Tahukah kamu bahwa garam sebenarnya terbuat dari air laut? Sebelum siap konsumsi, ada proses pembuatan garam yang panjang di baliknya. Mari simak terus artikel ini sampai akhir untuk memahami bagaimana proses produksi garam dari air laut secara lengkap.
Daftar ISI
Proses Pembuatan Garam dari Air Laut
Berikut adalah proses lengkap pembuatan garam dari air laut:
1. Pengumpulan Air Laut
Proses pembuatan garam pertama dalam pembuatan garam laut adalah mengumpulkan air laut. Kamu harus tahu bahwa, 3,5% dari laut di dunia adalah garam. Petani garam mengalirkan air dari laut ke area khusus untuk pembuatan garam.
Prinsip pengumpulan air laut menuju area tersebut menggunakan fenomena alam, yaitu pasang surut. Petani garam menyiapkan tempat untuk menampung air laut di atas sebidang tanah dengan menjaga tinggi tanah tersebut. Tujuannya agar tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan permukaan air laut.
Ketika air laut mengalami pasang, mereka membuka penutup pada area penampungan sehingga air laut masuk sebanyak mungkin. Kemudian, saat air laut surut, penutup pada wadah penampungan ditutup kembali.
Petani menganggap bahwa teknik tersebut paling sesuai untuk pembuatan garam. Tidak heran jika banyak yang memilihnya hingga saat ini. Mereka berpendapat bahwa teknik ini lebih mudah dan hemat waktu serta tenaga.
2. Menjemur Air Laut
Apa yang harus petani garam lakukan setelah selesai mengumpulkan air laut sesuai target? Berikutnya, petani membiarkan air laut terjemur matahari. Ketika matahari menyinari air laut, akan terjadi proses penguapan dan meninggalkan butiran kristal. Butiran tersebut yang akan menjadi garam.
Petani garam kemudian akan mengumpulkan kristal-kristal ini dan mengolahnya menjadi garam. Proses kristalisasi garam sendiri sangat tergantung pada cuaca karena ketika sinar matahari tidak cukup terik, proses ini akan memakan waktu lebih lama.
3. Panen Garam
Proses pembuatan garam memakan waktu sekitar 30 hari, setara dengan satu bulan. Periode tersebut cukup lama, bukan? Pada dasarnya, kristal-kristal hasil jemur telah memiliki sifat garam. Namun, tetap memerlukan beberapa tahapan pemrosesan sebelum dapat didistribusikan.
Garam-garam yang terkumpul akan tampak berwarna putih dan berbentuk kristal kecil. Teksturnya belum sepenuhnya halus dan padat. Nantinya, kristal tersebut akan dihaluskan. Pabrik juga akan memprosesnya dengan penambahan mineral sesuai dengan jenis garam laut yang akan dihasilkan.
Apa Saja Faktor Penentu Keberhasilan Pembuatan Garam?
Berdasarkan penjelasan di atas, kamu sudah memahami betul bagaimana cara pembuatan garam. Namun, proses tersebut bisa saja berhasil atau gagal karena ada 3 faktor utama yang berpengaruh. Apa saja? Berikut di antaranya:
1. Kualitas Air Laut
Kualitas air laut menjadi faktor kunci dalam menentukan hasil garam. Jika air laut yang menjadi bahan baku berkualitas rendah, garam pun juga akan memiliki kualitas yang rendah.
Sebaliknya, air laut yang kualitasnya bagus akan menghasilkan garam berkualitas tinggi. Inilah sebabnya mengapa tidak semua lokasi pantai cocok untuk pembuatan garam. Beberapa faktor seperti tingkat salinitas air laut dan faktor-faktor lain harus menjadi pertimbangan saat membuat garam dari air laut biasa.
Selain itu, proses pembuatan garam tidak dapat dilakukan di pesisir pantai yang berdekatan dengan muara sungai. Karena pantai yang berdekatan dengan muara sungai memiliki air laut yang bercampur dengan air tawar. Akibatnya, hasil garam tidak mencapai kualitas yang optimal.
2. Kondisi Tanah
Faktor kedua yang memengaruhi hasil dari proses produksi garam adalah kondisi tanah. Mengapa ini penting? Karena proses penjemuran garam biasanya dilakukan di tanah yang tidak dilapisi alas. Tanah berperan dalam menyerap kelebihan air dari garam melalui bagian bawahnya dan memfasilitasi proses penjemuran.
Ketika tanah memiliki daya serap rendah, maka dapat memperlambat proses penjemuran. Tanah memainkan peran penting dalam menentukan kualitas dan efisiensi proses ini. Oleh karena itu, pemilihan lokasi dan kualitas tanah sangat diperhatikan oleh para petani garam.
3. Cuaca
Faktor ketiga yang memengaruhi kualitas garam adalah kondisi cuaca saat proses pembuatan. Cuaca dan kecepatan angin memiliki peran kunci dalam mengatur proses pembuatan garam, khususnya dalam aspek penjemuran. Ketika angin bertiup kencang, proses penjemuran akan berlangsung lebih lancar dan cepat.
Standardisasi Garam Laut Konsumsi
Garam yang beredar di pasaran harus mematuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI ini berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1994 mengenai produksi garam beryodium dan Keputusan Menteri Perindustrian No. 29/M/SK/2/1995.
Garam dari hasil produksi tradisional biasanya memiliki kualitas yang rendah. Sehingga, perlu pengolahan ulang agar dapat berguna sebagai garam konsumsi atau garam industri.
Garam laut sebagian besar terdiri dari natrium klorida yang membantu mengatur keseimbangan cairan dan tekanan darah dalam tubuh. Karena garam laut melalui proses yang minim, terdapat beberapa mineral seperti kalium, zat besi, dan kalsium dalam komposisinya.
Ini adalah alasan mengapa banyak anggapan bahwa garam laut lebih kaya nutrisi daripada garam meja. Pasalnya, garam meja melalui proses penggilingan berat dan menghilangkan sebagian besar nutrisinya. Meski begitu, jumlah nutrisi dalam garam laut tetap relatif sedikit.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan jumlah kalium, zat besi, kalsium, atau magnesium yang mencukupi, perlu mengonsumsi jumlah garam yang besar. Namun, mungkin akan lebih baik mencari sumber nutrisi tersebut dari makanan utuh.
Metode Lain dalam Pembuatan Garam
Sebenarnya, proses produksi garam tidak selalu menggunakan air laut. Ada beberapa metode lain yang perlu kamu pahami. Berikut uraiannya:
1. Penambangan Batu Garam
Ada metode lain dalam proses pembuatan garam, yaitu dengan mengambil batuan garam yang terdapat di dalam bumi. Hasil dari proses ini menghasilkan berupa garam kasar atau berbentuk batuan.
Biasanya, bahan baku garam tersebut terletak di bawah lapisan batuan di permukaan bumi atau bahkan di pegunungan. Pada masa lalu, garam memang menjadi bagian dari laut atau danau air asin.
Endapan garam yang cukup besar ini berkembang seiring berjalannya waktu ketika sistem saluran air kuno mengalami periode penguapan yang intens. Selanjutnya, ada perubahan geologi dan pergerakan tektonik selama beberapa dekade. Sehingga, manusia dapat menjangkau endapan garam ini melalui proses penambangan.
Proses penambangan garam biasanya dilakukan dengan cara yang serupa dengan penambangan mineral lainnya. Prosesnya melibatkan penggunaan alat khusus untuk memotong lapisan garam menjadi blok-blok besar.
Selain itu, ada praktik penggunaan bahan peledak untuk memecah blok menjadi fragmen-fragmen yang cukup kecil. Ini untuk mempermudah pengangkutan ke permukaan atau tepi pegunungan.
2. Pembuatan Garam dari Air Asin
Salah satu metode lain dalam pembuatan garam adalah dengan menggunakan air asin. Lapisan garam yang sama yang menghasilkan garam batu juga menghasilkan sebagian besar garam meja.
Perbedaan terletak pada cara kita mengekstraksi garam tersebut. Bukan dengan cara meledakkan lapisan garam dalam bentuk padatnya, penambangan garam hidraulik melibatkan pemompaan air di bawah permukaan bumi.
Air tersebut melarutkan endapan garam, membentuk air garam dalam proses tersebut. Kemudian, air garam ini dipompa kembali ke permukaan, di mana ia akan mengalami proses penguapan.
Sebelum mengeringkannya, ada proses mengangkut air garam ke pabrik pemurnian untuk menghilangkan kotoran, seperti magnesium dan kalsium. Hasil akhirnya adalah garam yang nyaris murni karena terdiri dari hampir 100% natrium klorida.
Sudah Tahu Bagaimana Proses Pembuatan Garam?
Proses pembuatan garam memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Sebab, garam adalah bahan penting yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Selain memberikan rasa pada makanan, garam juga digunakan dalam pengawetan makanan, produksi kimia, pengolahan air, dan banyak aplikasi lainnya.
Garam laut sendiri memiliki banyak manfaat, termasuk menjaga pencernaan dan meningkatkan kesehatan kulit. Intinya, proses produksi garam yang efisien dan berkualitas tinggi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berbagai sektor. Semoga bermanfaat!