Tak hanya memiliki gugusan pulau indah yang memikat, namun ragam senjata tradisional Maluku juga jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan, salah satunya menjadi warisan budaya bangsa dan sempat terabadikan pada pecahan mata uang Rp1.000,00.
Namun, tahukah Anda apa saja jenis senjata dari daerah ini? Supaya Anda tahu lebih banyak untuk menambah incaran koleksi souvenir khas Maluku, mari simak artikel ini sampai habis!
Daftar ISI
Sekilas tentang Maluku
Sebelum membahas senjata tradisional Maluku, tak lengkap jika Anda tidak mengenal salah satu daerah terbaik di Indonesia ini. Provinsi dengan semboyan “Siwa Lima” ini merupakan salah satu surga tropis di daerah Timur Indonesia. Serta terdiri dari puluhan pulau yang tersebar di lautan Samudra Pasifik dan Laut Banda.
Jia berbicara soal keindahan panorama alam, Maluku tak kalah dengan sejumlah destinasi di Indonesia seperti Bali maupun kepulauan Karimunjawa. Bahkan, provinsi ini juga masih memegang teguh kekayaan budaya yang tak ternilai.
Jika Anda berlibur ke Maluku, bertemu dengan bangunan dengan dinding pelepah sagu bukanlah hal yang aneh. Belum lagi jika beruntung, Anda bisa berkunjung bertepatan dengan perayaan atau peringatan budaya di masing-masing daerahnya.
Anda juga bisa nikmati beragam makanan khas yang pastinya akan memanjakan lidah. Hal yang tak kalah penting, Maluku juga menyimpan sejuta peristiwa sejarah. Salah satunya Banda Neira yang jadi pusat perdagangan produk tanaman pala dan rempah hingga menjadi incaran kolonial Belanda.
Walaupun memiliki masa kelam karena penjajahan dan peperangan saudara. Namun, sekarang Maluku menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi incaran banyak orang. Sedangkan untuk senjata yang dulu untuk perang, kini telah beralih fungsi jadi warisan budaya.
Senjata Tradisional Maluku Parang Salawaku
Parang salawaku jadi salah satu senjata yang tak boleh ketinggalan dibahas. Tak hanya karena kengerian dari ketajaman parang yang sudah terkenal di seluruh penjuru dunia, namun juga karena keindahannya yang menakjubkan.
Esensi seni dan budaya akan sangat kental, jika Anda memperhatikan set senjata satu ini. Bahkan parang salawaku dulunya menjadi representatif dari master penempa Maluku yang sudah menjadi warisan dari generasi terdahulu.
Senjata satu ini juga menjadi warisan budaya dan terpampang di pecahan mata uang Rp1.000,00. Selain itu, senjata tradisional Maluku ini berasal dari kepulauan Ambon dan merupakan set senjata dengan parang dan salawaku (perisai).
Senjata ini memiliki lengkungan yang elegan pada bilahnya. Terdapat pula ukiran simbolis pada gagang, serta sarung yang terbuat dari bahan khusus yang melambagkan kekuatan turun temurun dari leluhur dan roh alam. Dulunya, para penempa menggunakan bahan baja terbaik menggunakan teknik tempaan khusus.
Namun, di masa damai seperti sekarang, parang salawaku hanya terbuat dari besi biasa (souvenir) dan untuk produk unggulan dari masa lampau menjadi warisan budaya. Biasanya hanya muncul pada tradisi tarian Cakalele saja.
Dalam tarian tersebut parang akan penari genggam dengan tangan kanan untuk menyimbolkan keberanian. Sedangkan salawaku pada tangan kiri, berlaku sebagai simbol dari semangat juang dan pertahanan diri.
Fungsi Parang Salawaku
Sebagai senjata tradisional Maluku sekaligus warisan budaya, parang salawaku memiliki banyak fungsi di berbagai generasi, seperti halnya:
1. Senjata Perang dan Pertahanan Diri
Pada zaman dahulu, senjata ini cukup lazim di kalangan elit, terutama pada zaman peperangan. Dengan set senjata parang dan perisai, parang salawaku menjadi senjata paling tersohor di Maluku dan Rakyat Ambon.
Walaupun ukurannya tidak terlalu panjang, namun set senjata ini cukup efisien untuk pertempuran jangka panjang yang intens. Selain untuk perang, senjata ini juga kerap menjadi wujud pertahanan diri. Umumnya digunakan oleh perantau (dulunya harus menjelajahi hutan).
2. Simbol Kebangsawanan atau Kehormatan
Jenis senjata tradisional Maluku ini memang cukup marak di daerah asalnya. Namun, dulu parang salawaku menjadi simbol kebangsawanan dan kehormatan. Jadi, hanya segelintir orang yang memiliki senjata jenis ini dari bahan terbaik dan biasanya menjadi simbol pemerintahan atau penghargaan dalam upacara tertentu.
3. Pentas Seni Budaya
Mengingat era sekarang ini sudah lebih damai, senjata ini kini hanya muncul dalam beberapa pentas seni atau upacara adat saja. Biasanya, senjata ini menjadi pelengkap atau aksesoris tarian Cakalele yang digunakan 30 penari pria dan wanita dengan tarian khas.
4. Souvenir
Karena memiliki daya tarik dan estetika yang cukup memanjakan mata, senjata tradisional ini kerap menjadi buah tangan para pelancong. Walaupun secara ukiran dan bahan akan sangat berbeda dari senjata asli pada zamannya, namun keindahan ukiran masih terjaga hingga saat ini.
Senjata Tradisional Maluku Kalawai
Senjata tradisional berikutnya adalah kalawai. Ini merupakan tombak yang mirip trisula. Karena bentuknya yang memiliki mata tombak khas dengan fungsi utama untuk menikam. Secara teknis, kalawai bukan senjata pertahanan diri, namun keunikan ini masih memancarkan ciri khas dari tanah Maluku.
Nama kalawai sendiri sebenarnya berasal dari bahasa setempat yang memiliki arti menikam air. Hal tersebut sejalan dengan penggunaan senjata ini yang cenderung berguna untuk menombak ikan di laut atau sungai.
Kalawai memiliki bentuk mirip dengan tombak, yakni memiliki buluh atau bagian tongkat dengan bilah yang melebar dan sedikit melengkung di ujungnya. Ini bertujuan untuk memastikan tikaman pada sasaran bisa lebih efektif dan dapat menggigit mangsanya.
Sebagai salah satu senjata tradisional Maluku, kalawai dulunya dibuat dari tanduk kerbau atau hewan besar lainnya. Walaupun dewasa ini penggunaan material logam lebih digunakan karena memiliki efisiensi dan ketahanan yang lebih baik.
Unikya, pada beberapa bagian kalawai akan terlihat ukiran tangan yang cukup rumit. Semakin rumit ukuran pada gagang akan membuatnya lebih eksentrik. Walaupun menurut kepercayaan setempat, tiap ukiran memiliki makna simbolis, yakni menarik kekuatan spiritual dari para leluhur dan roh alam.
Kalawai juga menjadi salah satu senjata nenek moyang yang melekat dalam kehidupan sehari-hari warga Maluku. Terutama penduduk di daerah pesisir pantai atau daerah pedalaman. Ini membuat beberapa daerah masih menyertakan Kalawai dalam berbagai upacara adat yang berhubungan dengan alam.
Fungsi Kalawai
Seperti yang Anda pelajari sebelumnya kalawai merupakan senjata tradisional Maluku yang multifungsi. Nah, setidaknya ada beberapa fungsi yang hingga kini banyak berlaku untuk warga setempat, yaitu:
1. Alat Berburu
Seperti yang Anda tahu, fungsi utama senjata ini adalah sebagai alat berburu, terutama untuk makhluk air seperti ikan, gurita, teripang, dan lainnya.
2. Senjata Perang
Sama halnya seperti bambu runcing, Kalawai juga pernah menjadi senjata perang oleh para nenek moyang di era peperangan. Jangkauannya yang cukup luas akan mempersulit musuh dengan senjata seperti parang atau pedang. Bahkan, menurut beberapa orang terdahulu, kalawai juga jadi salah satu senjata melawan penjajah.
3. Simbol Kesejahteraan
Senjata tradisional Maluku ini juga berlaku sebagai simbol kesejahteraan, karena peluang hidup dengan senjata ini lebih besar dari pada tanpa senjata. Selain itu, kalawai sudah cukup melekat pada kehidupan masyarakat dan membuatnya menjadi ciri khas kepala keluarga dalam mencari nafkah juga sumber pangan.
4. Pertunjukan Seni Budaya dan Adat Istiadat
Walaupun sudah jarang digunakan untuk berburu karena teknologi sudah makin canggih, namun senjata tradisional ini masih menjadi tradisi budaya yang harus dilestarikan. Jika Anda beruntung, beberapa acara adat istiadat masih menggunakan senjata ini untuk aksesoris pertunjukan.
5. Souvenir
Seperti halnya parang salawaku, kalawai juga menjadi salah satu souvenir khas Maluku. Terutama untuk kalawai yang memiliki ukiran khas Maluku, walaupun penggunaan bahannya biasanya menggunakan kayu dan juga stainless steel yang lebih aman sebagai pajangan.
Mana Senjata Tradisional Maluku yang Jadi Favorit Anda?
Dari kedua senjata di atas, kini Anda tahu bahwa Maluku menyimpan sejuta keunikan dan keindahan bahkan pada senjata tradisionalnya. Walaupun sudah tak menjadi senjata dalam arti sesungguhnya, namun kedua senjata tersebut masih menjadi warisan budaya yang harus terus dijaga.
Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Maluku, maka tidak adalah salah untuk mengoleksi senjata tersebut sebagai kenang-kenangan. Serta menjadi bukti bahwa Anda juga bangga akan warisan budaya yang ada di Indonesia.