Sumatra Utara terkenal dengan keindahan alam yang memukau, salah satunya adalah Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia. Namun, jika berkunjung ke daerah ini, tentu tidak lengkap rasanya kalau tidak mencoba kuliner khas suku Batak–salah satu suku yang banyak mendiami kawasan tersebut.
Ada banyak pilihan makanan khas Batak yang bisa kamu coba, mulai dari kudapan, lauk, hingga sambal. Apa saja itu? Berikut dua puluh daftarnya.
Daftar ISI
1 Tipa-Tipa
Jika berkesempatan datang ke Kabupaten Toba, sempatkanlah untuk membeli tipa-tipa. Camilan khas Batak ini memiliki tekstur seperti sereal gandum dan biasanya dinikmati dengan dipadukan gula dan kelapa parut. Namun, camilan ini akan terasa lebih mantap lagi jika disantap bersama secangkir kopi atau teh.
Terbuat dari padi, pembuatan tipa-tipa ternyata cukup mudah. Setelah dipanen, padi dijemur di bawah terik sinar matahari, lalu direndam selama dua hari. Selanjutnya, padi ditiriskan dan digongseng menggunakan periuk hingga matang. Setelah itu, padi yang masih panas ditumbuk, lalu ditampi untuk memisahkan dari kulitnya.
Sebagai informasi, “tipa-tipa” berarti ditumbuk berulang-ulang, nama ini diambil dari proses pembuatan camilan tersebut. Setelah ditumbuk dan ditampi, makanan khas Batak ini pun siap untuk dihidangkan.
- Berasal dari: Porsea, Toba Samosir, Sumatra Utara
2. Sirapege
Sirapege, itulah kuliner unik yang disajikan dengan bunga kembang sepatu. Bukan sekadar hiasan, bunga tersebut benar-benar dimakan layaknya lalapan. Ternyata, bunga kembang sepatu memiliki kandungan minyak yang bermanfaat untuk melindungi lambung dari pedas berlebih saat menyantap makanan ini.
Sirapege dibuat dari bahan utama berupa daging sapi atau kambing. Namun, sebenarnya nama sirapege itu sendiri berasal dari gabungan kata ‘sira’ yang berarti garam, dan ‘pege’ yang berarti jahe. Kedua bahan inilah yang menjadi bumbu dalam hidangan sirapege bersama beberapa bumbu lainnya.
Untuk membuat sirapege, potong daging kambing. Lalu, tambahkan garam dan air perasan jeruk nipis. Setelah itu, tambahkan air perasan kulit sikam untuk mematangkan dan membunuh bakteri pada daging. Selanjutnya, asapkan daging hingga kering, lalu angkat dan potong dadu.
Untuk bumbunya, siapkan irisan bawang merah, cabai, dan jahe. Setelah itu, taburkan bumbu tersebut di atas daging, tambahkan garam dan air perasan jeruk nipis, lalu campurkan secara merata. Sirapege pun siap untuk disantap.
3. Daun Ubi Tumbuk
Di berbagai daerah di Indonesia, daun ubi atau daun singkong memang kerap diolah sebagai lauk yang lezat sebagai teman makan nasi. Begitu pun di tanah batak, daun ini juga dibuat menjadi masakan nikmat yang disebut dengan daun ubi tumbuk.
Sesuai namanya, hidangan ini dibuat dari daun ubi yang ditumbuk halus bersama bahan lainnya, yaitu kecombrang dan rimbang. Bahan yang sudah halus tadi kemudian dimasak bersama santan dan bumbu-bumbu lainnya. Setelah matang, daun ubi tumbuk pun siap disajikan untuk keluarga di rumah.
4. Daun Ubi Jantung Pisang
Selain daun ubi tumbuk, daun ubi juga dapat diolah menjadi daun ubi jantung pisang. Seperti namanya, makanan khas Batak ini dibuat dari kombinasi daun ubi yang ditumbuk dan jantung pisang yang dicincang. Campuran kedua bahan tadi kemudian ditumis dengan bumbu sampai matang.
5. Sambal Tuktuk
Makanan pedas memang jadi favorit bagi kebanyakan orang di Indonesia. Tidak heran jika beragam sambal kerap ditemukan di berbagai daerah. Pun di Sumatra Utara, kamu bisa mencoba sambal tuktuk asal Tapanuli yang memiliki cita rasa pedas yang khas.
Nama “tuktuk” sendiri diambil dari cara pembuatannya yang diulek (dituktuk) memakai batu. Meski bahan-bahannya tidak jauh berbeda dengan sambal lain, sambal tuktuk memiliki cita rasa yang khas karena kehadiran andaliman sebagai salah satu bahannya.
Adapun cara pembuatannya, siapkan cabai merah, tomat, cabai rawit, dan kecombrang. Setelah dicuci, rebus bahan-bahan tersebut sampai layu, lalu tiriskan. Sementara itu, siapkan juga bawang merah, bawang putih, dan kemiri. Lalu, goreng hingga matang.
Setelah itu, letakkan semua bahan tadi di atas cobek, tambahkan andaliman secukupnya, lalu ulek. Jangan terlalu halus, uleklah sambal dengan tekstur yang agak kasar agar rasanya lebih nikmat.
Setelah diulek, tambahkan garam, perasan jeruk nipis, dan air panas. Aduk secara merata hingga semuanya tercampur, lalu cicip sedikit. Jika rasanya sudah pas, sambal tuktuk pun siap disajikan.
- Dapat ditemukan di: Tapanuli hingga Mandailing Natal
6. Dali ni Horbo
Dali ni Horbo, kerap dijuluki sebagai keju Batak, adalah makanan lezat yang terbuat dari susu kerbau. Penganan asal Tapanuli ini kerap dikonsumsi oleh masyarakat Batak, dan hingga kini masih bisa ditemukan dengan mudah.
Dalam sejarahnya, pembuatan dali ni horbo dari susu kerbau sudah menjadi tradisi sejak munculnya perkumpulan orang Batak. Makanan khas Batak ini kemudian menjadi hidangan utama yang bisa dijumpai di setiap rumah warga Batak.
Karena terbuat dari susu, dali ni horbo tentu banyak mengandung nutrisi layaknya susu lainnya seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Namun untuk memberikan khasiat tambahan, makanan ini dapat diolah dengan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, andaliman, cabai, bawang merah, dan bawang putih.
Dalam proses pembuatannya, dali ni horbo dibuat secara tradisional tanpa menggunakan bahan kimia. Susu kerbau yang telah diperah, direbus dalam wadah steril dengan menambahkan air nanas atau air perasan daun pepaya. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bau amis dan membantu mengentalkan susu.
Selama perebusan, biasanya akan terbentuk buih-buih di atas susu yang perlu diambil sedikit demi sedikit hingga susu mengental. Setelah sepuluh menit, dali ni horbo siap dihidangkan.
- Dapat ditemukan di: sekitar Danau Toba, dari Parapat, Tarutung, sampai Pulau Samosir.
7. Lapet
Lapet, kudapan manis yang populer di kalangan masyarakat Batak, memiliki dua jenis tergantung pada bahan yang digunakan, yaitu beras atau ketan. Meski terlihat mirip, tetapi kedua jenis lapet ini memiliki perbedaan pada teksturnya.
Pembuatan lapet beras tidaklah sulit. Caranya, beras digiling sampai jadi tepung, lalu diayak dan dikukus. Selanjutnya, beras giling tersebut kemudian diayak lagi dan dicampur dengan kelapa parut, gula merah, dan garam. Setelah itu, bungkus campuran bahan tersebut dengan daun pisang, lalu kukus hingga matang.
Tidak seperti lapet ketan yang lengket, lapet beras memiliki tekstur yang lembut saat dimakan. Selain itu, lapet beras juga memiliki cita rasa yang manis alami dari gula merah serta gurih dari kelapa dan garam.
Kue lapet merupakan santapan wajib bagi orang-orang Batak karena sejak lama sudah menjadi sajian dalam acara adat, kumpul keluarga, pernikahan, dan sebagai makanan ringan sambil minum kopi di warung.
- Dapat ditemukan di: Kabupaten Toba dan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara
8. Ombus-ombus
Ombus-ombus merupakan penganan yang cukup digandrungi oleh masyarakat Batak. Nama ombus-ombus sendiri berarti “tiup-tiup” yang mengacu pada kebiasaan memakan kue ini saat masih panas dengan cara meniupnya terlebih dahulu.
Sama halnya dengan lapet, ombus-ombus juga dibuat dari beras yang haluskan, kelapa parut, dan gula merah. Namun, kedua penganan ini memiliki perbedaan pada penyusunan adonannya.
Lapet dibuat dengan mencampur semua bahan menjadi adonan, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Sedangkan pada ombus-ombus, gula merah dijadikan sebagai isian, lalu ditutup dengan adonan dari beras dan kelapa parut. Setelah itu, ombus-ombus dibungkus dengan daun pisang dan dikukus sampai matang.
- Dapat ditemukan di: Siborong-borong
9. Itak Gurgur
Itak gurgur adalah penganan tradisional khas Batak yang biasanya disajikan dalam acara adat tertentu. Kata gurgur di sini berarti “membara” karena si pemberi berharap agar orang yang memakan itak gurgur mempunyai semangat yang membara.
Sama seperti lapet, itak gurgur juga dibuat dari itak, yaitu beras yang dihaluskan dengan cara tradisional. Pun rasanya juga gurih dan manis, mirip dengan lapet. Namun, perbedaan kedua jenis makanan ini terletak pada proses pembuatannya.
Cara membuat itak gurgur sebenarnya cukup simpel. Bahan-bahan seperti itak, kelapa muda parut, gula pasir, dan air panas dicampur hingga membentuk adonan. Kemudian, adonan tersebut dicetak secara manual menggunakan kepalan tangan. Selesai, itak gurgur pun siap dinikmati tanpa perlu dimasak.
Biasanya, itak gurgur dibuat bukan untuk disimpan, melainkan untuk langsung dimakan. Karena tidak dimasak, kudapan ini umumnya mampu bertahan selama sehari saja.
10. Itak Pohul-Pohul
Selain itak gurgur, makanan khas Batak lain yang juga dibuat dari beras giling adalah itak pohul-pohul. Sebenarnya, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan itak pohul-pohul sama persis dengan itak gurgur. Selain itu, pembuatannya juga hampir serupa, yaitu dicetak menggunakan tangan.
Perbedaan antara itak gurgur dan itak pohul-pohul terletak pada ada tidaknya proses pengukusan. Itak gurgur tidak dikukus, sedangkan itak pohul-pohul dikukus terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Jadi, itak gurgur tidak lagi disebut itak gurgur apabila dikukus, melainkan akan berganti nama menjadi itak pohul-pohul.
- Berasal dari: Tapanuli
11. Sasagun
Satu lagi makanan khas Batak yang terbuat dari beras, sasagun juga layak untuk dicicipi. Camilan tradisional dari Batak Toba ini terbuat dari bahan-bahan yang sama seperti lapet, yaitu beras yang dihaluskan, gula merah, dan kelapa.
Pembuatan sasagun dilakukan dengan menyatukan bahan-bahan menjadi sebuah adonan. Dalam keadaan kering, adonan tersebut kemudian disangrai sampai matang. Setelah matang, sasagun pun bisa langsung dinikmati.
Pada zaman dahulu, sasagun menjadi makanan yang sering diandalkan dalam keadaan khusus, seperti saat memasuki hutan atau saat perang di masa penjajahan. Selain itu, makanan ini juga kerap dijadikan bekal saat merantau.
Bukan hal yang aneh mengingat sasagun bisa bertahan lama dan sangat praktis untuk dinikmati. Karena itulah makanan ini bisa dijadikan sebagai pengganti nasi yang bisa dikonsumsi kapan pun.
12. Kacang Sihobuk
Sesuai namanya, kacang sihobuk merupakan penganan yang berasal dari Desa Sihobuk, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Meskipun terlihat sama seperti kacang pada umumnya, tetapi kacang sihobuk memiliki keunikan tersendiri dari proses pengolahannya.
Pertama-tama, kacang dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Lalu, kacang tersebut direndam sekitar dua hingga tiga jam agar bersih dari tanah yang menempel. Setelah itu, kacang tersebut disangrai menggunakan pasir dalam sebuah wadah hingga matang.
Kacang yang sudah matang kemudian dipilah sebelum dikemas dan dijual. Kemasan kacang sihobuk ini terbilang unik karena memiliki desain yang seragam berwarna merah putih. Namun ada satu hal yang membedakan antara produk kacang sihobuk satu dengan yang lain, yaitu nama produsennya.
- Dapat ditemukan di: sejumlah toko di sepanjang jalan dari Sipoholon sampai ke Tarutung, Tapanuli Utara
13. Na Tinombur
Bagi penggemar masakan ikan, na tinombur bisa jadi kuliner yang patut dicoba. Biasa disajikan dalam acara keluarga, hidangan ini dibuat dari bahan dasar berupa ikan mujair atau ikan mas. Kata tombur sendiri dapat diartikan sebagai “mengairi” atau “membasahi” yang merujuk pada proses melumuri bumbu pada ikan.
Bumbu atau tombur inilah yang menjadi bagian utama dari na tinombur, terdiri dari bahan-bahan seperti bawang merah, jeruk nipis, jahe, kemiri, dan andaliman. Andaliman akan membuat hidangan ini lebih pedas dan gurih. Sebelum dilumuri bumbu, ikan mujair atau ikan mas harus dipanggang atau digoreng terlebih dahulu.
14. Naniura
Di Jepang ada sashimi, sedangkan di Tanah Batak ada naniura. Meski sama-sama menggunakan ikan yang tidak dimasak, naniura sebenarnya berbeda dari sashimi dalam penyajiannya. Naniura disajikan dengan bumbu, sedangkan sashimi dinikmati tanpa bumbu.
Untuk membuat naniura, ikan mas dibersihkan terlebih dahulu dengan membuang sisik dan kotoran. Ikan kemudian dibelah dua dan dihilangkan durinya. Setelah itu, ikan tersebut dilumuri dengan air perasan jeruk nipis agar tidak amis.
Untuk bumbunya, siapkan andaliman, utte jungga, bawang putih, bawang merah, cabai merah , kacang tanah, kemiri, kunyit, ketumbar, dan kecombrang. Kemudian, sangrai semua bumbu tersebut, lalu tumbuk hingga halus.
Setelah ikan dan bumbu siap, lumuri ikan dengan bumbu, lalu diamkan sekitar 4-5 jam. Dalam waktu tersebut, ikan akan mengalami proses fermentasi sehingga akan matang meskipun tidak dimasak.
- Berasal dari: Tanah Batak terutama wilayah Toba, Pulau Samosir, Danau Toba, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
15. Dekke Na Niarsik
Selain naniura, terdapat hidangan ikan khas Batak lain yang disebut dengan dekke na niarsik atau ikan yang dikeringkan. Pemberian nama tersebut berasal dari proses memasaknya, yaitu dimasak secara terus-menerus sampai kering. dengan bumbu andaliman dan asam cikala.
Dihidangkan dalam upacara adat tertentu, dekke na niarsik ternyata memiliki filosofi tersendiri dalam kehidupan masyarakat Batak. Dalam pembuatan dekke na niarsik, ikan tidak disisiki sebelum dimasak. Hal ini merepresentasikan gambaran kehidupan manusia secara utuh.
Awalnya, ikan yang digunakan berupa “ikan ihan” yang banyak hidup di Danau Toba. Namun karena makin langka, ikan tersebut diganti dengan ikan mas yang dianggap lebih ekonomis dan berwarna emas yang menggambarkan kemakmuran.
16. Mi Gomak
Salah satu hidangan yang populer di antara kuliner khas Batak adalah mi gomak. Konon, nama mi gomak berasal dari teknik penyajiannya yang dulunya dilakukan dengan cara “gomak” yang berarti “ambil” atau “peras”. Jadi, mi tersebut digomak atau digenggam dengan tangan kosong sebelum dihidangkan di atas piring.
Sampai saat ini, masih ada penjual mi gomak yang mempertahankan cara penyajian dengan menggunakan tangan, meski dilapisi sarung tangan atau plastik. Namun, tak sedikit juga yang sudah menggunakan sendok atau garpu dalam penyajiannya.
Kendati tampak seperti mi aceh, mi gomak memiliki ciri khas tersendiri karena memakai bumbu andaliman. Selain itu, mi gomak juga menggunakan mi lidi besar yang membuat tekstur mi lebih padat, kenyal, dan tidak mudah putus. Hal itu tentu berbeda dengan mi Aceh yang menggunakan mi telur atau mi kuning.
Mi gomak dapat dimasak baik sebagai mi goreng ataupun mi kuah. Untuk varian mi kuah, mi umumnya akan dipisahkan dari kuah dan sambalnya. Kuah tersebut nantinya disiramkan ke mi dan disajikan selagi panas. Sedangkan untuk mi goreng, mi biasanya dimasak dengan cara ditumis menggunakan sedikit air.
- Mi gomak merupakan kuliner khas daerah sekitar Danau Toba (Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, sampai Tapanuli Selatan)
- Juga dapat ditemukan di Medan, Siantar, Parapat, Labuhan Batu, Sibolga, sampai Deli Serdang
17. Hare
Hare merupakan bubur kuning yang terbuat dari tepung beras, timun, kunyit, kencur, dan santan. Biasanya, hare juga ditambah dengan nangka untuk memperkaya rasa dan aroma. Makanan ini sering dijumpai dalam pesta orang Batak.
Selain lezat, hare ternyata juga berkhasiat untuk menambah stamina dan membuat badan lebih sehat. Kuliner ini dahulunya kerap diberikan kepada wanita yang sedang hamil muda. Hare bahkan juga dipercaya dapat meningkatkan kesuburan sehingga sering diberikan juga kepada wanita yang sulit hamil.
18. Manuk Napinadar
Kerap disajikan dalam pesta adat tertentu, manuk napinadar biasanya dihidangkan dalam situasi sukacita seperti pernikahan, kelahiran, atau saat akan merantau. Hidangan khas Batak ini dibuat dari ayam kampung Jantan yang melambangkan kegagahan dan keberhasilan.
Manuk napinadar ternyata memiliki filosofi tersendiri bagi warga Batak. Ketika hidangan ini diberikan kepada seseorang, orang tersebut diharapkan memperoleh berkat dan kesehatan yang berlimpah.
Untuk pembuatannya, ayam dipanggang lalu dilumuri dengan darah dari ayam itu sendiri dan dicampur dengan bumbu, lalu dimasak. Kombinasi darah dan bumbu ini akan menghasilkan kuah yang gurih dan kental.
Karena mengandung darah, manuk napinadar tidak halal dimakan. Namun, bagi kamu yang beragama Islam, makanan ini juga juga bisa dinikmati dengan tidak menggunakan darah, melainkan diganti dengan kelapa parut.
19. Saksang
Saksang adalah kuliner khas Batak yang dibuat dari daging cincang, bisa berupa daging babi atau anjing. Daging ini kemudian dimasak dengan bumbu rempah, baik dengan darah sembelihan hewan tersebut atau tanpa darah.
Adapun bumbu rempah yang digunakan, yaitu bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, cabai, jahe, andaliman, lengkuas, kunyit, serai, daun jeruk purut, dan daun salam.
Saksang merupakan salah satu makanan yang terkenal dalam khazanah kuliner Batak bersama babi panggang, arsik, dan daun ubi tumbuk. Masakan-masakan tersebut kerap dihidangkan di kedai makan tradisional Batak yang disebut Lapo.
Karena mengandung daging babi atau anjing dan juga darah, saksang merupakan kuliner nonhalal sehingga tidak boleh dimakan bagi mereka yang beragama Islam. Namun dalam pesta pernikahan orang Batak, biasanya hidangan untuk tamu undangan muslim telah dipisahkan dari kuliner nonhalal ini.
20. Tanggo-Tanggo
Tanggo-tanggo merupakan makanan khas Batak yang terbuat dari daging babi atau anjing sama seperti saksang. Begitu pun dengan bumbunya, juga mirip dengan bumbu saksang.
Perbedaan antara saksang dan tanggo-tanggo adalah ukuran potongan daging tanggo-tanggo lebih besar, yaitu sebesar kepalan tangan. Hal ini tentu berbeda dengan daging saksang yang dicincang kecil-kecil.
Nah, itulah daftar makanan khas Batak yang bisa dicoba saat berkunjung ke Sumatra Utara. Namun jika belum sempat ke sana, tidak perlu khawatir. Kamu bisa kok membuat sendiri masakan Batak di rumah dengan mengikuti resep di internet.