Karya sastra dalam bentuk tulisan sangat banyak jenisnya. Terkadang banyak orang yang kesulitan membedakan masing-masing karya sastra tersebut. Beberapa karya sastra lama dalam bentuk tulisan yang memiliki diksi indah adalah pantun, syair dan gurindam. Berikut penjelasan mengenai perbedaan pantun, syair dan gurindam.
Daftar ISI
Apa Itu Pantun?
Pantun merupakan salah satu jenis puisi kuno yang populer hingga saat ini. Pada awalnya, pantun hanya berupa kata-kata lisan saja. Namun, saat ini sudah beralih juga ke dalam bentuk tulisan.
Asal kata pantun sendiri adalah dari kata patuntun yang memiliki arti penuntun. Sedangkan panuntun berasal dari kata Minangkabau. Masyarakat melayu merupakan salah satu golongan yang sukses mempopulerkan pantun hingga ke penjuru nusantara.
Salah satu sastrawan yang membukukan pantun pertama kali adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Tepatnya adalah saat zaman Raja Ali Haji. Buku dalam bentuk antologi itu memiliki judul Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu.
Selain terkenal di kalangan orang melayu, pantun terus menarik hati masyarakat nusantara. Di bahasa Jawa, pantun disebut dengan istilah parikan. Lalu, dalam bahasa Sunda pantun dikenal dengan istilah paparikan.
Keberadaan pantun sendiri sangat penting pada zaman dahulu. Hal tersebut karena pantun seringkali digunakan sebagai permainan kanak-kanak, puisi untuk merayu dalam percintaan, upacara pernikahan, berbagai nyanyian hingga bahan gurauan untuk mengakrabkan sesama.
Ciri-Ciri Pantun
Perbedaan pantun, syair, dan gurindam akan sangat terlihat dari ciri-cirinya. Karena itu, setelah mengenal sejarah dan pengertian pantun, Anda harus mengetahui ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan karya sastra tertulis lain. Ketika memahami ciri-ciri pantun ini, Anda akan dapat dengan mudah mengidentifikasi sebuah pantun.
Berikut adalah ciri-ciri pantun:
- Umumnya terdiri dari empat baris yang singkat. Terkadang ada yang terdiri dari delapan baris, di mana empat baris kedua adalah lanjutan dari empat baris pertama.
- Memiliki sajak khusus, yaitu a-a-a-a atau a-b-a-b. Sajak yang dimaksud adalah huruf vokal di akhir kalimat selalu berakhiran sama atau silang.
- Terdiri atas 9 hingga 10 suku kata.
- Dua kalimat pertama merupakan sampiran yang berisi sebuah perumpamaan atau kata-kata tidak bermakna.
- Lalu, dua kalimat terakhir merupakan isi yang berisi tujuan dan komponen utama pantun, tempat meletakkan kata tujuan.
Beberapa Jenis dan Contoh Pantun
Selain memiliki berbagai ciri khusus yang menjadi perbedaan pantun dengan karya sastra seperti syair dan gurindam, karya ini juga terdiri dari beberapa jenis. Jenisnya bergantung pada target pembaca dan maksud penyampaiannya. Berikut ini adalah beberapa jenis pantun yang perlu Anda ketahui beserta dengan contohnya:
1. Pantun Anak-Anak
Pantun anak-anak merupakan jenis pantun yang mudah dicerna karena memiliki target pembaca anak-anak. Pantun ini juga terdiri dari beberapa macam seperti pantun bersuka cita, pantun berduka cita, dan pantun jenaka. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Burung merpati burung dara
Terbang melampaui angkasa luas
Bagaimana hati takkan gembira
Karena aku berhasil naik kelas
- Memetik manggis di kota Batu
Membeli labu tapi uangnya hilang
Menangis aku tersedu-sedu
Mencari ayah yang belum juga pulang
- Pohon manggis di tepi rawa
Tempat nenek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
2. Pantun Dagang atau Nasib
Pantun dagang atau pantun nasib merupakan salah satu jenis yang menceritakan tentang kehidupan. Dahulu, pantun dagang dan nasib ini akan digunakan oleh para perantau yang mengadu nasib jauh dari kampung halamannya. Berikut adalah contohnya:
- Tudung saji hanyut terapung
Hanyut terapung di air sungai
Niat hati hendak pulang kampung
Apa daya tangan tak sampai
3. Pantun Nasihat
Pantun nasehat merupakan jenis pantun yang biasanya disampaikan oleh orang yang lebih dewasa kepada kalangan yang lebih muda. Sehingga, pantun ini tergolong dalam salah satu pantun orang tua.
Melalui pantun yang singkat, para orang tua mampu menyampaikan makna mendalam dengan baik. Berikut adalah contohnya:
- Pakai baju berwarna biru
Pergi sekolah pukul satu
Siswa wajib hormati guru
Karena guru pembekal ilmu
- Memetik paku dekat kubangan
Buah jeruk matang muda
Rajinlah untuk bersekolah
Jadi bekal ketika nanti tua
4. Pantun Adat
Sesuai dengan namanya, pantun adat merupakan salah satu jenis karya yang sarat akan sebuah kebiasaan atau hal yang berkaitan dengan adat atau mitos. Berikut merupakan salah satu contoh pantun adat:
- Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Apa Itu Syair?
Agar semakin mengenali perbedaan pantun, syair dan gurindam, selanjutnya Anda wajib memahami pengertian syair. Syair merupakan salah satu puisi lama lainnya yang cukup populer di kalangan masyarakat melayu. Menurut KBBI, syair adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris dan berakhir dengan bunyi vokal sama.
Namun, syair sebenarnya bukan merupakan budaya asli Indonesia, melainkan bawaan dari Arab. Syair berasal dari kata Syi’ir atau Syu’ur yang berarti perasaan. Hanya saja, sebagian orang juga mendefinisikan Syair berasal dari kata Syi’ru yang memiliki arti sebuah puisi.
Perkembangan budaya syair mengikuti perkembangan penyebaran agama Islam di nusantara. Tercatat bahwa, peninggalan syair dalam bahasa Arab tertua di Indonesia adalah milik Sultan Malik Al-Saleh yang berada pada sebuah batu nisan. Sedangkan syair bahasa melayu tertua adalah milik prasasti Minye Tujoh di Banda Aceh.
Ciri-Ciri Syair
Syair juga memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi perbedaan syair dengan pantun dan gurindam. Berikut ini merupakan beberapa ciri syair yang perlu Anda ketahui:
- Syair umumnya terdiri dari empat baris yang sarat akan makna.
- Setiap barisnya umumnya terdiri atas 4 hingga 6 kata.
- Setiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata berkaitan.
- Semua baris yang berada pada syair adalah isi. Hal tersebut berbeda dengan pantun yang dua baris awalnya hanyalah sampiran.
- Setiap baris pada sebuah syair selalu menyampaikan sebuah pesan tertentu.
- Selalu memiliki rima yang berakhiran a-a-a-a dan tidak bisa silang seperti pantun.
- Syair selalu berisi tentang sebuah kisah tertentu, mitos dalam sejarah, maupun tentang pesan agama.
Beberapa Jenis dan Contoh Syair
Setelah mengetahui makna syair hingga ciri-ciri khusus yang dimiliki syair. Berikut ini adalah beberapa jenis syair yang telah dilengkapi dengan contohnya masing-masing:
1. Syair Kehidupan
Syair kehidupan merupakan karya sastra yang berisi tentang sebuah perjalanan kehidupan dan bagaimana seseorang berusaha di dalamnya. Jenis syair ini sangat sarat akan makna, berikut merupakan contohnya:
Hidup di dunia hanya sementara waktu
Jadi jangan sia-siakan kehidupan itu
Lakukan yang baik selagi kau mampu
Sedangkan kehidupan berada di dalam tubuh
Cobaan hidup itu amatlah berat
Mari kita bertahan hidup dan selamat
Jangan sampai roboh tersayat
Dalam melalui cobaan berat
Masih di lingkup dunia
Lakukan terbaik dengan sekuat tenaga
Hingga nanti saat nyawa telah hilang
Tidak ada sesal dan kecewa
2. Syair Pendidikan
Sesuai dengan namanya, syair pendidikan merupakan jenis syair yang menyiratkan tentang pentingnya sebuah ilmu dalam kehidupan. Umumnya, syair ini disampaikan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Berikut merupakan contohnya:
Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia
Dengan ilmu engkau terjaga
Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa
Menyinari dirimu di masa dewasa
Oleh: Gina Hayana
3. Syair Cinta
Syair cinta merupakan sebuah syair yang memiliki makna tentang kasih sayang kepada seseorang. Bisa jadi kepada anak, orang tua, keluarga, ataupun kekasih. Berikut merupakan contohnya:
Dengan bismillah permulaan warkat
Diambil kertas kalam diangkat
Pena dan tinta jadi serikat
Menyampaikan hakikat dengan hasrat
Pena menyelam dawat menyambut
Terbentang kertas putih umbut
Kalam menari kata disebut
Jejak terbentang sebagai rambut
Awal mulanya surat direka
Kenangan menyerang tidak berjangka
Siang malam segenap ketika
Wajah Adinda rasa di muka
Surat inilah pengganti diri
Datang menjelang muda bestari
Duduk berbincang berperi-peri
Melepas rindu hati sanubari
Apa Itu Gurindam?
Setelah melihat pengertian dan perbedaan pantun dan syair, kini saatnya Anda mengenal gurindam. Gurindam adalah salah satu karya sastra yang tergolong kuno, sehingga setiap kalimatnya memiliki bahasa yang baku yang serat akan makna.
Menurut KBBI, gurindam merupakan susunan sajak dua baris dan mengandung berbagai petuah hidup. Gurindam juga memiliki berbagai makna yang dijabarkan oleh para ahli.
Menurut Raja Ali Haji pada tahun 1989, gurindam merupakan sebuah puisi melayu yang memiliki susunan dua baris, di mana setiap kalimatnya memiliki sajak atau rima. Baris pertama disebut dengan syarat, baris kedua disebut dengan jawab.
Sedangkan, menurut Harun Mat Piah, gurindam merupakan sebuah puisi lama yang memiliki bentuk baik terikat maupun tidak terikat. Gurindam terikat merupakan jenis yang terdiri atas dua baris rangkap dengan sajak a-a, sedangkan gurindam tidak terikat memiliki bentuk yang bebas.
Ciri-Ciri Gurindam
Sama halnya dengan karya sastra tertulis lainnya, gurindam juga memiliki berbagai ciri khusus yang bisa memudahkan para pembaca untuk mengidentifikasi karya tersebut. Berikut ini adalah beberapa cirinya yang menjadi perbedaan gurindam dengan pantun dan syair:
- Berbeda dengan pantun dan syair yang umumnya memiliki memiliki bari lebih dari 4, gurindam terdiri atas dua baris saja. Singkat, namun sangat bermakna
- Struktur penulisan gurindam adalah pertanyaan yang dilanjut dengan konsekuensi. Di mana pertanyaan ada pada baris pertama dan konsekuensi ada pada baris kedua.
- Bunyi akhir kalimat atau sajak kalimat yang dimiliki selalu senada, yakni dengan sajak a-a.
- Umumnya, gurindam selalu mengandung petuah bijak. Berbeda dengan karya sastra seperti puisi atau pantun yang terkadang masih mengandung hal jenaka atau keluhan kehidupan saja.
- Setiap baris yang terdapat pada gurindam dibatasi hanya 4 hingga 6 kata dan 10 sampai 14 suku kata.
Beberapa Contoh Gurindam
Setelah mengetahui pengertian gurindam baik secara umum maupun dari para ahli serta mengerti berbagai ciri gurindam juga perbedaan dengan syair dan pantun. Berikut ini merupakan beberapa contoh gurindam yang sarat akan pesan dan nasihat:
Contoh 1:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
Contoh 2:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat.
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
Contoh 3:
Hail kerajaan di dalam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
Sudah Memahami Perbedaan Pantun, Syair dan Gurindam?
Melalui beberapa penjelasan di atas, kini Anda sudah bisa mengetahui perbedaan pantun, syair dan gurindam. Kesimpulannya, ketiga karya sastra tersebut tidak hanya beda dari segi tatanan bahasa, namun juga berbeda dari segi sejarah. Anda tertarik untuk membuat ketiga karya sastra tersebut?