Berbicara tentang Bali, tak melulu soal wisata yang indah, namun ternyata kaya akan variasi tariannya pula. Beragam jenis seni tari tercipta dari sentuhan tangan ajaib dari para seniman Bali. Tari janger menjadi salah satu tari tradisional khas dari provinsi Bali yang selalu menjadi daya tarik yang spesial di Indonesia atau mancanegara.
Berbeda dengan tari tradisional pada umumnya, tari janger mengusung konsep yang lebih modern dari biasanya. Kehadiran tarian ini masih eksis hingga kini dan kerap menjadi ajang promosi serta pariwisata di Indonesia. Berikut pembahasan lengkap terkait jenis tari ini, mulai dari definisi hingga properti tarinya.
Daftar ISI
Tentang Tari Janger
Istilah janger merujuk pada keranjingan yang bermakna jatuh cinta. Alasan penyebutan tari janger, sebab pada pementasan para penari akan melakukan gerakan sambil menyanyikan lagu janger.
Jenis tari ini juga kerap disebut sebagai tari pergaulan karena menjadi wadah untuk berkenalan bagi para pemuda dan pemudi antara desa satu dengan desa yang lain di Bali.
Umumnya, tarian ini dapat ditarikan secara berpasangan atau berkelompok. Biasanya, jumlah penari antara 10 hingga 16 orang Adapun, sebutan untuk kelompok penari perempuan adalah janger, sedangkan kelompok penari laki laki bernama kecak.
Keduanya akan menari dan menyanyi dengan mengucapkan syair kisah anak remaja, seperti cara berkenalan, menanyakan identitas, rayuan, dan kisah cinta. Pelantunan tembang yang mengiringi tarian yaitu Tembang Bali. Selain itu, gender wayang dan gamelan betel juga turut menghiasi tarian ini.
Pada perkembangannya, ada banyak komunitas seni yang turut melestarikan tarian ini. Hingga akhirnya, tari janger mempunyai beragam variasi yang terpengaruh oleh ciri khas dan gaya dari masing masing komunitas tersebut.
Sejarah Singkat Tarian Janger
Banyak yang meyakini tarian janger telah ada sebelum tahun 1933. Namun, terdapat perbedaan pandangan terkait awal kemunculan tari ini. Ada yang berpendapat bahwasanya jenis tari tersebut muncul pada tahun 1920 di Bali Utara. Selain itu, ada pula yang mengatakan telah hadir pada tahun 1906 di Banjar Kedaton.
Dalam catatan sejarah, tari janger merupakan buah karya dari seniman Bali Utara yang bernama I Gde Dharna pada sekitar tahun 1920. Tadinya, tarian ini adalah bentuk nyanyian dari para petani usai selepas bekerja seharian.
Tarian janger sebagai wujud pengembangan dari tari sang hyang yang sangat sakral dan hanya ada pada waktu serta kondisi tertentu. Berdasarkan perkembangannya, tari ini bermula dari sebuah kesenian tembang yang cara pembawaannya dengan cara bersahut-sahutan oleh sekelompok muda-mudi.
Pada akhirnya, tarian ini menjadi tari pergaulan yang diperagakan oleh remaja hingga orang dewasa dengan cara berkelompok. Tari janger terdapat di beberapa daerah di Bali seperti Desa Metra (Bangli), Desa Sibang (Badung), dan Desa Bulian (Buleleng).
Jenis tari ini sempat mengalami kemunduran setelah peristiwa G30S PKI, tepatnya pada tahun 1963, karena dinilai berbahaya dan berafiliasi pada PKI. Anggapan tersebut memunculkan banyak perselisihan serta pertentangan terkait pertunjukan tarian janger, sehingga tari ini bahkan sempat menghilang di lingkungan masyarakat.
Seiring bertambahnya waktu, pada sekitar tahun 1970-an, tarian ini kembali berjaya dan populer sebagai tari pertunjukan di Bali.
Pemerintah Bali pun turut andil dalam mempopulerkan tari janger. Adapun contohnya antara lain sebagai tarian pembuka di beragam kegiatan formal ataupun informal, seperti pada festival budaya, acara pemilihan umum, sosialisasi, dan kampanye.
Ciri-ciri Tari Janger
Secara umum, tarian janger termasuk ke dalam seni tari yang mempunyai gerakan sederhana, namun pada prosesnya sering kali terlihat seperti sangat enerjik, sebab adanya pengaruh dari tempo musik dan lagu.
Biasanya dalam melakukan tarian, para penari akan membentuk formasi lingkaran. Ciri yang paling menonjol pada jenis tari ini adalah pembawaan tarian dengan adanya nyanyian janger yang saling sahut oleh penari pria dan wanita .
Gerakan pada tarian ini juga menambahkan unsur vokal pada setiap rangkaian tari. Pengiringan vokal tersebut bernama ngigelin gending atau gerak tari yang sejalan dengan vokal. Jenis tari ini juga terkenal akan gerakannya yang harmonis dan alunan musik tradisional yang menghentak.
Keunikan Tari Janger
Fakta unik yang membedakan tarian ini dengan jenis tarian yang lainnya yakni adanya nyanyian oleh para penari dengan cara saling sahut. Keunikan tersebut tak terlepas dari sejarahnya dimana tarian ini tercipta dari lantunan suara petani kopi untuk mengusir penat setelah lelah bekerja.
Hasilnya, konsep dan ide dari petani tersebut menjadi sebuah elemen yang terkemas dengan menarik untuk pertunjukan tari. Adapun, terdapat pula sejumlah kisah istimewa pada tarian ini yang yang dipentaskan dalam bentuk drama tari yang bernama janger berkisah. Contoh kisah tersebut seperti Arjuna Wiwaha dan Sunda Upasunda
Penampilan tarian janger kerap kali menggambarkan sebuah kebahagiaan dari kehidupan remaja hingga orang dewasa sekalipun. Selain itu, beberapa gerakan pada tari ini menyajikan rancangan cerita yang detail dan menyeluruh. Adanya kisah yang menarik membuat tarian ini berhasil menarik minat pengunjung untuk menyaksikannya.
Makna yang Terkandung pada Tari Janger
Lagu yang mengiringi tari janger menggambarkan perasaan yang senang dan penuh dengan semangat. Oleh sebab itu, jenis tari ini mempunyai makna keceriaan yang erat kaitannya dengan pergaulan serta kehidupan anak remaja.
Selain itu, lagu tersebut juga terkandung banyak pesan moral seperti nilai keagamaan, ajakan untuk mencintai alam, menjaga kearifan lokal, dan menganjurkan nilai-nilai kebersamaan serta persatuan.
Sejatinya, jenis tari ini mempunyai berbagai macam makna yang bergantung pada konteks dan sudut pandang tarian tersebut. Umumnya, erat kaitannya dengan keindahan, keselarasan, dan karakteristik budaya Bali yang kental serta unik.
Karena tari janger dilakukan secara berpasangan, maka tarian ini juga kental akan nilai persahabatan dan kebersamaan antara pria dan wanita. Sehingga, pada prosesnya akan senantiasa tercipta sebuah suasana yang penuh akan keakraban dan keharmonisan.
Penggunaan Properti dalam Tari Janger
Properti pada dunia tari bermanfaat sebagai pelengkap, nilai tambah, dan ciri khas suatu tarian. Sama halnya seperti jenis tari Bali yang lain, tarian janger juga tak lepas dari kostum khusus tradisional Bali, aksesoris dengan dominan warna emas, serta riasan wajah yang tradisional.
1. Gelungan
Komponen pertama yang wajib ada pada setiap pementasan tari janger adalah gelungan. Umumnya, gelungan lumrah untuk penari gunakan di bagian kepala. Namun, bentuk gelungan pada tarian ini terbuat secara khusus hanya untuk penari janger saja.
2. Kain
Selanjutnya, properti yang tak kalah penting yaitu kain yang biasa penari gunakan sebagai balutan di tubuhnya. Adapun corak pada kain ini memiliki corak khas Bali yang detail dan indah. Bagi para penari janger, kain dapat menunjukkan identitas dari sang penari serta menunjukkan kearifan lokal masyarakat Bali.
3. Sabuk
Dalam melaksanakan tarian ini, penari janger banyak melakukan gerakan-gerakan yang energik. Oleh karena itu, sabuk memiliki peran untuk menahan kain atau pakaian yang melekat pada tubuh setiap penari. Sabuk yang mempunyai nama lain pending prada ini juga bertujuan agar pakaian penari tidak longgar saat menari di pementasan.
4. Badong Gelang Kanan, Ompak-ompak, dan Oncer
Meski sebagai properti penunjang pakaian, komponen ini harus ada pada tubuh penari janger sebab dapat mempercantik penampilan mereka. Apabila terdapat satu komponen yang tidak ada sekalipun, maka tarian ini terasa seperti kurang maksimal. Sehingga, penggunaan komponen tersebut sebaiknya secara menyeluruh.
5. Kipas
Walaupun tidak dimanfaatkan sepenuhnya saat menari, kehadiran kipas pada tarian ini memegang peran yang cukup penting karena beberapa gerakan membutuhkannya. Adapun, penggunaan jenis kipas pada tarian janger adalah kipas prada khas Bali yang terbuat dari bambu dengan balutan kain warna emas.
Sudah Paham tentang Tari Janger?
Tak hanya menjadi warisan budaya, jenis tarian dari Bali ini juga sarat tentang nilai dan makna. Cara pembawaan tari janger, yaitu dengan nyanyian yang bersahutan, selalu menjadi ciri khas yang membedakannya dengan tarian lain. Makna yang terkandung pada tarian ini pun kaya akan filosofis kehidupan maupun spiritual.
Penggunaan properti juga tak kalah penting dalam mengenalkan betapa indahnya tradisi Bali. Oleh sebab itu, penting untuk senantiasa melestarikan tarian tradisional supaya tetap terjaga dan tidak tertelan oleh zaman. Adapun cara pelestariannya yaitu dengan menonton pertunjukan tari atau bahkan turut terlibat dalam tarian secara langsung.