Pengertian Batuan Metamorf: Jenis, Ciri, Contoh, dan Manfaatnya

Saat ini penggunaan batu sebagai pendukung kebutuhan manusia, rupanya sudah menjadi hal yang lazim. Jenis bebatuan juga begitu beragam, salah satunya batuan metamorf yang paling sering digunakan untuk aksen mempercantik hunian dan bangunan.

Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan kelompok utama batuan yang terbentuk dari hasil transformasi atau perubahan dari sebuah tipe batu menjadi tipe baru. Maka tidak heran apabila batuan ini juga dikenal dengan batuan malihan, sebab proses pembentukannya cukup unik.

Proses pembentukannya melalui metamorfosis atau perubahan bentuk, yang mana proses ini dipicu karena adanya tekanan ekstrim dan panas yang sangat besar. Berawal dari jenis batuan asal atau protolith terpapar panas diatas 150 derajat Celcius dan tekanan lebih dari 1500 bar, membuat batuan tadi mengalami proses fisika dan kimia. Hasilnya bentuk protolith akan berubah menjadi jeni-jenis batuan metamorf.

Umumnya protolith yang kemudian berubah menjadi batuan metamorf ini adalah jenis batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang sudah ada lebih dulu.

Jenis-jenis Batuan Metamorf

Di bawah ini adalah beberapa jenis bebatuan metamorf yang perlu untuk kamu ketahui.

jenis bebatuan metamorf
Lakolit

1. Batuan Metamorf Kontak

Batu metamorf kontak merupakan jenis batuan yang terjadi karena adanya pengaruh suhu sangat tinggi. Kontak langsung dengan suhu tinggi ini karena letaknya yang berada di dekat magma. Misalnya batuan lakolit, batolit, stock, sill dan dike. Di Sekitarnya, sering ditemukan galian mineral-mineral seperti zat besi, timah, tembaga, dan zink.

2. Batuan Metamorf Dinamo (Kinetis)

Batuan dinamo adalah batuan yang dihasilkan karena proses tekanan yang sangat kuat dalam waktu sangat lama. Tekanan ini berasal dari proses pembentukan kulit bumi dari tenaga endogen. Batuan ini mengalami tekanan dari banyak arah yang berlawanan, menyebabkan mineral menjadi butiran tipis. Batuan mudstone dan slate merupakan jenis batu kinetis yang paling banyak ditemukan.

3. Pneumatolitis Kontak

Pneumatolitis kontak adalah jenis batuan yang terpengaruhi oleh gas dari magma. Sebagai contoh kuarsa terpapar gas borium dapat berubah menjadi turmalin, yang masuk dalam kelas permata. Kuarsa yang terkontaminasi gas fluorium berubah menjadi topas.

Contoh Batuan Metamorf dan Manfaatnya

Ini dia beberapa contoh bebatuan dan manfaatnya. Jika ingin menggunakannya untuk membangun rumah, pastikan memilih pilihan yang sesuai!

1. Metamorf Marmer

Metamorf Marmer
Marmer

Marmer termasuk salah satu jenis batuan malihan yang paling sering kita temui. Masyarakat modern biasa menggunakan marmer untuk penambahan desain interior bangunan, karena corak batuannya yang cantik. Sebelum menjadi material bangunan, marmer terbentuk dari proses metamorfosis dari batu gamping, yang mengalami proses fisika dan kimia.

Alhasil batu gamping tadi mengalami perubahan bentuk dan kristalisasi kalsit. Kebanyakan marmer memiliki warna coklat kekuningan, dengan corak beragam. Berbentuk padat dan tanpa foliasi, sehingga batuan marmer sering digunakan untuk material lantai, maupun dinding.

2. Metamorf Kuarsit

Metamorf Kuarsit 1
Quartz

Berbeda dengan marmer, batuan metamorf kuarsit ini memiliki protolith berupa batu pasir. Batuan pasir yang terkena panas dan tekanan ekstrim mengakibatkan perubahan bentuk dan warna sehingga menjadi kuarsit.

Batuan ini memiliki struktur non foliasi dengan tekstur yang kuat, dengan warna abu-abu kekuningan. Biasanya kuarsa digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat gelas dan keramik.

3. Metamorf Milonit

Metamorf Milonit
Milonit

Batuan milonit merupakan salah satu jenis metamorf yang memiliki banyak mineral. Milonit terbentuk dari hasil metamorfosis batuan yang mengalami kristalisasi, sesuai dengan mineral batuan aslinya.

Batuan ini termasuk salah satu yang paling unik, karena selain strukturnya nonfoliasi, tapi juga memiliki komposisi yang beragam. Jenis batuan ini juga memiliki warna beragam, coklat, abu-abu, hitam, dan kebiru-biruan. Batu ini sering digunakan untuk dekorasi, agregat jalan, dan landscaping.

4. Metamorf Slate

Metamorf Slate
Slate

Slate adalah satu hasil metamorfosis dari batuan sedimen Mudstone atau Shale yang berubah wujud menjadi batuan metamorf slate. Sedikit berbeda dengan batuan lain, slate terbentuk dari proses tekanan tinggi, pada suhu sangat rendah.

Secara struktur, batuan slate ini berfoliasi dari berbagai jenis butiran halus akibatnya slate mudah membela dan pecah. Warna pada batuan slate ini juga beragam, merah, kekuningan, abu-abu, coklat dan masih banyak lagi.

5. Metamorf Filit

Metamorf Filit
Filit

Batuan filit ini terbentuk dari proses lanjutan dari batuan slate. Strukturnya terdiri dari sericite mica, klorit dan kuarsa, yang berawal dari proses metamorfosis batuan shale. Filit juga termasuk jenis batu yang berfoliasi, dengan butiran yang sangat halus. Proses pembentukan batuan slate menjadi filit ini terjadi karena adanya tekanan dan perubahan suhu dari sangat rendah ke menengah.

Batu ini biasanya berwarna merah, ungu, putih, coklat dan kehijauan. Ciri yang khas dari filit ini akan membelah mengikuti gelombang yang ada. Kebanyakan orang memanfaatkan batuan filit ini sebagai bahan isolator atau penghantar listrik, konstruksi bangunan, atap dan bahan bangunan lain.

6. Metamorf Gneiss

Metamorf Gneiss
Gneiss

Batuan metamorf selanjutnya adalah gneiss, yang berasal dari batuan beku namun mengalami tekanan dan suhu teramat tinggi. Struktur gneiss ini dapat berfoliasi menjadi butiran lebih kecil, dan terdiri dari kuarsa dan feldspar.

Karakteristik gneiss terlihat dari teksturnya yang tak halus atau selang-seling seperti lapisan mika. Warna batu ini kebanyakan perak, abu-abu, coklat, biru, hijau bahkan kekuningan. Biasanya batuan ini berfungsi sebagai bahan material bangunan.

Ciri Batuan Metamorf

Ciri Batuan Metamorf
Pexels

1. Struktur yang Berfoliasi dan Nonfoliasi

Ciri khas yang pasti ada pada batuan malihan ini adalah dari segi strukturnya yang berfoliasi dan tidak berfoliasi. Foliasi, merupakan struktur batuan yang memiliki lapisan seperti belahan. Sebaliknya, non-foliasi merupakan batuan yang tidak memiliki corak seperti belahan, sehingga struktur komponen tak terlihat.

2. Memiliki Ciri Khas Warna Tergantung Komposisi Pembentuknya

Seperti yang telah dipaparkan, bahwa batuan metamorf memiliki ragam warna yang berbeda, sesuai dengan karakteristik komponen pembentuknya. Ada beberapa tiga komponen utama yang ada pada jenis-jenis batuan yang bermetamorfosis, yakni kwarsa, feldspar, dan mika.

Kwarsa, cenderung memiliki warna putih susu, dan bening, dengan tekstur yang halus tanpa adanya belahan. Mika, memiliki ciri warna putih (muskovit), dan hitam (biotit), dengan adanya belahan diantaranya. Feldspar, memiliki beberapa warna dengan bentuk belahan lurus berwarna merah (ortoklas). Sedangkan beberapa feldspar memiliki belahan seperti kristal berwarna putih yang disebut plagioklas.

3. Bentuk Kristal yang Berbeda

Beberapa jenis batuan malihan memiliki ciri kristalisasi yang juga berbeda. Euhedral adalah bentuk kristal yang wujudnya memiliki batasan tegas, dan teratur antara bidang kristal satu dengan lainnya.

Kristal subhedral memiliki corak batasan kristal yang tidak begitu jelas, dan pembagian yang kadang teratur, kadang tidak. Anhedral merupakan jenis batuan dengan komponen kristal dengan batasan bidang kristal yang tidak jelas, dan tidak teratur.

Batuan Metamorf Yang Bermanfaat di Sekitar Kita!

Setelah membaca ulasan ini, ada banyak batuan metamorf yang rupanya sering kita gunakan di kehidupan sehari-hari. Baik itu sebagai bahan material lantai, dinding, bahkan hingga jenis kaca dan mika yang sering ada di dapur, dan kamar. 

Pemanfaatan batuan ini tidak selalu dalam bentuk batu utuh, tapi sudah banyak yang digunakan dan dibentuk menyesuaikan kebutuhan kita.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page