Apa Itu Hormon LH? Fungsi, Cara Kerja, Serta Gangguannya

Hormon LH (Luteinizing Hormone) adalah salah satu hormon yang berperan penting dalam sistem endokrin manusia. Perannya menjadi kunci dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, terutama reproduksi pada tubuh, baik pria maupun wanita. Lalu, apa lagi peran hormon ini dalam tubuh kita, dan bagaimana cara kerjanya? 

Yuk, temukan jawabannya dengan menyimak artikel ini!

Pengertian Hormon LH

Luteinizing Hormone adalah kepanjangan dari LH, atau jika dalam bahasa Indonesia yaitu hormon Luteinizing. LH termasuk hormon gonadotropin yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior, kelenjar endokrin yang terletak di otak. 

Asal muasal hormon ini dinamai “luteinizing” yaitu karena pada awalnya LH diidentifikasi melalui peranannya dalam pengaturan luteinization. Apa itu? Luteinization merupakan pembentukan korpus luteum dari folikel telur dewasa yang terjadi selama siklus menstruasi wanita.

Peran utama luteinizing hormone adalah mengatur sistem reproduksi manusia. Meskipun lebih sering dikaitkan dengan wanita, akan tetapi LH juga memiliki peran penting dalam sistem reproduksi laki-laki. 

Pada wanita, hormon LH memiliki peran spesifik dalam mengatur siklus menstruasi dan proses reproduksi. Caranya adalah dengan mengatur produksi hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron. 

Sedangkan pada pria, perannya adalah merangsang testis untuk memproduksi hormon seks pria, yaitu testosteron. 

Apa Saja Fungsi Hormon LH pada Pria dan Wanita?

Fungsi hormon LH
Fungsi hormon LH | Sumber Gambar : NCBI

Hormon LH memiliki beberapa fungsi penting bagi pria dan wanita, khususnya dalam mengatur sistem reproduksi. Namun demikian, fungsi dan peran hormon ini pada keduanya sedikit berbeda karena peran LH terkait erat dengan perkembangan dan fungsi organ reproduksi sesuai dengan jenis kelamin. Bagaimana perbedaanya?

4 Fungsi Hormon LH pada Wanita

Intip penjelasan rinci fungsi luteinizing hormone pada wanita berikut ini. 

1. Regulasi Hormon Seks

Sebagai hormon gonadotropin, LH berperan dalam mengatur produksi hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron. Estrogen adalah hormon yang mendukung pertumbuhan folikel ovarium dan pengaturan siklus menstruasi. 

Sementara progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum setelah ovulasi, mempersiapkan rahim untuk implantasi embrio jika terjadi pembuahan.

2. Pembentukan Korpus Luteum

Lantaran Luteinizing Hormone meregulasi hormon seks, maka LH juga berkontribusi pada pembentukan korpus luteum setelah ovulasi. Korpus luteum adalah struktur sementara yang terbentuk dari folikel ovarium yang telah melepaskan sel telur. 

Setelah sel telur dilepaskan ke rahim, maka akan ada produksi hormon progesteron yang penting dalam mempertahankan kondisi yang sesuai untuk implantasi embrio jika terjadi pembuahan. Nah, korpus luteum inilah yang menghasilkan hormon progresteron tersebut.

3. Pengaturan Ovulasi

Selain itu, salah satu fungsi utamanya pada reproduksi wanita adalah mengatur proses ovulasi, karena ia ynag mengatur hormon seks. Ovulasi adalah pelepasan sel telur matang dari ovarium yang siap untuk pembuahan oleh sperma. 

Maka dari itu, proses dan pengaturan ovulasi sangat penting dalam reproduksi karenaproses tersebut dapat mengindikasikan kapan seorang wanita dapat hamil. Jika kita memiliki LH yang baik, maka ovulasi akan berjalan teratur, sehingga kita bisa mengetahui kapan saat terbaik untuk terjadinya pembuahan.

4. Kontrol Siklus Menstruasi

Mengatur Menstruasi
Mengatur Menstruasi | Sumber Gambar : Freepik

Hormon LH bersama dengan hormon folitropin (FSH) membantu mengatur siklus menstruasi pada wanita. Keduanya bekerja bersama untuk mengatur pertumbuhan folikel ovarium dan perkembangan sel telur yang akan dilepaskan selama ovulasi. Proses inilah yang memungkinkan siklus menstruasi berjalan dengan teratur.

Lalu, Apa Fungsi Hormon LH pada Laki-Laki?

Nah, luteinizing Hormone pada laki-laki juga memiliki setidaknya empat fungsi pada laki-laki. 

1. Stimulasi Produksi Testosteron

Pembentukan Otot
Pembentukan Otot | Sumber Gambar : Freepik

Pertama, hormon LH memiliki peran kunci dalam merangsang testis untuk memproduksi hormon seks pria, yaitu testosteron. Utamanya, hormon seks pria berperan penting dalam produksi sperma.

Selain mempengaruhi  reproduksi, hormon seks pria juga memengaruhi perkembangan karakteristik seksual sekunder laki-laki. Misalnya, yaitu pertumbuhan bulu wajah, suara yang lebih dalam, dan perkembangan otot.

Baca Juga : Hormon Testosteron: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, & Gangguannya

2. Mempertahankan Keseimbangan Hormonal

Kadar testosteron yang seimbang dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan seksual dan reproduksi laki-laki. Pasalnya, kadar testosteron yang seimbang pada pria penting untuk perkembangan dan fungsi organ seksual laki-laki, termasuk produksi sperma. 

Di sinilah peran hormon LH, yaitu membantu mempertahankan keseimbangan ini. Caranya, yaitu dengan merangsang produksi testosteron ketika diperlukan dan menghentikannya ketika kadar testosteron sudah mencukupi. 

3. Menjaga Fungsi Seksual

Selain itu, produksi testosteron yang dipengaruhi oleh keberadaan LH juga memainkan peran dalam fungsi seksual laki-laki. Sebab, testosteron memengaruhi libido (nafsu seksual) dan kemampuan ereksi seorang pria.

4.Mengatur Pertumbuhan dan Perkembangan

Terakhir, selama masa pubertas, LH juga membantu mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh laki-laki karena pengaruhnya pada kadar testosteron tadi. Pertumbuhan tersebut termasuk pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, dan perkembangan organ seksual sekunder.

Bagaimana Cara Kerja Hormon LH?

Luteinizing Hormone (LH) memiliki cara kerja sangat kompleks dan terintegrasi dengan sistem endokrin manusia. Jadi, untuk membantumu memahaminya, inilah penjelasan lengkapnya. 

1. Pengaturan oleh Hipotalamus

Proses dimulai di bagian hipotalamus, yaitu bagian otak yang menghasilkan berbagai hormon pelepas gonadotropin (GnRH). GnRH adalah sinyal awal yang merangsang kelenjar pituitari anterior untuk memproduksi LH.

2. Produksi Hormon LH oleh Kelenjar Pituitari

Setelah menerima sinyal GnRH, kelenjar pituitari anterior mulai menghasilkan LH. Namun, produksi LH ini adalah respons terhadap sinyal GnRH yang hanya terjadi dalam siklus tertentu. Misalnya, pada wanita, terutama selama siklus menstruasi.

3. Transportasi melalui Aliran Darah

Kemudian, setelah diproduksi, LH masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke organ target. Pada wanita, organ targetnya adalah ovarium, sedangkan pada pria yaitu testis. 

4. Interaksi Hormon LH dengan Sel-sel Target

Berikutnya, di dalam ovarium atau testis, LH berinteraksi dengan reseptor hormon pada sel-sel target. Pada wanita, LH bertindak pada sel-sel granulosa dalam folikel ovarium yang matang. Sedangkan pada pria, LH merangsang sel leydig di testis.

5. Stimulasi Produksi Hormon Seks

Lalu, interaksi dengan hormon LH tersebut akan memicu produksi hormon seks tertentu. Pada wanita yaitu produksi estrogen dan progesteron, yang memengaruhi perkembangan folikel ovarium dan ovulasi. 

Sementara itu, LH merangsang produksi testosteron pada pria, yaitu hormon seks pria yang penting untuk perkembangan karakteristik seksual sekunder dan produksi sperma.

6. Umpan Balik Negatif 

Jika kadar hormon seks sudah cukup, maka tubuh akan memberikan umpan balik negatif kepada hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak. Kemudian, kelenjar tersebut akan mengurangi produksi GnRH dan LH. 

Dengan demikian, sistem ini diatur oleh mekanisme umpan balik untuk menjaga keseimbangan hormonal.

Gangguan yang Terjadi pada Hormon LH dan Penanganannya

Luteinizing Hormone dapat mengalami gangguan, baik dalam produksi maupun dalam kadarnya. Akibat gangguan pada LH adalah terganggunya pula fungsi sistem reproduksi dan keseimbangan hormonal dalam tubuh. Simak beberapa gangguan Luteinizing Hormone di bawah ini.

1. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Pertama, terdapat PCOS, yaitu gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita. Salah satu ciri PCOS adalah tingginya kadar LH dalam darah. Akibatnya, kondisi ini dapat mengganggu ovulasi dan menstruasi. 

Beberapa lagkah untuk menangani gangguan ini adalah dengan menerapkan perubahan gaya hidup, atau menggunakan obat-obatan dan intervensi medis jika diperlukan. 

Dokter dapat meresepkan obat untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi gejala seperti hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebihan) dan masalah kehamilan.

2. Gangguan Infertilitas pada Testis

Sedangkan pada laki-laki, gangguan dalam produksi atau respons terhadap LH dapat menyebabkan masalah reproduksi, seperti infertilitas. Gangguan semacam ini dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti hipogonadisme. 

Sementara, usaha untuk penanganannya dapat mencakup terapi hormon untuk mengembalikan keseimbangan hormonal.

3. Menopause

Selama menopause pada wanita, kadar LH meningkat secara signifikan. Fenomena tersebut merupakan tanda bahwa ovarium telah berhenti berfungsi dan tidak lagi merespons LH. Akibatnya, ovarium tidak menghasilkan sel telur lagi. Inilah peristiwa yang disebut sebagai menopause.

Perubahan hormonal selama menopause dapat menyebabkan gejala seperti hot flash atau gelombang panas tubuh, perubahan mood (suasana hati), dan penurunan massa tulang. Gejala-gejala tersebut tentunya sangat tidak nyaman.

Namun, dalam beberapa kasus, dokter akan merekomendasikan terapi hormon untuk mengatasi gejala tersebut.

Baca Juga : Sistem Hormon: Definisi, Struktur, Cara Kerja, dan Gangguannya

Bagaimana Cara Mengetahui dan Menangani Gangguan Hormon LH?

Fungsi hormon tersebut sangat vital, khususnya dalam regulasi hormon seksual untuk reproduksi baik pada pria maupun wanita. Faktanya, gangguan pada hormon LH dapat berdampak signifikan pada tubuh, sehingga kita perlu memiliki pengetahuan mengenai LH dan gangguannya.

Meski begitu, penting untuk kita ingat bahwa pengelolaan dan penanganan gangguan LH harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang berpengalaman. Selain itu, kita juga memerlukan diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat agar dapat mengatasi gangguan hormonal dan meningkatkan kesejahteraan pasien.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page