Kajian Hadits Tanda Kiamat, Sungai Eufrat yang Mengering dalam Islam

Mengeringnya sungai Eufrat dalam Islam dipercaya sebagai salah satu tanda kiamat. Kabar mengenai hari kiamat telah disampaikan dalam Al-Qur’an dan hadits. 

Di antara tanda-tanda datangnya kiamat yang sering disebarkan yaitu sungai Eufrat yang mengering.

Nah, dalam kesempatan kali ini, mari kita kaji bersama mengenai dalil terkait sungai Eufrat.

Sekilas tentang Sungai Eufrat

Sungai merupakan sumber daya alam yang membawa banyak manfaat bagi manusia. Mulai dari tempat bersarang ikan yang bisa kita olah sebagai makanan, sumber perairan, jalur transportasi, hingga pembangkit listrik.

Pemanfaatan sungai sudah dilakukan sejak jaman dulu. Sungai Eufrat dalam Islam termasuk dalam beberapa sungai yang memiliki peran penting.

Sungai ini juga disebutkan dalam hadits sebagai salah satu sungai surga.

عن أبي هريرة قال رسول الله سَيْحَان وَجَيْحَان وَالْفُرَات وَالنِّيل كُلّ مِنْ أَنْهَار الْجَنَّة

Artinya:

“Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga.” (HR Muslim).

Sungai Eufrat merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Asia Barat. Dengan panjang total sekitar 1.740 mil (2.781 km), sungai ini membentang melintasi tiga negara, mulai dari Turki, Syiria, hingga Irak.

Eufrat disebut juga sebagai Al-Furat. Sungai ini bersumber dari mata air yang terletak di Anatolia, Turki. Sementara alirannya bermuara di Teluk Persia.

Sungai ini telah menjadi sumber kehidupan sejak berabad-abad silam. Lebih tepatnya, masa kemunculan peradaban Sumeria pada abad ke-4 SM.

Bangsa Sumeria adalah kaum penguasa pertama Mesopotamia. Awalnya, mereka hidup dengan berburu dan bercocok tanam sederhana.

Berkat kondisi tanah yang subur di sekitar Sungai Eufrat dan Sungai Tigris, sektor pertanian Sumeria mengalami kemajuan pesat. Dari sana, mulai berkembang pula perdagangan.

Seiring waktu, peradaban mereka berkembang makin maju hingga membangun kota-kota dengan pemerintahan.

Baca juga: 10 Arti Mimpi Bertemu Mantan Pacar Menurut Islam, Benarkah Ada?

Sungai Eufrat dalam Islam

Dalam bahasa Arab, Eufrat disebut juga sebagai al-Furat yang berarti air yang paling segar. Nama ini bukan sekadar julukan. Pasalnya, sungai yang membentang melalui tiga negara ini alirannya tidak pernah mengering.

Fenomena mengeringnya sungai Eufrat termasuk salah satu tanda bahwa hari kiamat sudah dekat.

Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW:

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى يَحْسِرَ الفُراتُ عن جَبَلٍ مِن ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عليه، فيُقْتَلُ مِن كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وتِسْعُونَ، ويقولُ كُلُّ رَجُلٍ منهمْ: لَعَلِّي أكُونُ أنا الذي أنْجُو

Artinya:

“Kiamat tidak akan terjadi sampai Eufrat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan akulah orang yang selamat.’” (HR. Muslim no. 2894).

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa mengeringnya Sungai Eufrat akan diikuti oleh kemunculan gunung emas. Kehadiran gunung ini kemudian akan mengundang manusia yang saling memperebutkannya.

Syekh Sulaiman Al-Asyqar memberikan pendapat mengenai hadits di atas:

ومعنى انحساره: انكشافه لذهاب مائه، كما يقول النووي، وقد يكون ذلك بسبب تحول مجراه، فإن هذا الكنز أو هذا الجبل مطمور بالتراب وهو غير معروف، فإذا ما تحول مجرى النهر لسبب من الأسباب ومرّ قريباً من هذا الجبل كشفه، والله أعلم بالصواب

Artinya:

“Maksudnya adalah tersingkap karena airnya mengering. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi rahimahullahu. Boleh jadi disebabkan karena alirannya terhambat sehingga gunung emas yang dimaksud yang tertutup tanah akan tersingkap. Dan dengan mengeringnya aliran air sungai Eufrat, maka akan semakin dekat pula tersingkapnya posisi gunung tersebut. Wallahu a’lam.” (Al-Qiyamah Al-Shughra, hal. 199-200).

Gunung Emas di Dasar Sungai Eufrat

Terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama terkait gunung emas yang akan muncul di Sungai Eufrat. Sebagian menafsirkan ungkapan gunung emas sebagai konotasi.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa akan muncul gunung emas sesungguhnya. Salah satunya yaitu Syekh Yusuf-Al-Wabil.

Beliau berpendapat demikian dengan acuan lafaz ‘air sungai akan menyingkap gunung emas yang dilihat oleh manusia’. Artinya gunung emas di sini benar-benar berupa emas, bukan hasil bumi berharga lain seperti minyak bumi.

Pendapat tersebut juga didukung oleh pandangan para ilmuwan yang mengungkapkan bahwa terdapat dua zona mineral logam di kawasan Sungai Eufrat.

Kawasan tersebut dinilai strategis sebagai lokasi pembentukan endapan mineral logam, salah satunya emas.

Sementara itu, sebagian ulama berpendapat bahwa keringnya Sungai Eufrat tidak cukup untuk menjadi tanda kiamat. Ada pun pokok hadits di atas adalah mencegah pertikaian yang akan timbul saat memperebutkan emas tersebut.

Melansir dari laman Bincang Syariah, untuk memahami suatu hadits, perlu dilakukan takhrij supaya ditemukan hadits-hadits lain yang satu tema. Jadi, tidak cukup dengan membaca satu hadits saja.

Maka, kita perlu mempertimbangkan hadits lain yang menyebutkan mengenai emas di Sungai Eufrat.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: “يُوشِكُ الفُرَاتُ يَحْسِرُ عن كَنْزِ مِنْ ذّهَبِ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئاً

Artinya:

“Hampir terbuka al-furat dengan (beirisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya,” (HR At-Tirmidzi).

Hadits tersebut menegaskan larangan untuk mengambil emas di Sungai Eufrat. Larangan ini bertujuan untuk mencegah kehancuran akibat perebutan. 

Berdasarkan pendapat Al-Mubarakfuri, hadits di atas memiliki substansi yang sesuai dengan hadits riwayat Muslim berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقِيءُ الْأَرْضُ أَفْلَاذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ الْأُسْطُوَانِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَتَلْتُ وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَطَعْتُ رَحِمِي وَيَجِيءُ السَّارِقُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قُطِعَتْ يَدِي ثُمَّ يَدَعُونَهُ فَلَا يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا

Artinya:

“Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah saw bersabda, ‘Kelak bumi akan mengeluarkan semua isi perutnya semisal tiang dari emas dan perak lalu akan datang seorang pembunuh seraya berkata, ‘Karena benda inilah aku membunuh.’ Lalu datang pula orang yang memutuskan tali silaturrahmi seraya berkata, ‘Karena benda inilah aku memutuskan tali silaturrahmi.’ Lalu datang pula seorang pencuri seraya berkata, ‘Karena benda inilah tanganku dipotong.’ Kemudian mereka semua meninggalkannya begitu saja dan tidak mengambilnya sedikitpun,’” (HR Muslim).

Dari pengkajian beberapa hadits tersebut, disimpulkan bahwa tanda kiamat bukan terletak pada fenomena mengeringnya Sungai Eufrat. Melainkan terjadinya perebutan harta yang menyebabkan orang-orang berperilaku buruk.

Kapan Sungai Eufrat Akan Mengering?

Sungai Eufrat memiliki debit air yang sangat besar. Inilah yang membuat aliran sungai ini tidak pernah kering selama berabad-abad.

Meskipun begitu, fenomena mengeringnya Sungai Eufrat dalam Islam sudah dikabarkan dengan jelas dalam hadits. Bagaimana dan kapan waktunya tidak ada yang mengetahui.

Beberapa ulama mencoba menguraikan mengenai kapan fenomena tersebut terjadi. Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fathul Bari, bahwa tanda mengeringnya Sungai Eufrat akan terjadi mendekati kemunculan al Mahdi.

Sementara sebagian ulama menyatakan pendapat lain, yaitu bahwa fenomena tersebut akan terjadi saat Nabi Isa AS turun ke bumi. Pasalnya, pada masa itu manusia akan hidup bergelimang harta.

Apabila menilik kondisi saat ini, maka fenomena mengeringnya Sungai Eufrat bukanlah hal yang mustahil.

Sungai Eufrat digunakan dalam berbagai proyek, mulai dari pengembangan, irigasi, hingga PLTA. Selain itu, sudah terdapat laporan mengenai penyusutan debit air Sungai Eufrat.

Bahkan beberapa sumber mengabarkan bahwa dua anak sungai dari Sungai Eufrat sudah kering.

Demikianlah kajian mengenai mengeringnya Sungai Eufrat dalam Islam. Sebagai muslim, alih-alih sibuk mencari tahu mengenai kapan tanda kiamat tersebut terjadi, sebaiknya kita menyiapkan diri sebaik mungkin.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment