Belum lama ini, kita mendengar transisi virus Covid-19 dari pandemi menjadi endemi. Sebenarnya, termasuk apakah penyakit ini? Apa saja yang memengaruhi terjadinya wabah ini? Jika kamu penasaran, baca pembahasan lebih lanjut di artikel ini!
Pengertian Endemi
Endemi adalah penyakit berjangkit yang muncul di suatu wilayah atau suatu golongan masyarakat. Contoh dari penyakit ini yaitu penyakit malaria di Papua dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Wabah ini akan tetap ada di daerah-daerah tertentu dan memiliki frekuensi atau jumlah kasus yang cukup rendah.
Berdasarkan informasi dari studi di jurnal American Society for Microbiology, tingkat penyebaran penyakit ini cenderung lebih rendah dari penyakit yang dikategorikan sebagai wabah, epidemi, maupun pandemi.
Penyakit yang menyebar dengan luas seperti epidemi dan pandemi dapat berujung menjadi endemi di suatu wilayah. Frekuensi kemunculan penyakit ini bisa dibilang cukup rendah, terprediksi, dan bahkan bisa jarang terjadi.
Berbagai macam faktor dapat menjadi penyebab suatu penyakit berjangkit menetap dalam suatu wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain iklim, kepadatan penduduk, evolusi organisme penyebab infeksi, bahkan kondisi genetik masyarakat dalam suatu golongan masyarakat.
Sebagai contoh, malaria merupakan penyakit yang banyak menjangkit masyarakat di Benua Afrika, justru menjadi wabah di beberapa wilayah lain. Penyakit ini tidak mewabah lagi di Afrika sebab masyarakatnya memiliki gen sel sabit. Sifat genetik inilah yang membuat mereka lebih kebal terhadap penularan malaria.
Ciri-ciri Endemi
Endemi adalah suatu kondisi dimana suatu penyakit hanya muncul di suatu daerah tertentu dalam artian tingkat penularan dari penyakit termasuk dalam skala yang kecil. Berikut di bawah ini merupakan ciri-cirinya:
- Mengacu pada terjadinya suatu wabah penyakit secara terus-menerus.
- Penyakit ini mewabah di wilayah tertentu.
- Terjadi secara konsisten, tetapi terbatas pada wilayah tertentu.
- Penyebaran dan tingkat penularan dari penyakit bisa diprediksi.
- Virus tidak hilang sepenuhnya, namun menjadi lebih terkendali.
- Status imunitas, intervensi, faktor lingkungan, dan interaksi virus juga menjadi indikator.
Gejala Endemi
Penyebab dari wabah ini antara lain kondisi iklim, pencegahan dan pengobatan yang terhambat, kesulitan ekonomi, kepadatan penduduk yang sulit dikontrol, serta pembangunan yang kurang merata.
Beberapa contoh penyakit yang mewabah di Indonesia seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, hepatitis, kusta, tuberkulosis, filariasis, dan leptospirosis. Berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD ditularkan oleh virus yang bernama Dengue dan merupakan penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan sering kali menjadi wabah saat Indonesia memasuki musim penghujan.
Gejala dari penyakit DBD dimulai dengan demam tinggi, sakit kepala berat, nyeri di bagian belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dan muntah, serta ruam kulit.
Gejala-gejala ini biasanya muncul setelah 6 hari terinfeksi dan berlangsung selama 10 hari. Dalam kasus yang parah, DBD bisa menimbulkan pendarahan yang berisiko menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat penanganan.
2. Malaria
Penyakit malaria ditularkan dari gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung plasmodium yang merupakan parasit penyebab malaria. Gigitan dari nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Sebelum menyerang sel darah merah, parasit ini bersemayam di organ hati.
Gejala penyakit malaria timbul sekitar 10-15 hari setelah pasien mendapat gigitan nyamuk. Malaria memiliki tiga fase gejala yang berlangsung selama 6-12 jam. Biasanya, pasien mengalami gejala dengan tanda-tanda demam, menggigil, sakit kepala, mual atau muntah.
3. Hepatitis
Penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis. Penyakit ini memiliki 5 jenis, antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E. Setiap jenis dari penyakit hepatitis tersebut memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Mari kita bahas satu per satu
a. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini dapat menular melalui mulut. Virus hepatitis A akan menyerang hati melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus.
Jenis hepatitis ini termasuk penyakit akut jangka pendek. Sebagai tambahan, penderita hepatitis A memiliki gejala-gejala tertentu. Biasanya berupa demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual muntah, rasa tidak nyaman di bagian perut, dan urine berwarna gelap kuning,
b. Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B (HBV) merupakan penyebab dari penyakit hepatitis B. Jenis hepatitis ini sering kali menjadi kondisi kronis yang berkelanjutan. Penyakit hepatitis B menjadi penyebab sekitar 1 juta kematian di Indonesia. Adanya kontak dengan cairan tubuh penderita merupakan cara penularan dari penyakit ini.
Namun, tidak semua orang yang baru terinfeksi virus hepatitis B mempunyai gejala. Bagi mereka yang mengalaminya, gejala yang muncul biasanya kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, mual, dan penyakit kuning.
Bagi sebagian besar orang, jenis penyakit ini merupakan penyakit jangka pendek. Sedangkan bagi yang lain, penyakit ini dapat menjadi infeksi kronis jangka panjang.
c. Hepatitis C
Penyebab jenis penyakit hepatitis C adalah virus hepatitis C (HCV) yang menular melalui cairan tubuh. Masa inkubasi penularannya terjadi antara 2 hingga 24 minggu. Jenis penyakit ini muncul sebagai kondisi jangka panjang.
Selain itu, penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya tetapi jarang ditemukan dalam kondisi akut. Namun demikian, 80% infeksi virus hepatitis C ini akan menjadi kronik. Sebab belum ada vaksin yang tersedia untuk jenis penyakit hepatitis ini.
d. Hepatitis D
Hepatitis D termasuk jenis penyakit hepatitis yang langka dan hanya terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis D (HDV) jika orang yang terkena tidak terinfeksi hepatitis B.
Sayangnya, belum ada vaksin khusus untuk jenis penyakit hepatitis D. Kabar baiknya, penyakit ini akan otomatis ikut terobati setelah mendapatkan vaksin hepatitis B.
Dengan demikian, tim pemeriksa hanya akan melihat hasil ada atau tidaknya infeksi virus hepatitis B. Jika hasil pemeriksaan negatif, maka pasien tidak terinfeksi hepatitis D.
e. Hepatitis E
Penularan penyakit hepatitis E melalui makanan atau air yang terpapar oleh virus hepatitis E (HEV). Jenis penyakit ini mirip dengan hepatitis A yang merupakan penyakit akut dan sangat berbahaya bagi wanita hamil.
Infeksi virus hepatitis E banyak terjadi di daerah yang memiliki sanitasi buruk dan akibat dari mengonsumsi air minum yang tercemar. Walaupun gejala infeksi hepatitis E lebih ringan dibandingkan hepatitis A, namun belum ada vaksin untuk jenis penyakit ini.
4. Kusta
Penyakit kusta menyerang kulit hingga saraf. Kusta disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Gejala dari penyakit kusta antara lain bercak putih mati rasa pada kulit, kesemutan, hingga kelainan otot tangan atau kaki.
5. Tuberkulosis
Bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab dari endemi penyakit tuberkulosis. Umumnya, bakteri ini menginfeksi paru-paru, tetapi juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening dan tulang.
Tuberkulosis paru atau flek paru-paru memiliki tanda dengan gejala batuk berkepanjangan, nyeri dada, kelelahan, berkeringat di malam hari, hingga penurunan berat badan secara tiba-tiba.
6. Filariasis
Penyakit ini juga memiliki nama lain, yaitu penyakit kaki gajah. Penyebab filariasis adalah adanya infeksi cacing filaria yang menular melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup dan rasa tidak nyaman akibat dari pembengkakan di berbagai bagian tubuh.
Selain itu, kurangnya edukasi mengenai kondisi ini sering kali dapat menyebabkan penderitanya dikucilkan oleh lingkungan sekitar.
7. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang ditularkan melalui urine hewan. Penyakit ini lebih sering terjadi kepada orang yang berkontak langsung dengan hewan, seperti peternak dan pekerja di tempat pemotongan hewan.
Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk juga rentan terkena penyakit ini. Gejala orang yang menderita leptospirosis adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, penyakit kuning, muntah, diare, hingga ruam kulit.
Cara Mencegah Endemi
Pencegahan penyakit endemi harus diupayakan dari penanggulangan faktor penyebab penyakit yang paling dasar. Maka, perlu waktu yang cukup lama dan cakupan yang luas untuk melakukan pencegahan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penyakit ini antara lain:
- Menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan menjaga berat badan ideal. Jangan lupa untuk berolahraga secara teratur, berhenti merokok, mengelola stress dengan baik, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
- Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan tiap ruangan di rumah secara rutin. Terutama ruangan yang paling sering digunakan, seperti kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.
- Menghindari kontak dengan orang yang sakit. Salah satu caranya dengan tidak berbagi minum atau makanan dari wadah yang sama dengan orang yang sedang sakit.
Siap Melawan Penyakit Endemi?
Sekarang, kita telah mengetahui tentang penyakit endemi dimulai dari pengertian hingga cara mencegahnya. Kita juga menjadi lebih tahu dan awas terhadap beberapa penyakit yang sering terjadi di Indonesia. Terapkan poin-poin cara mencegah wabah ini sebagai pencegahan agar tidak menyesal di kemudian hari.