Bengkulu adalah salah satu daerah di pulau Sumatera yang memiliki beberapa karya tradisional peninggalan leluhur. Contohnya adalah baju adat, tarian, senjata tradisional, serta rumah adat. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai rumah adat Bengkulu.
Daftar ISI
Apakah Nama dari Rumah Adat Bengkulu?
Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang beragam bahkan masing-masing mengandung filosofi dan maknanya tersendiri.
Daerah Bengkulu mempunyai rumah adat yang biasa disebut dengan Bubungan Lima. Mengapa dinamai Bubungan Lima? Hal tersebut menggambarkan rumah adat Bengkulu yang memiliki bentuk 5 limas membumbung atau atap yang menyusun.
Dahulu, rumah adat Bubungan Lima merupakan tempat tinggal para raja dan keluarga bangsawan. Sedangkan untuk saat ini, dalam rangka menjaga kelestariannya, rumah ini beralih fungsi yang sebelumnya merupakan tempat hunian, menjadi tempat berlangsungnya upacara adat masyarakat Bengkulu.
Apa saja Ciri Khas Bubungan Lima?
Karakteristik yang paling menonjol dari rumah adat Bengkulu selain dari bentuk atap susunnya adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi Bangunan
Rumah adat Bubungan Lima memiliki konstruksi bangunan di atas panggung kayu tinggi. Hal ini bertujuan untuk menghindari banjir masuk ke dalam rumah dan memberikan sirkulasi udara yang baik.
2. Dinding Kayu
Dinding rumah adat Bubungan Lima biasanya terbuat dari kayu. Pada beberapa dinding tertentu, kayu diukir dengan ukiran yang mempunyai motif rumit. Motif-motif ukiran ini mencerminkan budaya dan kepercayaan dari masyarakat Bengkulu.
3. Atap Rumah
Atap rumah adat Bengkulu ini mempunyai ciri khas atap yang bertumpukan dan material atap rumah ini biasanya terbuat dari ijuk pohon enau. Akan tetapi, lambat laun material atap diganti dengan seng.
4. Tiang Penyangga
Karena rumah adat Bubungan Lima merupakan rumah panggung, maka diperlukan tiang yang menyangganya. Tiang yang dibutuhkan untuk menopang rumah adalah sebanyak 15 tiang yang tingginya sekitar 1,8 m.
Pada tiang penyangga, banyak terdapat ukiran-ukiran dengan motif yang khas. Ukiran tersebut memiliki makna tersendiri menurut masyarakat setempat, antara lain:
- Pohon ru yang menggambarkan pohon cemara yang tumbuh di lingkungan sekitar Bengkulu.
- Pohon hayat yang dipercaya masyarakat Bengkulu sebagai pohon kehidupan manusia.
- Bunga melati yang melambangkan keindahan.
- Kembang empat yang melambangkan kebahagian dan keberuntungan.
- Bunga raflesia menggambarkan bunga asli dari daerah Bengkulu.
- Matahari yang merupakan lambang dari sumber energi kehidupan manusia.
Motif ukiran pada rumah adat Bengkulu ini banyak diambil dari pepohonan dan bunga karena melambangkan tentang kehidupan manusia dan kelangsungan alam semesta.
5. Anak Tangga
Anak tangga yang ada dalam rumah ini juga cukup unik karena selalu berjumlah ganjil sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat.
Pembagian Ruangan Bubungan Lima
Rumah adat Bubungan Lima memiliki pembagian 9 ruangan dan mempunyai aspek fungsional masing-masing, seperti:
1. Berendo (Teras)
Ruangan ini berfungsi untuk menyambut dan menemui tamu yang berkunjung dalam waktu singkat atau tamu yang tidak terlalu akrab. Selain itu, ruangan ini juga biasa digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.
2. Hall (Ruang Tamu)
Hall atau ruang tamu pada rumah ini digunakan untuk menyambut kerabat dekat yang berkunjung atau tamu istimewa lainnya. Ruangan ini juga biasa digunakan untuk acara adat seperti pernikahan pada saat prosesi meminang atau acara selamatan.
3. Bilik Gedang (Kamar Utama)
Pada rumah adat Bengkulu, kamar utama disebut dengan bilik gendang. Anak-anak yang masih kecil, biasanya akan tidur sekamar bersama orang tua mereka di ruangan ini.
4. Bilik Gadis (Kamar Anak Gadis)
Ruangan selanjutnya pada rumah ini yaitu bilik gadis atau kamar yang khusus untuk anak gadis yang beranjak dewasa agar dapat beristirahat dengan tenang dan aman. Bilik gadis terletak di sebelah bilik gedang yang bertujuan agar orang tua dapat mengawasi anak gadisnya dengan mudah.
5. Ruang Tengah
Ruang tengah pada rumah ini biasa digunakan untuk kumpul keluarga atau beristirahat tamu jauh. Kadang juga untuk tidur laki-laki bujang yang ada di dalam rumah.
6. Ruang Makan
Ruangan selanjutnya dalam rumah ini yaitu ruang makan yang digunakan untuk makan dan bercengkrama bersama keluarga.
7. Dapur
Seperti dapur pada umumnya, dapur pada rumah adat Bubungan Lima juga berfungsi sebagai tempat untuk memasak.
8. Garang
Garang dalam rumah adat ini adalah sebuah tempat penyimpanan air yang bernama gerigik. Tempat ini digunakan untuk mencuci kaki dan tangan penghuni rumah sebelum memasuki rumah.
9. Berendo Belakang (Teras Belakang Rumah)
Berendo belakang atau teras belakang rumah bisa digunakan oleh para wanita untuk bersantai dan bercengkrama bersama pada sore hari.
Baca Juga : Rumah Adat Aceh: Jenis, Fungsi, Filosofi, dan Ciri Khasnya
Filosofi Rumah Adat Bengkulu
Selain teknik arsitekturnya yang unik, rumah adat bengkulu ini memiliki arti dan makna simbolis yang mendalam. Pembangunan rumah adat selalu tidak luput dari aspek kearifan lokal, lingkungan, kepercayaan, adat istiadat, hingga nilai sejarah yang tinggi.
Bagian rumah Bubungan Lima terbagi menjadi tiga inti, yaitu atas, tengah, dan bawah. Berikut makna pada tiap-tiap bagian tersebut:
1. Rumah Adat Bengkulu Bagian Atas
Posisi atas melambangkan penghormatan. Makna penghormatan sendiri fokus pada hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada bagian ini terdapat ornamen atau ukiran selembayung yang letaknya ada di ujung atap rumah. Ornamen itu memiliki makna sebagai lambang rasa syukur dan penghormatan kepada Sang Maha Pencipta.
2. Rumah Adat Bengkulu Bagian Tengah
Bagian ini menjadi pusat atau tempat beberapa ruangan yang ada di dalam rumah seperti hall, berendo, bilik-bilik, ruangan makan, ruang tengah, dan ruang belakang. Di sinilah tempat seluruh anggota keluarga atau penghuni rumah melangsungkan interaksi sosial mereka.
Filosofinya ruangan ini menggambarkan bahwa hubungan harmonis sesama manusia adalah salah satu poin yang penting dalam kehidupan. Bahkan, ada ruangan yang diberi nama bilik gadis yang bertujuan memberi penjagaan untuk anak gadis pemilik rumah dengan memberikannya kamar khusus.
3. Rumah Adat Bengkulu Bagian Bawah
Bubungan Lima merupakan rumah adat menyerupai panggung sehingga memiliki pilar atau tiang sebagai penopang. Bagian bawah atau kolong fungsinya untuk menyimpan hasil bumi dan alat-alat pertanian masyarakat setempat. Fungsi lainnya bisa pula menjadi lahan atau kandang hewan ternak.
Hal tersebut sebagai simbol yang melambangkan bahwa manusia memiliki rasa menghargai terhadap makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan.
Berikut ringkasan dari prinsip-prinsip yang telah kita pelajari dari filosofi rumah adat Bubungan Lima:
- Harmonisasi dengan alam, yang mana desain rumah mengikuti bentuk alam sehingga membuatnya menyatu dan selaras dengan lingkungan sekitar.
- Perpaduan antar elemen, di mana semua elemen (tembok, atap, dinding) memiliki rancangan dan pemasangan yang pas hingga terwujud kombinasi yang baik.
- Fungsionalitas pembangunan yang sangat memperhatikan detail fungsi dan kebutuhan penghuni.
- Konsep kesederhanaan, karena rumah adat ini hanya menggunakan bahan bangunan yang mudah diperoleh oleh masyarakat setempat dan prosesnya pembuatannya juga tidak rumit.
- Keharmonisan keluarga, yang didukung adanya ruangan khusus untuk kegiatan keluarga, seperti ruang tamu, makan, hall, dan lainnya.
Baca Juga : 10+ Pakaian Adat Bengkulu: Jenis, Makna, dan Pemakaiannya
Sudah Memahami tentang Rumah Adat Bengkulu?
Setiap mempelajari aneka ragam peninggalan leluhur di Indonesia, kita tentunya semakin mengenal bahwa Indonesia sangat kaya akan budaya. Terlebih setelah menyelami materi seputar rumah adat Bubungan Lima. Melihat ciri khas serta filosofi yang berharga dari rumah adat Bengkulu ini, kita sebagai agen penerus bangsa sudah sepatutnya lebih bangga, bukan? Oleh sebab itu, mari menjadi warga yang senantiasa menjaga dan melestarikan budaya negara Indonesia, salah satunya yaitu rumah adat.