Mengenal Apa Itu Pola Irama, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya!

Lagu yang kita dengarkan sehari-hari merupakan kumpulan nada-nada yang membentuk sebuah irama. Irama setiap lagu memiliki masing-masing pola yang unik. Untuk menyanyikan lagu yang merdu, para penyanyi dan pemain musik akan mengikuti pola irama yang telah ditentukan. Simak ulasan lebih lengkapnya berikut ini!

Pengertian Pola Irama

Irama dalam KBBI diartikan sebagai naik turunnya suatu bunyi atau nada dalam suatu lagu yang terjadi secara beraturan. Dalam dunia musik, irama juga memiliki hubungan yang erat dengan tempo atau cepat lambatnya suatu lagu.

Irama biasanya juga dikenal dengan sebutan ritme. Dalam seni musik, irama juga diartikan sebagai pengulangan nada atau not dan jeda istirahat atau interval yang terjadi dalam waktu tertentu.

Ketika kita mendengarkan suatu musik, kita pasti pernah memiliki dorongan untuk bergerak dengan cara mengetukkan kaki atau tangan saat mendengarkan musik. Dalam tahap ini, kita sudah bisa merasakan irama dalam suatu musik

Sementara itu, pola irama merupakan kumpulan bunyi atau nada yang disusun menggunakan teknik tertentu menjadi suatu birama. Sementara itu, birama merupakan ketukan yang berulang dalam waktu yang sama dan dalam tempo yang berulang secara teratur.

Pengertian lain dari pola irama, yaitu pola atau bentuk dari bunyi-bunyian yang memiliki irama dalam suatu musik. Bunyi-bunyian yang berirama tersebut berasal dari kumpulan alat musik dan melodi yang dimainkan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika pola irama adalah suatu kumpulan bunyi yang disusun menggunakan teknik tertentu pada suatu birama secara teratur dan berulang menjadi sebuah lagu atau musik.

Kumpulan dari beberapa bentuk irama tersebut menjadikan suatu lagu menjadi satu kesatuan yang berasal dari alat musik dan instrumen yang dipadukan dengan suara penyanyi, sehingga bisa bisa menjadi suatu lagu.

Jenis-Jenis Pola Irama

Setelah mengetahui apa itu bentuk irama, berikut adalah jenis-jenis irama yang biasanya dikenal secara umum:

1. Pola Irama Rata

Bentuk irama rata merupakan bentuk irama yang memiliki pembagian antara nada dan irama yang rata. Kita bisa menemukan bentuk irama yang satu ini secara mudah pada lagu anak-anak seperti lagu “Topi Saya Bundar”. Lagu ini menggunakan bentuk irama yang sangat rata, ketika membentuk birama. 

2. Pola Irama Tidak Rata

Selanjutnya ada bentuk irama tidak rata. Bentuk irama yang tidak rata ini merupakan bentuk irama yang memiliki pembagian nada berulang. Maksudnya, tidak ada kesamaan antara irama dan pulsa atau ketukan yang terjadi secara berulang atau teratur. 

Contoh lagu yang memiliki irama tidak rata, yaitu lagu yang berjudul “Ruri Abangku” karya AT. Mahmud.

3. Pola Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan bentuk irama yang biasanya menjadi ciri khas dari suatu daerah, suku, dan bangsa. Oleh karena itu, bentuk irama ini bisa kita lihat dari adanya perbedaan antara musik dan irama dari suatu lagu yang mewakili suku, daerah, atau bangsa tersebut.

Jika kita mendengarkan lagu dari Arab, Melayu, India, Latin, dan lain sebagainya, maka kita akan tahu perbedaannya.

4. Pola Sincope

Sincope merupakan bentuk irama yang tersusun ketika pulsa atau ketukan yang terjadi secara berulang dan teratur tersebut mendapatkan tekanan tertentu. Contoh dari penggunaan pola sincope dalam musik, yaitu pada musik-musik orkestra. 

5. Pola Ostinato

Selanjutnya ada pola ostinato. Pola ostinato, yaitu bentuk irama yang berasal dari suatu nada yang dinyanyikan secara berulang, sehingga hanya terdiri dari satu variasi saja. Ostinato sering digunakan dalam irama musik klasik, seperti salah satu contohnya yaitu Bitter Sweet Symphony.

Pola ostinato ini berasal dari Italia. Irama ini menggambarkan pengulangan musik yang dilakukan secara terus menerus. Sejak abad ke-15, pola ini sering diperdengarkan di Negara-Negara Eropa. Tidak hanya itu saja, pola ini juga sering diperdengarkan di Negara bagian timur.

Salah satu karya musik dengan pola ostinato yang cukup terkenal, yaitu karya Akira Ito Masamura Shizo.

6. Pola Ostinanti

Ostinanti merupakan kebalikan dari pola ostinato. Jika pola ostinato memiliki irama yang diulang sehingga hanya menghasilkan satu variasi nada saja, maka ostinanti adalah kebalikannya. Pola ostinanti memiliki irama yang terdiri dari banyak variasi nada yang berbeda-beda.

7. Polirotmik

Polirotmik merupakan penggabungan dari beberapa jenis irama pada alat musik. Sehingga, bisa menciptakan ciri khas nada tersendiri. Pola polirotmik juga memiliki tekanan yang kuat pada tinggi rendahnya suatu nada.

Contoh penerapan polirotmik, yaitu pada musik kesenian khas Jawa yang dipadukan dengan instrumen alat musik tradisional seperti gong, kendang, dan alat musik lainnya. Perpaduan tersebut terjadi secara bersama-sama, sehingga menciptakan pola polirotmik.

8. Polimerik

Polimerik yaitu irama yang tersusun dari berbagai instrumen alat musik yang dimainkan secara bersama-sama menggunakan pola yang berbeda-beda. Pola ini menghasilkan lagu atau musik yang akan terdengar lebih kompleks dan variatif. Polimerik sangat berbeda dengan pola rata yang terdapat pada lagu anak-anak.

4 Cara Menghitung Pola Irama

Berikut 4 cara yang bisa kamu terapkan saat menghitung bentuk irama:

1. Hitung Pengulangan Irama

Dalam perhitungan suatu pola atau bentuk irama, kita harus memperhatikan aspek ketukan berat dan pengulangannya. Hal ini karena pada dasarnya setiap bentuk irama akan selalu memiliki pengulangan dan ketukan berat. Dari setiap pengulangan dan ketukan berat tersebut akan menciptakan jarak atau interval di setiap ketukannya.

Jadi, jika pada hitungan terdapat pengulangan irama 3 kali, maka pola iramanya yaitu 3. Namun, perlu kamu ingat jika ketukan berat tidak selalu terletak di awal pengulangan. Oleh karena itu, untuk menghitung suatu bentuk irama dalam sebuah musik atau lagu, kamu harus selalu teliti dan hati-hati.

2. Hitung Irama Tambahan

Irama tambahan merupakan bentuk irama yang memiliki banyak tanda taktil dan polanya lebih rumit bila kamu bandingkan dengan irama dasar. Cara menghitung irama ini adalah dengan menjumlahkan taktil pada satu bar lagi. Jadi, apabila sebuah lagu mempunyai 7 tanda taktil pada satu bar, sehingga irama tambahannya yaitu ⅞.

3. Hitung Irama Dasar

Irama dasar merupakan bentuk irama yang mudah kamu hitung, karena bentuknya paling sederhana. Biasanya, irama ini terdiri atas 1 atau 2 tempat irama dan memiliki tanda taktil. 

Kamu bisa menghitungnya dengan cara menjumlahkan tempat irama pada 1 bar lagu. Sehingga, bila lagu mempunyai 3 irama pada satu bar, maka irama dasarnya 3/3.

4. Hitung Irama Kompleks

Irama kompleks merupakan bentuk irama yang paling rumit kamu hitung, sebab tanda taktilnya tidak beraturan dan sangat banyak. Sehingga, untuk menghitungnya, kamu bisa menjumlahkan tanda taktil pada 1 bar lagu. Kemudian, temukanlah pola di antara setiap tanda taktil itu.

Komponen dalam Musik Selain Irama

Musik tidak hanya terdiri dari irama saja. Berikut adalah komponen lain dari suatu musik selain irama:

1. Tanda Birama

Tanda birama adalah tanda yang digunakan untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu hitungan. Penulisan tanda birama biasanya dilakukan menggunakan ukuran seperti 2/4, 3/4, dan seterusnya. Nilai nada dalam satu kali ketukan bisa kita lihat dari angka yang ada di atas penyebut atau tanda garis miring (/).

2. Tempo

Tempo adalah ukuran kecepatan dalam suatu birama lagu. Nilai tempo yang besar biasanya terjadi ketika lagu yang dimainkan menjadi semakin cepat. Tempo juga merupakan aspek krusial dalam suatu seni musik.

3. Aksen

Aksen merupakan aspek penekanan yang berasal dari ketukan tertentu. Kita dapat merasakan akses seperti halnya merasakan puisi yang mendikte. Aksen berisi berbagai campuran tertentu dari jenis-jenis suku kata yang memiliki tekanan tertentu maupun suku kata yang tidak memiliki tekanan.

4. Ketukan

Ketukan dalam suatu irama terdiri dari 2 jenis, yaitu ketukan kuat dan ketukan lemah. Dalam setiap ketukan kuat, ketukan pertama akan menghasilkan nada yang lebih berat. Sementara itu, dalam ketukan lemah akan menciptakan irama yang lebih lemah.

5. Harmoni

Harmoni yaitu kumpulan nada yang dimainkan secara bersama-sama, sehingga menghasilkan bunyi yang indah. Jika kamu mendengarkan sebuah lagu dan merasa bahwa lagu tersebut enak untuk di dengar, maka kamu sudah bisa merasakan aspek harmoni dalam suatu lagu.

6. Sinkopasi

Sinkopasi merupakan irama yang tidak sama. Setiap orang pasti memiliki ketukan yang berbeda-beda. Dalam ketukan lemah, ketukan sinkopasi akan bisa memberikan penekanan. Hal ini ditandai dengan adanya tanda birama 4/4 yang ada pada nada kedelapan.

7. Timbre

Timbre adalah dua nada yang berada dalam satu konstruksi instrumen yang sama kuat dan sama tinggi. Konstruksi tersebut akan menghasilkan nada dengan sifat yang berbeda. Oleh karena itu, timbre sering disebut sebagai kualitas atau warna suara yang tercipta dari suatu sumber bunyi dan instrumen alat musik.

8. Tangga Nada

Tangga nada merupakan susunan dari serangkaian nada yang membentuk suatu tangga. Dalam tangga nada, biasanya akan ada satu nada yang menjadi dasar atau acuan yang akan diikuti oleh nada-nada berikutnya.

9. Melodi

Melodi dalam suatu musik atau lagu merupakan tingkatan nada yang terbentuk dari tinggi rendah serta panjang pendeknya suatu nada. Kehadiran melodi akan memberikan warna dalam suatu musik atau lagu.

10. Dinamika

Dinamika yaitu suatu tanda yang digunakan untuk memainkan nada dengan volume yang lembut atau nyaring. Fungsi dari dinamika, yaitu sebagai salah satu aspek yang akan menunjukkan nuansa dalam suatu musik atau lagu. Nuansa musik tersebut dapat berupa nuansa senang, sedih, datar, dan masih banyak lagi.

Sudah Tahu Tentang Pola Irama?

Pola irama merupakan kumpulan irama yang berasal dari bunyi dan instrumen yang tersusun menjadi suatu lagu. Kumpulan irama ini juga memiliki berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan pengulangan ketukan. Bentuk irama ini juga bisa dihitung dengan memperhatikan aspek ketukan dan jeda interval di antaranya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page