Apa saja penyebab stemi hingga dapat kambuh sewaktu-waktu? Pertanyaan itu mungkin kerap terbesit dalam benak Anda. Namun, sebelum membahas tentang hal tersebut, penting untuk memahami terlebih dahulu penyakit apa sebenarnya stemi tersebut.
Apa Itu Stemi?
Stemi merupakan akronim dari ST-Elevation Myocardial Infarction, yaitu salah satu kondisi serangan jantung paling berbahaya. Serangan jantung sendiri merupakan situasi di mana suplai darah dan oksigen dari darah ke otot jantung mengalami penyumbatan.
Ketika otot jantung kelaparan terlalu lama akibat suplai oksigen dan darah yang terhenti, organ vital tersebut akan berhenti bekerja. Inilah yang menjadi penyebab stemi yang dikenal serangan jantung dengan tingkat kematian tertinggi.
Klasifikasi Stemi
Penyumbatan darah dan oksigen alias skemi dalan terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu:
1. Stemi Anterior
Pada kondisi stemi yang satu ini, penyumbatan pembuluh darah terjadi pada bagian arteri anterior kiri. Tugas dari arteri itu sendiri adalah menyebarkan arah ke depan (anterior jantung)
2. Stemi Inferior
Klasifikasi berdasarkan penyebab stemi yang selanjutnya adalah stemi inferior. Penyumbatan oksigen dan darah terjadi pada left circumflex yang memiliki tugas pendistribusian darah ke sisi bawah dan samping jantung.
Ragam Faktor Penyebab Stemi
Anda tentu bertanya-tanya bagaimana kondisi stemi alias penyumbatan oksigen serta pembuluh darah dapat terjadi, bukan? Hal tersebut sangat wajar, mengingat serangan jantung dapat terjadi secara tiba-tiba dan sulit dicerna faktor pemicunya. Namun, berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab stemi dapat terjadi:
1. Kebiasaan Merokok
Pemicu pertama tidak lain adalah kebiasaan merokok yang membuat seseorang menghirup karbon dioksida dalam volume cukup tinggi. Penghirupan CO2 mengakibatkan pasokan oksigen berkurang hingga dapat mempengaruhi kinerja pembuluh darah dan berujung penyumbatan.
2. Riwayat Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi juga menjadi penyebab stemi. Hal tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu keras hingga menimbulkan tekanan yang melambatkan kinerja otot jantung. Pasokan udara dan darah ke sentral jantung berkurang karenanya hingga berujung pada serangan jantung.
3. Keturunan (Genetik)
Penyebab lainnya bisa karena faktor keturunan atau genetik. Jika Anda memiliki orang tua atau kerabat dekat dengan riwayat hipertensi turun temurun, maka bisa jadi diwariskan juga pada Anda.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Stemi juga bisa terjadi karena aktivitas fisik yang sangat minim, khususnya bagi Anda yang tidak rajin berolahraga. Gerakan tubuh sangat efektif membantu kelancaran pembuluh darah dan sirkulasi udara. Jika tubuh lebih banyak diam, maka fungsi-fungsi tersebut mengalami gangguan dan memicu stemi terjadi.
5. Riwayat Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes mellitus atau dikenal juga sebagai kencing manis termasuk penyebab stemi. Tingginya kadar gula darah mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah. Kondisi tersebut otomatis mempengaruhi kinerja berbagai organ vital, termasuk terjadinya serangan jantung.
6. Kelebihan Berat Badan (Obesitas)
Penumpukan lemak atau kolesterol tinggi juga menjadi pemicu stemi terjadi. Kolesterol menyebabkan berat badan berlebih (obesitas) yang memperlambat gerak tubuh dan pendistribusian darah serta oksigen. Tekanan pada jantung otomatis meningkat karena hal tersebut sehingga mengakibatkan stemi.
Rangkaian Gejala Stemi
Bagaimana cara mengetahui Anda terkena stemi atau tidak? Selain memperhatikan faktor risiko penyebab stemi di atas, gejala-gejala berikut bisa menjadi penanda:
1. Rasa Nyeri di Dada Kiri
Gejala pertama adalah nyeri di bagian dada sebelah kiri yang terasa berdenyut terus menerus selama 20 menit. Rasa nyeri tersebut perlahan menyebar ke bagian tubuh lain seperti punggung hingga rahang.
2. Sesak Nafas
Selain nyeri, Anda juga akan merasakan gejala berupa kesulitan bernapas karena dada terasa sangat sesak. Bila Anda tidak memiliki riwayat penyakit asma, namun merasakan sesak napas. Maka, bisa jadi hal itu merupakan gejala stemi.
3. Keringat Berlebih (Diaphoresis)
Penyebab stemi juga dapat menimbulkan gejala berupa keringat berlebih, namun tidak disebabkan oleh cuaca panas sekitar. Biasanya berupa keringat dingin dengan volume besar di area dahi dan telapak tangan.
4. Jantung Berdebar Kencang (Palpitasi)
Selain keringat berlebih, stemi juga ditunjukkan melalui gejala berupa jantung berdebar kencang atau palpitasi. Debarannya lebih kencang dibandingkan dengan melakukan aktivitas lari maraton ataupun kegiatan fisik lainnya.
5. Sakit Kepala Berdenyut
Aliran darah yang tidak lancar serta kurangnya pasokan oksigen juga berpengaruh pada otak. Hal itu memicu sakit kepala berdenyut yang tidak reda meskipun telah mengonsumsi obat.
Pengobatan Stemi
Jika seseorang sudah terlanjur mengalami gejala sebagai efek samping penyebab stemi, berikut adalah pengobatan yang akan diterima dari paramedis:
1. Intervensi Koroner Perkutan (PCI) Jantung

Tindakan umum yang media lakukan untuk mengobati stemi adalah PCI jantung, yaitu tindakan pelebaran pembuluh darah yang mengalami penyumbatan. Tekniknya dengan memasukkan kateter ke pembuluh darah. Kemudian, dipompa agar mengembang sehingga area sekitarnya ikut melebar.
2. Obat-Obatan

Selain PCI jantung, dokter pasti akan meresepkan penggunaan obat-obatan yang membantu melancarkan pembuluh darah dan mencegah serangan jantung, seperti:
- Beta-blocker yang memperlambat detak jantung agar lebih rileks.
- Statin yang berfungsi menghambat produksi kolesterol dalam liver.
- Antiplatelet untuk mengurangi penggumpalan darah.
- Analgesik yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri.
- Nitrogliserin bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah.
3. Operasi Bypass Jantung

Tindakan medis terakhir untuk mengatasi penyebab stemi adalah melakukan operasi bypass jantung. Tujuan dari operasi adalah membuat jalur baru untuk aliran darah jika PCI dan obat-obatan tidak membantu.
Pencegahan Stemi
Membayangkan pengobatan-pengobatan di atas tentu cukup membuat Anda bergidik, bukan? Satu-satunya jalan terbaik daripada menjalani pengobatan adalah melakukan tindakan pencegahan stemi sebagai berikut:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan ideal bukan berarti Anda harus kurus, tetapi memiliki bobot yang sesuai dengan tinggi badan. Proporsi tubuh yang pas akan membantu melancarkan peredaran darah dan oksigen sehingga penyebab stemi dapat Anda cegah.
2. Diet Sehat
Diet sebenarnya memiliki arti makanan yang Anda konsumsi. Jadi, diet sehat artinya Anda harus mengonsumsi makanan-makanan sehat dengan kandungan gizi dan nutrisi seimbang.
Konsumsi makanan sehat membantu Anda untuk menghindari potensi penyakit-penyakit seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi. Ketiganya termasuk dalam faktor risiko penyebab stemi.
3. Berolahraga Secara Rutin
Pastikan tubuh Anda cukup bergerak agar peredaran darah serta sirkulasi udara dalam tubuh bekerja dengan baik. Olahraga rutin selama dua puluh menit setiap hari cukup membantu memenuhi kebutuhan gerak tersebut.
4. Menerapkan Hidup Sehat
Selain konsumsi makanan, olahraga, dan menjaga berat badan, Anda juga wajib menerapkan gaya hidup sehat lainnya. Termasuk tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol. Asap rokok, kandungan nikotin, serta senyawa alkohol sangat mudah merusak tubuh dan memicu faktor penyebab stemi.
Komplikasi Stemi
Apa yang akan terjadi jika tidak menerapkan pencegahan dan mendapatkan pengobatan yang tepat ketika mengalami stemi? Beberapa komplikasi kesehatan ini akan Anda rasakan:
1. Gangguan Detak Jantung (Aritmia)
Stemi menyebabkan gangguan detak jantung atau biasa disebut aritmia. Ritme jantung menjadi sangat tidak teratur dan rentan memicu dampak yang lebih fatal.
2. Gagal Jantung
Kondisi yang dialami setelah komplikasi dari penyebab stemi yang tidak langsung diatasi adalah gagal jantung. Ini adalah kondisi di mana jantung kehilangan kekuatan untuk memompa dan bisa berlangsung sesaat atau seterusnya.
3. Henti Jantung
Komplikasi terakhir yang dapat merenggut nyawa adalah henti jantung. Situasi ini membuat jantung berhenti total dan perlahan menyebar mengakibatkan kerusakan fungsi organ vital lain.
Sudah Tahu Apa Saja Penyebab Stemi?
Stemi merupakan suatu kondisi yang dapat dicegah melalui penerapan gaya hidup sehat. Selain itu, penyebab stemi juga masih dapat diatasi dengan persentase kesembuhan yang cukup tinggi. Sayangnya, orang-orang cenderung mengabaikan potensi stemi meskipun sudah mengetahui riwayat penyakit dan faktor risiko pemicu.
Di Indonesia sendiri angka kematian karena stemi sangat tinggi dan terus bertambah. Karena itu, kini adalah saatnya Anda mulai peduli. Mulailah dengan hidup sehat dan kenali gejalanya. Pada dasarnya, gejala stemi bisa berbeda pada setiap orang. Namun, jika merasakan beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.