5 Teori Terbentuknya Alam Semesta yang Paling Terkenal

Proses terbentuknya alam semesta masih menjadi misteri hingga saat ini. Namun, ada beberapa teori yang muncul mengenai bagaimana proses pembentukan alam semesta. Pada artikel berikut, kami akan menguraikan penjelasan teori terbentuknya alam semesta lengkap dengan penemunya. 

5 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Berikut ini beberapa teori paling fenomenal terkait proses pembentukan alam semesta:

1. Teori Big Bang, Teori Terbentuknya Alam Semesta Paling Terkenal

Teori Big Bang merupakan teori yang paling terkenal mengenai proses penciptaan alam semesta. Secara umum, teori ini meyakini bahwa ledakan besar pada 13,7 miliar tahun yang lalu merupakan awal terbentuknya semesta. 

Selain itu, teori ini juga menggambarkan bahwa terbentuknya alam semesta sebagai suatu ekspansi materi yang kemudian meledak. Para peneliti yang percaya dengan teori ini mengumpamakannya dengan suatu balon raksasa yang meledak akibat terisi oleh udara secara terus menerus. 

Sisa ledakan tersebut kemudian menjadi bibit-bibit terbentuknya sebuah galaksi, sistem tata surya, dan berbagai objek pengisi lainnya. Adapun ahli pertama yang mengungkapkan teori ini adalah Alexandra Friedman pada tahun 1922. Kemudian dalam perkembangannya, muncul beberapa ahli yang melanjutkan teori ini. 

Seorang astronom asal Amerika Serikat bernama Edwin Hubble mengungkapkan bahwa pada awalnya bintang-bintang tersebut berkumpul di suatu titik yang disebut sebagai volume nol. Namun pada suatu waktu, volume nol tersebut meledak dan kemudian mengembang. 

Nah, setelah terjadinya ledakan tersebut, semua galaksi dan bintang-bintang yang ada mengalami pergeseran menuju ke spektrum merah. Pergeseran tersebut menyebabkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan juga menjauhi satu sama lain sehingga berbentuk seperti saat ini. 

Walau begitu, teori ini mendapatkan penolakan dari Sir Fred Hoyle pada abad ke 20. Sebab, menurut Hoyle, ukuran alam semesta itu tidak terbatas dan juga tidak memiliki batas waktu, sehingga akan ada sepanjang masa. Untuk itu, menurutnya, ledakan itu memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)

Teori terbentuknya alam semesta selanjutnya disampaikan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Herman Bondi yang mana merupakan seorang ahli astrofisika asal Inggris. Adapun teori Keadaan Tetap yang mereka sampaikan berbunyi bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak akan berakhir. 

Bahkan, mereka mengatakan bahwa alam semesta akan ada sepanjang masa dan tidak akan mengalami perubahan. Untuk itulah, teori ini dikatakan sebagai kontra dari teori Big Bang. 

Selain itu, dalam teori statis juga menyebutkan bahwa saat alam semesta mengembang, maka materi baru akan muncul. Materi ini muncul dalam jumlah yang tepat sehingga menjaga stabilitas alam semesta. Setelah munculnya materi baru tersebut, maka galaksi baru akan terbentuk dan alam semesta tidak akan berubah. 

Walau begitu, teori ini juga menerima penolakan, terutama dari beberapa ahli kosmolog. Penolakan ini terjadi lantaran adanya suatu kebenaran pada teori Big Bang dan alam semesta juga memiliki batasan usia. 

Tidak hanya itu, penolakan ini juga terjadi karena adanya suatu fakta bahwa terdapat radiasi gelombang mikro kosmis. Gelombang ini sebenarnya telah diprediksi sebelumnya oleh teori Big Bang, sehingga teori Big Bang dianggap lebih rasional atau masuk akal.

3. Teori Mengembang dan Memampat, Teori Terbentuknya Alam Semesta Paling Unik

Teori Mengambang dan Memampat juga disampaikan oleh Fred Hoyle yang merupakan seorang ahli di bidang astrofisika asal Inggris. Dalam teori ini, disebutkan bahwa galaksi-galaksi baru akan terus muncul dalam rangka mengganti galaksi-galaksi yang telah tiada.

Lebih lanjut, isi dari teori Mengambang dan Memampat ini yaitu adanya suatu solusi yang terjadi di alam semesta kita. Nah, setiap siklus yang terjadi akan mengalami masa ekspansi atau mengembang dan satu masa kontraksi atau memampat.

Untuk setiap siklusnya, alam semesta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berproses, yaitu hampir 30 miliar tahun. Siklus-siklus atau ekspansi ini akan terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membangun unsur lainnya yang lebih rumit. 

Secara sederhananya, cara kerja terbentuknya alam semesta pada teori ini yaitu ketika proses ekspansi berjalan, maka bintang-bintang dan beberapa galaksi akan terbentuk. Setelah terjadinya ekspansi pada bintang dan galaksi, mereka akan memampat yang bersamaan dengan keluarnya cahaya panas tinggi.

4. Teori Alam Semesta Kuantum, Teori Terbentuknya Alam Semesta Terbaru

Teori Alam Semesta Kuantum pertama kali diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966 lalu. Dalam teorinya, alam semesta dinyatakan sudah ada sejak awal. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa alam semesta akan terus ada sepanjang masa. 

Teori ini mungkin hampir mirip dengan teori Keadaan Tetap, namun lebih lanjut William menyebutkan bahwa alam semesta tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, alam semesta hanya memiliki partikel-partikel subatomik. 

5. Teori Berayun

Teori terbentuknya alam semesta ini merupakan kelanjutan dari teori Big Bang. Dalam teori ini, terungkap bahwa gerak galaksi dan bintang saling menjauh satu sama lain. 

Setelah berjauhan, galaksi dan bintang akan menunjukkan gerakan yang semakin melambat, lalu berhenti, dan akhirnya mengalami kontraksi atau pengkerutan karena pengaruh gaya gravitasi.

Lebih lanjut, teori ini juga mengungkapkan bahwa setelah galaksi dan bintang melambat hingga mengkerut, maka materi tersebut akan memadat kemudian akhirnya meledak. 

Proses peledakan ini tidak akan menyebabkan materi yang ada menjadi rusak, tetapi materi-materi tersebut hanya akan berubah tatanannya. Teori ini mengacu pada sebuah hipotesis yang menyebutkan bahwa alam semesta tidak bertepi dan tidak ada batasannya. 

Teori Terbentuknya Tata Surya

Lebih khusus mengenai alam semesta, ada beberapa teori yang muncul mengenai proses terbentuknya tata surya kita. Berikut ini beberapa penjelasan teori tentang terbentuknya tata surya dan planetnya:

1. George Comte de Buffon

Menurut George Comte de Buffon tahun 1745, tabrakan komet dengan permukaan matahari membuat matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak tertentu dan berbeda. Kelemahan dari teori ini yaitu tidak menjelaskan secara jelas asal datangnya komet tersebut. 

2. Rene Descartes

Berdasarkan pendapat Rene Descartes, ruang angkasa pada dasarnya terisi oleh fluida alam semesta. Sedangkan planet-planet terbentuk dalam suatu pusaran materi atau gas.

3. Pierre Laplace

Menurut Pierre Laplace, awan gas dan debu yang berputar akan memadat dan memadu secara perlahan akibat dari adanya gaya gravitasi bumi. Selama memadu, momentum sudut bertahan dengan mempercepat putaran, sehingga menyebabkan terjadinya pemipihan. 

Selama proses kontraksi ini, bagian pusat pusaran akan menjadi matahari, sementara materi yang terlepas dari piringan pusaran akan membentuk sejumlah cincin. Selanjutnya, materi di sekitar cincin pun akan membentuk pusaran yang lebih kecil, sehingga tercipta planet-planet. 

4. Clerk Maxwell

Clerk Maxwell menentang teori terbentuknya alam semesta, termasuk tata surya yang disampaikan oleh Laplace. Menurutnya, cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel padat. Untuk alasan tersebut, menurut Laplace, planet tidak akan dapat terbentuk karena bahan yang membentuk alam semesta terdiri dari gas.

5. Chamberlin dan Moulton

Berdasarkan pendapat dari ahli geologi bernama Thomas C. Chamberlin dan ahli astronomi bernama Forest R. Moulton, matahari sudah ada sebagai bagian dari berbagai jenis bintang yang banyak. Hingga pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak jauh. 

Hal ini pun menyebabkan terjadinya peristiwa pasang naik pada permukaan dari matahari. Kemudian sebagian dari massa matahari tertarik ke arah bintang yang melaluinya. Material yang tertarik tersebut ada yang kembali ke matahari dan ada juga yang terlepas menjadi planet-planet. 

6. Jeans dan Jeffreys

Teori terbentuknya alam semesta dan tata surya yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys hampir sama dengan teori dari Chamberlin dan Moulton. Namun secara khusus, Jeans dan Jeffreys menggambarkan peristiwa pasang surut tersebut seperti sebuah cerutu.

Maksudnya, ketika ada bintang yang lewat mendekati matahari, massa matahari akan tertarik sehingga membentuk seperti cerutu. Setelah cukup jauh, pusaran materi tersebut menetes dan tetesannya pun membentuk planet-planet.

Sudah Paham Apa Saja Teori Terbentuknya Alam Semesta?

Pada kesimpulannya, ada cukup banyak teori tentang proses terbentuknya alam semesta. Akan tetapi, teori yang paling terkenal yaitu teori Big Bang. 

Walaupun begitu, tugas terpenting kita saat ini adalah menjaga alam semesta terutama bumi dari segala jenis ancaman kerusakan yang ada. Semoga artikel ini bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page