10 Upacara Adat Papua Lengkap dengan Keunikan dan Filosofinya

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyimpan berbagai bentuk tradisi-tradisi adat yang unik dan menarik. Sebab, upacara adat di Papua bukan sekadar perayaan, tetapi juga mencerminkan kedalaman spiritual, hubungan dengan alam, dan sistem nilai masyarakat suku-suku yang beragam.

Mulai dari upacara pernikahan hingga upacara kematian di Papua memiliki keunikan tersendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami uraikan 10 upacara adat khasPapua yang lengkap dengan penjelasan keunikan dan filosofinya.

10 Macam Upacara Adat Papua

Berikut ini adalah beberapa upacara adat di Papua yang mana tidak  akan bisa Anda temukan di daerah lain:

1. Bakar Batu

Bakar Batu Papua
Bakar Batu Papua | Image Source: Wikipedia

Upacara bakar batu di Papua merupakan salah satu tradisi adat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat terhadap rezeki yang diberikan. Untuk itu, upacara ini biasanya dilaksanakan pada acara perkawinan, kelahiran, hingga penobatan kepala suku Papua. 

Pada upacara ini, orang Papua akan melakukan ritual memasak bersama-sama. Biasanya, ritual bakar batu ini dijalankan oleh suku-suku pedalaman seperti Pania, Lembah Baliem, Nabire, Dekai, Yahukimo, Pegunungan Tengah, dan Pegunungan Bintang.

Pada zaman dahulu, proses upacara bakar batu diiringi dengan membakar daging babi. Namun, sekarang upacara adat Papua ini menunjukkan bentuk toleransi, karena masyarakat setempat juga akan membakar sapi, kambing, dan ayam.

Selain itu, upacara bakar batu juga menjadi wujud dan simbol dari kesederhanaan yang masyarakat Papua miliki. Lebih tepatnya tentang bagaimana mereka menjunjung tinggi keadilan, ketulusan, persamaan hak, kekompakan, hingga keikhlasan yang membawa perdamaian. 

Adapun caranya yaitu dengan membakar batu hingga panas membara. Setelah itu, masyarakat akan menumpuk makanan di atasnya untuk kemudian memasaknya hingga matang. 

2. Upacara Adat Papua Wor

Upacara Adat Papua Wor
Upacara Adat Papua Wor | Image Source: Kabar Bisnis

Upacara adat khas Papua berikutnya merujuk pada tradisi Suku Biak. Tradisi Wor merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak bisa dijauhkan dari setiap kegiatan suku Biak. 

Lebih lengkapnya, Wor adalah upacara yang digelar dengan tujuan untuk memohon dan meminta perlindungan kepada penguasa alam semesta sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Biak. Adapun tradisi ini juga masyarakat Biak percayai mampu melindungi seseorang dalam setiap peralihan siklus hidupnya. 

3. Tanam Sasi

Tanam Sasi Papua
Tanam Sasi Papua | Image Source: Kumparan

Tanam sasi merupakan upacara adat kematian oleh Suku Marind-Anim yang ada di wilayah Merauke, Papua. Sasi sendiri merupakan kayu yang menjadi objek utama dalam proses upacara adat ini. 

Pada prosesi ini, kayu sasi akan ditanam selama kurang lebih 40 hari setelah ada orang yang meninggal. Kemudian, kayu tersebut akan suku Marind cabut ketika telah mencapai hari ke-1.000 setelah penanamannya. 

Kegiatan ini tidak hanya sekadar upacara biasa, namun juga memiliki makna dan filosofi tersendiri. Adapun makna yang tersimpan dalam upacara tanam sasi adalah melambangkan kehadiran para leluhur dan menjadi wujud tanda keadaan hati masyarakat yang ditinggalkan. 

Selain itu, tanam sasi juga sebagai simbol keindahan dalam bentuk karya seni oleh masyarakat Papua. Kegiatan ini juga sebagai bentuk mewakili kenangan dari nenek moyang sebelumnya. 

Biasanya, dalam proses upacara ini akan ada Tari Gatsi yang merupakan tarian tradisional suku Marind. Tidak hanya itu, selama pertunjukan, para musisi juga akan memainkan alat musik tradisional yang bernama tifa. 

4. Ero Era Tu Ura

Ero Era Tu Ura Papua
Ero Era Tu Ura Papua | Image Source: Caping

Upacara adat Papua ini merujuk pada prosesi tindik telinga untuk anak-anak yang berumur tiga hingga lima tahun. Dalam pelaksanaannya, upacara Ero Era Tu Ura akan dipimpin oleh seorang dukun bernama Aebe Siewi dengan dihadiri oleh keluarga dari anak yang ditindik tersebut. 

Selain itu, anak yang akan menjalani upacara tindik telinga nantinya akan duduk di sebuah tikar dengan dikelilingi anak-anak lain. Selanjutnya, kedua telinga anak tersebut ditindik dengan menggunakan alat khusus. 

Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk menjaga telinga anak agar pendengarannya tetap baik. Selain itu juga dengan harapan bahwa anak yang mendapatkan tindik telinga bisa mendengar suara yang baik dan bukan sebaliknya. 

5. Upacara Adat Papua Snap Mor

Upacara Adat Papua Snap Mor
Upacara Adat Papua Snap Mor | Image Source: Liputan

Upacara adat berikutnya adalah Snap Mor. Pada upacara adat ini, masyarakat Papua, khususnya Suku Biak, akan menangkap ikan di air laut yang sedang surut secara beramai-ramai.

Snap Mor biasanya masyarakat lakukan sekitar bulan Juli hingga Agustus. Snap Mor sendiri menjadi salah satu indikator bahwa anggota Suku Biak memiliki pengetahuan tentang momen yang sesuai untuk melakukan kegiatan menangkap ikan.

Selain itu, tradisi ini juga mengandung nilai kebersamaan dan sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas berkat dan karunia yang telah Tuhan berikan. 

6. Upacara Kematian Suku Asmat

Upacara Kematian Suku Asmat
Upacara Kematian Suku Asmat | Image Source: Superlive

Suku Asmat adalah suku dengan populasi terbesar di Papua dan memiliki ritual kematian yang unik. Pada upacara adat kematiannya, masyarakat Suku Asmat Papua tidak mengubur mayat yang telah meninggal, melainkan hanya meletakkannya di atas perahu lesung. 

Tidak hanya itu, mayat juga akan dibekali dengan sagu dan dibiarkan mengalir ke laut hingga akhirnya membusuk dengan sendirinya. Nah, setelah mayat berubah menjadi tulang belulang, selanjutnya masyarakat akan menyimpannya di atas pokok kayu.

Menariknya lagi, tengkorak dari mayat akan dijadikan bantal oleh anggota keluarganya. Maknanya adalah sebagai bentuk rasa kasih sayang dan cinta para anggota keluarganya. 

Mungkin ini bukan hal yang biasa untuk masyarakat dari suku lainnya. Namun, dalam kepercayaan masyarakat Suku Asmat, kematian adalah suatu hal yang alamiah dan sebagai tanda adanya roh jahat yang mengganggu orang yang telah meninggal tersebut.  

Untuk itu, saat ada orang sakit, warga Asmat akan membuat pagar dari dahan nipah. Fungsi dari pagar ini adalah untuk mengusir roh jahat yang ada di sekeliling orang yang sakit. 

Selain itu, biasanya orang-orang tidak akan memberi obat atau makan untuk orang sakit tersebut dan orang-orang hanya akan terdiam dan berkerumun di sekelilingnya. Barulah setelah orang yang sakit tersebut meninggal, masyarakat sekitar akan berebut untuk memeluk mayatnya. 

7. Kiuturu Nandauw

Kiuturu Nandauw Papua
Kiuturu Nandauw Papua | Image Source: West Papua Story

Kiuturu Nandauw merupakan salah satu upacara adat Papua yang dilaksanakan untuk anak-anak. Upacara ini berupa pemotongan rambut anak untuk pertama kalinyaa saat telah menginjak usia 5 tahun. 

Upacara adat ini sudah berlangsung secara turun temurun, sehingga masih ada banyak masyarakat setempat yang masih menjaganya. Kiuturu Nandauw tidak hanya sebuah upacara, tetapi juga sebagai bentuk menjaga nilai adat dan budaya yang ada di daerah Papua. 

8. Tradisi Nasu Palek

Tradisi Nasu Palek
Tradisi Nasu Palek | Image Source: Boombastis

Tradisi adat Papua ini termasuk upacara yang cukup ekstrim karena pada tahapan prosesnya akan ada tahapan mengiris telinga. Adapun suku di Papua yang melaksanakan upacara ini adalah Suku Dani. 

Nasu Palek dilakukan sebagai bentuk dari rasa duka cita atau sedih ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, baik itu Ibu, Ayah maupun saudara kandung. Semakin banyak irisannya sebagai pertanda semakin banyak anggota keluarga yang meninggal.

9. Perkawinan Suku Biak

Perkawinan Suku Biak
Perkawinan Suku Biak | Image Source: Gasbanter

Upacara adat Papua ini berkaitan dengan upacara perkawinan milik Suku Biak. Tradisi pernikahan ini hampir sama dengan rangkaian proses pernikahan lainnya yang mana dimulai dari prosesi pinangan, lamaran, hingga proses pernikahan. 

Tahapan pertama dalam proses pernikahannya yaitu proses penyerahan benda pusaka seperti parang, panah, dan tombak terlebih dahulu di antara kedua belah pihak.

Setelah itu, kedua pengantin akan menghisap sebatang rokok secara bergantian dengan iringan doa dan mantra oleh tetua suku. Jika upacara selesai, maka kedua keluarga akan makan bersama.

Tidak hanya itu, pada acara ini masing-masing mempelai akan mendapatkan ubi bakar yang sebelumnya telah diberi doa atau mantra oleh kepala adat. Selanjutnya, kedua pengantin yang telah menerima ubi akan saling menyuapi sebagai simbol bahwa keduanya telah sah menjadi suami istri. 

10. Tradisi Iki Palek

Tradisi Iki Palek
Tradisi Iki Palek | Image Source: Grid

Terakhir ada tradisi Iki Palek yang termasuk upacara ekstrim seperti Nasu Palek. Perbedaanya, upacara adat ini mengharuskan masyarakat Papua untuk memotong jari mereka. 

Proses pemotongan jari ini terjadi saat salah satu anggota keluarga meninggal dunia. Tujuan utamanya yaitu sebagai bentuk kesedihan atas kepergian anggota keluarga karena mereka merasa bahwa dengan menangis saja tidak cukup untuk mewakili kesedihan mereka. 

Untuk itu, mereka akan memotong jari sebagai bentuk rasa sedihnya. Selain itu, masyarakat juga menganggap bahwa kehilangan salah satu anggota keluarga sama dengan kehilangan sebagian kekuatan hidupnya. 

Adapun caranya yaitu dengan memotong satu ruas jari dengan menggunakan kapak ataupun pisau tradisional. Tidak hanya itu, ada juga yang melakukan pemotongan jari dengan menggigit jari tersebut hingga putus. 

Secara umum, upacara ini hanya dilakukan oleh kaum wanita saja. Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga kaum lelaki yang melakukan upacara ini untuk mengungkapkan kesedihannya. 

Sudah Tahu Apa Saja Upacara Adat Papua?

Pada kesimpulannya, ada banyak sekali upacara adat Papua dengan keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Secara keseluruhan, tradisi yang orang Papua lakukan akan sangat susah Anda temukan di daerah lain. Terutama untuk upacara adat yang ekstrim yang mungkin satu-satunya di dunia. 

Untuk itu, sebagai warga Indonesia, sudah sepatutnya Anda bersyukur dengan keberagaman adat yang ada. Salah satu caranya yaitu dengan menjaga setiap upacara adat yang ada di daerah masing-masing.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page