Apa Hukum Makan Mengecap dalam Islam? Ini Penjelasannya

Mengecap adalah salah satu kebiasaan yang dianggap buruk bagi sebagian besar muslim pada saat makan. Padahal, Islam mendorong kita untuk selalu menjaga adab saat sedang makan atau minum. Lantas, apa hukum makan mengecap dalam Islam?

Setidaknya, ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang adab makan dan minum yang sebaiknya diamalkan oleh umat Islam. Dengan begitu, makanan yang kita konsumsi bisa mendatangkan kebaikan dan keberkahan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Islam memandang kebiasaan mengecap pada saat makan dan seperti apa adab makan dan minum yang dianjurkan dalam Islam. Untuk itu, yuk ikuti pembahasannya di bawah ini!

Hukum Makan Mengecap dalam Islam

Makanan adalah salah satu bentuk kenikmatan yang datangnya dari Allah SWT. Oleh karena itu, cara kita mengkonsumsinya harus dilandasi dengan penuh rasa syukur, yaitu dengan membaca doa, baik sebelum maupun sesudah makan.

Hal ini sebagaimana pernah dilakukan Rasulullah yang tetap memuji makanannya meskipun hanya tersaji lauk cuka. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi, Jabir:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – سَأَلَ أَهْلَهُ الأُدُمَ فَقَالُوا مَا عِنْدَنَا إِلاَّ خَلٌّ. فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ « نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ »

Artinya:

“Diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi Muhammad SAW meminta pada keluarganya lauk-pauk, lalu keluarga beliau menjawab: ‘Kami tidak memiliki apapun kecuali cuka’. Nabi pun tetap meminta cuka dan beliau pun makan dengan (campuran) cuka, lalu beliau bersabda: ‘Lauk yang paling baik adalah cuka, lauk yang paling baik adalah cuka’.” (HR.  Muslim).

Dalam hal ini, Imam Nawawi memberikan syarah atau penjelasan terkait hadits di atas, yaitu:

وفيه استحباب الحديث على الأكل تأنيسا للآكلين 

Artinya:

“Dalam hadits tersebut tersirat pemahaman tentang kesunnahan berbicara atas makanan untuk menggembirakan orang-orang yang makan.” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarh an-Nawawi ala al-Muslim, juz 7, hal. 14).

Dari sini dapat kita simpulkan bahwasanya berbicara pada saat makan bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW yang menyampaikan pujian pada keluarga yang memberinya hidangan.

Bahkan, berbicara pada saat makan bisa menjadi sunnah, tetapi terbatas pada pembicaraan yang baik-baik saja, seperti membicarakan orang-orang yang saleh, atau mengatakan sesuatu yang dapat menyenangkan orang-orang di sekitar kita.

Lalu, bagaimana dengan hukum makan mengecap dalam Islam? Meskipun berbicara pada saat makan justru disunnahkan, tetapi hal itu tidak disarankan jika kita sedang mengunyah makanan.

Sebab, hal ini bisa menyebabkan makanan tersebut jatuh dan mengotori makanan lainnya. Hal ini sebagaimana terdapat di dalam syarah kitab Ihya’ Ulum ad-Din, yakni kitab Ittihaf as-Sadat al-Muttaqiin:

ـ (ويتحدثون بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها) ليعتبروا بذلك ولكن لا يتكلم وهو يمضغ اللقمة فربّما يبدو منها شيء فيقذر الطعام

Artinya:

“Bercerita tentang kisah orang-orang saleh dalam hal (menyikapi) makanan dan hal-hal lainnya supaya orang-orang dapat mengambil teladan atas kisah tersebut, akan tetapi (hendaknya) seseorang tidak berbicara saat ia mengunyah makanan, terkadang jatuh dari (mulutnya) sedikit makanan dan mengotori makanan yang dimakan.” (Muhammad bin Muhammad al-Husaini Az-Zabidi, Ittihaf as-Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 229).

Jadi, hukum makan mengecap dalam Islam adalah tidak dianjurkan terutama pada saat sedang mengunyah. Hal itu karena bisa menyebabkan makanan jatuh dan mengotori makanan lainnya. 

Selain itu, berbicara dan mengecap pada saat mengunyah juga bisa menyebabkan kita tersedak, sehingga dapat membahayakan diri. Sebaiknya, selesaikan mengunyah makanan terlebih dahulu sebelum berbicara kepada orang-orang di sekitar kita.

Baca juga: Kenali Hukum Investasi Dalam Islam, Halal atau Haram?

Adab Makan dan Minum dalam Islam

Menjaga adab saat makan merupakan hal yang dianjurkan dalam Islam. Hal itu tidak saja mendatangkan pahala bagi mereka yang mengamalkannya, tetapi juga memberi kesan positif kepada orang lain di sekitar kita.

Berikut ini adalah beberapa adab makan dan minum dalam Islam yang sebaiknya kita amalkan:

1. Membaca Basmalah

Abu Hafs Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ

Artinya:

“Ketika aku berada dalam bimbingan Rasulullah, pernah suatu kali tanganku bergerak di atas piring ke segala arah, hingga Rasulullah pun berkata kepadaku,’Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari apa yang dekat denganmu.’ Maka demikianlah cara makanku sejak saat itu.’”

2. Makan dengan Tangan Kanan

Perintah makan dengan tangan kanan berasal dari ajaran Rasulullah Muhammad SAW yang beliau contohkan dalam beberapa hadits. Salah satu hadits yang menerangkan hal ini adalah Ibnu Umar radhiallahu ’anhuma:

“Apabila salah di antara kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, dan jika minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanannya. Karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim no. 2020).

3. Tidak Boleh Mencela Makanan Halal

Setiap makanan yang halal adalah nikmat dari Allah untuk kita manusia. Oleh karena itu, kita tidak boleh mencela makanan-makanan tersebut karena termasuk tindakan kufur nikmat. Hal ini sesuai dengan hadits berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Artinya:

Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Nabi tidak pernah mencela makanan sedikit pun. Jika beliau suka, beliau memakannya. Dan bila tidak suka, beliau meninggalkannya.”

4. Bercakap-cakap dan Memuji Makanan meski Sedikit.

Hal ini sebagaimana sudah kita bahas sebelumnya, yaitu kita dianjurkan untuk bercakap-cakap dengan orang-orang sekitar dengan pembicaraan yang baik. Salah satunya adalah dengan memuji makanan yang dihidangkan.

Meski begitu, kita tidak dianjurkan untuk melakukannya pada saat sedang mengunyah karena bisa menjatuhkan makanan yang ada di mulut dan mengotori makanan lain yang belum dimakan.

5. Mendahulukan Orang Tua untuk Makan

Adab makan dan minum selanjutnya adalah mengutamakan atau mendahulukan orang yang lebih tua untuk makan. Hal ini pernah diriwayatkan dalam hadits berikut:

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كُنَّا إِذَا حَضَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا لَمْ نَضَعْ أَيْدِيَنَا حَتَّى يَبْدَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعَ يَدَهُ

Artinya:

Dari Hudzaifah ia berkata, ”Jika kami menghadiri jamuan makan bersama Rasulullah, tidaklah kami menjulurkan tangan kami ke makanan sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulainya.”

Demikianlah penjelasan terkait hukum makan mengecap dalam Islam dan apa saja adab-adab yang sebaiknya kita amalkan pada saat makan atau minum. Selain memberi pahala, menjaga adab saat makan juga akan membawa keberkahan untuk kita.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment