Istidraj: Pengertian, Tanda, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

Sering kali kita iri ketika seseorang terlihat tidak sholat dan durhaka kepada Tuhan-Nya justru memiliki rezeki yang melimpah dan tidak memiliki masalah maupun cobaan. Namun, sebenarnya hal itu merupakan istidraj.

Istidraj sendiri merupakan ujian yang menakutkan karena orang yang sedang diuji tidak merasa sedang diuji oleh Allah SWT sebab kenikmatan yang ia rasakan.

Seseorang akan cenderung kesulitan memahami bahwa dirinya sedang diuji dan akhirnya mendorong dirinya untuk masuk ke dalam neraka. Untuk terhindar dari istidraj, mari simak artikel ini hingga akhir, untuk mengetahui ciri dan tandanya!

Apa Itu Istidraj?

Secara bahasa, istilah istidraj memiliki arti naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Adapun istidraj juga dapat bermakna sebagai sebuah hukuman yang diberikan oleh Allah SWT secara berangsur-angsur kepada hamba-Nya.

Hukuman ini bisa dalam bentuk jabatan, harta, dan kenikmatan yang melimpah, dan kenikmatan inilah yang akan mengantarkannya ke dalam neraka.

Salah satu ahli tafsir, Al-Thabari menjelaskan bahwa istidraj adalah tipuan halus kepada orang yang diberi tenggang waktu.

Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah berbuat baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi.

Istridraj juga turut dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat Al-Qalam ayat 44 yang bunyinya:

فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Fa żarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡ, sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya’lamụn

Artinya: Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,

Meski kerap kali orang yang diberikan istidraj tidak menyadari bahwa dirinya telah diuji, sebelumnya Allah telah memberikan peringatan mengenai keberadaan istidraj pada salah satu firman-nya di surat Al-Anam ayat 44 yang bunyinya:

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Pada dasarnya istidraj datang dari keserakahan dan kecintaan seorang umat kepada dunia. Selain itu telah jelas bahwa istidraj terjadi kepada orang yang senang sekali melakukan maksiat.

Hal itu disebutkan dalam hadits berikut: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Baca juga: 8 Keutamaan dan Hadits Menutup Aurat bagi Wanita

Tanda Istidraj

Setelah memahami dengan jelas apa itu istidraj, kita perlu mengetahui tanda-tanda ketika seseorang mendapatkan ujian istidraj.

Tanda utama yang perlu diketahui yakni ketika seseorang terus dibirkan berbuat dosa namun terus diberikan kenikmatan oleh Allah SWT. Ketika seseorang merasa kualitas ibadahnya turun namun kenikmatannya terus meningkat, hal itu jelas merupakan ciri-ciri sebuah Istidraj.

Allah SWT akan memberikan ujian kepada hamba-Nya sebab ia ingin menguji seberapa ikhlas dan sabar hamba-Nya dalam menghadapi dunia. Ujian yang Allah beri merupakan bentuk kasih ketika hamba-Nya mampu menyelesaikan ujian tersebut dan akan dinaikan derajatnya di akherat kelak.

Dan sebaliknya, kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT bukan berupa kasih sayang, melainkan murka-Nya. Orang yang jauh dari ibadah dan agama kemungkinan besar tidak akan menyadari murka Allah yang tengah diterimanya dalam bentuk kenikmatan yang diberikan tidak henti.

Contoh lain dari istidraj adalah orang yang mendapatkan jabatan atau pangkat tinggi namun tidak menggunakan wewenangnya untuk melakukan kebaikan, justru ia semakin jauh dari kewajiban.

Untuk lebih mudah dalam memahaminya, dilansir dari buku Mengeluhlah Karena Kita Membutuhkannya (2021), berikut tanda-tanda istidraj dari Allah SWT:

  1. Keimanan dan ibadah kita kepada Allah SWT sedang menurun. Namun kesenangan dan kenikmatan duniawi terasa semakin melimpah dan mudah didapat.
  2. Terus melakukan kemaksiatan tetapi kesenangan dan kesuksesan justru semakin melimpah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali Bin Abi Thalib r.a. , beliau berkata: “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau melihat Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya.” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal.121)
  3. Semakin kikir justru harta semakin melimpah. Orang yang kikir dan menghitung-hitung hartanya. Ia mengira harta yang ditumpuknya itu akan mengukuhkan posisi dan kekuasaannya di muka bumi.
  4. Merasa hidupnya begitu tenang dan tenteram meskipun tidak pernah menjalankan ibadah dan sering melakukan maksiat.
  5. Merasa segala kenikmatan yang didapatkan di dunia semata karena usaha sendiri tanpa campur tangan Allah SWT.
  6. Jarang terkena penyakit walaupun sering melakukan perbuatan maksiat dan lalai beribadah.
  7. Jarang ditimpa musibah meskipun tidak pernah mengingat Allah SWT.

Baca juga: Hukum Mencuri dalam Islam: Ini Dalil yang Menjelaskannya!

Bahaya Istidraj

Adapun beberapa bahaya istidraj yang perlu umat Islam ketahui adalah sebagai berikut:

1. Siksaan atau Azab hanya Ditangguhkan

Kenikmatan yang diberikan meski banyaknya maksiat yang dilakukan bukan semata-mata Allah SWT membiarkan mereka untuk tidak mendapatkan azab.

Namun sejatinya Allah SWT tangguhkan azabnya dalam waktu yang cukup lama, hingga sampai batas waktu yang telah ditetapkan.

Mengenai kapan terlaksananya tangguhan siksaan atau azab Allah SWT, ulama tafsir berbeda pendapat dan pandangan.

Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan bisa terjadi di dunia terlebih dahulu, kemudian disempurnakan di akhirat.

Ada pula mufasir yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah SWT akan diselesaikan diakherat

Tujuannya untuk menjadikannya peringatan dan pelajaran, agar ia sadar bahwa kenikmatan yang ia dapatkan adalah sebenar-benarnya azab yang Allah beri.

2. Semakin Tenggelam dalam Dosa dan Maksiat

Allah SWT dengan sengaja memberikan kenikmatan meski kemaksiatan yang ia lakukan begitu banyak, hal ini bertujuan agar ia terus melakukan dosa dan kemaksiatan.

Apabila tiba hari akhir, Allah SWT akan mengazab mereka dengan penuh siksa.

Ada banyak tafsir dan hadis lain yang menyebutkan bahaya istidraj. Salah satunya yang dijelaskan dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan:

“Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka.

Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian Kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

3. Terlalu Terlena dengan Kenikmatan hingga Tidak Bertobat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kebanyakan orang akan sulit sadar bahwa sebenarnya kenikmatan yang Allah SWT beri bukanlah sebab ia dibiarkan oleh Allah, melainkan dibuatnya untuk terlena dan berjalan lebih jauh, hingga ia lupa bertaubat.

4. Kehilangan Hidayah

Istidraj dapat membuat seseorang merasa puas dengan kehidupan mereka yang salah atau dosa, dan mereka akan kehilangan arah dan hidayah untuk mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan akan mendapatkan ganjarannya ketika di akherat.

Bahkan orang yang diberikan kenikmatan melimpah meski ia bermaksiat akan lupa untuk mencari kebenaran. Istidraj dapat mengarah pada kehilangan petunjuk ilahi dan kesadaran spiritual.

Perbedaan Istidraj dengan Azab

Setelah mengetahui pengertian, tanda dan bahayanya, sebagian orang akan merasa bingung apa perbedaan idtisraj dengan aab.

Seperti yang telah dijelaskan bahwasannya istidraj merupakan bentuk ujian dengan membiarkan seseorang terjebak dalam kemaksiatan, yang membuat dirinya lupa akan bertaubat dan mencari hidayah.

Sedangkan azab merupakan hukuman yang adil dari Allah SWT yang diberikan kepada mereka yang tidak bertaubat dengan melanggar perintah-Nya.

Meski istidraj nampak lebih ringan, namun Allah SWT menjanjikan bahwa orang-orang yang diujia kenikmatannya di dunia akan mendapatkan pembalasan yang setimpal dengan kemaksiatan yang mereka perbuat.

Cara Menghindari Istidraj

Setelah mengetahui bahayanya, tentu tidak ada seorang pun yang ingin mengalaminya. Oleh karena itu, kita bisa berupaya untuk terhindar dari istidraj yang menyesatkan dengan beberapa cara.

Adapun cara-caranya sebaga berikut:

1. Meningkatkan Iman dan Takwa

Cara yang pertama yakni dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam diri. Hal in bisa dilakukan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Menjaga Diri dari Maksiat

Cara lain agar terhindar dari istidraj yakni menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan perbuatan-perbuatan yang Allah benci.

Selalu ingat bahwa ketika kita mendekati maksiat, setan akan terus membuat kita lupa untuk kembali kejalan yang benar dan akhirnya akan membuat kita tersesat.

Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap harta, kekuasaan, popularitas, atau kesenangan duniawi lainnya.

3. Meminta Perlindungan pada Allah SWT

Selain menghindari hal-hal yang berbau maksiat, kita juga harus meminta perlindungan Allah SWT agar terlindungi dari tipu daya setan.

Berikut bacaan doa meminta perlindungan dari godaan setan yang bisa kita amalkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَهَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Allahuma inny a’udzubika minasyaithoni rojiymi wa hamzahi wa nafakhihi wa naftsihi

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari setan yang terkutuk dan dari godaannya dan dari tiupannya dan dari hembusannya”.

4. Menjaga Silaturahmi Sesama Muslim

Cara selanjutnya yakni menjaga silaturahmi dengan sesama muslim, mencari teman yang senantiasa dapat membawa kita ke dalam kebaikan.

Misalnya dengan bergabung dalam kelompok-kelompok keagamaan, dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pemahaman yang benar tentang Islam.

Dengan saling mengingatkan dan memberikan dukungan,akan membuat kita terhindar dari godaan setan.

Setelah memahami dengan benar apa sebenarnya maksud dari istidraj serta tanda dan bahayanya, kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya istidraj merupakan bentuk murka Allah SWT meski dalam bentuk kenikmatan dan penangguhan azab.

Semoga kita selalu terhindar dari hasutan setan dan dilindungi Allah SWT.

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment