Sebagai makhluk hidup, manusia membutuhkan makanan sebagai sumber nutrisi. Pada kemasan makanan yang kita konsumsi, biasanya tercantum komposisi bahan makanan. Dari komposisi bahan makanan tersebut kita bisa melihat bahwa ada banyak sekali macam macam zat aditif yang digunakan.
Daftar ISI
Pengertian Zat Aditif
Untuk memperoleh makanan dengan kebutuhan khusus, pada proses pengolahan makanan perlu tambahan zat tertentu. Zat-zat tersebut dapat memenuhi keperluan sesuai keinginan konsumen.
Pengertian zat aditif ada banyak sekali sesuai dengan pakar yang mencetuskan. Menurut FAO dan WHO, zat aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja di dalam makanan dalam jumlah yang sedikit dengan tujuan untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur dan atau memperpanjang masa simpan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa zat aditif adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja dan dicampurkan sewaktu pengolahan bahan makanan untuk meningkatkan mutu.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 11 tahun 2019 juga menyatakan bahwa zat aditif ditambahkan pada proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan/atau pengangkutan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian zat aditif adalah adalah zat yang ada pada bahan pangan atau minuman agar makanan dan minuman tersebut dapat lebih awet, menjadikan makanan lebih gurih, lebih manis, memiliki warna yang menarik, serta memiliki bentuk atau tekstur sesuai dengan harapan pabrik.
Jenis Zat Aditif
Penambahan zat aditif pada bahan pangan bertujuan agar makanan atau minuman yang beri tambahan zat ini akan memiliki hasil sesuai harapan konsumen. Sehingga pemberian zat tambahan ini pun akan beragam sesuai dengan jenis produknya.
Penggunaan bahan aditif sekarang memiliki fungsi yang sangat luas. Macam macam zat aditif pada makanan berfungsi sebagai pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan. Bahan aditif tersebut memiliki dua jenis yaitu zat aditif alami dan sintetis.
Zat Aditif Alami
Zat aditif alami adalah zat tambahan pada bahan makanan atau minuman yang menggunakan bahan dari alam. Bahan aditif ini tidak memiliki kandungan zat kimia buatan. Bahan-bahan tersebut memang sangat aman bagi tubuh, karena tidak ada tambahan bahan kimia sintetis.
Namun, macam-macam zat aditif dengan bahan alami ini memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya dapat tergantikan oleh bahan sintetis. Kekurangan dari macam-macam zat aditif bahan alami yaitu:
- Zat pewarna alami sering memberikan rasa kurang enak dan seringnya sedikit mengganggu, seperti kunyit dan beet.
- Konsentrasi pigmen warnanya rendah. Sehingga warna kurang menarik dan membutuhkan bahan baku yang lumayan banyak.
- Pigmen konsentrasi tidak stabil dan umumnya hanya stabil pada pH tertentu.
- Tidak tahan lama walau sudah menggunakan pengawet alami
Zat Aditif Sintetis
Karena zat aditif alami memiliki beberapa kekurangan seperti disebutkan di atas, perkembangan ilmu dan sains menciptakan bahan tambahan atau zat aditif lain dengan bantuan kimia sintetis. Macam-macam zat aditif dengan bahan sintetis ini variable-variabel yang diinginkan lebih dapat dimanipulasi dan dikendalikan.
Macam Macam Zat Aditif
Zat aditif memiliki berbagai macam fungsi sesuai kegunaannya masing-masing untuk makanan. Berikut adalah macam macam zat aditif yang biasa ditambahkan dalam makanan dan minuman:
1. Pewarna
Bahan pewarna yang ada dalam makanan bertujuan untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Hal itu karena warna makanan yang menarik akan lebih menggugah selera. Warna makanan pada umumnya sesuai dengan warna alami dari bahan makanan.
Bahan pewarna alami pada makanan terbuat dari bahan alami. Contoh pewarna alami adalah daun suji untuk membuat warna hijau, kunyit untuk membuat warna kuning, beet atau buah naga untuk warna merah, dan bunga telang untuk membuat warna biru atau ungu.
Sedangkan pewarna sintetis yang biasa ada pada makanan adalah biru berlian sebagai penambah warna biru, coklat HT sebagai pewarna coklat, eritrosin sebagai pewarna merah, hijau CF sebagai pewarna hijau dan kuning, serta CFC sebagai pewarna kuning.
Penggunaan pewarna makanan sintetik ini haruslah melalui pengujian yang sangat ketat untuk tetap menjamin keselamatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian dan telah memiliki izin produksi disebut dengan permitted colour atau certified colour.
2. Pemanis
Selain pewarna dengan bahan alami adalah termasuk zat aditif, pemanis juga salah satu golongan bahan aditif. Pemanis alami baik pada makanan atau minuman dapat menggunakan gula pasir atau gula sukrosa, madu, stevia, gula singkong, dan gula sorgum.
Selain menggunakan bahan alami, pemanis sintetis juga tidak kalah sering ada pada tambahan makanan dan minuman yang banyak beredar di pasaran. Selain karena harga yang terjangkau, pemanis sintetis ini juga bisa mempertajam rasakan makanan.
Pemanis buatan yang sering ada pada makanan antara lain aspartam, sakarin, dan siklamat. Sebenarnya masih banyak sekali jenis pemanis sintetis yang ada di pasaran, namun yang paling banyak dan sering tersedia adalah ketiga pemanis yang tersebut.
3. Pengawet
Macam macam zat aditif yang lainnya yaitu pengawet. Pengawet pada makanan atau minuman dapat menggunakan cara biologi, kimia, dan fisika. Pengawetan alami dengan cara biologi dapat menggunakan metode fermentasi, peragian, atau penambahan zat enzim, seperti enzim bromelin dan enzim papain.
Pengawet alami dengan cara kimia dengan dapat menggunakan cara pemberian gula, garam, cuka, dan bawang putih. Sedangkan pengawet menggunakan cara fisika yaitu dengan metode pengasapan, pembekuan, pemberian zat lilin pada permukaan makanan, pengeringan, dan penyinaran.
Pengawet sintetis yang sangat umum di pasaran yaitu asam asetat, asam askorbat, dan asam benzoat. Boraks dan formalin juga sering muncul menjadi nama pengawet makanan, padahal dua zat ini adalah bahan pengawet non makanan yang apabila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan efek samping yang sangat berbahaya.
4. Antioksidan
Macam macam zat aditif lain yang juga banyak dipakai yaitu antioksidan. Antioksidan sendiri memiliki fungsi sebagai bahan penghambat, penunda, atau pencegah terjadinya peristiwa oksidasi pada makanan. Oksidasi yaitu adanya reaksi suatu zat dengan oksigen.
Bahan yang bisa mencegah terjadinya oksidasi adalah antioksidan. Apabila ada zat yang berada di dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi zat-zat yang dapat dioksidasi secara nyata dan dapat menghambat oksidasi substrat, maka proses itu juga dapat disebut antioksidan.
Antioksidan alami yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 003 Tahun 2012 adalah riboflavin, vitamin E, vitamin C, beta karoten, dan fosfatida.
Selanjutnya, antioksidan sintetis yang sering digunakan yaitu BHA (butylated hydroxyanisole), BHT (butylated hydroxytoluene), dan TBHQ (tertiary butyl hydroquinone). Namun, beberapa contoh antioksidan sintetis tersebut memiliki efek karsinogenik, sehingga sebaiknya meminimalisir penggunaannya dan memaksimalkan pemanfaatan bahan alami.
5. Penyedap Rasa dan Aroma
Penyedap rasa juga adalah salah satu macam macam zat aditif yang sering dipakai untuk menjadi bahan komposisi pangan. Bahan alami untuk penyedap rasa dapat menggunakan rempah kaldu. Penggunaan bawang merah, bawang putih, kaldu ayam, hingga kaldu sapi juga sering ada dalam makanan sebagai penguat rasa.
Jika membicarakan penyedap rasa sintetis, kita semua akan langsung menuju ke satu nama yaitu Monosodium Glutamat (MSG). Selain MSG, penyedap rasa yang sering ada di pasaran yaitu amil asetat, amil kaproat, etil butirat, vanilin, dan metil antranilat.
Risiko Penggunaan Zat Aditif
Penggunaan macam macam zat aditif pada makanan yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko pada tubuh. Penggunaan zat pemanis alami saja seperti gula yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan diabetes, apalagi penggunaan zat aditif sintetis yang melebihi takaran wajar.
Seiring dengan semakin meluasnya penggunaan pewarna sintetik, sering terjadi penyalahgunaan penggunaan bahan tambahan. Misalnya menggunakan bahan tekstil sebagai pewarna makanan dengan tujuan untuk menghemat biaya namun hasilnya dapat maksimal.
Padahal, pewarna tekstil mengandung banyak sekali bahan logam berat, yaitu As, Pb, dan Hg yang bersifat toksik atau racun dalam tubuh. Begitu juga dengan penyalahgunaan bahan pengawet seperti penggunaan formalin dan boraks yang jika masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan seperti muntah dan diare.
Baca Juga: Apa itu Zat Aditif? Pengertian, Fungsi, Contoh & Bahayanya
Sudah Tahu tentang Macam-Macam Zat Aditif?
Dari semua penjelasan di atas, hampir setiap hari kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif agar makanan menjadi lebih enak dan menarik untuk dimakan.
Zat aditif memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Penggunaan macam-macam bahan aditif dalam pengolahan bahan makanan harus memperhatikan ketentuan cara memakainya agar penggunaanya tidak melebihi dosis sehingga konsumen terlindungi. Zat aditif yang terlalu berlebihan dapat membahayakan kesehatan.