Mengenal jenis tarian dari Indonesia merupakan salah satu wujud kecintaan terhadap budaya. Sejak ratusan tahun yang lalu, banyak tarian yang sudah menjadi tontonan atau pertunjukan dalam perayaan upacara tertentu, salah satunya tari tor tor. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap mulai dari sejarah, tujuan, makna, dan propertinya.
Sejarah Tari Tor Tor

Tari ini berasal dari Sumatera Utara yang sudah ada sejak zaman Batak Purba. Terdapat juga pendapat lain dari pakar tari yang menyatakan tari tersebut sudah ada sejak abad ke-13 dan berguna sebagai tarian persembahan untuk roh para leluhur.
Kemudian, menurut buku pada agama Hindu, tari ini merupakan peninggalan zaman Hindu yang berada di wilayah Sumatera. Pada awalnya, tarian tor tor hanya terkenal pada wilayah Samosir, Toba, dan Humbang. Namun, seiring berkembangnya zaman menjadi tarian modern hasil dari kebudayaan Batak.
Meskipun banyak pendapat yang menyatakan asal mulanya, namun hingga saat ini belum ada literatur ilmiah yang menjelaskan sejarahnya secara pasti. Pada masa penjajahan, tarian ini merupakan penghibur para raja sekaligus sebagai isyarat untuk masyarakat dan sebagai bentuk perlawanan kepada tentara Belanda.
Contohnya saat ada bunyi ditabuh, maka bermakna bahwa tentara Belanda akan segera tiba. Kemudian, jika ada bunyi gordang, artinya masyarakat harus segera berlindung dari tentara Belanda. Saat itu, tarian ini melibatkan patung yang terbuat dari batu dan di dalamnya terdapat roh yang akan membuat patung tersebut menari.
Tarian ini juga lebih terkenal dengan tarian gembira dengan iringan lagu berpantun bernama tumba. Sejak saat itu, tari ini tidak lagi berhubungan dengan unsur gaib dan roh halus. Simbol tarian ini bermakna untuk menghormati dan menghargai sesama manusia walaupun berbeda marga agar tercipta hubungan yang baik.
Tujuan Tari Tor Tor
Secara umum, berikut tujuan atau fungsi tarian yang berasal dari Sumatera ini:
1. Pangurason atau Pembersihan
Pangurason artinya adalah pembersihan. Biasanya terjadi saat ada acara atau pesta besar dan tujuannya adalah untuk membersihkan atau memohon agar acara pesta tersebut berjalan dengan lancar.
Sebelum mulai acara, masyarakat akan membersihkan lokasi atau tempat acara dengan memanfaatkan jeruk purut. Hal tersebut bertujuan agar saat acara berlangsung, terhindar dari bahaya dan bencana.
2. Tunggal Panaluan
Tari tor tor juga berfungsi sebagai ritual saat terjadi bencana atau musibah. Biasanya, penari berasal dari para dukun dengan tujuan agar mendapatkan petunjuk untuk mengatasi masalah yang terjadi pada desa tersebut.
Tunggal panaluan sendiri artinya tongkat kesaktian Debata Natulo yang merupakan dewa benua atas, bawah, dan tengah.
3. Sipitu Cawan atau Tujuh Cawan
Tarian ini umumnya menjadi pertunjukkan saat penobatan Raja Batak. Tujuannya untuk menceritakan tujuh orang putri kayangan yang turun ke bumi. Di mana mereka akan melaksanakan ritual mandi di puncak gunung Pusuk Buhit. Lalu, secara bersamaan, datang sipitu cawan atau pisau tujuh sarun.
Makna Tari Tor Tor
Gerakan dalam upacara dan pesta dari tarian ini tentu memiliki makna tersendiri. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Mula-Mula
Tarian tor tor berawal dari penari yang menggerakan tubuh secara ekspresif dengan iringan alat musik tiup khas Batak. Ketika alat musik terdengar, maka penari menaikkan tangan ke depan ulu hati. Lalu, tangan ke bawah dan dilipat ke depan perut. Makna gerakan tersebut adalah melambangkan ketulusan, keikhlasan, dan kebersihan hati.
2. Somba
Tangan bergerak naik sampai ulu hati dengan posisi jari dan tangan naik lagi, kemudian seperti menyembah namun tidak rapat dengan kepala sedikit menunduk. Makna dari gerakan ini yaitu sebagai penghormatan untuk roh leluhur dan para raja. Selain itu, penghormatan kepada alam semesta agar mendapatkan perlindungan.
3. Hasahaton
Selendang atau ulos akan berkibas ke udara dengan mengucapkan kata horas sebanyak 3 kali. Horas artinya sehat, berkecukupan, dan berketurunan, sehingga makna dari gerakan ini adalah sebagai simbol menerima berkah hidup.
Properti Tari Tor-Tor
Setelah mengetahui sejarah, tujuan atau fungsi, serta maknanya. Maka, sekarang saatnya Anda mengerti tentang apa saja properti dari tarian asal Sumatera ini. Berbagai perlengkapan atau properti saat pertunjukkan tentu berbeda-beda sesuai dengan jenis tarian atau makna gerakannya.
Jika tarian merupakan pertunjukkan dalam sebuah ritual agama, maka wajib menggunakan properti patung batu yang terdapat roh leluhur. Kemudian patung akan bergerak sesuai iringan musik gondang. Sedangkan jika untuk hiburan, maka penari tidak perlu menggunakan properti apapun.
Dalam proses pelaksanaan pertunjukkan, tarian ini tidak terlalu mementingkan konsep dekorasi panggung. Tujuan utamanya adalah sebagai tarian yang mempererat pergaulan dan komunikasi dengan masyarakat.
Hal inilah yang membuat kesenian tersebut tidak membutuhkan arena pentas khusus karena penari bisa bebas menari dimanapun pada halaman yang luas. Lalu, dari segi busana, penari akan menggunakan pakaian hitam, selendang, dan ikat kepala. Penari wanita juga akan menggunakan tata rias untuk mempercantik diri.
Selain itu, karena tari tor tor merupakan jenis kesenian tradisional asal Sumatera Utara, maka iringan musik menggunakan alat musik khas Sumatera bernama magondangi. Umumnya, terdapat 9 jenis magondangi, seperti gordang, gondang, hesek, ihuton, ogung, taganing, panggora, serune, dan doal.
Alat musik tersebut akan berbunyi sesuai ketentuan tempo sebelumnya. Sehingga akan menghasilkan suara merdu dan harmonis untuk mengiringi penari. Selain itu, keunikan lain yaitu pada jumlah gondang. Ketika mengiringi tarian, maka gondang yang berjumlah sembilan yang memiliki sebutan gondang sembilan dengan suara merdu.
Keunikan Tari Tor Tor
Setiap kesenian pasti memiliki keunikan tersendiri. Sama halnya dengan kesenian daerah lainnya, berikut keunikan kesenian tarian Sumatera Utara ini:
1. Sebagai Media Komunikasi
Keunikan pertama dari tarian ini, yaitu selain jadi pertunjukkan upacara adat juga berfungsi sebagai media komunikasi masyarakat. Hal tersebut merupakan cerminan dari setiap gerakannya karena penonton bisa melihat secara langsung bagaimana gerakan dan interaksi penari dalam acara perayaan tertentu.
2. Penggunaan Kain Ulos untuk Kostumnya
Para penari akan menggunakan kostum yang berasal dari bahan kain ulos khas Batak. Warna kain ulos adalah perpaduan merah, putih, dan hitam dengan hiasan berupa tenun terbuat dari emas atau perak.
Awalnya, penggunaan kain ulos cukup terbatas dan hanya sebagai selendang di acara upacara adat tertentu. Namun, saat ini banyak wisatawan yang bisa membeli kain ulos sebagai cindera mata khas Batak.
3. Diiringi Musik Gondang
Keunikan tari tor tor selanjutnya adalah selalu dengan iringan musik gondang yang merupakan budaya dengan nilai tinggi dalam sejarah suku Batak. Musik yang mengiringi penari membuat penonton juga ingin ikut bergerak. Biasanya musik akan main terlebih dahulu sebelum mulai tariannya.
4. Terdapat Prosesi Tua Ni Gondang
Sebelum musik gondang berbunyi, tuan rumah atau hasuhuton yang mengadakan acara akan ada permintaan kepada pemusik atau penabuh. Permintaan tersebut dengan cara sopan santun dalam kesempatan yang ada. Jika sudah terpenuhi, maka pemain gondang akan segera menabuh dengan ritme tertentu.
Permintaan tersebut kemudian terkenal dengan istilah tua ni gondang dengan makna keberkahan dari musik gondang kepada seluruh peserta upacara perayaan tertentu.
5. Terdapat Pantangan untuk Penari
Keunikan lain adalah pantangan atau larangan dari setiap penarinya. Salah satu pantangan tersebut adalah tangan penari tidak boleh melewati bahu tubuh sebagai batas atas. Jika penari melanggar, maka termasuk menantang dalam ilmu perdukunan, moncak atau pencak silat, adu tenaga batin, dan sejenisnya.
Selain itu, penari yang melanggar akan mendapatkan kesialan dalam hidupnya. Oleh sebab itu, para penari harus menghindari dan lebih berhati-hati pada pantangan-pantangan tersebut.
Sudah Tahu tentang Tari Tor Tor?
Itu dia ulasan lengkap seputar tari tor tor, mulai dari sejarah, tujuan maupun fungsi dari masing-masing jenis gerakan, makna gerakan, hingga propertinya. Hingga saat ini tari tradisional ini masih bisa Anda lihat di berbagai jenis pertunjukkan. Selain karena keunikannya, tarian ini juga merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan.
Perlu Anda pahami juga, bahwa tarian ini memiliki gerak yang cukup sederhana. Jadi, jika ingin mempelajarinya, Anda mungkin tidak akan merasa kesulitan berlebihan. Meski ada pembagian tersendiri, secara umum gerakannya mencakup hentak yang selaras dan tangan naik turun. Bagaimana, Anda tertarik untuk mempelajarinya?