dapat menjadi rujukan sumber sejarah untuk meneliti riwayat dan dinamikanya. Salah satu sumber sejarah yang sering menjadi rujukan sumber sejarah para peneliti kerajaan tersebut adalah prasastinya.

Prasasti merupakan sebuah piagam atau bentuk lain dari sebuah dokumen yang penulisannya menggunakan media batu atau bahan solid lainnya yang awet. Prasasti umum ditemukan di situs-situs arkeologi. Umumnya, prasasti memuat kronologis atau catatan sejarah mengenai suatu kejadian di masa lampau.

Selain itu, prasasti juga berisi pencatatan suatu peristiwa penting, puji-pujian, atau pencapaian lain dari penguasa suatu masa. Namun, ada juga beberapa prasasti yang berisikan kutukan atau sumpah serapah atas suatu kejadian malang yang menimpa suatu wilayah atau kerajaan.

5 Prasasti Kerajaan Singasari Beserta Sejarahnya

Kerajaan Singasari juga meninggalkan prasasti yang mencatatkan berbagai kejadian penting. Pembuatan prasasti-prasasti tersebut kebanyakan dilakukan saat masa kejayaannya kala pemerintahan Kertanegara. Berikut adalah 5 prasasti Kerajaan Singasari beserta sejarah singkat di baliknya.

1. Prasasti Singasari, Salah Satu Prasasti Kerajaan Singasari

Prasasti Singasari
Prasasti Singasari I Sumber: Poskata.com

Prasasti Singasari merupakan salah satu prasasti Kerajaan Singasari yang dibuat sekitar 1352 M oleh wangsa Majapahit. Isi dari prasasti tersebut untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada. Penemuan prasasti tersebut berlokasi di sekitar kawasan Singasari, Malang, Jawa Timur.

2. Penghormatan Kepada Raja, Isi Prasasti Wurare

Prasasti Wurare
Prasasti Wurare I Sumber: Dictio.id

Berisi pujian dan penghormatan kepada Raja Kertanegara, Prasasti Wurare merupakan prasasti yang penulisannya menggunakan Bahasa Sansekerta. Prasasti tersebut dibuat atas permintaan keturunan Kertanegara yang menganggapnya telah mencapai derajat Buddha Agung.

3. Prasasti Kerajaan Singasari Manjusri

Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri I Sumber: Kompas.com

Manjusri merupakan prasasti yang penemuannya berlokasi di desa Manjusri. Prasasti tersebut merupakan manuskrip yang didapatkan di belakang Arca Manjusri yang kini merupakan bagian dari koleksi Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Artefak ini bertarikh tahun 1343 dan terdiri atas 8 bagian (4 baris tulisan di muka dan 8 baris tulisan di belakang). Prasasti Manjusri menerangkan pembangunan candi baru di kompleks Candi Jago oleh Adityawarman, raja Kerajaan Majapahit.

4. Kisah Penganugerahan Tanah, Isi Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung I Sumber: Alphamandiri.com

Prasasti Mula Malurung merupakan salah satu prasasti yang penting dari Kerajaan Singasari. Prasasti tersebut dibuat pada masa Raja Kertanegara pada tahun 1255 Masehi.


Sejatinya, prasasti tersebut merupakan sebuah piagam pengesahan penganugerahan desa Mula dan desa Malurung kepada Pranaraja atas perintah Wisnuwardhana.

Penemuan prasasti ini berlokasi di dekat wilayah Kediri dalam bentuk lempengan-lempengan batu. Totalnya ada 13 lempeng, tetapi penemuan sepuluh lempeng pertama terjadi pada tahun 1975. 

Sementara itu, 3 lempeng sisanya di tahun 2001. Saat ini, keseluruhan lempeng tersebut ada di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

5. Padang Roco, Prasasti Kerajaan Singasari

Prasasti Padang Roco
Prasasti Padang Roco I Sumber: Abad.id

Pada tahun 1911, peneliti menemukan prasasti Padang Roco di kompleks candi Padang Roco, di hulu sungai Batanghari, Sumatera Barat. Memiliki bentuk lapik (alas) yang mengelilingi keempat sisi arca Amoghapasa. Arca Amoghapasa sendiri dikirimkan Kertanegara kepada raja Melayu, Tribhuwanaraja di Dharmasraya.

Prasasti tersebut memuat tanggal pengiriman patung yakni pada tanggal 22 Agustus 1286 M. Tulisan tersebut menggunakan aksara Kawi dan menggunakan dua bahasa yaitu Melayu Kuno dan Sansekerta. Kini, prasasti tersebut berada di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Singasari, Peninggalan, dan Masa Kejayaan

Prasasti Kerajaan Singasari dan Suatu Kisah Masa Lampau

Prasasti Kerajaan Singasari merupakan sebuah pengingat akan keberadaan masyarakat yang ada jauh sebelum zaman modern. Masyarakat tersebut memiliki sistem, kehidupan, dan masa kejayaan tersendiri yang menjadi perlambang akan kecemerlangan budi dan pemikiran manusia pada masanya.

Pelestarian peninggalan bersejarah, contohnya prasasti, harusnya menjadi satu fokus tersendiri bagi Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. Keberadaan benda peninggalan sejarah tersebut bukan hanya sebagai benda koleksi kuno, tetapi juga sebagai bahan refleksi atas kondisi tanah air di masa lalu. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page