Urutan Prosesi Upacara Adat Ujungan dan Ritual Pemanggil Hujan 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Sehingga, ritual adat masih menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di berbagai daerah. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan urutan prosesi upacara adat Ujungan.

Ujungan adalah salah satu upacara adat yang memiliki makna dan fungsi khusus. Upacara ini dilakukan dalam rangka mengundang datangnya hujan. Prosesi Ujungan melibatkan serangkaian ritual dan tata cara yang diwariskan secara turun-temurun. Seperti apa? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Prosesi Upacara Adat Ujungan?

Ujungan merupakan tradisi permainan berirama yang berasal dari daerah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ritual ini melibatkan pertarungan dua individu yang saling memukul menggunakan rotan sambil diiringi musik gamelan. Tujuan utama dari tradisi Ujungan sendiri adalah untuk memohon datangnya hujan.

Dalam pelaksanaannya, urutan proses upacara adat ujungan diutamakan agar para peserta tidak memendam kemarahan atau rasa benci satu sama lain. Mereka saling memukul sambil bercanda dan tertawa, yang pada akhirnya menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat. 

Dalam tradisi ini, para peserta juga menunjukkan keahlian mereka ketika menggunakan tongkat untuk memukul lawan. 

Selain itu, umumnya Ujungan dipimpin oleh seorang wasit yang menggunakan tongkat panjang atau selendang, untuk memimpin jalannya pertandingan.

Latar Belakang Prosesi Upacara Adat Ujungan

Asal-usul Upacara Adat Ujungan
Asal-usul Upacara Adat Ujungan | Sumber Gambar: Redaksi.inibaru.id

Perlu kamu pahami, bahwa tradisi ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dengan alam sekitarnya. Sehingga, sebelum membahas secara rinci tentang urutan prosesi upacara adat Ujungan dan ritualnya, penting untuk memahami latar belakang dan maknanya.

Jadi, asal mula tradisi Ujungan berawal dari kejadian di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, pada sekitar tahun 1813. Pada masa itu, Desa Gumelem Wetan mengalami masa kekeringan yang panjang, yang mengakibatkan para petani sering bersaing untuk mendapatkan air untuk pertanian mereka.

Suatu hari, terjadi pertengkaran di sebuah sumber air antara dua petani yang sedang berebut air untuk menyiram sawah. Seorang penduduk bernama Ki Singakerti berusaha melerai pertengkaran tersebut, namun upayanya tidak berhasil. 

Akhirnya, Ki Singakerti memberikan kepada keduanya sebuah kayu untuk saling menyerang. Pertarungan tersebut berlangsung cukup lama, yang menyebabkan kedua petani mengalami luka-luka dan pendarahan. Inilah yang melatarbelakangi  urutan prosesi upacara adat Ujungan

Sebab, tak lama setelah itu, hujan turun dengan derasnya. Kedua petani kemudian menyadari kesalahan mereka dan saling meminta maaf, serta bersyukur kepada Tuhan atas turunnya hujan. Peristiwa pertarungan antara kedua petani ini menjadi titik awal dari tradisi Ujungan.

Baca Juga : 7 Upacara Adat Aceh yang Masih Dilestarikan dan Tradisinya

Urutan Proses Upacara Adat Ujungan

Prosesi Upacara Adat Ujungan
Prosesi Upacara Adat Ujungan | Sumber Gambar: Kompas.com

Sebagaimana latar belakang dan asal usulnya, masyarakat menjadikan Ujungan sebagai tradisi yang dalam pelaksanaannya menggunakan serangkaian ritual. Berikut ini adalah rangkaian prosesi upacara adat ujungan yang perlu kamu ketahui:

1. Persiapan Fisik dan Spiritual

Sebelum melakukan upacara Ujungan, para peserta akan melakukan persiapan fisik dengan melengkapi diri mereka dengan senjata sebatang rotan sepanjang 60 cm. Biasanya, sebelum bertarung, para peserta juga melakukan persiapan spiritual dengan melaksanakan ritual atau tirakat, seperti puasa, ngebleng, dan mutih.

Sebab, dalam praktiknya, upacara Ujungan bukan hanya perihal menentukan siapa yang lebih kuat secara fisik, namun juga mempertaruhkan harga diri. Maka dari itu, tak heran, apabila para peserta membekali diri mereka masing-masing dengan kekuatan spiritual, agar dapat mengalahkan lawan.

2. Pelaksanaan Pertandingan

Urutan prosesi upacara adat Ujungan berikutnya adalah pelaksanaan pertandingan. Para peserta yang memegang senjata pohon rotan akan mengarahkan serangan pada lawan, mulai dari pusar ke bawah.

Setiap pertarungan akan diawasi oleh wasit yang disebut wlandang atau bobotoh. Wasit ini lah yang mengawasi jalannya pertandingan dan menentukan pemenangnya. Biasanya, wasit akan menggunakan selendang atau tongkat sebagai alat untuk memimpin pertandingan. 

Satu ronde pertarungan disebut sebagai satu pajon, di mana peserta bertarung dengan lawannya hingga salah satu di antara mereka kalah.

3.  Akhir Pertandingan

Penentuan pemenang menjadi akhir dari urutan prosesi upacara adat Ujungan. Masyarakat setempat mempercayai bahwa semakin banyak darah yang keluar selama pertarungan, maka semakin cepat hujan akan turun.

Inilah sebabnya, peserta tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga memperoleh dukungan kekuatan gaib atau supranatural melalui ritual yang telah mereka persiapkan. Tujuannya, selain untuk memperoleh kemenangan, juga sekaligus menjadikan tubuh mereka lebih kebal terhadap serangan lawan.

Aturan dalam Prosesi Upacara Adat Ujungan

Saat melaksanakan urutan prosesi upacara adat Ujungan, terdapat sejumlah peraturan yang harus para peserta patuhi. Peraturan ini cenderung mirip dengan aturan pada pertandingan biasa, seperti:

  • Tidak diizinkan memukul bagian kepala dan kemaluan lawan, sehingga hanya boleh memukul bagian pinggang ke bawah. 
  • Sasaran utama dari serangan adalah tulang kering dan mata kaki lawan, baik di bagian kanan maupun kiri. 
  • Setiap serangan yang berhasil mengenai sasaran tersebut, disebut sebagai “Balan”, di mana penyerang yang berhasil memukul sasaran akan mendapatkan poin.
  • Penentuan pemenang dalam permainan ini bukan hanya dari jumlah poin Balan yang mereka dapat, tetapi juga dari peserta yang keluar dari arena atau menyerah.

Perkembangan Upacara Adat Ujungan Saat Ini

Upacara Adat Ujungan Saat Ini |
Upacara Adat Ujungan Saat Ini | Sumber Gambar: Data.spektakel.id

Pada mulanya, tujuan utama masyarakat melakukan urutan prosesi upacara adat Ujungan adalah untuk memanggil hujan saat musim kemarau melanda, seperti yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. 

Namun, seiring berlalunya waktu, tradisi Ujungan telah berevolusi, dari sekadar upaya memohon hujan, menjadi pertunjukan seni dan hiburan. Dalam pertunjukannya, tidak ada lagi penentuan pemenang, sebab pertandingan akan berhenti saat kedua orang yang bertanding merasa puas.

Sayangnya, tradisi ini mulai menghadapi ancaman kepunahan. Masyarakat mulai melupakan urutan prosesi upacara adat Ujungan. Padahal, seni bela diri ini merupakan bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang telah ada selama ribuan tahun.

Sebab, Ujungan tidak hanya mengajarkan sportivitas, tetapi juga mengakar kuat nilai persaudaraan. Kesenian ini merupakan warisan budaya nenek moyang yang menggabungkan pencak silat, musik, tari, dan nilai-nilai mulia.

Baca Juga : Upacara Panggih, Kelanggengan Pengantin Jawa Penuh Makna

Sudah Lebih Tahu Urutan Prosesi Upacara Adat Ujungan?

Kesimpulannya, Ujungan merupakan tradisi kuno Indonesia yang bermula dari upaya memohon hujan. Dalam pelaksanaannya, terdapat tata cara dan urutan proses upacara adat Ujungan yang harus dipatuhi oleh para peserta. Mulai dari persiapan, pertandingan, dan penentuan pemenang.

Sayangnya, tradisi ini kini berada di ambang kepunahan. Sehingga, penting bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah yang tegas guna melestarikan tradisi ini. 

Misalnya, melalui dokumentasi, pendidikan, dan upaya pengenalan kepada generasi muda. Tujuannya, agar Ujungan tetap lestari sebagai warisan budaya yang berharga. 

Dengan begitu, makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi Ujungan juga akan selalu relevan dalam mempertahankan persatuan dan semangat gotong royong di tengah tantangan modern. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page