Kerap dikaitkan dengan kegiatan yang menantang, nyatanya adrenaline adalah hormon dalam diproduksi secara alami oleh tubuh ketika manusia berhadapan dengan situasi atau kondisi tertentu.
Pada artikel ini, akan menjelaskan mengenai definisi, fungsi serta dampak berlebihan maupun kekurangan untuk hormon adrenalin.
Apa itu Hormon Adrenalin?

Hormon yang satu ini dikenal pula dengan istilah epinefrin. Adrenaline adalah sebuah hormon yang membantu seseorang bereaksi cepat dalam kondisi senang, stres, takut, tertekan. Dia juga akan keluar ketika kamu berhadapan dengan situasi yang berbahaya.
Situasi-situasi yang menekan seperti itu akan mendesak seseorang untuk bereaksi atau merespons secara cepat. Keadaan tersebut dikenal juga dengan istilah fight or flight. Epinefrin keluar ketika kamu merasakan desakan atau sensasi tersebut.
Hormon tersebut juga menstimulasi perubahan pada tubuh ketika menghadapi situasi-situasi tersebut. Salah satunya adalah detak jantung yang makin cepat.
Secara teknis, tubuh memproduksinya lewat kelenjar adrenal, sebuah kelenjar berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal atau sekamur perut bagian atas.
Sementara itu, kelenjar pituitari atau hipofisis mengendalikan jumlah hormon yang harus kelenjar adrenal keluarkan pada sisi bawah otak manusia.
Di samping membantu seseorang dalam merespons situasi yang berbahaya, menantang atau penuh tekanan, epinefrin juga punya fungsi lain, lo. Hormon yang satu ini dapat membantu kekebalan tubuh dan menjaga metabolisme dengan merespons ketika merasa stres atau perasaan lainnya.
Salah satu contoh keluarnya adrenalin adalah ketika kamu melakukan olahraga atau kegiatan menantang, seperti bungee jumping atau ketika berada di wahana rollercoaster.
2 Bagian Utama Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal yang memproduksi hormon adrenaline memiliki beberapa bagian sehingga menimbulkan rasa tertentu pada tubuh kamu. Ada dua bagian utama pada kelenjar ini yaitu koteks adrenal atau bagian luar dan medula adrenal yaitu bagian dalam.
1. Koteks Adrenal
Bagian koteks ini bertanggung jawab untuk menghasilkan tiga jenis hormon, yaitu kortisol, gonadocorticoid, dan aldosteron. Selain itu, koteks adrenal ini juga memiliki tiga zona yaitu reticularis, glomerulosa, dan fasciculata.
Kotek adrenal sangat penting untuk metabolisme tubuh, sehingga apabila bagian ini berhenti berfungsi dapat menyebabkan kematian.
2. Medula Adrenal
Fungsi medula adrenal adalah memproduksi hormon adrenalin dan noradrenalin saat seseorang mengalami stres, seperti respons fight or flight yang telah disinggung sebelumnya. Uniknya, respons tersebut bermanfaat sebagai pertahanan diri ketika berhadapan dengan ancaman.
Faktanya, kedua bagian kelenjar adrenal tersebut terbungkus oleh kapsul adiposa yang melindungi dan membentuk area kelenjar.
5 Hasil Produksi dari Kelenjar Adrenal selain Hormon Adrenalin
Selain memproduksi hormon epinefrin, sebenarnya kelenjar adrenal juga menghasilkan berbagai hormon lain yang tubuh manusia butuhkan.
1. Gonadocorticoid
Hormon ini berfungsi sebagai pengatur hormon seks. Selain itu, hormon ini membantu pertumbuhan organ dan pengaturan karakteristik seksual. Hormon ini terbentuk dari progesteron, androgen, dan estrogen. Pada pria, lebih banyak ditemukan hormon androgen daripada wanita.
2. Epinefrin
Hormon adrenalin adalah hormon hasil produksi medula adrenal. Hormon ini bersatu dengan kortisol untuk mengelola respons saat tubuh meraskan stres. Contohnya adalah dengan membuat detak jantung menjadi lebih cepat, meningkatkan peredaran darah, dan mengantarkan kadar gula untuk menjadi energi.
3. Noradrenalin
Hormon noradrenalin memiliki nama lain, yaitu norepinefrin. Bekerja sama dengan kortisol dan epinefrin, nonadrenali dapat mengendalikan respons tubuh seseorang ketika sedang stres.
Selain itu, hormon ini juga berperan untuk mengendalikan otak untuk merespons suatu hal peristiwa, contohnya dengan memberi perintah untuk mempercepat detak jantung.
4. Aldosterone
Kelenjar adrenal turut menghasilkan aldosterone untuk mengatur tekanan aliran darah dan elektrolit. Hormon ini menghasilkan urine dari proses penyerapan natrium dan pelepasan kalium dalam darah oleh sinyal dari ginjal.
5. Kortisol
Hormon kortisol akan terlepas dari kelenjar adrenal ketika bekerja mengatur metabolisme pada tubuh, serta karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu, tekanan darah, siklus tidur, masalah kadar gula juga hasil dari tekanan respons hormon kortisol.
Di samping itu pula, ketika seseorang sedang stres, hormon kortisol membantu mengendalikan reaksi seseorang.
Apakah Benar Fungsi Adrenalin adalah Menjaga Imun Tubuh?
Faktanya, hormon epinefrin memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga metabolisme tubuh. Metabolisme sangat penting bagi keseimbangan kesehatan seseorang. Risiko kematian timbul jika epinefrin ini tidak diproduksi lagi oleh tubuh. Berikut ini adalah penjabaran singkat fungsi hormon epinefrin bagi tubuh.
- meningkatkan kewaspadaan karena detak jantung lebih cepat,
- meningkatkan tekanan darah,
- mempercepat respons pada efek lingkungan (suara keras, intensitas cahaya),
- memacu glikolisis,
- membantu kebutuhan oksigen dalam tubuh,
- meningkatkan kerja otak,
- menghindari penuaan dini,
- menekan risiko penyakit jantung, Alzheimer, osteoporosis dan kanker,
- mengecilkan otot polos pada arteri,
- merespons tekanan dan gerakan tubuh yang cepat,
- merespons rasa takut atau kaget sehingga menimbulkan keringat dingin,
- meningkatkan kekebalan indra perasa,
- meningkatkan kekuatan tubuh,
- memudahkan distribusi lemak dan karbohidrat secara benar,
- membantu kesehatan pencernaan,
- menimbulkan bau badan dan pertumbuhan rambut kemaluan,
- meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular.
Ulasan singkat tentang fungsi epinefrin menunjukkan bahwa adrenalin adalah hormon yang memiliki peran vital bagi keseimbangan fungsi tubuh.
Apa saja Dampak Kelebihan dan Kekurangan Hormon Adrenalin?
Jumlah epinefrin memiliki dampak yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan seseorang dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Banyak atau kurangnya kadar hormon ini tentunya berpengaruh pada kesehatan.
1. Dampak Jumlah Adrenalin yang Berlebih dalam Tubuh
Secara umum, jumlah hormon epinefrin dalam tubuh akan meningkat ketika seseorang mengalami stres berat. Jika jumlahnya terlalu banyak dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu ataupun terus-menerus, maka ada beberapa konsekuensi yang dapat terjadi. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- tekanan darah menjadi lebih tinggi (menyebabkan hipertensi, serangan jantung, stroke),
- pusing atau sakit kepala,
- menimbulkan gangguan mental (insomnia, kecemasan),
- memicu kenaikan berat badan,
- berkurangnya daya penglihatan,
- keluarnya keringat yang berlebihan,
- debaran jantung lebih keras, serta
- mudah marah dan gelisah.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengatur tingkat stres kamu agar hormon adrenalin tidak meningkat terlalu cepat dan signifikan, dan membahayakan kamu.
2. Dampak Kekurangan Epinefrin dalam Tubuh
Keluarnya hormon epinefrin membantu kamu bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu. Jika kadarnya kurang dari kebutuhan tubuh, ada beberapa gejala dan akibat yang bisa kamu rasakan.
- kesulitan menghadapi masalah yang sulit,
- mudah lelah,
- tekanan darah menjadi rendah,
- lambatnya pertumbuhan rambut, bahkan dapat tidak tumbuh sama sekali,
- berubahnya warna kulit,
- penurunan berat badan,
- sering merasakan migrain,
- berkurangnya kadar gula darah,
- rasa nyeri pada seluruh tubuh atau Fibromyalgia,
- timbul sindrom kaki gelisah atau ingin bergerak terus-menerus, dan
- depresi.
Kurangnya hormon adrenalin membuat tubuh tidak bereaksi ketika ada ancaman. Oleh sebab itu penting untuk tetap menjaga hormon ini agar tetap stabil.
Contoh Aktivitas yang Memicu Keluarnya Adrenalin

Tidak sedikit manusia yang suka melakukan kegiatan ekstrem dan memicu produksi epinefrin. Alasannya, karena adrenalin adalah hormon yang memberikan sensasi dan perasaan tertentu yang menyenangkan. Berikut ini beberapa jenis kegiatan ekstrem dan sehari-hari yang memicu epinefrin.
- bermain terjun payung atau paralayang,
- menonton film atau acara televisi yang horor, thriller atau jumpscare yang mengagetkan,
- berbicara di publik,
- rafting di sungai,
- berbicara dengan seseorang yang dikagumi,
- berselancar di ombak besar,
- panjat tebing tinggi,
- menaiki wahana jet ski,
- bermain flying fox, atau
- mendaki gunung.
Jika kamu melakukan kegiatan ekstrem secara berlebihan, dampaknya berbahaya bagi tubuh. Oleh sebab itu, kamu juga bisa mencoba kegiatan lain ketika stres dan mengalami peningkatan adrenali. Contohnya adalah yoga, tai chi atau kontemplasi.
Apakah Penting untuk Menjaga Kestabilan Adrenalin?
Berdasarkan ulasan di atas, kelebihan maupun kekurangan kadar hormon epinefrin sama-sama memiliki dampak bagi tubuh. Dengan demikian, menjaga kestabilan hormon adrenalin adalah sama pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
Salah satu pendekatan umum adalah dengan mengatur stres agar tidak berlebihan dan berlangsung terus-menerus.
Di samping itu, kamu perlu mengenali situasi apa yang menunjukkan gejala meningkatkannya produksi epinefrin di tubuh. Selain itu, observasi juga gejala-gejala kekurangan hormon ini serta tinjau penyebab utamanya. Ketahui pula jenis kegiatan yang dapat membantu kamu meregulasi hormon tersebut.
Dengan tindakan-tindakan tersebut kamu akan lebih mudah memahami dan mencari cara menjaga kestabilan epinefrin dan keseimbangan tubuh.