Pengertian Stunting: Penyebab, Ciri, Dampak & Cara Mencegahnya

Gizi merupakan hal yang sangat penting dan harus orang tua perhatikan agar tumbuh kembang anak berjalan maksimal. Risiko jangka panjang yang bisa menghantui anak jika kebutuhan gizinya tidak terpenuhi adalah anak dapat mengalami stunting atau tengkes.

Kasus tengkes bukanlah hal yang sepele. Kejadian tengkes pada anak akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terhambat serta berdampak negatif pada kualitas hidupnya di masa depan. Peran orang tua sangat krusial dalam memahami penyebab, ciri, dampak, dan cara mencegah tengkes.

Apa Itu Stunting?

stunting
Sumber: Darya Varia

Sebelum kita membahas penyebab, ciri-ciri, hingga cara mencegah tengkes, kita harus paham terlebih dahulu apa itu tengkes yang sebenarnya.

Mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, stunting atau biasa juga disebut dengan istilah tengkes, merupakan suatu kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Anak yang mengalami tengkes memperlihatkan gejala tampak yaitu memiliki tinggi badan yang rendah atau pendek. Seberapa pendek?

Anak dengan kondisi tengkes memiliki tinggi badan di bawah standar sebesar -2 standar deviasi (SD) atau lebih rendah lagi berdasarkan tinggi badan/usia yang ditunjukkan pada kurva pertumbuhan WHO.

Faktanya, kasus stunting merupakan salah satu isu kesehatan yang menyita perhatian cukup besar di mata pemerintah. Ini terjadi karena tengkes memberikan kerugian dampak panjang ke generasi penerus bangsa.

Penyebab Stunting

Ada sejumlah faktor yang bisa menjadi pemicu adanya tengkes. Faktor-faktor tersebut, antara lain:

1. Layanan Kesehatan yang Terbatas

Penguatan Posyandu Copyright MCA Indonesia
Sumber: cegahstunting

Faktor penyebab pertama yang bisa memicu terjadinya stunting adalah layanan kesehatan yang terbatas bagi masyarakat.

Bukan rahasia lagi kalau Indonesia masih berhadapan dengan masalah pemerataan akses kesehatan di seluruh negeri. Masih banyak wilayah yang belum memperoleh akses kesehatan minimum yang layak, terutama wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan.

Terbatasnya pelayanan kesehatan ini tentu merupakan sebuah kerugian. Pasalnya, masyarakat seperti ibu hamil, bayi, dan balita harus memperoleh standar kesehatan minimum untuk memperoleh taraf kesehatan yang baik.

Tidak hanya itu saja, pelayanan kesehatan juga berperan dalam pemberian edukasi pada orang tua untuk mencegah anak dari stunting

2. Kualitas Lingkungan yang Buruk

202301201049 main.cropped 1674186558
Sumber: voi

Faktor lain penyebab adanya kasus stunting adalah kualitas lingkungan yang buruk. Hal ini tidak terbatas saja pada lingkungan hidup, namun juga lingkungan sosial.

Kemiskinan merupakan hal yang punya andil cukup besar terhadap kejadian tengkes. Kondisi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan membuat mereka sulit untuk memenuhi standar lingkungan hidup yang baik serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga, termasuk ibu hamil, bayi, dan balita.

Contoh paling mencolok dari tidak layaknya standar hidup yang masyarakat miskin peroleh adalah sanitasi dan sulitnya memperoleh sumber air bersih. Ketersediaan air bersih dan layak minum yang sangat terbatas serta minimnya sarana kakus menyebabkan anak punya risiko tinggi terserang infeksi cacingan dan diare.

Infeksi yang anak derita secara berulang membuat tubuh lebih sulit untuk menyerap zat gizi yang masuk dan juga lebih rentan kehilangan zat gizi. Selain itu, zat gizi dan energi yang masuk lebih fokus digunakan tubuh untuk proses pemulihan daripada proses pertumbuhan dan perkembangan.

Hal ini makin diperparah dengan fakta bahwa masyarakat miskin kesulitan untuk memperoleh makanan bergizi seimbang. Sehingga, anak akan makin jauh dari pemenuhan gizi secara optimal dan mengalami kurang gizi. Inilah yang menyebabkan risiko terjadinya stunting makin tinggi.

Dari segi buruknya lingkungan sosial, masyarakat miskin juga kesulitan untuk mendapatkan edukasi mengenai pentingnya zat gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, orang tua berisiko menyiapkan makanan bagi anak secara tidak higienis.

Selain itu, kurangnya kesadaran tersebut juga menyebabkan orang tua berpikir bahwa pemenuhan zat gizi secara seimbang tidaklah penting. 

3. Kurangnya Pengetahuan dari Orang Tua

front view stacked books graduation cap open book education day
Sumber: Freepik

Menyambung dari poin pertama dan kedua, poin terakhir pemicu terjadinya stunting adalah rendahnya pengetahuan dari pihak orang tua mengenai pentingnya zat gizi bagi anak. Minimnya pengetahuan akan menyebabkan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anaknya dengan optimal. 

Misalnya saja, saat anak membutuhkan makanan bergizi seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangannya, orang tua malah memberikan anaknya makanan tinggi gula, garam, dan lemak. Makanan yang tinggi kalori dan zat gizinya tidak seimbang.

Kurangnya pengetahuan dari orang tua ini disebabkan oleh multifaktor. Salah satunya adalah kemiskinan. Keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan cenderung kesulitan dalam memenuhi standar hidup yang layak. Termasuk dalam hal ini edukasi.

Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan dan tenaga kesehatan sebagai sumber pengetahuan mengenai kesehatan anak juga menjadi penyebab besar mengapa orang tua tidak memperoleh edukasi yang cukup. 

Ciri-ciri Anak Mengalami Stunting

1920 short stature 456970
Sumber: Childern’s Mercy Kansas City

Ada sejumlah ciri-ciri yang menunjukkan jika anak mengalami tengkes. Berikut adalah ciri-ciri anak mengalami stunting yang harus diketahui betul oleh orang tua:

  • Anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan teman seusianya. Lebih tepatnya, tinggi badan anak berada di bawah standar sebesar -2 standar deviasi (SD) atau bahkan lebih rendah menurut tinggi badan/usia yang ditunjukkan di kurva pertumbuhan WHO.
  • Anak kurang semangat dan tidak aktif.
  • Mudah terserang sakit dan sembuh lebih lama daripada anak seusianya.
  • Anak terlihat lemas.

Dampak Stunting

feeling cognitive distortions 1024x666 1
Sumber: Cadey

Tengkes punya dampak serius bagi kualitas hidup anak di masa depan. Ada beberapa dampak negatif yang harus anak tanggung di masa depan karena tengkes. Contoh pertama adalah lambatnya perkembangan otak. 

Perkembangan otak yang tidak optimal dapat menyebabkan hal negatif seperti rendahnya kemampuan anak untuk belajar hingga keterbelakangan mental. Selain itu, kurang optimalnya pertumbuhan dan perkembangan yang anak alami karena stunting bisa menyebabkan anak mudah terserang penyakit hingga dewasa. 

Tidak terbatas pada penyakit infeksi saja, namun juga termasuk pada sejumlah penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, hingga hipertensi. Sebelumnya sempat sedikit disinggung kalau tengkes adalah isu besar yang pemerintah tanggung karena hal ini akan mengancam generasi masa depan bangsa. 

Hal ini bukan isapan jempol belaka karena prevalensi tengkes di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun 2022. Dengan kata lain, 1 dari 5 anak Indonesia mengalami tengkes. Sudah bisa membayangkan sebanyak apa jumlah kasus anak tengkes di Indonesia?

Bayangkan saja, ada banyak sekali anak Indonesia yang berisiko mengalami perkembangan otak yang tidak optimal dan mudah terserang penyakit. Padahal anak-anak adalah calon penerus generasi bangsa. Inilah alasan mengapa tengkes merupakan isu serius bagi negara.

Cara Mencegah Stunting

delicious food triangle
Sumber: Freepik

Secara teori, cara mencegah anak terkena stunting sebetulnya cukup sederhana, yaitu:

  • Mencukupi kebutuhan gizi pada anak
  • Memberikan ASI eksklusif saat anak berusia 0-6 bulan
  • Pemberian MP-ASI yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak saat anak sudah menginjak usia 6 bulan
  • Berikan anak imunisasi lengkap di fasilitas kesehatan terdekat

Poin-poin di atas cukup sederhana, bukan? Namun apakah mudah juga secara pelaksanaannya? Belum tentu!

Perlu kamu ingat bahwa anak yang mengalami stunting mayoritas berasal dari keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Menyediakan makanan bergizi seimbang tidaklah semudah itu bagi mereka.

Bagi masyarakat kurang mampu, menyisihkan penghasilan mereka untuk membeli sumber protein terjangkau seperti telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan adalah langkah yang setidaknya sedikit lebih realistis.

Selain itu, pihak pemerintah juga perlu berupaya lebih keras dalam pemerataan penyebaran fasilitas dan tenaga kesehatan di seluruh penjuru negeri.

Sebab, hal ini akan sangat membantu masyarakat miskin dalam memperoleh pelayanan kesehatan serta edukasi mengenai pentingnya gizi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa cara mencegah tengkes tidak bisa hanya dari pihak masyarakat saja. Melainkan, harus ada dukungan optimal dari pemerintah.

Cegah Stunting Demi Masa Depan Bangsa!

Tengkes merupakan dampak yang timbul dari kurangnya pemenuhan zat gizi pada anak dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini menjadi isu besar tersendiri mengingat 1 dari 5 anak Indonesia mengalami stunting.

Mengetahui ciri-ciri, penyebab, hingga cara mencegah tengkes perlu orang tua ketahui agar buah hati mereka tidak mengalaminya. Namun, perlu adanya dukungan pemerintah secara total untuk mencegah kejadian tengkes pada anak.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page