Kira-kira, bagaimana agama Islam masuk di Indonesia? Ada banyak teori mengenai sejarah tentang agama Islam masuk ke Indonesia. Salah satu teori populer adalah teori Arab atau bisa disebut dengan teori Makkah. Lalu, bagaimana teori Arab tentang masuknya Islam ke Indonesia? Yuk, simak terus pembahasan berikut ini hingga selesai!
Daftar ISI
Pengertian Teori Arab
Menurut sejarah, pada abad ke-7 atau 8, Islam mulai masuk ke Nusantara. Penyebaran dilakukan melalui perdagangan sambil berdakwah. Selain melakukan kegiatan berdagang, para pedagang tersebut menetap dan membentuk perkampungan untuk menyebarluaskan agama Islam.
Menurut teori Arab atau teori Makkah, agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Para musafir dari Arab membawa agama Islam dengan tujuan untuk menyebarkannya dengan semangat ke seluruh belahan dunia.
Teori Arab mulai dikemukaan oleh para sejarawan seperti Buya Hamka, TW Arnold, Niemann, van Leur, Keyzer, Crawfrud, dan de Hollander. Masing-masing sejarawan memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai teori ini.
1. Teori Arab Menurut Buya Hamka
Melalui bukunya yang berjudul “Sejarah Umat Islam”, Buya Hamka menjelaskan bagaimana proses masuknya Islam ke Nusantara langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan. Buku tersebut terbit pada tahun 1997.
Buya Hamka mendukung Teori Arab dengan bukti adanya naskah Tiongkok dalam catatan Pendeta Budha I-Tsing yang sedang dalam perjalanan dari Kanton ke India.
Naskah kuno Cina tersebut menyebutkan bagaimana sekelompok bangsa Arab menetap di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Bangsa Arab tersebut menetap dan berdagang sekaligus berdakwah mengenai agama Islam.
Dalam pandangan Buya Hamka, bangsa Arab yang datang ke Indonesia memiliki motivasi dan semangat untuk penyebaran agama Islam. Dia juga berpendapat bahwa jalur perdagangan Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi.
2. Teori Arab Menurut Thomas W Arnold
Selain Buya Hamka, sejarawan lain yang mendukung teori Makkah yaitu Thomas W Arnold. Ia berpendapat bahwa penyebaran Islam di Indonesia bermula dari pedangang Arab yang masuk Indonesia sejak abad ke-7 dan 8 Masehi. Mereka mendominasi perdagangan dan mulai menikah dengan warga pribumi dan berdakwah tentang Islam.
Meskipun tidak ada bukti konkrit atau catatan resmi mengenai kegiatan perdagangan tersebut, namun Thomas W Arnold berasumsi bahwa bangsa Arab terlihat dalam penyebaran Islam ke penduduk lokal di Indonesia.
Bukti Masuknya Islam ke Nusantara dengan Teori Arab
Untuk mempermudah pemahaman mengenai Teori Makkah, berikut adalah 6 bukti yang mendukung keabsahan teori ini:
1. Makam Fatimah
Bukti pertama yaitu terdapat makam Fatimah binti Maimun di Leran, Jawa Timur. Adanya makam ini semakin menguatkan teori Makkah. Lalu, siapakah Fatimah itu? Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang Muslim yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah atau pada tanggal 2 Desember 1082 M.
Sementara itu, terdapat tulisan pada batu nisan yang terdiri dari 17 baris. Teks nisan Fatimah binti Maimun tersebut berisikan sebagai berikut:
“… Setiap makhluk hidup di bumi bersifat fana. Namun, wajah Tuhanmu yang bersemarak dan gemilang tetap kekal adanya. Inilah kuburan wanita yang menjadi syahid bernama Fatimah binti Maimun. Putera Hibatu’llah yang berpulang pada hari Jumat ke tujuh. Sudah lewat bulan Rajab, pada tahun 495 … “
2. Masuknya Islam Melalui Perdagangan Orang Arab
Bukti selanjutnya yang menguatkan teori Arab adalah dengan adanya saudagar Arab yang berdagang di Indonesia. Menurut salah satu sejarawan yang bernama Azyumardi, ia menjelaskan bahwa Islam datang ke Nusantara melalui perdagangan pada abad ke-7 M. Kaum pedagang dari Arab cukup dominan dalam aktivitas perdagangan.
Buya Hamka juga mendukung teori ini dengan menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia melalui bukti jalur perdagangan orang Arab. Perdagangan tersebut bersifat internasional yang dimulai melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Bani Ummayah di Asia Barat, dan Sriwijaya di Asia Tenggara.
3. Adanya perkampungan perdagangan Arab di Sumatera
Bukti Islam berkembang di Indonesia dengan teori Arab juga dilihat dengan adanya sebuah perkampungan Islam di Sumatera. Perkampungan tersebut bernama Kampung Baros. Banyak sejarawan yang menyakini bahwa keberadaan kampung Baros menjadi titik awal masuknya agama Islam di Nusantara, khususnya Sumatera.
Banyak pedagang dari Arab yang berkunjung ke kampung Baros untuk berdagang sekaligus membawa ajaran agama Islam. Mereka lalu membentuk pemukiman dan menetap disana untuk mengajarkan Islam lebih lanjut.
Beberapa fakta menarik informasi tersebut adalah terdapat banyak pemakaman ulama Islam di Kampung Baros. Salah satunya adalah Syekh Ibrahim Syah. Kampung tersebut juga menjadi jalur perdagangan internasional untuk transaksi kapur baros atau kapur barus.
4. Catatan Al Mas’udi
Selanjutnya, pada catatan Al Mas’ud, disebutkan bahwa ada utusan muslim Arab yang berkunjung ke Kalingga pada tahun 675 M. Catatan tersebut juga menyebutkan adanya koloni muslim Arab yang masuk ke di pantai timur Sumatera pada tahun 648 M.
Informasi itu juga dikuatkan oleh Gerini dalam Further India and Indo-Malay Archipelago. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa Muslim sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya sekitar pada tahun 606-699 M.
5. Mazhab Syafi’i di Samudera Pasai
Dalam buku yang berjudul “Dualisme Hukum Perkawinan Islam di Indonesia” menyebutkan bahwa agama Islam masuk di Nusantara melalui Samudera Pasai pada abad ke-8 hingga abad ke-12. Masuknya Islam dibawa oleh para pedagang muslim yang berasa dari Arab, Persia, Turki, dan Gujarat.
Kemudian, dalam catatan Ibnu Batutah pada karya “Sejarah Hukum Islam Nusantara Abad XIV-XIX M” menyebutkan Kerajaan Samudera Pasai dan penduduknya menganut aliran mazhab Syafi’i. Mazhab ini sangat terkenal di Mesir dan Arab.
Dalam hal ini, Mazhab Syafi’i masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan Islam ke Nusantara melalui pedagang muslim dari Arab. Sehingga, kemunculan Mazhab Syafi’i di Indonesia semakin menguatkan teori Makkah tentang proses penyebaran Islam melalui bangsa Arab sendiri.
6. Penggunaan Gelar Al-Malik pada Raja Samudera Pasai
Islam masuk ke Nusantara langsung dari Arab dengan bukti adanya penggunaan gelar Raja Samudra Pasai yaitu gelar Al-Malik. Gelar ini sama dengan gelar pada raja-raja Arab dan Mesir pada saat itu.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Buya Hamka yang menyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia atas peran langsung dari bangsa Arab. Dalam kajiannya, Hamka menyebutkan bahwa gelar raja Samudera Pasai pada saat itu yakni Al-Malik yang gelarnya sama dengan raja-raja di Mesir.
Fakta ini berbeda dengan penggunaan gelar raja di India yang memakai nama Khan. Sehingga, pengaruh dari Arab lebih menonjol. Artinya, teori arab semakin kuat jika dibandingkan dengan teori lainnya.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Arab
Setiap teori pasti memiliki kelebihan dan kelamahan pada setiap aspeknya, begitupun dengan teori Makkah (Arab). Hingga kini, teori Makkah menjadi teori yang paling kuat mengenai proses penyebaran Islam ke Indonesia melalui perdagangan dari bangsa Arab.
Sementara itu, kelemahannya hanya terletak pada kurangnya bukti dan fakta yang menjelaskan peranan Bangsa Arab dalam menyampaikan ajaran Islam di Indonesia.
Teori Arab Menjadi Bukti Kuat Masuknya Islam di Indonesia
Demikian penjelasan mengenai teori Arab atau teori Makkah yang untuk semakin mengenal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Hingga kini, mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam yang artinya Islam menjadi salah satu agama terbesar di Indonesia. Jadi, sudahkah kamu paham bagaimana masyarakat memeluk Islam?