Daur Hidup Sapi serta Siklus, Tahapan & Pertumbuhannya

Seperti apa daur hidup sapi? Sapi merupakan hewan herbivora yang sering dijumpai. Banyak yang memanfaatkan hewan tersebut sebagai hewan ternak dan memanfaatkan daging, susu, maupun tenaganya untuk membajak sawah.

Di Pulau Bali, sapi bahkan menjadi hewan yang suci. Dalam proses daur hidupnya, hewan tersebut tidak mengalami metamorfosis. Berikut pembahasan selengkapnya.

Siklus Daur Hidup Sapi, Mulai Usia Muda Hingga Dewasa

Daur Hidup Sapi
Daur Hidup Sapi | Image source: media.istockphoto.com

Sapi adalah hewan herbivora yang tergolong suku Bovidae dan anak susu Bovinae. Manusia memelihara sapi karena hewan tersebut memiliki banyak manfaat. Bukan hanya daging dan susu, kotorannya pun juga bermanfaat sebagai bahan pupuk.

Namun, sebelum sapi memasuki masa dewasa, maka hewan berkaki empat tersebut akan melalui beberapa tahapan atau fase. Itulah yang dinamakan sebagai proses daur hidup sapi. 

1. Fase Anak Sapi

Pada daur hidup sapi fase yang pertama ini, sapi betina mengandung anak sapi kurang lebih 9 bulan sebelum melahirkannya. Pedet atau anak sapi disusui rutin oleh induknya sampai penyapihan (proses penghentian memberikan susu). 

Lalu, sebagai pengganti susu, maka anak sapi tersebut akan mulai mengkonsumsi nutrisi yang berasal dari konsentrat sapi. Adapun lamanya waktu penyapihan ini dapat berlangsung antara 2 sampai 7 hari untuk sapi yang berusia 4 sampai 10 minggu.

2. Fase Sapi Remaja

Ketika pedet sudah disapih, maka anak sapi tersebut mulai memasuki fase sapi remaja alias sapi dara. Pada fase daur hidup sapi ini, sapi sudah memasuki usia sekitar 9 bulan. Bahkan, ketika sapi tersebut sudah berusia 15 sampai 18 bulan, hewan tersebut siap untuk melakukan perkembangbiakan.

Akan tetapi, ketika kebutuhan nutrisi serta kondisinya kurang dirawat, maka bisa membuat sapi kesulitan mengandung. Jika demikian, maka kondisi anak sapi menjadi tak sehat, produksi susunya pun juga akan sedikit.

Maka dari itu, dalam daur hidup sapi fase ini, kebutuhan nutrisi sapi harus benar-benar terjaga mulai masa perkawinan sampai kelahiran. Sapi perlu mendapatkan pakan dan perawatan yang sesuai. Dengan begitu, sapi dan bayinya akan sama-sama sehat.

Adapun beberapa tanda organ reproduksi sapi telah memasuki kedewasaan yaitu:

  • Vula terlihat bengkak, warnanya merah, hangat, serta keluar lendir
  • Diam ketika dinaiki pejantan
  • Mudah terangsang
  • Terlihat gelisah, seperti mengangkat ekor

3. Fase Sapi Dewasa

Tahap daur hidup sapi yang ketiga yaitu fase sapi dewasa. Tahap ini dicapai ketika sapi sudah melalui masa remaja atau pubertas serta sudah melakukan perkembangbiakan. Di fase dewasa ini juga sapi dapat mengalami 4 tahapan, yaitu:

  • Fase Proestrus, fase yang terjadi saat sapi masih belum bisa merasakan estrus atau birahi. Secara alami, nanti tubuh sapi tersebut mulai mempersiapkan diri serta terjadi perubahan hormon.
  • Fase Estrus, fase dewasa dari daur hidup sapi  ini adalah fase di mana organ reproduksi pada sapi dewasa telah siap melangsungkan perkawinan. Umumnya, sapi mengalami fase ini selama kurang lebih 8 sampai 30 jam saja.
  • Fase Post Estrus, fase di mana sel yang berfungsi melepaskan sel telur atau corpus luteum sapi betina tumbuh secara lebih cepat. Kondisi ini dipengaruhi hormon sapi serta berlangsung di hari ketiga maupun keempat pasca fase estrus. Fase post estrus juga akan otomatis berhenti saat sapi hamil.
  • Fase Diestrus, fase terakhir dari tahap dewasa dalam daur hidup sapi ini adalah fase yang memerlukan waktu lama. Ketika proses pelepasan sel telur terjadi, maka sel tersebut matang dan jika tidak dibuahi maka akan meluruh. Fase diestrus berlangsung sekitar 12 sampai 15 hari pasca sel telur matang.

Klasifikasi Sapi

Sebagai tambahan informasi, berikut penjelasan terkait klasifikasi sapi:

  • Kingdom: Animalia
  • Famili: Bovidae
  • Kelas: Mamalia
  • Ordo: Artiodactyla
  • Filum: Chordata
  • Spesies: B. Taurur

Jenis-jenis Sapi

Jenis-jenis Sapi
Jenis-jenis Sapi | Image source: pixabay.com

Setelah membahas daur hidup sapi, maka Anda perlu tahu jenis dari hewan ini. Secara umum, sapi dibedakan menjadi 3 yakni sapi daging, sapi perah, serta sapi pekerja. Ketiganya juga memiliki manfaat yang berbeda.

1. Sapi Daging

Sapi yang memang dikhususkan untuk dipelihara untuk kebutuhan penyembelihan. Maksudnya, tujuan memelihara sapi tersebut sampai dewasa karena untuk mengambil manfaat dari dagingnya.

Sapi tersebut juga akan mendapatkan perawatan yang khusus untuk menjaga kesehatan serta kualitas dagingnya. Dengan begitu, ketika penyembelihan sudah dilakukan, daging sapi akan berkualitas dan layak dikonsumsi.

2. Sapi Perah

Kemudian, ada sapi perah yang dipelihara khusus untuk menghasilkan susu. Memelihara jenis sapi perah terbilang berat dan hanya sapi betina produktif yang akan diambil manfaatnya.

Dalam perjalanannya, ketika sapi sudah tua dan tidak produktif lagi maka sapi tersebut akan disembelih. Namun secara umum, tujuan utama memeliharanya adalah untuk mengambil manfaat dari susu sapi yang mengandung banyak khasiat.

3. Sapi Pekerja

Jenis sapi yang ketiga adalah sapi pekerja yang tujuan memelihara sapi tersebut yaitu membantu meringankan pekerjaan manusia. Misalnya sebagai alat transportasi maupun membantu membajak sawah.

Biasanya, sapi pekerja akan dilatih dulu sehingga bisa melakukan tugas tertentu sesuai keinginan pemilik sapi tersebut. Sapi pekerja juga cenderung lebih jinak serta mudah dikendalikan.

Sapi pekerja ini termasuk sapi yang dagingnya jarang dikonsumsi. Mengapa? Karena pekerjaan berat yang dilakukannya membuat daging sapi tersebut cenderung lebih keras.

Bagaimana Cara Beternak Sapi yang Benar?

Cara Beternak Sapi yang Benar
Cara Beternak Sapi yang Benar | Image source: media.istockphoto.com

Seperti yang dijelaskan, sapi memiliki banyak manfaat serta bernilai jual ekonomis. Tak sedikit yang kemudian memutuskan untuk beternak sapi. Jadi, jika Anda sudah tahu daur hidup sapi dan ingin beternak hewan ini, tips berikut penting untuk diperhatikan.

1. Peternakan Intensif

Peternakan dalam kandang dan menjadi cara beternak yang paling banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Semua makanan serta perawatan dilakukan dan pastinya telah terjamin. Peternakan ini juga diterapkan pada peternakan sapi pabrik dan biasanya dilakukan dalam skala yang besar.

Hanya saja, untuk peternakan intensif memang memerlukan biaya produksi jauh lebih besar, mulai menyediakan makanan, vitamin, sampai membayar pekerja/karyawan. Semua ini agar pertumbuhan dalam setiap fase daur hidup sapi menjadi optimal.

2. Peternakan Ekstensif

Selanjutnya ada jenis peternakan di luar kandang. Sapi dibiarkan hidup bebas di alam dengan menyediakan area peternakan luas. Sapi akan memperoleh makanan yang disediakan alam tanpa harus ada campur tangan manusia.

Cara beternak sapi seperti ini cenderung kuno dan sekarang mulai banyak ditinggalkan. Alasannya, karena cara beternak secara ekstensif kurang efektif dibandingkan cara beternak intensif. Salah satu kekurangannya yaitu pertumbuhan dalam daur hidup sapi menjadi lebih lama.

Kesehatan sapi juga tidak terjamin. Namun kelebihannya yaitu biaya produksi jauh lebih terjangkau. Anda tak perlu menyediakan makanan maupun merawat sapi tersebut.

3. Peternakan Semi Intensif

Cara beternak sapi yang ketiga yaitu memadukan antara cara beternak secara intensif dan ekstensif. Jadi, sapi akan dibiarkan di luar di waktu tertentu. Kemudian sapi tersebut juga dimasukkan ke kandang pada waktu tertentu juga.

Dalam kandang, sapi telah disediakan makanan dan dirawat. Umumnya, sapi tersebut akan dimasukkan kandang ketika sudah memasuki musim dingin maupun saat hujan. 

Sudah Paham tentang Siklus Daur Hidup Sapi?

Seperti itulah fase daur hidup sapi mulai pedet sampai dewasa. Jadi, hewan tersebut akan mengalami tiga fase utama dalam siklus kehidupannya, yaitu mulai masih menjadi pedet hingga memasuki fase dewasa dan siap melakukan perkembangbiakan.

Selain itu, sapi juga akan menunjukkan beberapa tanda ketika siap melakukan perkembangabiakan. Misalnya vulva terlihat bengkak, mudah terangsang, tampak gelisah, dan lain-lain. Semoga bermanfaat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page