Pengertian Paragraf: Ciri, Jenis Unsur, Syarat & Contoh

Dalam menulis suatu karya tulis, sebuah paragraf adalah bagian yang sangat penting untuk kamu perhatikan. Ada banyak sekali jenisnya dan penulisannya juga berbeda-beda. Sebagai seorang penulis, Anda tentunya dituntut untuk tahu itu semua. Pada artikel ini akan dibahas mengenai pengertian hingga contoh paragraf.

Pengertian Umum

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, paragraf atau alinea merupakan bagian dari bab yang mengandung sebuah ide pokok dan biasanya penulisannya identik dengan garis baru. Ide pokok ini tentunya tidak akan berdiri sendiri, perlu juga gagasan pendukung dan penjelas untuk melengkapi susunannya.

Umumnya satu alinea akan terdiri dari empat hingga sepuluh kalimat dengan susunan gagasan pokok dan pendukung yang bisa diletakkan di awal ataupun akhir paragraf. Adapun untuk penulisannya ini tergantung dari keinginan dari seorang penulis.

Pengertian Menurut Beberapa Ahli

Ada banyak pendapat mengenai pengertian paragraf dari ahli, namun berikut ini akan diuraikan beberapa di antaranya.

1. Nurdin

Menurut Nurdin, paragraf merupakan suatu kesatuan dari pemikiran yang lebih luas daripada kalimat. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu himpunan dari berbagai kalimat yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk sebuah gagasan.

2. Tarigan

Berbeda halnya menurut Tarigan, dimana menurutnya alinea adalah suatu kesatuan dari sebuah ekspresi yang terdiri dari seperangkat kalimat yang pengarangnya gunakan untuk menyampaikan pemikirannya kepada para pembaca. Atau bisa diartikan sebagai kumpulan dari kalimat bermakna tertentu yang bisa dikembangkan.

3. Akhadiah dkk

Berdasarkan pendapat dari Akhadiah dkk, paragraf merupakan inti dari penuangan buah pikiran dengan didukung oleh semua kalimat yang ada. Selain itu juga akan tersusun atas kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penutup yang saling berkaitan satu sama lainnya.

4. Arifin dan S. Amran Tasai

Berdasarkan pendapat dari Arifin dan Amran, alinea adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu topik atau gagasan tertentu. Dimana setiap kalimat tersebut menunjukkan satu kesatuan pikiran dari penulisnya yang mempunyai keterkaitan hingga membentuk sebuah gagasan atau topik tertentu. 

5. Ramlan

Pendapat yang berbeda diutarakan oleh Ramlan. Menurutnya, paragraf merupakan suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang berisi informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. 

6. Gorys Keraf

Paragraf menurut Gorys Keraf adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari sebuah kalimat  dan termasuk ke dalam himpunan kalimat yang saling berkaitan membentuk sebuah rangkaian untuk menciptakan gagasan.

7. Lamuddin Finoza

Pengertian paragraf menurut Lamuddin adalah satu kesatuan bentuk bahasa yang termasuk hasil dari penggabungan atau penyatuan beberapa kalimat. 

Ciri-Ciri Paragraf

Sebuah paragraf memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan struktur sebuah teks. Adapun ciri-ciri yang membedakannya dengan bagian teks lainnya yaitu:

1. Penulisan

Dari segi penulisannya, bagian teks ini memiliki ciri khusus yaitu ditulis dengan memberikan beberapa ketukan spasi agar pada baris pertama paragraf bisa sedikit lebih masuk ke bagian dalam. Adapun juga biasanya akan diberikan 5 ketukan untuk sebuah karangan biasa. 

2. Ide Pokok

Adapun ciri berikutnya yaitu hanya memiliki satu ide pokok untuk dijelaskan dalam sebuah karangan atau karya tulis.

3. Jumlah Kalimat

Paragraf ditandai dengan susunannya yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat tersebut berupa kalimat topik yang bisa menjelaskan dan menerangkan ide pokok dari karangan tersebut secara lebih rinci. 

4. Berisi Opini

Ciri terakhir yaitu berisi opini atau pendapat dari penulisnya. Opini tersebut biasanya akan dinyatakan dengan sebuah kalimat penjelas. 

Unsur-Unsur 

Unsur merupakan bagian-bagian pembangun di dalam paragraf itu sendiri yang berfungsi untuk membentuk kalimat sehingga menjadi paragraf yang baik. Adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut. 

1. Topik atau Gagasan Utama 

Unsur pertama yaitu topik atau gagasan utama yang bisa juga dikatakan sebagai jantungnya alinea karena termasuk unsur yang sangat penting. Topik atau gagasan utama merupakan ide utama yang penulis ingin sampaikan kepada pembacanya sehingga merupakan jiwa dari sebuah tulisan agar menarik untuk dibaca.

2. Kalimat Utama 

Bagian kedua yaitu kalimat utama yang merupakan unsur pembangunnya. Kalimat ini akan berisi gagasan utama sehingga disebut juga sebagai kalimat utama. 

Kalimat utama bersifat umum sehingga bisa dikembangkan dengan kalimat pendukung. Jenis kalimat ini biasanya terletak di bagian awal atau bagian akhirnya. Adapun beberapa contoh dari kalimat jenis ini yaitu:

“Tingginya kolesterol merupakan faktor utama penyakit jantung”

3. Kalimat Penjelas atau Kalimat Pendukung 

Unsur selanjutnya adalah kalimat pendukung atau kalimat penjelas. Kalimat ini berfungsi untuk memperkuat atau mengembangkan gagasan yang ada pada kalimat utama.

Adapun kalimat ini bisa berupa data pelengkap seperti fakta, data valid, ataupun opini dari penulisnya. Contoh dari kalimat penjelas sebagai berikut:

“Jantung koroner adalah salah satu jenis penyakit yang wajib Anda hindari karena sangat berbahaya. Ada banyak sekali makanan tinggi kolesterol seperti gorengan, jeroan, dan sebagainya. Untuk itulah, sebaiknya Anda menghindari beberapa makanan itu jika tidak ingin terkena penyakit ini.”

4. Konjungsi

Unsur konjungsi merupakan kata penghubung atau kata sambung yang menghubungkan beberapa kalimat. Pada dasarnya, konjungsi dalam bahasa Indonesia ada dua jenis yaitu konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. 

Konjungsi intrakalimat berfungsi untuk menghubungkan satuan-satuan kata, frasa, atau klausa yang terdapat pada kalimat, sedangkan konjungsi antarkalimat merupakan jenis konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu alinea. 

Beberapa contoh dari konjungsi intrakalimat yaitu  “dan”, “sehingga”, dan lain-lain. Sedangkan konjungsi antarkalimat contohnya yaitu “jadi”, “oleh karena itu”, dan “namun”. 

Adapun contoh penggunaan konjungsi antarkalimat antara lain:

a. Oleh karena itu

Saat ini, jumlah penderita diabetes semakin meningkat. Oleh karena itu, semua orang dituntut untuk menjaga kesehatannya dengan olahraga yang cukup, mengurangi gula, dan menjaga pola hidup.

b. Jadi

Degradasi habitat akibat dari ulah manusia semakin meningkat saat ini, seperti kasus coral bleaching, musim yang tidak menentu, dan mencairnya es di kutub akibat dari pemanasan global terus bertambah. 

Jadi kita sangat dianjurkan mulai dari sekarang untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan melakukan penanaman pohon.

c. Namun

Makanan yang mengandung banyak gula dipercaya bisa mengurangi stress dan bisa mengobati sakit hati sehingga banyak disukai oleh berbagai kalangan terutama kaum wanita. Namun, terlalu banyak makanan manis bisa menyebabkan diabetes dan kerusakan pada gigi.

Jenis-Jenis 

Adapun jenis-jenis paragraf terbagi menjadi beberapa kategori yaitu berdasarkan tujuan dan letak kalimat utamanya.

Berdasarkan Tujuan

Jika berdasarkan pada tujuannya, bagian teks ini terbagi menjadi 4 antara lain:

1. Narasi

Pada jenis ini, penulis akan menulis suatu kejadian berdasarkan urutan waktunya yaitu dari awal hingga akhir kejadian. Misalnya menulis cerita kehidupan seseorang dari mulai lulus SMA hingga mendapatkan kerja.

Adapun tulisannya bisa dibuat dengan bercerita dari awal lulus SMA, bagaimana kehidupannya apakah kuliah dulu atau langsung kerja. Jika kuliah dulu, bagaimana kehidupannya selama menjadi mahasiswa. Bila sebaliknya, bagaimana caranya sehingga dia mendapatkan pekerjaan. 

2. Eksposisi

Jenis ini biasanya berisi beberapa informasi detail kepada pembaca tentang suatu hal. Hal ini karena tujuan dari pembuatannya yaitu untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, dan menerangkan suatu topik kepada orang lain. Contohnya yaitu:

“Warga mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa perbaikan rumah akibat dari kebakaran dan longsor yang terjadi beberapa hari lalu. Adapun sistem pembagiannya yaitu rumah yang ringan mendapat bantuan sekitar Rp10.000.000,00, yang rumahnya rusak sedang sekitar Rp20.000.000,00, yang rumahnya rusak berat sekitar Rp30.000.000,00…”

3. Argumentasi

Jenis ini biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa ide, gagasan, atau pendapat yang dipaparkan dalam tulisan benar adanya dan bisa dibuktikan. Adapun jenis ini berfungsi untuk membuat sebuah artikel opini atau teks lomba debat. Contoh dari jenis ini yaitu:

“Menurut pendapat saya selaku warga disini, pendirian PLTU dan hotel itu sebaiknya tidak dilakukan oleh pemerintah mengingat letaknya yang sangat dekat dengan beberapa tempat vital di desa. Berdasarkan data yang ada…”

4. Persuasi

Persuasi sendiri berarti membujuk yang artinya pembuatannya bertujuan untuk membuat orang tergerak melakukan atau membeli sesuatu. Misalnya sebuah teks tentang ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang hutan sembarangan, membantu orang yang terkena musibah, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, jenis ini juga biasanya digunakan untuk kegiatan marketing seperti membujuk seseorang untuk membeli sesuatu dalam kegiatan pemasaran. Adapun contoh dari teks persuasi yaitu: 

“Mengingat masalah sampah yang semakin pelik dari hari ke hari, semua orang sangat diharapkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastik. Tidak hanya itu, membuang sampah di tempatnya juga sebagai bentuk menghargai orang-orang yang selama ini berjasa menjaga kebersihan…”

Letak Kalimat

Jenis-jenis alinea berdasarkan letak kalimat utamanya terbagi menjadi 3, antara lain:

1. Deduktif

Jenis deduktif merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal paragraf yang kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Adapun contoh deduktif yaitu: 

“Saat ini tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang recruiter yaitu orang yang mempunyai etos kerja tinggi dengan beberapa karakter seperti pandai, terampil, dan berkepribadian baik. 

Pandai artinya tenaga kerja tersebut mempunyai kemampuan atau nilai akademis memadai sesuai dengan bidang ilmunya.

Terampil artinya orang yang bisa menerapkan kemampuan akademis dan kemampuan pendukung yang dimiliki agar bisa diterapkan di dunia kerja. 

Sedangkan berkepribadian baik artinya tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur saat melakukan pekerjaannya.”

2. Induktif

Berbeda dengan teks deduktif, induktif artinya kalimat utamanya terletak di bagian akhir. Untuk itulah, kalimat penjelasnya akan berada di awal atau sebelum kalimat utamanya. Adapun contoh induktif yaitu: 

“Air hujan yang turun walaupun dalam intensitas rendah memberikan sebuah harapan baru untuk bumi (tanah), terutama rumput yang mengering mendapatkan harapan untuk hijau kembali. Para petani pun seperti mendapatkan harapan baru untuk ladangnya.

Namun terkadang, hujan juga bisa menjadi malapetaka untuk daerah tidak memiliki drainase yang baik. Hujan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan banjir untuk beberapa daerah.”

3. Campuran

Jenis yang terakhir yaitu campuran antara deduktif dan induktif. Adapun jenis ini bakan memiliki kalimat utama di awal dan kemudian ada juga di akhir kalimat. Bukan berarti gagasan utamanya ada dua, melainkan tetap satu, tapi ini hanya sebagai bentuk pengulangan kembali pada akhir paragraf. Adapun contohnya yaitu:

“Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penyakit koroner yang sering dialami orang-orang di usia lanjut disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi akibat dari pola makan dan pola hidup yang tidak baik..

Bahkan berdasarkan sebuah data, hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan oleh kadar kolesterolnya yang tinggi. Adapun di negara Amerika sendiri hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan karena makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi seperti lemak daging, dan sebagainya. Hal yang sama juga terjadi di Asia dimana sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan karena pola makan yang buruk. 

Oleh karena itulah, kolesterol adalah penyebab utama menderita penyakit jantung koroner.”

Syarat Pembentukan

Dalam proses pembentukannya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa menjadi paragraf yang utuh dan baik. Adapun syarat pembentuknya adalah  sebagai berikut.

1. Kohesi-Kesatuan

Sebuah alinea yang baik adalah alinea yang bersifat kohesi atau menyatu satu dengan yang lainnya. Atau antara kalimat utama dan kalimat penjelasnya menjelaskan satu gagasan pokok. 

2. Koherensi-Kepaduan/Kekompakan

Syarat selanjutnya yaitu koherensi atau setiap kalimatnya kompak dan tertuju pada satu hal tertentu. Tidak hanya itu, repetisi yang digunakan pun harus padu, baik itu dari segi paragraf maupun kata kuncinya. 

Selain itu, penggunaan kata gantinya juga sebaiknya tidak monoton sehingga bisa menghasilkan sebuah diksi yang bervariasi. Kemudian sebaiknya juga mengandung kata transisi yang berfungsi sebagai penyambung antarkalimat. 

3. Perkembangan 

Syarat terakhir yaitu adanya perkembangan. Syarat perkembangan ini harus Anda jaga agar maksud dan tujuan dari pembuatan teks tersebut bisa tersampaikan secara maksimal.

Selain itu, ini juga bermanfaat untuk membuat teks tidak mengambang ke arah yang tidak sesuai dengan gagasan utama. Sebagai contoh, kalimat pertama memaparkan gagasan pokok, maka pada kalimat berikutnya harus menjelaskan gagasan pokok pertama sesuai dengan prinsip kesatuan dan koherensi.

Sudah Tahu Tentang Paragraf?

Nah setelah Anda mengetahui pengertian, jenis, syarat, ciri-ciri, unsur, hingga contoh alinea tersebut, bisa langsung terapkan dalam membuat paragraf yang baik. Dalam pembuatannya memang tidaklah mudah, untuk itulah Anda perlu berlatih beberapa kali hingga menjadi ahli.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page