Pola Lantai Tari Indang, Iringan Lagu, dan Gerakannya

Negara Indonesia kaya akan kebudayaan dari masing-masing daerah. Salah satu kebudayaan daerah yang tetap eksis sampai sekarang adalah tarian. Tiap provinsi memiliki ciri khas tariannya sendiri. Begitu pula dengan provinsi Sumatera Barat yang memiliki pola lantai tari indang yang unik dan menarik. 

Tari indang termasuk jenis tari tradisional wilayah Minangkabau. Selain terkenal dengan nama Indang, tarian ini punya nama lain yaitu dindin badindin. Jika menyaksikannya secara langsung, Anda akan terpukau dengan gerakan Tari Indang yang lincah dan dinamis. Simak penjelasan lebih lanjut tentang tari ini! 

Sekilas Tentang Tari Indang

Sebelum mengetahui tentang pola lantai tari indang, sebaiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tarian ini agar dapat meresapi gerakannya dengan baik. Nama Indang memiliki makna ‘rebana kecil’ dalam bahasa Minang.  Tarian ini berasal dari Pariaman, salah satu kota yang ada di Sumatera Barat. 

Sebenarnya, tari indang awalnya untuk berdakwah menyebarkan agama islam. Namun, seiring berjalannya waktu, tari ini akhirnya berakulturasi dengan budaya lokal Minangkabau. Itulah mengapa sebagai seni pertunjukan, tarian ini tidak hanya mengenalkan budaya dan sosial masyarakat, tetapi juga nilai-nilai keagamaan. 

Salah satu makna yang terkandung dalam tari dindin badindin yaitu mengisahkan bagaimana agama Islam dapat masuk ke Sumatera Barat berdasarkan syair dan gerakannya. Gerakan tari indang memiliki kesan variasi, dinamis, dan lincah. Gerakan-gerakan tersebut juga tidak lepas dari pengaturan pola lantai tari indang. 

Meskipun awalnya tarian ini berfungsi sebagai sarana edukasi masyarakat mengenai nilai-nilai agama islam, saat ini tari indang juga bermanfaat untuk sarana penghiburan masyarakat. Tidak jarang pada acara-acara skala kecil maupun besar mementaskan tarian ini.

Bagaimana Pola Lantai Tari Indang?

Pola Lantai Tari Indang
Pola Lantai Tari Indang | Image Source: katadata

Sama seperti tarian lainnya, tari indang tentu memiliki gerakan yang tidak lepas dari pola lantai. Pola lantai adalah formasi atau posisi penari dengan tujuan untuk memperindah penampilan. Memperhatikan pola dalam kesenian tari bersifat penting karena tanpa pola yang teratur, maka gerakan tari bisa kacau. 

Perpindahan dan pergeseran gerakan menari akan membentuk sebuah pola lantai yang terstruktur. Bisa dibilang, pola lantai menggambarkan gerak langkah kaki dan posisi penari saat berada di atas panggung pementasan. Penari yang mengetahui pola lantai, dapat menempatkan diri dengan posisi yang tepat ketika menari. 

Apalagi, tari indang merupakan tari kelompok sehingga antar penari harus memiliki koordinasi gerakan yang baik untuk menciptakan penampilan harmonis. Terdapat beberapa jenis pola lantai dalam tari, misalnya seperti pola horizontal, vertikal, diagonal, melengkung, dan lain sebagainya. 

Pola yang termasuk dalam pola lantai tari indang adalah horizontal. Sesuai dengan namanya, pola tersebut hampir mirip seperti pola lurus vertikal. Akan tetapi, pada tari indang, pola lantainya membentuk banjar dari sisi kanan ke sisi kiri atau sebaliknya. Jadi, para penari berbaris dari samping kiri ke kanan atau kanan ke kiri. 

Selain itu, dalam beberapa pertunjukan, pola lantai bisa bertambah. Terkadang, penari dindin badindin menambahkan bentuk formasi seperti melingkar, zig-zag, dan lain sebagainya. Perlu Anda ketahui, jumlah penari dalam tari indang tidaklah selalu sama, satu pertunjukan tari bisa memuat tujuh sampai dua puluh lima orang. 

3 Gerakan dalam Tari Indang

Gerakan dalam Tari Indang
Gerakan dalam Tari Indang | Image Source: wikimedia

Setelah mengetahui jenis pola lantai tari indang atau dindin badindin, berikutnya Anda akan mempelajari gerakannya lebih jauh. Saat pertunjukan tari dimulai, para penari yang terbagi dalam dua baris akan menunjukkan gerakan yang bervariasi. 

Ada yang berdiri atau duduk. Untuk informasi lebih lanjut terkait gerakan tari indang, simak penjelasannya berikut.

1. Gerakan Pasambahan

Gerakan Pasambahan mengandung arti penyampaian hormat kepada orang-orang yang sudah berjasa dalam berdakwah menyebarkan ajaran agama islam. Selain sebagai bentuk peringatan dan penghormatan, gerakan pasambahan juga berfungsi sebagai permohonan maaf ke pemuka adat yang datang pada pementasan tersebut. 

Bukan hanya kepada pemuka adat, mamak, dan ninik, penghormatan tersebut juga berlaku pada kelompok tari dindin badindin yang akan atau sudah tampil. Para penari akan bergerak melakukan penghormatan dengan menyatukan kedua telapak tangan di depan dada. 

2. Gerakan Inti Nago

Pada pola lantai tari indang, terdapat gerakan yang bernama Inti Nago. Gerakan ini menceritakan kisah perjuangan seseorang untuk berhasil mencapai cita-citanya. Terdapat tiga gerakan yang ada dalam inti nago, yakni antak siku, bago baranang, dan alang tabang. 

Gerakan inti nago juga menggambarkan perjuangan para pendakwah zaman lampau yang berupaya menyebarkan ajaran agama Islam. Di samping itu, gerakan alang tabang menggambarkan perasaan bahagia dan gembira dari masyarakat sekitar.

3. Gerakan Penutup

Seperti namanya, kegunaan gerakan ini adalah menutup serangkaian pementasan tari indang. Sebelum pementasan berakhir, para penari akan menunjukkan sebuah gerakan penutup yang mengisyaratkan adab permintaan maaf masyarakat Minangkabau. 

Permintaan maaf tersebut juga ditujukan kepada para penonton yang telah setia melihat pertunjukan tari indang atau dindin badindin sejak awal hingga akhir. 

Iringan Lagu Untuk Pola Lantai Tari Indang

Tari-tari pada umumnya menggunakan iringan lagu yang berasal dari alat musik untuk menciptakan tempo agar bisa menarikan gerakan dengan ritme tepat. Sumber iringan lagu dari tari indang berasal dari tabuhan alat musik seperti indang atau ripai. Terkadang, para penari juga bertepuk tangan untuk menghasilkan bunyian. 

Lama kelamaan, iringan dalam tari indang bertambah variasinya. Seperti perkusi, biola, hingga marwas. Bunyi-bunyian dari menabuh indang dan tepukan tangan itulah yang penari pakai sebagai dasar untuk bergerak sambil menyesuaikan dengan tempo musik.

Penari akan meliukkan badan ke kiri atau kanan secara bergantian. Selain itu, gerakan tari indang akan terus berubah dan memiliki banyak variasi mulai, dari awal hingga akhir. 

Seperti yang sudah Anda pahami pada penjelasan sebelumnya, setiap gerakan dari tari indang mengandung makna tersirat. Sehingga, gerakan tari berusaha untuk menyampaikan makna tersebut secara emosional ke penonton. 

Properti, Busana, dan Tata Rias Tari Indang

Properti, Busana, dan Tata Rias Tari Indang
Properti, Busana, dan Tata Rias Tari Indang | Image Source: kemlu.go.id

Properti yang diperlukan dalam tari indang yakni meliputi busana, alat musik sebagai iringan, dan aksesoris. Untuk busana penarinya sendiri berasal dari pakaian tradisional khas Minangkabau. Warna kostumnya bisa berwarna merah, hitam, maupun emas. 

Penari wanita akan mendapatkan tambahan aksesoris seperti hiasan kepala, baju dan celana hitam yang agak longgar, serta sarung khas Minang. Kostum penari laki-laki pada dasarnya juga tidak jauh beda dari kostum penari wanita. Hanya saja, penari wanita harus mengenakan jilbab untuk tidak menghilangkan makna tarian. 

Sementara itu, tidak ada ketentuan khusus dalam tata rias tari indang. Para penari bisa memperoleh riasan secukupnya untuk pentas. Tujuan dari merias para penari adalah menonjolkan sisi keanggunan penari, sehingga sebaiknya tidak terlalu menor atau berlebihan. 

Agar mendukung terwujudnya pertunjukan tari indang yang harmonis, properti tari perlu disiapkan secara maksimal. Termasuk iringan musik yang membutuhkan beberapa alat seperti indang dan lain sebagainya. Karena, properti alat musik menjadi penentu gerakan tari yang sesuai tempo. 

Baca Juga: Pola Lantai Tari Indang, Gerakan, dan Lagunya

Sudah Tahu Gambaran Pola Lantai Tari Indang?

Nah, setelah mengetahui bahwa pola lantai tari indang menggunakan pola horizontal, kini Anda bisa membayangkan bagaimana bentuk formasi para penari saat berada di atas panggung. Selain itu, jika tertarik untuk mempelajari gerakan tari indang, maka wajib mengenal dan menghafal pola lantainya terlebih dahulu.

Sebab, dalam tarian berkelompok, pola lantai sangat penting untuk para penari perhatikan. Adanya bentuk formasi di atas panggung membantu mengarahkan dan memandu para penari untuk berpindah tempat dari satu arah ke arah lainnya. Agar tidak sampai salah melakukan pola lantai, para penari harus tetap fokus. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page