Tetap Profesional, Inilah 5 Cara dan 9 Alasan Resign yang Tepat

Resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan adalah hal yang sangat umum dalam kehidupan dunia kerja. Ini adalah sebuah keputusan besar yang dapat mempengaruhi kelanjutan masa depan karir seseorang.

Setiap tahap dalam proses pengunduran diri perlu berjalan dengan baik. Agar, keputusan ini dapat menjadi batu loncatan karir yang baik. Alih-alih, justru menjadi bumerang yang merugikan diri sendiri baik dalam hal karir maupun sosial.

Artikel ini akan mengulas terkait hal ini secara mendalam. Mulai dari alasan mengundurkan diri dan 5 cara mengundurkan diri yang profesional. Hingga, alasan tepat untuk disampaikan pada perusahaan atau tempat kerja.

Mengapa Mengundurkan Diri?

Pembahasan pertama adalah tentang alasan mengundurkan diri. Pada dasarnya, ada banyak alasan yang membuat seseorang akhirnya memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja. 

Alasan tersebut dapat bersifat positif maupun terasa sebagai dorongan yang negatif. Alasan positif misalnya adalah mendapat tawaran kerja lain dengan kompensasi yang lebih baik atau memutuskan untuk menjadi pekerja mandiri dengan berwiraswasta.

Sedangkan alasan yang terasa negatif misalnya adalah karena tidak betah dengan lingkungan yang toxic. Merasa mendapat pengaruh buruk dari rekan kerja maupun atasan kerap menjadi dorongan utama untuk mengundurkan diri.

Alasan negatif semacam ini agaknya kurang tepat untuk diungkapkan secara gamblang kepada perusahaan tempat bekerja saat ini. Maupun, kepada perusahaan baru ketika sedang menjalani seleksi rekrutmen.

Lantas, apa yang perlu seorang karyawan sampaikan pada perusahaan sebagai alasan pengunduran diri?

Alasan Resign yang Tepat

Berikut ini adalah beberapa alasan profesional untuk menyampaikan niat berhenti dari sebuah perusahaan. Sekaligus, dapat digunakan sebagai alasan kepada perusahaan baru, yaitu:

1. Mendapatkan Tawaran Lebih Baik

Seorang karyawan dapat menyampaikan bahwa dirinya telah menerima tawaran kerja dengan kompensasi yang lebih baik daripada perusahaan sekarang. Misalnya, bahwa nominal gaji lebih besar atau mendapatkan jabatan yang lebih menjanjikan.

Ini adalah alasan yang sangat wajar dan mudah dalam hal penerimaannya. Sebab, semua orang tentu mengerti bahwa seorang pekerja akan berusaha untuk mengembangkan karirnya dengan baik.

Bahkan, dengan alasan seperti ini, ada kemungkinan seorang pekerja justru mendapat tawaran balik dari perusahaannya, yaitu menaikkan kompensasi, agar pekerja tersebut membatalkan niatnya untuk berpindah pekerjaan.

2. Melanjutkan Pendidikan

Alasan kedua adalah hendak melanjutkan pendidikan. Alasan yang satu ini akan sangat menjaga citra diri seorang pekerja. Sebab, hal ini menunjukkan bahwa karyawan tersebut memiliki dorongan kuat untuk terus mengembangkan diri.

Ini tentu adalah sifat alamiah yang positif. Semua perusahaan menyukai karyawan yang suka mengembangkan diri. Sifat ini sangat penting untuk terus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada.

Dengan alasan resign yang baik ini, karyawan juga akan dengan mudah untuk terus menjalin hubungan baik. Kedepannya, relasi yang terjaga ini dapat menjadi investasi tersendiri. Misalnya, jika ia ingin kembali bekerja pada kantor tersebut seusai studi lanjut.

3. Menekuni Tantangan Baru

Alasan ketiga adalah ingin menekuni tantangan baru. Hal ini dapat terjadi, misalnya jika seorang pekerja menemukan panggilan diri atau passion-nya. 

Misalnya, ia ingin terjun menjadi content creator secara purna waktu, sehingga harus berhenti bekerja. Dimana sebelumnya, pekerja tersebut bekerja sebagai karyawan kantor. Tantangan baru semacam ini adalah alasan yang baik dan profesional.

4. Alasan Kesehatan

Berikutnya adalah adalah alasan kesehatan. Ini adalah alasan lain yang dapat sangat mudah untuk diterima. Sebab, semua orang tentu mengerti bahwa kesehatan adalah hal yang penting.

Misalnya, seorang pekerja ternyata perlu menjalani pengobatan secara berkesinambungan. Sehingga, tidak memungkinkan baginya untuk masuk kantor dan mengerjakan tugas pekerjaan.

Pada kondisi seperti ini, mengundurkan diri justru adalah alasan yang baik untuk menunjukkan tanggung jawab.

5. Pindah Domisili

Alasan resign yang profesional berikutnya adalah pindah domisili. Meskipun saat ini cukup banyak industri yang menerapkan sistem work from anywhere (WFA). Sebagian besar masih mengharuskan pekerja untuk datang ke kantor.

Sebab itu, pindah domisili adalah alasan yang tepat. Seorang pekerja dapat menginformasikan pada perusahaan, bahwa ia telah pindah domisili. Sehingga, tak memungkinkan baginya untuk melanjutkan pekerjaannya pada kantor tersebut.

6. Alasan Pribadi

Selanjutnya, alasan pribadi juga dapat menjadi alasan berhenti kerja yang tetap profesional. Alasan ini kerap digunakan apabila seorang karyawan tidak ingin mengutarakan secara gamblang alasannya untuk mengundurkan diri.

Namun, ada beberapa penyebab umum yang termuat pada alasan pribadi ini. Misalnya, ingin menjaga orang tua yang sudah lanjut usia. Alasan lain adalah seorang ibu yang ingin punya lebih banyak waktu untuk mengurus keluarga.

7. Memutuskan Menjadi Wiraswasta

Ingin menjadi seorang wiraswasta juga adalah alasan yang profesional. Sebab, keberanian ini sekaligus juga membuktikan daya juang pekerja tersebut.

Pekerja tersebut dapat menyampaikan bahwa bisnis yang sedang ia bangun membutuhkan konsentrasi lebih. Sehingga, ia ingin mengundurkan diri, agar konsentrasinya tidak terpecah.

Sebab, apabila ia bekerja pada perusahaan sambil membangun bisnis, justru akan merugikan bagi kedua belah pihak. Ia tidak dapat optimal memberikan kontribusi pada perusahaan. Sedang bisnisnya juga menjadi terbengkalai.

8. Tidak Puas dengan Pekerjaan

Alasan resign berikutnya adalah merasa tidak puas dengan pekerjaannya sekarang. Mengerjakan pekerjaan yang memuaskan memang adalah anugrah. Sayangnya, tidak semua orang dapat melakukannya.

Sebab, ada kalanya pekerja menjadi bosan dan merasa kontribusinya tidak optimal. Hal ini dapat terjadi, misalnya jika ia bekerja tidak sesuai dengan bidang yang sebenarnya ia kuasai.

Sehingga, mengajukan pengunduran diri untuk mencari pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan dirinya adalah alasan yang baik.

9. Tidak Cocok dengan Budaya Perusahaan

Alasan terakhir adalah ketidakcocokan dengan budaya perusahaan. Seorang karyawan perlu menggunakan kata-kata yang bijak untuk mengundurkan diri. Terutama, apabila alasannya adalah hal ini.

Sebab, ada kemungkinan alasan ini memicu ketersinggungan yang kemudian justru merugikan karyawan yang ingin berhenti tersebut. Misalnya, rekan kerja maupun atasan menjadi tersinggung karena dianggap sebagai budaya yang buruk.

Ada contoh alasan yang cukup bijak terkait hal ini. Misalnya, bahwa pekerjaan ini membuatnya kesulitan meluangkan waktu berkualitas untuk keluarga dan beribadah.

5 Cara Resign yang Profesional

Setelah mengetahui tentang beberapa alasan mengundurkan diri yang tepat, berikut ini adalah 5 cara profesional untuk melakukannya:

1. Waktunya Mengambil Keputusan

Langkah pertama adalah menentukan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri. Hal ini tentu cukup strategis. Sebab, waktu pengunduran diri dapat berdampak pada proses kerja yang sedang berlangsung.

Jangan sampai, seorang pekerja memperoleh predikat tidak profesional, karena mengundurkan diri pada waktu yang tidak tepat.

Waktu yang tidak tepat misalnya adalah pada pertengahan proyek yang sedang berlangsung. Ini adalah waktu yang buruk, sebab tentu akan merugikan tim kerja dan perusahaan. Sebab itu, menentukan waktu perlu pertimbangan yang matang.

2. Mendiskusikan Rencana dengan Atasan

Cara berikutnya adalah dengan mendiskusikan rencana pengunduran diri dengan atasan langsung. Umumnya, atasan akan memberi pertimbangan mengenai alasan pengunduran diri dan waktu yang tepat.

Rencana pengunduran diri membutuhkan persetujuan dari atasan langsung. Sebab itu, ini adalah tahapan yang sangat vital. Ada kemungkinan atasan akan berupaya untuk mempertahankan karyawan atau menyetujui rencananya.

Catatan penting adalah bahwa mengajukan surat resign tanpa persetujuan atasan langsung adalah tindakan yang buruk dan tidak profesional. Diskusi dengan atasan tidak hanya terkait keprofesionalan, tetapi juga sopan santun sosial.

3. Membuat Surat Pengunduran Diri

Berikutnya, setelah memperoleh persetujuan atasan melalui diskusi. Yang selanjutnya perlu pekerja lakukan adalah mempersiapkan surat pengunduran diri secara resmi.

Dalam hal ini, pengunduran diri perlu mengikuti ketentuan yang berlaku pada perusahaan tersebut. Misalnya, ada peraturan bahwa pengunduran diri harus menginformasikan secara resmi pada perusahaan dalam jangka waktu 1 bulan.

Maka, apabila pekerja mengajukan surat pengunduran dirinya hari ini. Hari terakhirnya untuk bekerja pada perusahaan tersebut adalah 1 bulan kerja dari hari ini. Tunduk pada peraturan ini menunjukkan hormat pada perusahaan.

Surat pengunduran diri ini dapat ditujukan ke pihak HRD dengan juga ditembuskan pada atasan langsung dan pimpinan divisi.

4. Menjalani Proses Pengunduran Diri

Langkah profesional selanjutnya adalah mengikuti proses pengunduran diri dari perusahaan, antara lain tetap bekerja dengan baik untuk menyelesaikan tanggung jawab hingga hari terakhir bekerja.

Selain itu, karyawan yang resign mungkin akan menerima panggilan dari HRD untuk pengurusan administrasi. Mengikuti dan tetap kooperatif dalam prosesnya adalah bentuk keprofesionalan dalam dunia kerja.

Sayangnya, banyak pekerja yang enggan untuk melakukan hal ini. Misalnya, tidak bersedia bekerja hingga jangka waktu 1 bulan dari informasi pengunduran diri. Lalu, justru menghilang tanpa berpamitan dan meninggalkan tanggung jawabnya.

5. Berpamitan

Cara terakhir adalah berpamitan kepada atasan dan rekan kerja. Hal ini penting sebagai tanda untuk ingin terus menjalin hubungan baik. 

Selain berpamitan secara langsung, pekerja juga dapat mengirim surel ke semua pihak yang selama ini terkait dengan dirinya. Ini diperlukan untuk menginformasikan bahwa ia sudah tidak bekerja pada posisi tersebut. 

Serta, apabila akan ada orang lain yang akan menggantikan tugas tanggung jawabnya. Tindakan ini menunjukkan tanggung jawab kerja.

Sudah Siap Resign dengan Terhormat

Pengunduran diri adalah sebuah langkah besar yang dapat menjadi batu loncatan bagi seseorang dalam berkarir. Namun, apabila proses tidak berjalan dengan baik, hal ini justru dapat menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.Misalnya, mendapat cap negatif sebagai pekerja yang tidak bertanggung jawab atau kurang tahan banting. Mengikuti informasi dan petunjuk pada artikel ini akan menjadi bantuan yang bermanfaat. Dengan demikian, resign atau pengunduran diri dapat dilakukan dengan terhormat dan profesional.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page