Teori Difusi Inovasi: Arti, Elemen, Jenis, Tahapan & Contoh

Teori Difusi Inovasi merupakan salah satu teori baru yang muncul seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Seperti yang kamu ketahui, bahwa sekarang ini inovasi menjadi hal yang penting untuk orang-orang lakukan. Tujuannya adalah untuk tetap up to date dengan tren dan perkembangan yang terjadi di zaman sekarang.

Menariknya, proses inovasi ini juga harus dibarengi dengan kemampuan komunikasi yang baik. Sebab, kemampuan tersebut akan berpengaruh terhadap upaya seseorang dalam mengembangkan inovasi terbaru di masyarakat.

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan Teori Difusi Inovasi itu sendiri? Nah, untuk kamu yang tertarik ingin tahu lebih banyak tentang teori tersebut, simak ulasan selengkapnya dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Teori Difusi Inovasi

Ilustrasi Teori Difusi dan Inovasi
Ilustrasi Teori Difusi dan Inovasi | Sumber gambar: freepik

Secara umum, Teori Difusi Inovasi adalah teori yang berisi tentang ide atau gagasan baru dan teknologi yang tersebar dalam suatu kebudayaan. Pada dasarnya, teori ini terdiri dari dua kata, yakni difusi dan inovasi.

Menurut KBBI, kata difusi artinya adalah berupa penyebaran atau perembesan sesuatu dalam bentuk kebudayaan, teknologi, atau ide dari suatu pihak ke pihak lain. Sementara itu, inovasi berarti pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, yakni sebuah pembaruan.

Adapun teori ini pertama kali muncul pada tahun 1964 oleh Everett Rogers, melalui buku ciptaannya yang berjudul “Diffusion of Innovations”. Dalam buku tersebut, ia menjelaskan bahwa difusi adalah proses pada saat inovasi dikomunikasikan lewat beberapa saluran, dengan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.

Melalui teori ini, Rogers yakin bahwa inovasi dapat terdifusi ke seluruh lapisan masyarakat. Jadi, bisa disimpulkan bahwa difusi adalah proses sosial dalam mengkomunikasikan informasi tentang ide-ide baru yang mulanya dipandang secara subjektif.

Akan tetapi, kemudian perlahan-lahan mulai dikembangkan lewat proses konstruksi sosial hingga bisa dipandang secara objektif.

Elemen Teori Difusi Inovasi

Ilustrasi Elemen Teori Difusi serta Inovasi
Ilustrasi Elemen Teori Difusi serta Inovasi | Sumber gambar: freepik

Selain mengungkapkan pendapatnya tentang teori ini, dalam bukunya, Rogers juga menyebutkan berbagai elemen dari Teori Difusi Inovasi. Setidaknya ada empat elemen pokok yang termasuk ke dalam teori ini, antara lain:

1. Inovasi

Inovasi berarti sebuah gagasan, ide, atau tindakan yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam teori ini, inovasi sendiri bisa kamu pahami sebagai suatu hal baru atas dasar bagaimana pandangan orang terhadap gagasan yang merupakan hal baru tersebut.

Jadi, kebaruan inovasi bisa menjadi sebuah hal yang diukur secara subjektif, menurut masing-masing individu yang menerima kebaruan tersebut.

2. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi dalam Teori Difusi Inovasi merupakan alat untuk menyampaikan pesan inovasi dari sumber penerima. Adapun suatu inovasi bisa seseorang adopsi jika yang diterimanya tersebut sudah dikomunikasikan kepada orang lain.

Adapun maksud dari saluran komunikasi di sini sudah pasti harus sesuai dengan siapa yang kamu tuju. Apabila ditujukan kepada masyarakat luas, maka saluran yang digunakan adalah massa. Begitu juga sebaliknya.

3. Jangka Waktu

Jangka waktu adalah sebuah proses keputusan dari mulai seseorang tahu sampai akhirnya memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Dengan kata lain, jangka waktu ini berkaitan erat dengan keputusan pengambilan proses seseorang.

Keinovatifan seseorang bisa relatif lebih awal maupun lambat, saat menerima pembaruan tersebut. Begitu juga pada saat mengadopsi sebuah pembaruan dalam sistem sosial.

4. Sistem Sosial

Sistem sosial adalah tata tingkah laku yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang ditentukan oleh masyarakat bagi seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam lingkungan masyarakat.

Selain itu, sistem sosial juga bisa kamu pahami sebagai hal yang penting untuk memecahkan masalah demi mencapai tujuan bersama. Umumnya, sistem sosial ini yang akan menjadi sasaran sebuah pembaruan.

Jenis-Jenis Teori Difusi Inovasi

Sederhananya, jenis-jenis teori difusi terbagi ke dalam dua kategori, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Difusi Sentralisasi

Difusi sentralisasi adalah penyebaran kebudayaan, teknologi, gagasan, atau ide dari satu pihak ke pihak yang lain, yang disatukan ke dalam suatu tempat sebagai pusatnya. 

Dengan kata lain, difusi sentralisasi merupakan sesuatu yang menyangkut kapan dimulainya sebuah inovasi, penilai, hingga saluran komunikasi yang digunakan terkait dengan proses difusi yang dilakukan seorang pemimpin.

2. Difusi Desentralisasi

Menurut KBBI, kata desentralisasi berarti penyerahan sebagian wewenang pimpinan kepada bawahan atau pusat kepada cabangnya. Adapun dalam ranah teori ini, difusi desentralisasi bisa kamu pahami sebagai proses difusi yang dilakukan oleh masyarakat untuk bekerjasama dengan orang yang sudah menerima inovasi.

Tahapan Teori Difusi Inovasi

Ilustrasi Tahapan Teori Difusi serta  Inovasi
Ilustrasi Tahapan Teori Difusi serta  Inovasi | Sumber gambar: freepik

Sebuah pembaruan tentu saja tidak bisa muncul dengan cepat dan instan. Sebab, terdapat sejumlah tahapan atau proses yang harus kamu lewati satu per satu. Begitu juga dalam Teori Difusi Inovasi yang terdiri dari sejumlah tahapan, antara lain:

1. Tahapan Munculnya Pengetahuan atau Knowledge

Tahap yang pertama adalah munculnya pengetahuan atau knowledge. Di mana pada tahap ini, akan dilakukan penyebaran informasi tentang suatu pembaruan. Jadi, inovasi akan disampaikan dan dikomunikasikan dengan tujuan agar seseorang bisa mengetahui dan memahami bentuk pembaruan tersebut.

Sebab, jika seseorang memahami suatu pembaruan, maka akan lebih baik bagi mereka untuk mengadopsinya. 

Setidaknya, terdapat tiga pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat, yakni kesadaran bahwa pembaruan tersebut benar-benar ada, pengetahuan akan penggunaan pembaruan, dan pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi pembaruan tersebut.

2. Tahap Persuasi atau Persuasion

Tahapan yang selanjutnya adalah persuasi yang akan membentuk sikap seseorang untuk bisa menyetujui atau tidak menyetujui adanya suatu pembaruan. Dalam tahap ini, seseorang juga akan mencari tahu lebih dalam perihal informasi tentang inovasi tersebut. Termasuk di dalamnya keuntungan dan kerugian dari pembaruan ini.

Pada tahap ini, sikap yang ditunjukkan oleh individu bisa bersifat baik maupun buruk. Sebab, pada dasarnya, individu akan membentuk persepsi tentang inovasi tersebut. Oleh karena itulah, karakteristik yang dicari pada tahap ini adalah relative advantage, trialability, complexity, compatibility, dan observatibility.

3. Tahap Keputusan atau Decision

Pada tahap ini, seseorang bisa membuat keputusannya terkait dari pembaruan tersebut. Nantinya, seseorang akan terlibat dalam aktivitas yang membawanya pada suatu pilihan akan mengadopsi pembaruan tersebut atau menolaknya.

Tentunya, ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan terkait Teori Difusi Inovasi ini. Beberapa di antaranya adalah praktik sebelumnya, keinovatifan, perasaan atau kebutuhan, dan  juga norma dalam sistem sosial.

4. Tahap Pelaksanaan atau Implementation

Jika sudah masuk ke tahap ini, artinya seorang individu telah memilih untuk mengadopsi pembaruan yang ada. Dengan kata lain, ia akan menerapkan pembaruan tersebut dalam kehidupannya.

Individu yang sudah menerapkan pembaruan dalam kehidupan sehari-hari bisa disebut sebagai adopter dari sebuah inovasi. Apalagi di tahap sebelumnya lebih mengacu pada proses berpikir dan memutuskan, maka di tahap ini, individu akan lebih mengarah kepada perubahan tingkah laku.

5. Tahapan Konfirmasi atau Confirmation

Tahap yang terakhir adalah konfirmasi, di mana seseorang akan mengevaluasi dan memutuskan apakah akan terus menggunakan inovasi tersebut atau mengakhirinya. Tak hanya itu, individu juga akan mencari penguatan atas keputusan yang sudah ia ambil sebelumnya.

Jika seseorang menghentikan penggunaan inovasi tersebut, bisa jadi hal ini terjadi karena ketidakpuasan individu terhadap pembaruan tersebut. Selain itu, bisa juga karena ia telah menemukan pembaruan yang lebih baik.

Contoh Penerapan Teori Difusi Inovasi

Contoh Penerapan Teori Difusi dan Inovasi
Contoh Penerapan Teori Difusi dan Inovasi | Sumber gambar: freepik

Setelah menyimak penjelasan panjang tentang Teori Difusi Inovasi, tentunya kamu penasaran apa saja contoh penerapannya yang ada dalam kehidupan sehari-hari, kan? 

Nah, salah satu contohnya yang kini bisa dengan mudah kamu temukan adalah influencer marketing. Di mana para influencer media sosial sering dihubungi oleh brand suatu produk atau layanan.

Jadi, influencer bertugas sebagai pengguna awal yang memposting testimoni dari penggunaan produk dan/atau layanan tersebut. Nantinya, informasi ini akan terus menyebar dan dikenal oleh pengguna lain. Jika pengguna lainnya tertarik dengan konten dari influencer tersebut, maka ia akan ikut menggunakannya.

Selain itu, Teori Difusi Inovasi juga kerap digunakan untuk merancang program kesehatan masyarakat. Jadi, sekelompok orang akan dipilih sebagai pengguna awal dari suatu teknologi. Kemudian, mereka akan menyebarkan hal tersebut kepada masyarakat umum.

Sayangnya, keterbatasan budaya dan akses masyarakat terhadap sumber daya dan dukungan sosial menjadi salah satu faktor penghambat dari penyebaran pembaruan tersebut. Akan tetapi, bukan berarti pembaruan ini tidak bisa sampai ke sasaran masyarakat yang dituju.

Baca Juga : Teori Motivasi: Sejarah, Macam, & Cara Membangun dalam Diri

Yuk, Kenali Penerapan Teori Difusi Inovasi di Lingkungan Sekitar!

Teori Difusi Inovasi sekarang ini mulai banyak bermunculan dalam kehidupan masyarakat. Khususnya pada aspek-aspek yang berkaitan dengan bidang teknologi.Dari informasi di atas, kamu bisa memahami bahwa teori ini adalah sebuah proses sosial yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru kepada masyarakat. Prosesnya relatif panjang, hingga akhirnya bisa sampai ke masyarakat untuk bisa diterima ataupun ditolak.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page