Istilah dynamic pricing di industri perhotelan memang bukan hal yang baru lagi, terlebih dalam hal penetapan harga kamar.
Bisa dikatakan dynamic pricing menjadi strategi andalan yang memungkinkan bagi hotel menetaokan harga kamar yang lebih fleksibel dari waktu ke waktu.
Namun, sebenarnya dynamic pricing tidak hanya digunakan di industri perhotelan tetapi juga merambah bidang lain seperti perusahaan dan e-commerce.
Hanya saja, pembahasan dalam artikel kali ini akan menjelaskan tentang dynamic pricing di industri perhotelan dan cara menerapkannya. Simak, ya!
Daftar ISI
Apa itu Dynamic Pricing ?
Secara umum, dynamic pricing adalah strategi perusahaan untuk menentukan harga produk atau jasa secara real-time dengan menyesuaikan kondisi pasar yang berubah-ubah.
Sedangkan di industri perhotelan, dynamic pricing diartikan sebagai strategi penentuan harga kamar sesuai tingkat okupansi dan perbandingan harga dengan kompetitor.
Artinya, harga kamar hotel semua tipe bisa berubah sewaktu-waktu sesuai tren, musim, atau kondisi pasar hingga memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi.
Beberapa aplikasi pengelolaan manajemen hotel bahkan menyediakan fitur rekomendasi harga sesuai kondisi okupansi, harga kompetitor, dan prediksi harga.
Jenis Dynamic Pricing
Dynamic pricing memiliki berbagai jenis yang berbeda yang bisa diterapkan di berbagai perusahaan, industri perhotelan, hingga e-commerce.
Berikut ini beberapa jenis dynamic pricing yang penting untuk diketahui.
1. Surge Pricing
Surge pricing merupakan jenis dari dynamic pricing biasanya digunakan dalam industri transportasi.
Secara harafiah diartikan sebagai harga lonjakan, dimana penentuan harga ditentukan ketika permintaan naik, seperti pada saat event khusus, jam sibuk, atau cuaca buruk.
Penyesuaian harga ini akan mendorong driver untuk menghasilkan pendapatan yang lebih banyak bagi perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan transportasi akan menaikkan harga di jam sibuk atau kondisi hujan lebat sebagai bentuk penyesuaian.
2. Time-Based Pricing
Time-based pricing adalah jenis lain dynamic pricing yang digunakan dalam penyesuaian harga berdasarkan waktu atau musim tertentu.
Dalam industri perhotelan, harga kamar akan naik pada peak season seperti musim liburan atau hari-hari libur tertentu dan turun pada low season yang cenderung sepi pelanggan.
Misalnya, pengelola hotel akan menaikkan room rate selama musim liburan atau weekend atau ada penawaran diskon saat weekday dan hari-hari yang sepi.
Selain hotel, restoran juga kerap menggunakan strategi dynamic pricing dengan metode time-based pricing yaitu dengan memberikan promo diskon menu tertentu di hari biasa.
3. Demand-Based Pricing
Penetapan harga bersasar permintaan pasar menjadi metode demand-based pricing hingga dikenal sebagai jenis dynamic pricing yang paling kompleks.
Hal ini dikarenakan adanya aktivitas analisis data untuk menentukan harga optimal berdasarkan permintaan pasar secara real time.
Umumnya, OTA menggunakan metode ini untuk menaikkan harga tiket saat musim liburan atau hari libur panjang.
4. Yield Management Pricing
Strategi dynamic pricing berikutnya adalah yield management pricing atau penetapan harga berdasarkan manajemen pendapatan pada industri perhotelan.
Penentuan harga kamar dibuat berdasarkan jumlah kamar yang tersedia dimana room rate akan naik saat okupansi tinggi.
Namun, metode yield management pricing juga menawarkan diskon last-minute untuk kamar yang belum terjual saat musim liburan atau akhir pekan.
Cara Menerapkan Dynamic Pricing di Industri Perhotelan
Setelah mengetahui apa itu dynamic pricing, pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul pasti terkait cara penerapan strategi tersebut untuk penetapan harga kamar hotel.
Berikut ini cara menerapkan dynamic pricing di industri perhotelan, mulai dari memilih produk sampai mengatur harga sesuai prediksi okupansi.
1. Pilih Stock Keeping Unit
Stock Keeping Unit (SKU) adalah list produk yang dipilih untuk disesuaikan harganya dengan strategi dynamic pricing.
Dalam industri perhotelan, data SKU berupa tipe kamar yang dipilih untuk diubah harganya sesuai kondisi tertentu.
Pemilihan SKU tentunya perlu dipertimbangkan dengan teliti mengingat tidak semua tipe kamar hotel akan sesuai jika diturunkan atau dinaikkan harganya.
Dengan begitu, pihak hotel tidak akan mengalami kerugian meski penyesuaian harga kamar dengan dynamic pricing tampak lebih menguntungkan pelanggan.
2. Atur Competitive Gap
Cara penerapan dynamic pricing dalam bisnis perhotelan juga bisa dilakukan dengan membuat aturan perubahan harga berdasar competitive gap.
Pasalnya, beberapa penyesuaian harga kamar hotel mungkin dilakukan dengan acuan harga dari hotel lain yang menjadi kompetitor.
Ketetapan harga ini juga tidak bisa terlalu ekstrem hanya demi menarik minat pelanggan agar beralih dari hotel lain.
Di sinilah peran competitive gap sebagai penentu price bound yang dibutuhkan, yaitu batas harga maksimal dan minimal untuk room rate per malam.
Jadi, pastikan tarif kamar yang disesuaikan tidak lebih mahal atau lebih murah dari price bound tersebut tetapi tetap mendatangkan keuntungan.
3. Atur Prediksi Okupansi
Cara untuk menerapkan dynamic pricing di industri perhotelan selanjutnya yaitu dengan mengatur prediksi okupansi pada periode tertentu.
Proses prediksi jumlah tamu yang menginap di periode tertentu di masa mendatang ini sering disebut dengan istilah forecast hotel.
Penetapan dynamic pricing yang mengacu pada forecast hotel akan cocok diterapkan saat akan ada event tertentu, seperti musim liburan atau momen tahun baru dan hari raya.
Tentunya strategi dynamic pricing untuk harga kamar di peak season dan low season akan sangat berbeda hasilnya.
Demikian informasi tentang dynamic pricing di industri perhotelan dan cara menerapkannya sebagai salah satu strategi penentuan harga yang fleksibel.
Melalui penjelasan di atas, pemahaman mengenai dynamic pricing di industri perhotelan akan semakin jelas dan bisa menerapkannya dengan tepat untuk bisnis hotelmu sendiri.