Pernahkah Anda merasakan rasa nyeri yang meremas perut dan terasa sangat sakit sampai tidak bisa melanjutkan aktivitas? Bisa jadi fenomena tersebut adalah dilep, yakni nyeri haid sehari sebelum menstruasi hingga hari ketiga haid terjadi. Lalu, apa sajakah penyebabnya? Ini jawaban yang perlu Anda catat!
Apa Itu Dilep?
Dilep merupakan gejala nyeri haid yang biasa menyerang para wanita. Gejala ini akan menyebabkan rasa nyeri pada bagian bawah perut, rasanya seperti diremas dan sangat sakit. Bahkan saking sakitnya, tidak sedikit wanita yang akan kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
Ada juga beberapa kasus yang membuat wanita pingsan karena gejala ini. Jika Anda mengalaminya dengan terus menerus, kemungkinan bisa membuat Anda berbaring saja selama haid berlangsung. Oleh sebab itu, jangan sampai menyepelekan masalah ini.
Secara umum, nyeri haid bisa terjadi saat menjelang menstruasi hingga haid berlangsung selama tiga hari. Selain itu, gejala ini juga dijuluki sebagai sindrom pramenstruasi atau PMS.
Setiap wanita bisa mengalami kondisi ini, namun gejala yang akan terjadi sangatlah bervariasi. Dengan demikian, keparahan sakitnya pun berbeda-beda. Kondisi ini juga disebabkan oleh kontraksi tegang yang terjadi pada otot rahim. Akibatnya, aliran darah pun akan terganggu.
Aliran darah yang terganggu akan menyebabkan jaringan tubuh kekurangan darah, sehingga hadirlah senyawa kimia yang membuat rasa nyeri. Jika Anda mengalami rasa nyeri haid yang sangat sakit, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Penyebab Terjadinya Dilep
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan nyeri haid berlebihan, terutama karena adanya gangguan sistem reproduksi. Agar Anda bisa lebih berhati-hati, pahamilah beberapa penyebabnya di bawah ini:
1. Adenomiosis
Adenomiosis dapat menyebabkan nyeri haid yang berlebihan, yakni pertumbuhan jaringan rahim ke bagian dalam dinding otot rahim wanita. Sehingga membuat wanita merasakan remasan pada bagian bawah perutnya.
Adanya gejala ini, maka haid bisa berlangsung lebih lama dari siklus biasa. Bagian tubuh yang seringkali disebabkan oleh adenomiosis adalah panggul dan perut, sehingga nyerinya pun tidak bisa tertahan.
Bahkan, ada juga beberapa wanita yang bisa mengalami anemia karena adenomiosis, sehingga harus membutuhkan penanganan dokter.
2. Radang Panggul
Setiap wanita pastinya takut dengan penyakit yang bernama radang panggul. Ini karena radang panggul bisa menyerang organ reproduksi wanita. Mulai dari ovarium, serviks, hingga rahim. Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi bakteri, yakni penyebab penyakit seksual menular.
Nyeri haid yang sangat berbahaya adalah saat Anda mengalami nyeri hebat pada bagian bawah perut dan panggul. Misalnya, seperti gejala keputihan tidak normal, dispareunia atau nyeri saat melakukan hubungan seksual, demam lebih dari 38,3 derajat Celcius, perdarahan vagina yang abnormal, dan lain sebagainya.
Apalagi jika wanita memiliki lebih dari satu pasangan seks, memakai alat IUD, melakukan hubungan seks tanpa kondom, hingga adanya riwayat radang panggul. Dengan demikian, penyakit radang panggul akan lebih mudah menyerang. Pemeriksaan fisik dan terapi sangat diperlukan.
3. Polip Uteri
Kemungkinan besar polip uteri bisa menyebabkan gejala dilep. Polip uteri atau polip rahim merupakan jaringan abnormal yang ada pada rahim dan sedang bertumbuh. Secara umum, polip uteri memiliki sifat yang cenderung jinak.
Akan tetapi, kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan saat haid. Polip uteri bisa terjadi pada wanita dengan usia produktif maupun usia pasca menopause. Selain itu, polip rahim juga bisa menimbulkan perdarahan abnormal yang berjumlah banyak pada luar siklus haid biasanya.
4. Endometriosis
Dari perkiraan, sekitar 6 hingga 10 persen wanita yang mengalami endometriosis akan merasakan rasa nyeri haid yang sangat hebat. Rata-rata pada kondisi ini, kira-kira sering terjadi pada wanita berusia 27 tahun.
Endometriosis merupakan pertumbuhan jaringan yang berupa endometrium pada luar rahim. Dengan kata lain, endometrium menjadi jaringan pelapis pada bagian dalam rahim wanita.
Adapun gejala endometriosis bisa muncul dengan bervariasi. Mulai dari darah haid yang keluar lebih banyak, diare, nyeri buang air besar, nyeri menstruasi berlebihan, mudah lelah, sembelit, dan lain sebagainya.
5. Fibroid Uterus
Fibroid uterus atau mioma merupakan tumor bersifat jinak yang bisa tumbuh dalam otot rahim. Meskipun tidak menimbulkan gejala spesifik, namun ada beberapa kasus wanita yang mengalami perdarahan hebat.
Selain itu, ada juga beberapa gejala lainnya. Mulai dari menstruasi dengan skala yang panjang, masalah pencernaan, muntah, mual, nyeri panggul, sembelit, dan sejenisnya.
Penyebab gejala ini tidak memiliki informasi yang pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang membuat wanita mengalami penyakit ini. Seperti ekstraseluler matriks, perubahan genetik, hingga hormon.
Ciri-ciri Gejala Dilep
Umumnya, setiap wanita akan mengalami beberapa gejala saat menstruasi berlangsung. Salah satu gejala yang seringkali terjadi adalah nyeri haid, kondisi ini juga bisa Anda sebut dengan dismenore. Namun, setiap wanita akan merasakannya secara berbeda-beda.
Sebagian wanita akan merasakan nyeri haid yang ringan, namun ada juga wanita yang merasakannya dengan cukup parah. Nyeri haid muncul dengan tanda rasa sakit pada bagian bawah perut, baik itu sebelum maupun saat menstruasi terjadi.
Meskipun masih normal, namun lebih baik Anda juga memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda nyeri normal. Khususnya nyeri haid yang tidak normal, sehingga bisa mengatasinya sedini mungkin. Ini karena nyeri haid yang tidak normal bisa menjadi tanda masalah kesehatan rahim.
Nyeri haid bisa terjadi pada 1 hingga 2 hari sebelum menstruasi tiba. Bahkan, ada juga wanita yang masih bisa mengalami nyeri haid pada awal menstruasi. Bukan hanya itu saja, nyeri haid akan membuat bagian perut bawah, punggung, dan paha menjadi sakit.
Secara umum, nyeri haid memang terasa ringan namun sakitnya konsisten. Kondisi ini akan menghilang seiring dengan berlangsungnya siklus menstruasi yang wanita rasakan.
Sebagian wanita juga banyak yang merasakan nyeri haid secara berlebihan. Jika nyeri haid yang Anda rasakan lebih lama dari siklus biasa, maka itu termasuk nyeri haid yang tidak normal. Oleh sebab itu, Anda harus lebih waspada jika mengalaminya lebih dari 3 hari.
Selain itu, ada juga berbagai gejala lain yang bisa terjadi. Mulai dari nyeri haid sesudah menstruasi, gumpalan darah berukuran besar yang keluar saat menstruasi, merasakan nyeri panggul, darah menstruasi yang terlalu banyak, keputihan, periode menstruasi lebih lama, demam, dan lainnya.
Cara Mengatasi Dilep
Jika kondisi ini semakin parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, maka sebaiknya segera atasi dengan cara berikut ini:
1. Mengompres dengan Air Hangat

Anda bisa mengompres bagian yang terasa sakit atau kram. Hal pertama yang dilakukan dalam menuangkan air panas ke botol kompres. Agar tidak terasa panas, sebaiknya siapkan juga pegangan berupa kain.
Jangan lupa untuk menggulung kain ke botol tersebut. Lalu, pijat perut yang mengalami nyeri haid dengan menggunakan botol hangat sampai terasa dingin. Air hangat berfungsi untuk mengatasi rasa sakit dari nyeri haid.
2. Olahraga

Ada orang yang menganggap wanita haid tidak boleh beraktivitas dan berolahraga. Namun nyatanya, saat sedang nyeri haid, banyak yang menganjurkan untuk melakukan aktivitas olahraga atau fisik lainnya.
Akan tetapi, tidak semua olahraga bisa Anda lakukan. Adapun beberapa olahraga yang bisa Anda lakukan saat mengalami nyeri haid. Mulai dari yoga, pilates, senam, bersepeda, berjalan kaki, dan lain sebagainya.
Sudah Tahu Apa Itu Dilep?
Karena setiap wanita memiliki siklus dan rasa sakit yang berbeda-beda saat menstruasi. Maka, penangannya pun tergantung pada kecocokan tubuhnya. Ini karena tidak semua cara mengatasi nyeri haid akan cocok dengan tubuh wanita.
Akan tetapi, jika masih ringan sebaiknya lakukan cara-cara di atas. Serta terapkan pola makan yang sehat dan kelola stres. Apabila Anda mengalami rasa nyeri haid yang sangat parah, sehingga tidak bisa mengatasinya sendiri. Maka, segeralah pergi ke dokter untuk meminta pemeriksaan lebih lanjut.