Di antara hijaunya dataran tinggi Dieng, terdapat satu objek wisata sejarah yang menjadi cagar budaya Dieng. Objek wisata tersebut dinamai Museum Kailasa. Disebut “Kailasa” karena berasal dari nama tempat bersemayam Dewa Siwa, yakni Gunung Kailasa. Lalu, ada apa saja di museum ini? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut.
Daftar ISI
Alamat dan Rute ke Museum Kailasa
Museum Kailasa dikategorikan sebagai museum etnografi dan arkeologi. Alamatnya berada di Dukuh Karangsari, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara. Lokasinya cukup mudah ditemukan karena berseberangan dengan pintu masuk menuju Candi Arjuna.
Kamu pun pasti akan melewati objek wisata ini saat menuju ke Kawah Sikidang. Di samping itu, museum ini juga berada tepat di bawah jajaran Bukit Pangonan. Bila dilihat dari kejauhan dan saat cuaca sedang cerah, siapa pun pasti akan terpukau dengan pesonanya.
Para wisatawan yang berencana berkunjung kemari dijamin tidak akan menjumpai banyak kesulitan. Lokasinya strategis, sudah masuk di Google Maps, dan bisa ditempuh dari berbagai arah.
Bila kamu menggunakan kendaraan pribadi, masuklah ke area Candi Gatotkaca. Sebab, di situlah area parkir untuk masuk museum. Jika menggunakan transportasi umum, berhentilah di Terminal Aswatama.
Dari terminal, kamu bisa menggunakan ojek sepeda motor. Biayanya sekitar Rp10.000 dan kamu akan langsung diantarkan hingga ke depan museum. Jarak dari teminal ke museum sekitar 500 meter. Jadi, sebenarnya kamu juga bisa jalan kaki sambil menikmati pemandangan perbukitan Dieng.
Harga Tiket Masuk
Bangunan pertama Museum Kailasa didirikan pada tahun 1984. Sementara untuk bangunan keduanya diresmikan pada tahun 2008. Objek wisata yang berdiri di tanah seluas kurang lebih 560 meter ini dibuka setiap hari untuk umum.
Kamu bisa datang kemari pada pukul 07.00 pagi hingga 04.00 sore. Harga tiket masuknya dapat dikatakan sangat terjangkau, yakni Rp5.000 saja untuk per orang. Harap selalu cek ke pengelola setempat karena harga tiket sewaktu-waktu bisa berubah. Meskipun berubah, biasanya juga masih tergolong terjangkau.
Dengan harga tiket yang ramah di kantong, wisatawan Museum Kailasa sudah bisa mendapatkan sejumlah fasilitas penunjang. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pusat informasi museum
- Lahan parkir luas
- Toilet
- Gazebo
- Tempat ibadah
- Gazebo
- Tempat duduk di berbagai sudut museum
- Taman bunga
- Gardu pandang
- Panggung terbuka
- Kios suvenir dan masih banyak lagi
Daya Tarik Museum Kailasa
Museum Kailasa didirikan untuk menyimpan berbagai macam benda yang berkaitan dengan Dieng Plateau. Mulai dari sejarah, kebudayaan, kultur masyarakat Dieng, hingga beragam flora dan fauna yang memiliki habitat asli di dataran tinggi Dieng.
Tapi apa yang sebenarnya menarik dari destinasi wisata satu ini? Berikut selengkapnya.
1. Kompleks dan bangunan
Pada mulanya, museum ini hanya memiliki satu bangunan saja dan dikelola oleh pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk menyimpan koleksi arca peninggalan kerajaan Hindu. Kemudian BP3 bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan berdirilah museum yang representatif pada 2008.
Pada bangunan yang lama, kamu bisa menyaksikan koleksi arca dari bebatuan asli. Di antaranya arca Dewa Siwa, Agastya, Durga, dan Ganesha. Ada pula arca Nandi, yakni makhluk berbadan manusia dengan kepala lembu yang menjadi kendaraan Dewa Siwa.
Nah, di bangunan pertama ini dilengkapi dengan fasilitas, seperti gazebo dan restoran. Setelah lelah melihat-lihat koleksi museum, kamu bisa duduk-duduk santai di gazebo sambil menikmati panorama dataran tinggi Dieng. Terlebih jika cuaca sedang cerah, bisa banget untuk dijadikan spot foto yang ciamik.
2. Koleksi dan pameran
Kailasa lebih dari sekadar ‘rumah’ untuk peninggalan arkeologis yang berhubungan dengan candi. Museum ini juga menjadi ‘buku sejarah’ mengenai terbentuknya dataran tinggi Dieng dan juga flora dan fauna asli. Jenis bebatuan asli di Dieng pun dipamerkan di sini. Di antaranya adalah batu andesit untuk candi dan batu belerang.
Kultur masyarakat Dieng pada masa lampau juga menjadi salah satu aspek yang ditunjukkan di sini. Hal ini mencakup:
- keseharian masyarakat
- kepercayaan yang dianut
- produk-produk kesenian
Cerita mengenai candi-candi Dieng yang masuk dalam kategori arsitektur bersejarah di Indonesia pun ada di sini. Semua ini termasuk pameran tetap di Museum Kailasa yang mana mampu memberikan informasi cukup padat kepada pengunjung. Informasi ini dapat diakses lewat label dan panel dinding yang dipajang di setiap koleksi.
Namun ada beberapa bentuk koleksi yang tidak ditampilkan secara fisik. Contohnya adalah perkembangan arsitektur candi-candi di Dieng dan kepercayaan masyarakat setempat. Koleksi-koleksi semacam ini ditampilkan dalam bentuk foto yang ditempel pada tembok-tembok museum.
3. Bioskop mini
Fasilitas bioskop ini berada di bangunan kedua Museum Kailasa. Di sini, pengunjung bisa menyaksikan film dokumenter berdurasi sekitar 10 menit. Isinya tentang proses terbentuknya dataran tinggi Dieng dan sejarah mengenai candi-candi Hindu yang tersebar di kawasan Dieng.
Meski singkat, film yang ditampilkan tetap bisa memberikan pengalaman yang berharga untuk pengunjung. Saat menyaksikannya, seolah-olah kamu dibawa masuk ke kehidupan masyarakat Dieng pada zaman dahulu yang sarat dengan sejarah dan masih lestari hingga sekarang.
4. Spot foto instagramable
Berwisata ke museum kurang lengkap rasanya jika hanya berkeliling melihat-lihat koleksi. Salah satu aktivitas yang membuat liburan ke Museum Kailasa berbeda adalah adanya taman di luar area museum.
Pada area taman terdapat gardu pandang dan panggung terbuka. Kedua fasilitas ini bisa digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan alam sekitar. Kalau langit sedang biru-birunya, perbukitan di sekeliling museum ini akan terlihat begitu hijau. Jadi, cocok banget untuk dijadikan background foto yang instagramable.
Mau foto sendiri atau bareng teman atau orang tersayang, pokoknya setiap momen berlibur di museum ini wajib untuk diabadikan. Maka dari itu, pastikan baterai smartphone selalu full agar bisa digunakan untuk merekam setiap hal seru di objek wisata sejarah ini.
Tips Berkunjung ke Museum Kailasa
Seperti yang sudah kamu ketahui, destinasi wisata ini berada di kawasan Dieng. Mengingat letaknya berada di dataran tinggi, cuaca bisa sangat memengaruhi momen liburan kamu di sini. Untuk itu, pastikan kamu menyimak tips di bawah ini terlebih dahulu sebelum ke Kailasa.
- Datanglah saat musim kemarau karena cuacanya pasti cerah. Dengan begitu, kamu bisa menikmati beragam daya tarik yang ada di museum ini.
- Upayakan datang saat masih pagi menjelang siang agar bisa lebih puas melihat-lihat koleksi di dalam museum.
- Pastikan untuk menyimak informasi setiap koleksi agar pengetahuan kamu bertambah.
- Patuhi tata tertib dan aturan yang ditetapkan oleh pihak pengelola.
Itu tadi ulasan seputar Museum Kailasa, museum yang menjadi ‘rumah’ bagi kultur dan benda-benda bersejarah di Dieng. Selesai berwisata sambil belajar di Kailasa, kamu bisa mampir ke destinasi lain yang juga populer di kawasan Dieng. Di antaranya Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Warna, dan masih banyak lagi.