7 Jenis Unsur Unsur Tari serta Gambar & Penjelasannya

Seni tari mengungkapkan gagasan dan pesan melalui gerakan yang indah, harmonis, serta selaras. Agar semua orang bisa menikmatinya, seorang penari harus memahami dan mempersembahkan seluruh elemen atau unsur-unsur tari. Ada setidaknya tujuh unsur utama tarian menurut para pakar. 

Mari Mengenal Unsur unsur Tari dan Penjelasannya

Sebagian pakar budaya berpendapat bahwa elemen tari antara lain wirupa, wiraga, wirasa, dan wirama. Namun, para pakar lainnya mengemukakan bahwa elemen tarian antara lain gerak, iringan, properti, tata rias, tata busana, dan lokasi pertunjukan. Berikut ini penjabaran unsur tari menurut pendapat yang kedua. 

1. Elemen Ruang

Elemen Ruang
Elemen Ruang | Image Source: Unsplash

Seluruh gerakan serta perpindahan tubuh oleh penari, posisi, hingga ruang gerak penari dalam sebuah tarian merupakan bagian dari elemen ruang. Ruang merupakan salah satu dari unsur-unsur tari yang paling penting. 

Para ahli sepakat untuk membagi unsur ruang tari ke dalam dua jenis, yaitu lokasi pentas serta ruang yang tercipta oleh penari itu sendiri.Lokasi pentas merupakan tempat para penari memperagakan seluruh gerakannya. Di lokasi pentas, penari bergerak dan berpindah sesuai urutan gerakan. 

Seorang penari yang memperagakan gerakan tari juga akan menciptakan ruangnya sendiri, yang tentunya menyesuaikan dengan volume pergerakan badan. Gerak kecil akan membutuhkan ruang yang kecil, begitupun yang terjadi sebaliknya.

Contoh unsur ruang adalah ketika penari memperagakan semut berjalan. Dalam kondisi tersebut, penari akan menciptakan ruang yang kecil. Lain halnya dengan gerakan burung terbang yang akan menciptakan sebuah ruang tari lebih besar atau luas.

2. Unsur Unsur Tari Berupa Tenaga

Unsur Tari Berupa Tenaga
Unsur Tari Berupa Tenaga | Image Source: Unsplash

Tenaga dalam tarian merupakan salah satu unsur utama dengan peranan terpenting. Untuk mewujudkan suatu gerakan, tentu penari mengeluarkan tenaga. Besar kecilnya tenaga atau energi juga akan membedakan karakter dalam tarian. Tarian gagah, ladak, maupun halus tercipta dengan porsi tenaga berbeda-beda. 

Elemen energi menjadi salah satu faktor yang paling menentukan keberhasilan penari saat menampilkan diridan tarian di atas panggung. Ketika seseorang mampu mempersembahkan tarian dengan tenaga proporsional dan sesuai dengan kebutuhan tarian dan karakternya, artinya dia telah berhasil mementaskan tarian dengan baik. 

Memahami elemen tenaga akan membantu mengoptimalkan setiap gerakan penari. Tentunya, dengan demikian penari akan lebih mudah untuk menentukan gerakan mana yang membutuhkan tenaga lembut maupun kuat.

3. Komponen Gerak

Komponen Gerak
Komponen Gerak | Image Source: Unsplash

Gerak yang penari hasilkan juga merupakan bagian dari unsur-unsur tari yang vitla. Untuk menghasilkan gerakan yang indah, koreografer atau pencipta tari harus mengerjakan atau menggarapnya dalam proses yang panjang.

Melalui proses panjang tersebut, penonton atau penikmat tarian bisa menyaksikan keindahan keseluruhan gerak tari. Ilmu seni tari membagi gerakan menjadi dua jenis, antara lain:

i.  Gerak tari murni

Memiliki tujuan untuk sekadar memperindah atau menambahkan nilai estetika dalam tarian. Penari memperagakan gerakan murni seperti menggulung selendang atau menghentakkan kaki tanpa maksud tertentu. 

ii. Gerak maknawi

Berbeda dengan gerak murni, gerak ini justru sarat akan arti. Gerak tari tersebut lebih menitikberatkan pada lambang atau maksud tertentu untuk disampaikan kepada penonton.

Gerak maknawi berfungsi layaknya lirik dalam sebuah lagu. Contohnya adalah gerakan bertolak pinggang, yang artinya memiliki kekuasaan atau menunjukkan rasa angkuh.

4. Penggunaan Waktu

Penggunaan Waktu
Penggunaan Waktu | Image Source: Unsplash

Seorang penari melakukan setiap gerakan berdasarkan waktu, baik untuk gerakan murni maupun maknawi. Elemen utama tari ini berkaitan dengan cepat atau lambatnya tempo suatu gerakan. 

Tempo merupakan salah satu dari unsur-unsur tari yang berkaitan dengan cepat atau lambatnya gerakan penari. Fungsinya adalah menciptakan kesan dinamis dalam tarian secara keseluruhan. Tarian dengan tempo lambat akan menampilkan kesan yang sedih, anggun atau romantis. 

Sedangkan tarian yang bertempo cepat biasanya, menggambarkan ekspresi ceria atau semangat. Tari perang termasuk salah satu contohnya.

Penari tentu butuh waktu untuk melakukan masing-masing gerakan, misalnya saat berjalan dari arah belakang ke bagian depan pentas.

Ketika jarak antara titik A ke B dekat, penari membutuhkan waktu lebih sedikit. Sebaliknya, penari akan memerlukan durasi lebih lama untuk bergerak jika jarak antar titiknya jauh. Jika hanya punya waktu terbatas dan penari harus menempuh jarak jauh, maka tempo geraknya harus dipercepat.

5. Tema dalam Seni Tari

Tema dalam Seni Tari
Tema dalam Seni Tari | Image Source: Unsplash

Salah satu unsur pendukung tari adalah tema. Penari tidak hanya membawakan koreografi yang tidak beraturan, melainkan berdasarkan tema tertentu. Setiap gerak dan lekuk tubuh akan melambangkan tema atau cerita di balik kesenian tersebut.

Tema memiliki peranan yang sangat penting dalam tarian, meskipun hanya termasuk ke dalam elemen pendukung tari. Unsur ini memengaruhi seluruh konsep dalam pertunjukan seni tari.

Sebagai contoh, jika sebuah pagelaran tari mengusung tema kisah cinta Rama dan Shinta, maka eluruh elemen utama maupun pendukung akan membantu menyampaikan kisah percintaan dua tokoh pewayangan tersebut dengan baik. Dengan demikian, tanpa harus menceritakan secara lisan, penonton akan memahami jalan cerita pagelaran tari tersebut.

Sal Murgiyanto mengemukakan bahwa elemen tema dalam tari mengandung ungkapan koreografi sesuai konsep perancangnya. Berdasarkan unsur tema,  komposisi tari dibedakan ke dalam dua jenis berikut ini.

i. Komposisi Tari Literer

Komposisi tari menyampaikan pesan, cerita, pengalaman, maupun sejarah cerita rakyat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literer artinya memiliki hubungan dengan tradisi tertulis.

ii. Arensemen Tari Non Literer

Bermakna kontras dengan sebelumnya, aransemen tari non literer tidak berdasarkan pada cerita atau sejarah. Komposisi dalam tarian non literer didapatkan dari penjelajahan ruang, waktu, dan tenaga. Proses membuatnya melalui eksplorasi gerak, interpretasi musik, hingga penjelajahan permainan suara.

Jika melihat dari sifatnya, tema di dalam kesenian tari bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu tematik dan non tematik. Tarian tematik mengacu pada alur cerita sehingga penonton bisa memahami dari awal hingga akhir. Sementara, non tematik hanya mengedepankan penguasaan teknik, kondisi fisik, dan musikalitas dibandingkan cerita.

Kebanyakan tari modern yang ada saat ini termasuk ke dalam kategori non tematik. Berbeda dengan tari klasik yang sebagian besar masuk kategori tematik, terkadang mengusung topik kebaikan dan keburukan, kesedihan, kegembiraan, hingga pengkhianatan.

6. Iringan Tari

Iringan Tari
Iringan Tari | Image Source: Unsplash

Selain tema, ternyata pengiring pun termasuk dalam ragam unsur-unsur tari yang dibutuhkan. Umumnya, iringan dari pertunjukan tari berasal dari alat musik, baik tradisional maupun modern. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan jika pertunjukan tari diiringi bunyi-bunyian seperti tepuk tangan atau siulan.

Tarian bisa saja ditampilkan tanpa ada iringan musik atau bunyi-bunyian. Namun, penonton akan menikmatinya dengan terbatas. Oleh sebab itu, iringan berperan dalam menciptakan suasana atau ambience sehingga penonton dapat menikmati pertunjukan secara maksimal.

Tidak hanya membangun suasana, iringan juga membantu penari untuk mengatur geraknya. Perpindahan gerak penari biasanya akan mengikuti irama musik atau bunyi-bunyian sehingga lebih harmonis. Cerita atau makna tarian bisa diterima penonton jika didukung oleh musik dan bunyi-bunyian yang tepat.

7. Elemen Ekspresi

Elemen Ekspresi
Elemen Ekspresi | Image Source: Unsplash

Seperti halnya gerakan, mimik wajah atau ekspresi penari merupakan unsur-unsur tari yang menjadi alat komunikasi penari dengan para penonton. 

Jika dibandingkan dengan ekspresi di dalam kehidupan sehari-hari, mimik wajah dalam tarian memang lebih terbatas. Penari hanya bisa menyampaikan perasaan melalui air muka atau tatapan mata, yang tentunya berbeda dengan ekspresi dalam kehidupan sehari-hari. 

Misalnya, dalam kehidupan nyata, ketika marah, Anda bisa membentak atau memaki. Akan tetapi, hal tersebut tentu saja tidak bisa dilakukan oleh penari ketika berada di atas panggung. Komunikasi dalam tarian tidak terjalin melalui kalimat atau kata-kata penarinya.

Untuk mengungkapkan perasaan marah dalam tarian, penari akan mengubah gerakannya. Di samping itu,  penari harus benar-benar menghayati gerak jiwanya agar dapat menyampaikan ekspresi yang tepat.

Jadi, Bagaimanakah Pentingnya Unsur-Unsur Tari?

Setiap elemen atau unsur-unsur tari saling mendukung terciptanya sebuah tarian yang indah dan menarik untuk dinikmati penonton. Seluruh unsur tersebut tidak hanya melengkapi tarian, tetapi menjadi tonggak pembangun sebuah tarian dalam penyajiannya. 

Melalui keberadaan unsur tari yang harmonis, Anda bisa menikmati keindahan gerakan dari pertunjukan tersebut hingga mendapatkan pesan yang tersirat dari gerak atau ekspresi penarinya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page