Apa itu Populasi? Definisi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pada persoalan yang menimbulkan lingkungan hidup, istilah ini sering di ikut sertakan ke dalamnya. Hal tersebut terjadi karena populasi dapat meningkatkan degradasi dalam lingkungan hidup, khususnya manusia. Lantas, apakah asumsi tersebut adalah fakta? Oleh sebab itu, pahami faktor-faktornya terlebih dahulu!

Apa Itu Populasi?

Dalam ilmu biologi, istilah ini sudah sering muncul. Bahkan saat masih sekolah, populasi menjadi salah satu materi yang wajib ada. Istilah ini merujuk pada sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama dan juga memiliki tempat hidup yang sama.

Akan tetapi, berbeda jika melihat dari segi statistik yang menyatakannya sebagai data keseluruhan dengan penelitian ruang lingkup dan waktu tertentu. Meski memiliki arti yang berbeda-beda, namun istilah ini tetap memiliki dasar prinsip yang sama, yaitu merupakan kumpulan individu dengan ruang lingkup yang sama.

Pada ilmu biologi, komunitas individu tersebut dijadikan sebagai salah satu objek keilmuan untuk mempelajari proses perubahan genetika. Lalu, apa saja konsekuensi yang akan terjadi jika masalah ini menjadi upaya untuk melestarikan lingkungan?

Jika membahas tentang masalah pertumbuhan penduduk, pasti tidak akan melewatkan overpopulasi. Sebab pertumbuhan manusia yang terlalu berlebih sering dianggap dapat menghilangkan keanekaragam hayati dan sumber daya yang ada di bumi.

Banyak yang berasumsi bahwa, manusia adalah penyebab kemungkinan sumber daya tidak bisa dibagi ke spesies lain. Sehingga, makhluk hidup lainnya akan terancam. Suatu komunitas manusia dapat terhitung, apakah masih dalam batas wajar atau sudah menjadi overpopulasi.

Pertumbuhan Manusia

Perhitungan overpopulasi dapat Anda lihat melalui perkalian jumlah manusia dengan konsumsi per kapitanya. Jika tingkat konsumsi per kapita semakin tinggi, maka pertumbuhan manusia terbilang rendah menurut ekologisnya.

Sebaliknya, ketika jumlah manusia dan konsumsi meningkat, maka dunia akan semakin padat. Dengan demikian, tentu akan menyebabkan dampak peningkatan terhadap lingkungan di bumi.

Berdasarkan pernyataan Thomas Malthus dalam konsep Carrying Capacity, definisi tentang ukuran populasi memiliki maksimal yang dapat diterima oleh alam. Sehingga alam dapat memenuhi kebutuhannya.

Oleh sebab itu, tidak bisa dibantah bahwa pertumbuhan manusia dapat menyebabkan dampak pada sekitarnya. Mulai dari sumber daya alam seperti pangan, udara, fosil, lahan, air, bahan bakar, dan mineral. Selain itu, juga dapat menghasilkan limbah, seperti polusi udara, polusi air, gas rumah kaca, dan racun.

Walaupun banyak yang mempercayai bahwa overpopulasi menjadi penyebab dari kerusakan lingkungan. Namun, ada sebuah bukti signifikan yang menjelaskan bahwa klaim tersebut adalah palsu. 

Dari pandangan ini, kemudian dilakukan peninjauan lanjutan, yakni kepadatan penduduk dan pertumbuhan penduduk. Contohnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pertanian Oklahoma, yakni negara yang memiliki luas lahan sebesar 69.803 mil persegi.

Jika setiap individu memiliki ruang hidup mencapai 300 meter persegi, maka Oklahoma dapat menampung sekitar 19,49 miliar orang. Angkat tersebut hampir 3 kali lipat manusia yang ada di bumi, yakni 7 miliar.

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa, bumi masih memiliki ruang yang cukup untuk manusia. Akan tetapi, manusia harus memiliki tempat tinggal yang strategis secara mandiri. Dengan begitu, mereka dapat menemukan sumber mata pencaharian yang sesuai.

Oleh sebab itu, banyak manusia yang lebih memilih tinggal di kota-kota besar dengan akses dan fasilitas umum yang lengkap. Sehingga mereka juga dapat  merasakan perputaran ekonomi yang lebih cepat. Namun, kepadatan kota juga dapat mengakibatkan dampak negatif, seperti stres, kejahatan, polusi, dan lain-lain.

Lantas, apakah permasalahan tersebut dapat diselesaikan hanya dengan perpindahan penduduk saja? Jawabannya tentu tidak semudah itu, karena masalah kepadatan pendudukan adalah persoalan yang serius.

Kepadatan penduduk juga harus disertai pemerataan pembangunan pada fasilitas umum. Selain itu, semua makhluk hidup juga memiliki hak kehidupan dan habitat yang sesuai aslinya.

Ciri-Ciri Populasi

Dalam pembentukannya, population pasti memiliki ciri-ciri tersendiri. Secara umum, jumlah manusia di bumi ini memiliki karakteristik yang terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan ruang lingkup biologi dan statistik. Nah, berikut ini penjelasan lengkapnya:

1. Berdasarkan Ruang Lingkup Biologi

Pada ilmu biologi, Anda dapat melihat keberadaan kepadatan manusia berdasarkan struktur organisasi tertentu. Di mana struktur tersebut harus memiliki sifat konstan dan fluktuasi yang sesuai waktu. Melalui karakteristik ini, sejarah kehidupan manusia sudah ada sejak lahir hingga meninggal dunia.

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi jumlah manusia menurut lingkup biologi. Mulai dari dampak lingkungan dan perubahannya yang signifikan. Inilah beberapa ciri-ciri sekumpulan manusia yang membangun komunitas dalam ruang lingkup ilmu biologi:

  • Ada organisasi yang memiliki struktur dan sifat konstan. Selain itu, sifatnya juga harus fluktuasi saat mengikuti terjadinya waktu.
  • Terdapat sejarah kehidupan, yakni ontogenetik yang sudah muncul sejak manusia lahir, tumbuh, usia bertambah, menua, hingga meninggal dunia.
  • Dampak lingkungan yang berpengaruh dalam kehidupan dan mampu merespon lingkungan sekitarnya.
  • Di dalamnya terdapat hereditas.
  • Terjadinya integrasi dengan faktor-faktor yang memiliki hubungan erat genetik dan ekologi. Sebagai contoh, seperti kemampuan melakukan persistensi, adaptasi, dan reproduksi.

2. Berdasarkan Ruang Lingkup Statistik 

Ruang lingkup statistik lebih mengarah kepada kepadatan dan ukuran dari besaran komunitas individunya. Sehingga terdapat beragam variabel dan parameter di dalamnya. Keberagaman tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain seperti kelahiran dan kematian.

Karakteristik berdasarkan statistik adalah penyebaran yang ada di dalam populasi dengan pengaruh berbagai objek khusus. Mulai dari cuaca, iklim, struktur, dan umur yang sesuai dengan objeknya.

Dalam membangun sekumpulan individu yang erat, mereka memiliki ciri-ciri dalam ruang lingkup statistik. Antara lain sebagai berikut:

  • Kepadatan dan ukuran besaran manusia yang masuk ke dalam parameter utama, di mana kelahiran dan kematian menjadi faktor pengaruh utamanya.
  • Terdapat sebaran yang dipengaruhi oleh suatu objek yang berkaitan. Kemudian disusul oleh kondisi cuaca, iklim, umur, dan struktur yang berasal dari objek tersebut.
  • Adanya pengaruh dari komposisi genetik.
  • Munculnya dispersi atau sebaran, ini menjadi sebaran individu terhadap sekumpulan intra manusia di dalamnya.

Jenis-jenis Populasi

Secara umum, ada tiga jenis yang perlu Anda ketahui. Mulai dari berdasarkan jumlah, sifat, dan perbedaan lainnya. Adapun penjelasan lengkapnya tentang jenis-jenis komunitas individu ada di bawah ini:

1. Berdasarkan Jumlah

Jika melihat dari segi jumlahnya, population terbagi menjadi dua, yakni terbatas dan tak terbatas. Maksud dari terbatas adalah sumber daya yang terhitung, karena adanya batasan berdasarkan kuantitatif. Misalnya seperti saat tahun 1985, di mana ada 3 wanita saja yang memilih untuk melakukan program KB. 

Sementara itu, definisi tak terbatas yang dimaksud adalah sumber daya yang bentuk dan jumlahnya tidak bisa dinyatakan. Hal tersebut terjadi karena jumlahnya memang sudah melebihi maksimum. Misalnya jumlah narapidana di Indonesia.

2. Berdasarkan Sifat

Sama seperti jenis populasi berdasarkan jumlahnya, sifat juga memiliki dua bagian, yakni homogen dan heterogen. Homogen berarti manusia memiliki unsur dan sifat yang sama. Dengan demikian, jika dilihat dari kuantitatif jumlahnya, maka pertumbuhan manusianya tidak terlalu dipermasalahkan.

Berbeda dari homogen, heterogen merupakan jenis yang unsurnya memiliki sifat lebih bervariasi. Sehingga terdapat batasan, baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif.

3. Berdasarkan Perbedaan Lainnya

Jenis ini juga terbagi menjadi dua, yaitu target dan survei. Pada target, komunitas manusia akan ditentukan sesuai dengan masalah penelitian yang berkaitan. Sedangkan pada survei, maka akan meliputi hal-hal yang ada di dalam penelitian dan sedang berjalan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Populasi

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya fenomena ini, apa sajakah itu? Berikut penjelasannya:

1. Natalitas 

Tidak dipungkiri bahwa pengaruh pertambahan individu yang semakin banyak akan meningkatkan jumlah manusia di bumi. Akibatnya, population akan selalu berkembang dalam jumlah yang besar.

Fenomena tersebut biasa dijuluki sebagai natalitas atau kelahiran. Jadi, natalitas dapat terjadi karena adanya kelahiran baru. Setelah itu, kelahiran baru tersebut dapat melalui perkembangan yang cepat.

Pada faktor ini, ada dua aspek yang sangat penting untuk diperhatikan, yakni fertilitas dan fekunditas. Fertilitas merupakan tingkatan kinerja yang berkembang biak dan terealisasi menjadi sekumpulan organisasi manusia.

Fertilitas dapat diukur tinggi dan rendahnya dengan melalui seberapa banyaknya telur yang dilahirkan atau ditetaskan. Sementara itu, fekunditas adalah tingkatan potensi dan kinerja dari population dalam melahirkan atau memproduksi individu baru.

2. Moralitas

Angka kematian seseorang juga dapat mempengaruhi populasi manusia di dunia. Ada dua jenis moralitas, yakni berdasarkan ekologi dan minimum. Dalam kehidupan, keduanya sama-sama memiliki peran penting.

Pada moralitas ekologi, angka kematian individu akan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya. Lain halnya dengan moralitas minimum, yakni angka kematian individu yang dikarenakan oleh usia seseorang yang sudah tua dan rentan meninggal dunia.

3. Imigrasi 

Imigrasi bisa menjadi faktor paling nyata dalam mempengaruhi population. Terjadinya perpindahan yang dilakukan seseorang ke wilayah tertentu akan berdampak pada jumlah penduduk. Dengan demikian, imigrasi dapat membuat peningkatan atau penurunan dalam sebuah wilayah.

Imigrasi sendiri didefinisikan sebagai aktivitas pindahan dari tempat lama menuju ke tempat baru. Fenomena ini bisa terjadi karena keinginan dan situasi. Oleh sebab itu, fenomena ini tergantung pada pribadi orangnya.

Selain itu, imigrasi juga dapat diartikan sebagai masuknya penduduk baru ke wilayah lain. Baik itu untuk menetap secara singkat, maupun selamanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi imigrasi, antara lain adalah pernikahan, pekerjaan, pendidikan, dan sejenisnya.

4. Emigrasi 

Emigrasi merupakan perpindahan penduduk ke negara lain dengan tujuan untuk menetap secara permanen. Sebagai contoh, Anda adalah warga negara Indonesia yang akan menetap ke Italia, maka Anda telah dinyatakan melakukan emigrasi.

Emigrasi yang mempengaruhi populasi ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mendorongnya. Antara lain sebagai berikut:

  • Pada negara asalnya lapangan kerja tidak merata dan tersedia secara luas.
  • Peluang bisnis yang kurang dalam negara.
  • Kesempatan mendapatkan pendidikan tinggi tidak tersedia.
  • Adanya ancaman hukuman tertentu, karena ada masalah perorangan terhadap hukum di negaranya.
  • Kurangnya toleransi dan banyaknya masalah-masalah internal.
  • Tidak mampu menemukan pasangan di negara asalnya, sehingga tidak bisa melakukan regenerasi.
  • Adanya tekanan tertentu, khususnya tentang iman kepercayaan.
  • Lahan yang sempit, sehingga penduduk tidak memiliki peluang hidup yang baik.
  • Penindasan secara politik, ekonomi, dan hukum.
  • Negara mengalami krisis ekonomi.
  • Negara mengalami peperangan dan terorisme merajalela.
  • Bencana dan iklim tidak menentukan, sehingga membuat sumber daya berkurang.
  • Pertikaian terkait budaya.
  • Kepadatan penduduk yang terlalu berlebihan.

5. Penyempitan Wilayah

Suatu wilayah memiliki kawasan yang semakin sempit akan menjadi faktor terjadinya pengurangan population. Faktor ini tentu akan mempengaruhi kenyamanan individu untuk menetap, karena kepadatan akan membuatnya merasa kurang bagus untuk tinggal di wilayah tersebut.

Penyempitan wilayah akan menimbulkan terjadinya kepadatan penduduk meningkat. Faktor ini dapat disebabkan oleh kebiasaan sosial, khususnya dalam reproduksi dan perkembangan teknologi.

Maksud dari perkembangan teknologi adalah ilmu yang berpengaruh terhadap bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat. Di mana kedua teknologi dapat mempengaruhi kelahiran dan kematian secara signifikan. 

Apakah Populasi dan Sampel Itu Sama?

Jika membahas tentang komunitas manusia, maka sampel tidak akan ketinggalan untuk dibahas. Keduanya memiliki definisi dan arti yang berbeda-beda. Jadi, jangan sampai Anda salah menilainya.

Namun, keduanya masih saling berhubungan dan sering membahas objek yang sama. Di mana objek penelitiannya adalah satu kesatuan, sehingga seringkali definisi keduanya saling bersinggungan. Unsur yang membedakan antara populasi dengan sampel adalah terlihat dari segi jumlahnya. 

Pada komunitas, bertujuan untuk menunjukkan keseluruhan dari objek penelitian. Sementara itu, sampel merupakan bagian lebih kecil atau bahkan separuh objek penelitiannya. Dengan demikian, sampel memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit.

Sebagai contoh, ketika Anda melakukan survei ke desa A terhadap penggunaan ponsel merek Samsung. Pada desa tersebut, jumlah masyarakatnya mencapai 300 orang. Jumlah masyarakat menjadi population yang ada di desa A.

Supaya waktu dan tenaga dapat dipakai secara efisien, maka Anda memilih untuk melakukan survei dari 20 orang. Nah, jumlah 20 orang ini memiliki peran sebagai sampel.

Lantas, bagaimana untuk menentukan kesimpulan dari penelitian tersebut? Ketika Anda mengumpulkan data dari sampel, maka nantinya hasil akan menjadi perwakilan keseluruhan penduduk. Agar penelitian lebih akurat, Anda dapat mengambil sampel dengan memakai rumus 10:100.000.

Dampak Kepadatan Populasi Terhadap Kehidupan Manusia

Ketika wilayah mengalami kepadatan jumlah penduduk, tentu saja juga akan merubah tatanan kehidupan yang sudah ada di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, dampak negatif maupun positif akan terjadi. Berikut uraian mengenai dampaknya:

1. Pangan

Dampak paling signifikan adalah yang berkaitan tentang ketersediaan pangan di suatu wilayah. Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk lebih cepat dari ketersediaan pangan itu sendiri.

2. Lahan

Pertumbuhan penduduk yang meningkat secara cepat akan membuat kebutuhan tempat tinggal penuh dan terbatas. Akibatnya, penggusuran lahan pertanian untuk menjadi tempat tinggal adalah solusi yang sering dilakukan.

3. Air

Kebutuhan air bersih akan meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang semakin cepat. Bukan hanya untuk manusia, ketersediaan air juga dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Jadi, kepadatan populasi akan menyebabkan ketersediaan air semakin menipis di suatu wilayah.

4. Lingkungan

Perkembangan manusia dalam suatu wilayah akan menyebabkan kebutuhan barang terus meningkat. Contohnya seperti orang-orang yang mulai menggunakan transportasi dengan bahan bakar tertentu, antara lain mobil dan motor.

Penggunaan kendaraan di jalanan tentu akan memberikan dampak tertentu. Misalnya seperti kemacetan dan polusi udara yang semakin meningkat. Mengonsumsi energi secara berlebihan juga akan menyebabkan lingkungan bumi tercemar.

Jika lingkungan kotor, maka akan menimbulkan gejala penyakit. Baik itu penyakit sederhana maupun yang berbahaya. Sebagai contoh, manusia banyak yang membuang sampah secara sembarangan.

Nah, pemukiman penduduk yang padat tentu akan menimbulkan banyak sampah kotor. Hal tersebut terjadi karena mereka cenderung kurang mampu untuk menampungnya. Kebanyakan sampah tersebut dihasilkan dari limbah rumah tangga.

5. Pendidikan

Penduduk yang semakin banyak akan membuat sarana dan prasarana pendidikan semakin kecil. Ini karena kesempatan untuk menempuh pendidikan akan semakin sulit didapatkan. Sehingga persaingan antar penduduk juga akan meningkat dengan ketat.

6. Pekerjaan

Kepadatan penduduk yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap bidang pekerjaan, sehingga memunculkan pengangguran yang banyak. Ini terjadi karena jumlah penduduk akan terus bertambah, namun jumlah lowongan pekerjaan malah tidak berubah dan sebanding dengan jumlah populasi di suatu wilayah.

7. Kriminalitas 

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda, ada yang bersifat baik dan jahat. Peningkatan penduduk tentu akan menghadirkan sifat manusia yang bervariasi. Oleh sebab itu, kemungkinan kejahatan dan kriminalitas meningkat pun dapat terjadi.

Hal yang satu ini masuk ke dalam dampak secara tidak langsung. Selain itu, kriminalitas juga dapat terjadi karena minimnya pekerjaan. Dengan demikian, orang-orang akan terpaksa melakukan tindakan kejahatan. Mulai dari mencuri, begal, copet, dan sejenisnya.

Cara Mengatasi Populasi yang Membludak 

Selain memberlakukan program KB, ada juga beberapa cara lainnya yang harus dilakukan oleh pemerintah. Sehingga kepadatan penduduk dapat teratasi dengan mudah. Nah, berikut ini berbagai cara untuk mengatasi kepadatan penduduk yang membludak:

1. Program Transmigrasi 

Transmigrasi dapat berguna untuk mengatasi terjadinya kepadatan pendudukan. Di mana program ini tidak perlu menekan pertumbuhan penduduk itu sendiri.

Transmigrasi merupakan sebuah program yang bertujuan untuk memindahkan penduduk yang berada di wilayah padat ke wilayah jarang penduduk. Oleh sebab itu, melalui transmigrasi pemerataan penduduk dapat tercipta.

Jika penduduk sudah merata, tentunya hal ini juga akan mendorong pemerataan pembangunan di wilayah tersebut. Dengan demikian, program transmigrasi memang dapat mengurangi kepadatan penduduk secara signifikan.

Sebagai contoh, misalnya di Indonesia yang terkenal sebagai negara dengan banyak penduduk. Salah satu daerah yang memiliki kepadatan penduduk adalah pulau Jawa. 

Kini, pemerintah Indonesia sudah melakukan transmigrasi secara besar-besaran. Sasaran utama program ini adalah orang-orang yang berasal dari Jawa, kemudian mereka akan ditempatkan pada wilayah tertentu. Misalnya seperti pulau Kalimantan dan Sumatera.

Secara umum, penduduk yang mengikuti program transmigrasi akan diberikan fasilitas tempat tinggal dan lahan pertanian. Dengan demikian, program ini akan memberikan dampak positif ke semua pihak.

Bukan hanya pemerataan penduduk saja, namun juga memberantas pengangguran. Selain itu, lahan yang dulunya kosong juga akan ditempati untuk produktivitas kehidupan manusia.

2. Meratakan Lapangan Kerja

Kebanyakan orang memilih berpindah tempat tinggal karena adanya urusan pekerjaan. Populasi masyarakat dan lowongan pekerjaan memang memiliki ketimpangan yang sangat jelas. Apalagi lapangan kerja yang ada di kota kecil, sehingga membuat masyarakatnya memilih bekerja di kota besar.

Bukan hanya itu saja, lowongan pekerjaan cenderung mudah ditemukan pada wilayah dengan penduduk yang padat. Ini terjadi karena ketersediaan calon konsumen dan tenaga kerja yang banyak. Dengan demikian, produsen dapat melakukan penekanan gaji karyawan lebih mudah.

Dalam memberantas ini, maka pemerintahan dapat melakukan berbagai program untuk meratakan lapangan pekerjaan. Mulai dari pembangunan pabrik di luar wilayah padat penduduk, lahan perkebunan, dan pertanian baru untuk diolah masyarakat yang belum memiliki pekerjaan agar lebih produktif. 

3. Program KB

Solusi efektif untuk menekan kepadatan penduduk adalah dengan memberlakukan program KB atau Keluarga Berencana. Di Indonesia, program ini sudah ada sejak dulu dan banyak masyarakat yang telah mengikutinya. 

Pemerintah membuat program ini bertujuan untuk membatasi jumlah anak, sehingga setiap keluarga dianjurkan untuk memiliki 2 anak saja. Pada program ini, pemerintah memberikan beberapa anjuran agar tidak hamil.

Antara lain seperti pemberian obat tertentu, menggunakan suntik jarum, memakai alat kontrasepsi, dan lain sebagainya. Program ini telah terbukti dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. Sehingga jumlah penduduk tidak akan semakin tinggi.

Pemberian sosialisasi program KB juga harus dilakukan secara maksimal. Sehingga tidak akan ada kekeliruan yang terjadi, baik itu dari pihak masyarakat maupun dokter yang menanganinya.

Sudah banyak warga negara Indonesia yang mengikuti program KB ini. Namun, masih banyak juga yang belum menerapkannya. Hal tersebut terjadi karena mereka menganggap program KB tidak sesuai dengan prinsip dan kepercayaan yang dianutnya.

4. Menerapkan Undang-undang Pernikahan

Pada beberapa tahun ini, di Indonesia sedang marak tentang kasus penyimpangan norma yang dilakukan oleh anak-anak berusia remaja. Sudah banyak anak di bawah umur yang hamil di luar nikah, akibatnya mereka dikeluarkan dari sekolah dan dikucilkan oleh masyarakat. 

Kasus tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun hampir semua negara dapat mengalaminya. Selain menyebabkan dampak negatif untuk masa depan, namun fenomena yang terjadi dalam jangka panjang juga akan berdampak buruk terhadap kepadatan penduduk.

Sebagai contoh, jika anak usia SMP sudah melahirkan bayi, maka artinya anak usia muda sudah dapat memproduksi anak usia muda juga. Jika anak-anak usia sekolah telah memiliki bayi, maka populasi penduduk di Indonesia akan membludak dan akibatnya menjadi overpopulasi.

Tidak hanya sekedar hamil di luar nikah saja, namun di Indonesia juga seringkali terjadi fenomena perjodohan. Di mana orang tua sengaja menikahkan anaknya yang masih berusia muda, khususnya anak perempuan. Tidak tanggung-tanggung, orang tua akan menikahkan anaknya dengan orang yang jauh lebih tua.

Oleh sebab itu, pemerintah harus secara tegas menetapkan undang-undang untuk mengatasi permasalahan ini. Misalnya seperti peraturan mengenai minimal usia pernikahan bagi masyarakat. Ini bertujuan supaya angka pertumbuhan penduduk dapat ditekan secara maksimal. Sehingga kepadatan penduduk tidak terjadi.

5. Memberikan Tarif Tinggi untuk Imigran 

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah adanya imigran yang menetap. Terbukti dari penduduk Indonesia yang tidak 100% asli, sebab ada saja penduduk asing yang memilih tinggal di Indonesia. Mereka cenderung suka melakukan perjalanan dengan waktu yang tidak bisa ditentukan.

Ini karena banyak wisatawan yang cocok dengan kultur Indonesia dan memilih untuk menetap meski hanya sementara saja. Akan tetapi, aktivitas imigran dapat meningkatkan kepadatan penduduk.

Perpindahan orang asing yang masuk ke suatu wilayah akan disebut sebagai imigrasi. Lalu, pelaku dari imigrasi dijuluki sebagai imigran. Secara umum, saat melakukan imigrasi, mereka harus mengurus berbagai dokumen dan administrasi sesuai ketentuan wilayah yang didatanginya.

Oleh sebab itu, salah satu cara untuk mengatasi kepadatan penduduk adalah dengan menaikkan tarif administrasi. Dengan demikian, para imigran dapat memikirkan ulang untuk menetap ke wilayah tersebut. Sehingga mereka hanya dapat berlibur saja.

6. Membuka Pemahaman Tentang Kepadatan Penduduk

Populasi penduduk yang terlalu banyak dapat menjadi masalah yang serius untuk sebuah negara. Selain menjadi tuntutan untuk pemerintah, namun rakyatnya juga harus turut andil di dalamnya.

Setiap orang perlu mengerti dan memahami dampak negatif dari kepadatan penduduk. Karena dapat menimbulkan berbagai masalah baru dalam kehidupan masyarakat.

Oleh sebab itu, memberikan pengetahuan tentang seberapa buruknya dampak kepadatan penduduk kepada masyarakat adalah hal yang penting. Caranya dengan melakukan sosialisasi terkait kepadatan penduduk yang dapat berdampak negatif ke negara dan kehidupannya.

Jika sosialisasi berjalan dengan baik dan masyarakat memahaminya secara maksimal, maka mereka akan sadar tentang bahaya kepadatan penduduk. Sehingga mereka bersedia untuk membantu pemerintah menekankan jumlah pertumbuhan penduduk.

Selain itu, mereka juga akan sadar untuk menentukan jumlah anak yang sesuai. Dengan demikian, negara dapat meminimalisir terjadinya pembludakan manusia.

Sudah Paham Apa yang dimaksud Populasi?

Secara umum, kepadatan populasi akan memberikan dampak negatif. Baik itu untuk perorangan maupun semua pihak. Oleh sebab itu, supaya dapat menekan angka penduduk yang meningkat, sebaiknya lakukan cara-cara di atas!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page