Mengungkap Isi Teori Emile Durkheim Mengenai Sosiologi

Teori Emile Durkheim secara umum membahas tentang Ilmu Sosiologi. Filsuf asal Perancis ini juga menjelaskan bagaimana kehidupan sosial masyarakat. Menjadi filsuf pertama yang menempatkan sosiologi sebagai ilmu, tidak heran jika teorinya menjadi salah satu sumber pembelajaran ilmu sosiologi.

Durkheim juga mengembangkan banyak teori sosiologi. Dalam proses penelitian, Durkheim menggunakan pendekatan empiris dengan gabungan teori sosiologi. Lantas apa isi teori sosiologi milik Emile Durkheim? Simak rangkuman lengkap berikut ini!

Sekilas Tentang Emile Durkheim

Emile Durkheim
Emile Durkheim | Sumber Gambar: Lingkar Studi Filsafat Discourse

Sebagai filsuf dan sosiolog Perancis pertama, Emile Durkheim mendapat panggilan “Bapak Sosiologi Modern”. Dalam karirnya di bidang sosiologi, Durkheim adalah orang pertama yang mendirikan departemen sosiologi di salah satu universitas di Eropa.

Kemudian, di tahun 1986 Durkheim menerbitkan jurnal ilmu sosial pertama yang berjudul “L’Année Sociologique”. Jurnal tersebut berisikan kumpulan-kumpulan riset tentang sosiologi.

Sementara Teori Emile Durkheim umumnya membahas tentang tatanan sosial dan fakta sosial. Berkat pengetahuannya tentang sosiologi, Durkheim mengajar ilmu sosial di Universitas Bordeaux. Semenjak itu, Durkheim mereformasi sistem pendidikan di Perancis dan mengenalkan studi ilmu sosiologi dalam kurikulumnya.

Pada tahun 1893, Durkheim menerbitkan karya besar pertama yang berjudul “The Division of Labor in Society”. Karya tersebut berisi tentang pengaruh norma-norma sosial terhadap individu dalam suatu masyarakat.

Dua tahun kemudian, yaitu pada 1895 Durkheim mendirikan Departemen Sosiologi pertama di Eropa. Departemen tersebut berada di Universitas Bordeaux.

Tepat di tahun 1902, Durkheim menjadi tokoh sosiologi paling populer. Kuliah sosiologi miliknya pun menjadi satu-satunya mata kuliah wajib bagi mahasiswa. Selain itu, dalam perjalanan karirnya, Durkheim pernah menempati posisi penting, yaitu penasihat Kementerian Pendidikan Perancis.

Sedangkan karya terakhir Durkheim berjudul “The Elementary Forms of The Religious Life” terbit pada tahun 1912. Karya tersebut membahas tentang agama yang menjadi fenomena sosial.

Teori Emile Durkheim

Emile Durkheim dan Filsuf Sosiologi
Emile Durkheim dan Filsuf Sosiologi | Sumber Gambar: Cleoweb

Salah satu tujuan hidup Emile Durkheim adalah menjadikan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri dan terlepas dari pengaruh psikologi maupun filsafat. Menurutnya, sosiologi tidak bisa dipahami hanya dalam keadaan mental murni.

Maka dari itu, Teori Emile Durkheim tentang Ilmu Sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu teori fakta sosial dan solidaritas sosial. Menurutnya, fakta sosial harus menjadi inti persoalan dalam sosiologi dan harus diteliti menggunakan riset empiris.

Hal tersebut membedakan sosiologi sebagai kegiatan empiris, sedangkan filsafat sebagai kegiatan mental. Sayangnya, fakta sosial menurut Emile Durkheim ini mendapat banyak kritikan, karena kurang memberikan penekanan pada aspek individu yang menjadi aktor sosial.

Durkheim juga menjelaskan bagaimana kehidupan sosial masyarakat. Lewat tatanan sosial ini, Durkheim melihat bagaimana masyarakat bisa hidup harmonis.

Guru besar ilmu sosiologi pertama di Perancis ini juga memberikan analisis empiris pada tatanan sosial lain, seperti pembagian kerja, sosiologi agama, moral, dan kesadaran kolektif masyarakat.

Ada banyak fenomena yang menjadi pokok persoalan dalam teori Durkheim. Fenomena tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat. 

Kemudian, Durkheim mengembangkan teorinya berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku sosial manusia sebagai aktor utama di bidang sosial.

Durkheim juga menjadikan individu sebagai bagian dari sistem sosial yang memiliki orientasi terhadap lingkungan sekitarnya. Cara pandang inilah yang membuat Durkheim menerbitkan banyak karya tulis dan berkontribusi langsung terhadap kurikulum pendidikan di Perancis tentang ilmu sosiologi.

Isi Teori Emile Durkheim

Masyarakat Sosial
Masyarakat Sosial | Sumber Gambar: Sinaumedia

Seperti penjelasan sebelumnya, Durkheim membagi Ilmu Sosiologi menjadi dua teori, yaitu fakta sosial dan solidaritas sosial. Kedua teori tersebut memiliki penjelasan yang berbeda terhadap fenomena sosial masyarakat. Adapun isi dari kedua teori tersebut, yaitu:

1. Fakta Sosial

Menurut Durkheim, fenomena sosial terdiri berdasarkan dua cakupan, yaitu fakta sosial dan solidaritas sosial. Fakta sosial merupakan seluruh cara dalam bersikap atau bertindak. Adapun ciri-ciri dari fakta sosial dalam teori Emile Durkheim antara lain:

  • Memiliki sifat eksternal terhadap individu. Artinya, fakta sosial berada di luar cakupan individu.
  • Bersifat umum, yaitu fakta sosial tersebar secara meluas dalam lapisan masyarakat.
  • Memaksa individu.

Dari konsep fakta sosial tersebut, melahirkan konsep kesadaran kolektif. Konsep ini terdiri dari beberapa hal, seperti perasaan, kepercayaan, norma, dan tekad bersama.

Secara keseluruhan, fakta sosial dalam teori Durkheim ini berisi tentang bagaimana cara individu dalam berpikir, bertindak, hingga berperasaan di luar individu serta memiliki kekuatan yang sifatnya memaksa, lalu mengendalikannya.

Tata cara berpakaian, tatanan hukum, moral, adat, kepercayaan, dan kaidah ekonomi merupakan contoh dari fakta sosial menurut pengamatan Emile Durkheim terhadap ilmu sosiologi.

Ketika fakta tersebut dilanggar atau tidak dipatuhi, maka individu akan menerima sanksi yang sudah diatur. Contoh, seorang siswa tidak memakai seragam yang lengkap, seperti dasi dan topi saat upacara. Siswa tersebut mendapat sanksi berupa hukuman membersihkan toilet atau sanksi lainnya.

Fakta sosial memang bersifat memaksa individu dengan memberikan sanksi atau hukuman. Tujuannya adalah mengatur ketertiban dalam sosial masyarakat yang luas.

Teori Durkheim ini sudah diterapkan banyak negara, salah satunya Indonesia yang masyarakatnya memiliki keberagaman adat, budaya, dan agama.

2. Solidaritas Sosial

Kedua, ada teori solidaritas sosial. Teori ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni solidaritas mekanik dan organik.

Solidaritas mekanik merupakan anggota yang secara spontan memiliki kecenderungan terhadap pola hidup bersama. Sedangkan solidaritas organik merupakan perbedaan yang muncul antar individu dalam lapisan masyarakat, lalu berkembang menjadi prinsip yang saling membutuhkan.

Secara keseluruhan, teori kedua ilmu sosiologi menurut Durkheim ini membahas tentang kebutuhan yang sama antar individu dan sifat yang saling membutuhkan.

Hasil dari pengamatan Durkheim tersebut sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain.

Masyarakat Sosial
Masyarakat Sosial | Sumber Gambar: Pexels

Teori Emile Durkheim Lainnya

Selain fakta sosial dan solidaritas sosial, terdapat pula teori fungsionalisme atau struktur fungsional. Dalam pengamatannya, Durkheim juga melakukan pengkajian tentang tatanan sosial dan bagaimana masyarakat hidup bersama secara harmonis.

Melalui konsep fungsionalisme ini, Durkheim melakukan pengkajian level makro, yaitu menilai bagaimana aspek masyarakat berfungsi dengan baik. Teori Fungsionalisme ini juga menjelaskan bagaimana pemikiran Durkheim melalui pendekatan sistem.

Jadi, dalam pendekatan sistem ini menjelaskan masyarakat sebagai makhluk hidup yang dianalisis menggunakan sebuah struktur yang memiliki fungsi satu sama lain. Artinya, masyarakat bisa hidup bersama dalam tatanan sosial yang memiliki fungsi sendiri-sendiri, tapi tidak bisa terpisahkan satu sama lain.

Teori fungsionalisme ini menjelaskan bagaimana konsep kerja sama antar struktur sosial yang terintegrasi secara harmonis. Hal ini yang kemudian menciptakan tatanan sosial yang melibatkan berbagai macam elemen dalam bermasyarakat.

Meski masing-masing teori di atas memiliki penjelasan yang berbeda, secara keseluruhan ketiga teori milik Emile Durkheim memiliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan ilmu sosiologi berdasarkan pengamatan langsung terhadap individu dalam bermasyarakat.

Dari hasil pengamatan Durkheim tersebut, membuat sosiologi menjadi ilmu yang menarik untuk dipelajari. Dengan penggabungan nilai empiris dan ilmu sosiologi dalam proses penelitiannya, Durkheim berhasil menjawab tentang kehidupan bermasyarakat yang melibatkan banyak fenomena terhadap tatanan sosial.

Sehingga, Durkheim berhasil menjadi filsuf sosiologi yang seluruh teorinya dijadikan sebagai acuan untuk kepentingan akademis hingga sampai saat ini.

Baca Juga : Teori Emile Durkheim: Jenis dan Perspektif dalam Sosiologi

Sudah Lebih Paham Teori Emile Durkheim?

Emile Durkheim memiliki peran penting dalam ilmu sosiologi. Kontribusinya terhadap sosiologi menjadikannya sebagai Guru Besar Ilmu Sosiologi Perancis pertama yang melahirkan banyak teori tentang sosial.Secara umum, teori Emile Durkheim terbagi menjadi dua, yaitu fakta sosial dan solidaritas sosial. Dalam pengamatannya ini kemudian muncul teori lain, yaitu fungsionalisme yang menjelaskan tentang tatanan sosial dan hidup bersama yang harmonis.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page