Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkat Gen, Manfaat, & Contoh

Keanekaragaman hayati merupakan keberagaman makhluk hidup akibat adanya perbedaan. Mulai dari ukuran, bentuk, jumlah, hingga sifatnya. Keanekaragaman ini bisa dilihat dari persamaan ciri-ciri antara makhluk hidup yang satu dengan lainnya. 

Selain itu, keanekaragaman makhluk hidup ini berasal dari berbagai sumber. Sumber ini sendiri berasal dari suatu ekosistem. Ekosistem sendiri merupakan kumpulan organisme yang saling berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan sekitarnya. 

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan sebutan yang digunakan untuk keberagaman sumber daya alam. Hal tersebut meliputi jumlah dari ekosistem, spesies, maupun gen pada suatu tempat. 

Keanekaragaman sendiri merupakan keadaan yang variatif. Hal tersebut berlaku atas suatu hal akibat adanya perbedaan dalam beberapa hal. Mulai dari ukuran, bentuk, tekstur, maupun jumlahnya. Sementara hayati sendiri merupakan sesuatu yang  hidup.

Jadi, keanekaragaman makhluk hidup ini bisa terjadi akibat adanya perbedaan. Mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, penampilan, tekstur, dan sifat. Indonesia dengan keanekaragamannya ini sering dikenal dengan istilah biodiversitas. Hal tersebut berlaku baik untuk flora maupun fauna. 

Biodiversitas sendiri merupakan suatu tingkatan yang ada dalam bumi dan menjadi patokan untuk menentukan kesehatan dari bumi itu sendiri. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di ekosistem darat jumlahnya lebih tinggi daripada keanekaragaman ekosistem daerah kutub. 

Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan iklim atau cuaca. Perubahan yang terjadi pada suatu lingkungan ini bisa memberikan dampak yang buruk bagi spesies. Hal inilah yang bisa menyebabkan punahnya suatu spesies secara massal. 

Menurut catatan sejarah, sudah terjadi lima kepunahan massal selama kehidupan berlangsung. Jadi, sekitar 540 juta tahun yang lalu, eon fanerozoikum mengalami pertumbuhan keanekaragaman hayati yang sangat cepat.

Pertumbuhan spesies yang sangat cepat ini dikarenakan adanya ledakan pada saat organisme bersel banyak pertama kali muncul. Sekitar 400 juta tahun yang lalu, kepunahan massal pun terjadi sebagai sebuah kerugian yang besar. 

Selain itu, hutan hujan pun menjadi salah satu penyebab kepunahan massal. Ini dikarenakan adanya suatu karbon yang berlebihan. Setelah itu, ada juga kepunahan massal yang paling serius pada 251 tahun yang lalu. Pemulihan yang dilakukan pun memakan waktu sekitar 30 tahun. 

Kepunahan massal yang pernah terjadi hingga saat ini adalah kepunahan Paleogen. Ini terjadi sekitar 65 tahun juta yang lalu. Kepunahan ini menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Sebab, yang punah adalah hewan dinosaurus.

Dikarenakan adanya kepunahan dinosaurus ini, maka banyak jenis fauna yang hilang dari dunia. Sekarang, kehidupan dinosaurus hanya bisa dipelajari melalui buku saja.  

Definisi Keanekaragaman Hayati Menurut Para Ahli

Definisi dari keanekaragaman hayati juga dikemukakan oleh beberapa ahli, berikut beberapa di antaranya:

  1. Medrilzam dkk (2004) dalam Abidin et al., (2020): Keanekaragaman makhluk hidup merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan yang ada di bumi. 

Selain itu, istilah ini juga untuk menggambarkan keberagaman interaksi antar makhluk hidup, serta makhluk hidup dengan lingkungannya. 

  1. Widjaja et al., (2014): Keanekaragaman makhluk hidup adalah semua makhluk yang hidup di bumi. Ini termasuk dengan semua jenis tumbuhan, binatang, dan mikroba. 

Jadi, jenis keberagaman makhluk hidup ini saling berhubungan dan membutuhkan satu dengan lainnya. Tujuannya adalah untuk tumbuh dan berkembang agar membentuk sistem kehidupan baru. 

  1. Jurnal Buana Sains: Keanekaragaman makhluk hidup merupakan segala sesuatu yang mencakup seluruh bentuk kehidupan. Mulai dari gen, spesies, mikroorganisme, ekosistem, hingga proses ekologi. 

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman makhluk hidup terjadi dengan tingkatan. Mulai dari organisme dengan tingkatan paling rendah, hingga organisme dengan tingkatan paling tinggi. Lantas, apa saja tingkatan dari keanekaragaman makhluk hidup ini? Berikut uraiannya:

1. Tingkat Gen

Keberagaman makhluk hidup ini sudah dijelaskan dalam buku karya Siddhartha Mukherjee yang berjudul Gen. Jadi, yang membentuk ciri, kehidupan, dan sifat dari makhluk hidup ini adalah sesuatu yang ada dalam diri masing-masing makhluk hidup tersebut. Salah satunya adalah gen.

Gen merupakan arahan pembentukan dan pengoperasian tubuh dalam DNA. Di mana DNA ini ada di seluruh sel makhluk hidup. Pada keanekaragaman makhluk hidup di tingkat gen ini terjadi karena adanya variasi gen dalam suatu spesies makhluk hidup. 

Gen sendiri adalah faktor pembawa sifat keturunan yang bisa Anda jumpai dalam kromosom. Setiap susunan dari gen ini akan memberikan penampakan pada setiap organisme, baik dari anatominya maupun fisiologisnya. 

Apabila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda, baik pada sifatnya maupun secara keseluruhannya. Keanekaragaman hayati ini cukup mudah Anda kenali. Mulai dari nama ilmiah yang sama, perbedaan morfologi yang tidak terlalu mencolok, hingga memiliki variasi. 

Biasanya, keanekaragaman makhluk hidup untuk tingkat gen ini disebut dengan varietas. Berikut adalah contoh-contohnya:

  1. Contoh Keberagaman Makhluk Hidup Tingkat Gen (Tumbuhan)
  • Padi dengan varietas padi ciherang, padi ciliwung, dan lain sebagainya.
  • Mangga dengan varietas mangga arumanis, mangga manalagi, dan lain sebagainya.
  • Durian dengan varietas durian petruk, durian montong, dan lain sebagainya.
  1. Contoh Keanekaragaman Makhluk Hidup Tingkat Gen (Hewan)
  • Anjing dengan ras golden retriever, bulldog, dan lain sebagainya. 
  • Kucing dengan ras kucing anggora, kucing persia, dan lain sebagainya.
  • Sapi dengan ras sapi bali, sapi madura, dan lain sebagainya. 

Dalam keanekaragaman makhluk hidup tingkat gen ini, peningkatan bisa terjadi melalui persilangan yang memiliki sifat berbeda. Selain itu, hal ini juga bisa terjadi karena pembudidayaan hewan serta tumbuhan liar oleh manusia. 

2. Tingkat Spesies

Asal usul dari spesies yang ada dan apakah manusia merupakan keturunan dari kera dijelaskan dalam buku karya Michael Keller yang berjudul “Asal-Usul Spesies – On the Origin of Species”. 

Keanekaragaman makhluk hidup tingkat spesies ini bisa Anda temukan pada kelompok dengan famili yang sama. Di mana kelompok ini hidup dalam suatu tempat yang sama. 

Biasanya, semakin jauh tempat flora dan fauna tersebut tinggal dan tidak terjamah manusia, maka keanekaragaman spesiesnya pun akan semakin tinggi. Salah satu contohnya adalah di hutan:

  1. Contoh Keanekaragaman Makhluk Hidup Tingkat Spesies (Tumbuhan)
  • Tingkat genus (genus citrus): jeruk bali, jeruk manis, jeruk nipis. 
  • Tingkat genus (genus musa): pisang buah dan pisang serat.
  • Tingkat famili (famili poaceae): padi, jagung, dan alang-alang. 
  1. Contoh Keberagaman Makhluk Hidup Tingkat Spesies (Hewan)
  • Tingkat genus felis: kucing leopard, kucing rumahan, dan kucing hutan.
  • Tingkat genus bos: sapi berpunuk, sapi potong, sapi perah di Eropa, sapi asli Indonesia. 
  • Tingkat famili bovidae: sapi dan kerbau. 
  • Tingkat famili canidae: serigala dan rubah.

3. Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman hayati dalam tingkat ekonomi terjadi akibat adanya perbedaan dari letak geografis. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan durasi sinar matahari.

Adanya banyak perbedaan ini menyebabkan flora dan fauna yang menempati suatu daerah menjadi bervariasi. Berikut contohnya:

Contoh Keberagaman Makhluk Hidup Tingkat Spesies (Hewan)

  • Ekosistem lumut terletak di wilayah kutub yang didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang bisa dijumpai adalah beruang kutub.
  • Komunitas organik hutan konifer didominasi oleh tumbuhan berdaun seperti jarum. Beberapa contohnya adalah pinus atau cemara serta beruang. 
  • Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, epifit, dan liana. Hewan yang hidup di dalamnya adalah kera.
  • Komunitas organik padang rumput di wilayah kering pada ketinggian sekitar 4000 MDPL. Ekosistem ini didominasi oleh rerumputan. Pada ekosistem ini hidup mamalia besar, herbivora, serta karnivora. 
  • Ekosistem gurun dengan perbedaan suhu yang mencolok, antara siang dan malam. Selain itu, ada juga iklim panas, angin kencang, hujan yang sedikit, serta adanya kelompok tumbuhan xerofit yang mendominasi. Hewan yang bisa Anda jumpai adalah reptil dan mamalia kecil.
  • Ekosistem pantai yang didominasi oleh flora berbentuk pohon yang didalamnya terdapat serangga, hingga burung pantai.

Jadi, ciri dari vegetasi tumbuhan ini merupakan salah satu ciri untuk mengidentifikasi ekosistem pada suatu wilayah dengan mudah. Hal tersebut merupakan wujud dari interaksi yang terjadi antara tumbuhan, hewan, dan lingkungannya. 

Klasifikasi Keanekaragaman Hayati

Sistem klasifikasi dari keanekaragaman makhluk hidup ini terdiri dari tiga jenis. Mulai dari buatan, alami, dan filogenetik. Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari masing-masing jenis keanekaragaman makhluk hidup:

1. Klasifikasi Sistem Buatan

Dalam klasifikasi keanekaragaman dalam sistem buatan ini merupakan sistem klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri dari makhluk hidup tersebut. Sistem ini pada umumnya tersusun dari sifat yang sesuai sifat lainnya. 

Contohnya adalah pembagian makhluk hidup dalam dua kelompok oleh Aristoteles. Hal tersebut berdasar dari klorofilnya dan berdasar pada kemampuannya dalam berpindah tempat.

2. Klasifikasi Sistem Filogenetik

Lalu, untuk klasifikasi keanekaragaman hayati dalam sistem filogenetik ini dibuat berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Jadi, sistem filogenetik ini disusun berdasarkan pada persamaan sifat yang bisa diamati. 

Sistem klasifikasi ini membagi makhluk hidup dalam lima kerajaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Kingdom Monera: kingdom ini memiliki anggota dari organisme yang tidak memiliki membran inti. Contohnya adalah bakteri dan cyanophyta.
  2. Kingdom Protista: kingdom ini terdiri dari organisme tingkat rendah yang bersel satu. Contohnya adalah jamur, alga, dan protozoa.
  3. Kingdom Fungi: kingdom ini merupakan kelompok makhluk hidup eukariotik yang mirip dengan tumbuhan. Pengelompokan ini didasarkan pada struktur spora dan hifa yang dihasilkan.
  4. Kingdom Plantae: kingdom ini beranggotakan pada tumbuhan multiseluler dan memiliki klorofil. Kelompok ini dikenal sebagai organisme yang menghasilkan makanan sendiri. 
  5. Kingdom Animalia: kingdom ini dikenal dengan dunia hewan. Anggota dari kingdom ini adalah makhluk multiseluler dan eukariotik. Perlu Anda ketahui, bahwa animalia ini tidak memiliki klorofil, sehingga disebut sebagai makhluk hidup heterotrof.

3. Klasifikasi Sistem Alami

Sistem klasifikasi alami dari keanekaragaman makhluk hidup ini digagas oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Di mana gagasan ini mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada persamaan dan perbedaan dari morfologi secara alami. 

Contoh dari klasifikasi sistem alami ini adalah hewan yang berkaki empat, hewan bersirip, hingga hewan yang tidak berkaki. Tidak hanya hewan, ternyata tumbuhan juga bisa dikelompokkan dalam sistem klasifikasi alami. Contohnya adalah tumbuhan yang berdaun menyirip, hingga tumbuhan yang berdaun pita. 

Perlu Anda ketahui, bahwa sistem klasifikasi ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles. Sistem klasifikasi alami ini akan mengelompokkan organisme berdasarkan pada bentuk fisiknya. Aristoteles sendiri mengelompokkan makhluk hidup ke dalam dua kelompok, yakni hewan dan tumbuhan. 

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman ini tentunya sangatlah penting bagi kelestarian makhluk hidup. Hal tersebut dirangkum dalam karya F. Sufah yang menerangkan bahwa ada berbagai macam manfaat dari keanekaragaman makhluk hidup yang tersebar dalam berbagai bidang. Berikut adalah uraiannya:

1. Manfaat di Bidang Ekonomi

Baik hewan maupun tumbuhan bisa diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Bahkan, beberapa jenis kayu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Jenis kayu ini antara lain adalah kayu ramin, meranti, jati, dan gaharu. 

Beberapa tumbuhan juga bisa dijadikan sebagai sumber makanan. Di mana sumber makanan ini mengandung protein, karbohidrat, dan vitamin. Selain itu, ternyata ada juga tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan kosmetik.

Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan. Laut, sungai, maupun tambak merupakan sumber daya alam (perikanan) yang bernilai ekonomi. 

2. Manfaat di Bidang Pangan

Keanekaragaman hayati bisa Anda manfaatkan sebagai bahan pangan. Contohnya adalah tanaman sayuran, buah-buahan, hingga rempah-rempahan. Selain tanaman, hewan juga bisa Anda manfaatkan sebagai sumber pangan. Contohnya adalah hewan unggas dan ikan.

3. Manfaat di Bidang Sandang dan Papan

Keanekaragaman makhluk hidup juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan sandang dan papan. Contoh dari bahan sandang adalah tanaman kapas. Di mana tanaman kapas ini bisa Anda jadikan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. 

Selain tanaman, hewan juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan bahan sandang. Contohnya adalah kulit domba atau kambing yang digunakan untuk bahan pembuatan jaket. 

4. Manfaat di Bidang Ilmu Pengetahuan

Keanekaragaman flora dan fauna banyak dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini, masih banyak jenis flora maupun fauna yang belum dipelajari. Bahkan, masih banyak juga yang belum diketahui manfaatnya. 

Jadi, keadaan ini masih bisa Anda manfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian. Salah satu contohnya adalah penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. 

5. Manfaat di Bidang Sosial dan Budaya

Manfaat dari keanekaragaman hayati di bidang ini bisa dirasakan oleh masyarakat yang menetap di pegunungan, dataran rendah, hingga daerah yang dekat dengan wilayah perairan. 

Kegiatan memanen hasil hutan merupakan kebiasaan untuk kegiatan pertanian bagi masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Sementara masyarakat yang wilayahnya dekat dengan laut atau sungai memiliki kegiatan menangkap ikan. 

Jadi, masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri tentang alam. Lewat aturan yang ada, tentunya keanekaragaman makhluk hidup ini akan terus terjaga kelestariannya.

6. Manfaat di Bidang Ekologi

Keanekaragaman makhluk hidup merupakan komponen dari ekosistem. Salah satu contohnya adalah hutan hujan tropis. Di mana hutan hujan tropis ini memiliki nilai ekologis yang penting untuk bumi. Nah, berikut ini adalah nilai lingkungan yang penting dari keanekaragaman makhluk hidup untuk bumi:

  • Hutan hujan tropis adalah paru-paru bumi. Jadi, tentu saja kegiatan fotosintesis dari hutan hujan tropis ini bisa menurunkan kadar karbon dioksida dalam atmosfer. Sehingga, hal ini bisa mengurangi pencemaran udara, serta mencegah efek rumah kaca yang terjadi.
  • Menjaga iklim global tetap stabil. Caranya adalah dengan mempertahankan suhu dan kelembaban udara yang ada. Selain itu, masing-masing jenis dari organisme ini juga memiliki peranan dalam menjaga ekosistemnya tersebut. 

7. Manfaat Keanekaragaman Hayati di Bidang Farmasi

Manfaat dari keanekaragaman makhluk hidup yang terakhir bisa Anda lihat dalam bidang farmasi, salah satu contohnya adalah untuk kepentingan medis. 

Selain pengobatan tradisional, pengobatan modern juga sangat tergantung pada keragaman hayati yang ada. Terutama untuk tumbuhan dan mikroba yang digunakan. 

Jadi, sumber daya yang berasal dari tanaman liar, mikroorganisme, dan hewan ini sangatlah penting dalam proses mencari bahan aktif di bidang kesehatan. Sebab, banyak obat-obatan yang digunakan masyarakat saat ini adalah berasal dari tanaman.  

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Pada dasarnya, setiap negara sudah memiliki keanekaragaman makhluk hidup masing-masing. Baik flora maupun fauna yang ada pada suatu negara tentunya tidak akan selalu sama. Keanekaragaman makhluk hidup Indonesia terbagi menjadi dua, yakni flora dan fauna. Berikut uraiannya:

1. Keanekaragaman Flora

Perlu Anda ketahui, bahwa keanekaragaman hayati flora di Indonesia ini sangatlah banyak. Namun, salah satu yang cukup terkenal hingga ke luar negeri adalah bunga Rafflesia Arnoldi atau yang terkenal dengan sebutan bunga bangkai. 

Bunga ini bisa Anda temukan di hutan Sumatera. Flora yang ada di Indonesia ini termasuk dalam kategori flora Malesiana. Tumbuhan yang termasuk dalam flora Malesiana adalah tumbuhan yang memiliki batang yang sangat besar dan berdaun lebat. Bahkan, ada beberapa tumbuhan yang bentuknya seperti kanopi hutan.

2. Keanekaragaman Fauna

Berbeda hal dengan flora, fauna Indonesia terbagi berdasarkan garis Wallace dan Weber. Jadi, dari kedua garis inilah yang membuat fauna terbagi menjadi 3 wilayah, yakni fauna oriental, fauna peralihan, dan fauna Australian. Berikut penjelasannya:

  • Fauna oriental ini bisa Anda temukan pada wilayah Bali, Kalimantan, dan Sumatera. Hewan yang termasuk dalam fauna oriental ini adalah gajah, badak Sumatera, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga hewan burung, seperti jalak Bali, elang Jawa, dan lain sebagainya. 
  • Fauna peralihan ini terletak di daerah tengah kepulauan Indonesia. Contohnya adalah Kepulauan Nusa Tenggara. Flora maupun fauna yang ada pada bagian tengah Indonesia ini antara lain adalah maleo, anoa, dan rangkong Sulawesi. 
  • Fauna Australian berada di daerah Papua dan pulau sekitarnya. Contoh hewan yang termasuk dalam fauna Australian adalah burung cendrawasih. 

Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Gen 

Persilangan antara dua spesies yang sejenis merupakan salah satu penyebab dari keanekaragaman hayati tingkat gen. Keturunan dari hasil perkawinan tentunya berasal dari kedua induknya. 

Keberagaman individu dalam satu spesies merupakan akibat dari adanya kombinasi susunan gel. Hal tersebut bisa Anda lihat dari varietas yang terjadi secara alamiah maupun buatan, berikut penjelasannya:

  • Keanekaragaman tingkat gen (alamiah) yang terjadi secara alami merupakan salah satu akibat dari adaptasi dari masing-masing individu dengan lingkungannya. 

Tentunya, faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi sifat yang tampak dari suatu individu. Hal tersebut bisa terjadi selain karena ditentukan oleh faktor genetiknya.

  • Keanekaragaman tingkat gen (buatan) ini bisa terjadi melalui perkawinan silang. Salah satu contohnya adalah bisa Anda lihat dari berbagai jenis mangga.

Keanekaragaman makhluk hidup tingkat gen ini adalah variasi genetik dalam satu spesies. Cirinya adalah setiap individu memiliki banyak gen. Jadi, jika persilangan antar individu memiliki gen berbeda, maka akan menghasilkan keturunan dengan banyak variasi. 

Hal ini berlaku baik untuk antar populasi yang terpisah secara geografis maupun antara individu yang ada dalam satu populasi. Jadi, bentuk gen dari masing-masing individu ini bisa khas karena adanya tingkat keragaman gen yang tinggi. 

Upaya Pelestarian Hayati

Seluruh makhluk hidup di bumi seharusnya dijaga kelestariannya. Upaya pelestarian ini sebenarnya bisa dilakukan dengan beberapa cara. Namun, terdapat dua metode yang sering digunakan, yakni metode insitu dan eksitu. Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari masing-masing upaya pelestarian keanekaragaman hayati:

1. Metode Insitu

Upaya pelestarian hayati yang pertama adalah dengan metode insitu. Metode ini merupakan upaya pelestarian dari keanekaragaman makhluk hidup. Jadi, hal ini akan langsung dilakukan pada tempat dari flora maupun fauna tersebut berada. 

Pada metode insitu, perlindungan akan diberikan pada kawasan tinggal flora dan fauna yang ekosistemnya terancam punah. Ini biasanya dilakukan dengan pembuatan suaka marga satwa, hutan suaka alam, cagar alam, hingga taman nasional.

2. Metode Eksitu

Upaya pelestarian hayati selanjutnya adalah menggunakan metode eksitu. Metode eksitu ini adalah metode pelestarian makhluk hidup dengan mengambil flora dan fauna dari tempat aslinya.

Tujuannya adalah untuk melakukan konservasi, pengembangbiakan, dan perlindungan terhadap flora dan fauna tersebut. Metode ini dilakukan ketika tempat tinggal dari flora dan fauna tersebut sudah rusak. Jadi, tentunya butuh waktu agar flora dan fauna tersebut bisa tinggal di tempat aslinya kembali.

Metode eksitu ini juga merupakan salah satu upaya konservasi keanekaragaman makhluk hidup yang menggunakan cara mengumpulkan spesies langka. Dengan begitu, maka masa hidupnya bisa lebih lama. 

Selain itu, dalam metode eksitu ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni dengan menggunakan kebun binatang, taman hutan raya, atau taman safari. 

Sudah Paham Apa Itu Keanekaragaman Hayati?

Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui dari apa itu keanekaragaman hayati. Kesimpulannya, keanekaragaman ini adalah ragam variasi atau perbedaan sifat antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya dalam suatu tempat. Mari jaga keanekaragaman dan kelestarian flora dan fauna agar tidak punah!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page