Paragraf Argumentasi: Definisi, Pola, Ciri, dan Aneka Contohnya

Dalam bidang karya tulis, paragraf argumentasi adalah unsur yang harus selalu ada. Itu karena fungsi paragraf ini ialah untuk memberi bobot pada pendapat Anda, serta meyakinkan pembaca bahwa pendapat Anda patut didukung. Bacalah artikel ini agar Anda mengerti pola dan ciri-ciri paragrafnya.

Apa Itu Paragraf Argumentasi?

Menurut buku Kamus Besar bahasa Indonesia, istilah argumentasi berasal dari kata “argumen” atau “argument” dalam bahasa Inggris. Makna kata “argumen” itu sendiri berarti dukungan atau penolakan terhadap suatu gagasan yang orang lain kemukakan.

Dari pengertian itu, maka paragraf argumentasi adalah sebuah bentuk tulisan yang mendukung atau menolak gagasan yang orang lain kemukakan. Tulisan argumentasi tersebut harus mengandung bukti-bukti yang benar dan dapat diterima oleh akal sehat agar pembacanya percaya.

Ada beberapa unsur penting yang wajib terkandung dalam sebuah paragraf yang bernada argumentatif.. Misalnya hasil penelitian, analisis data, serta pandangan pro atau kontra terhadap suatu ide. Ada pula pembuktian dalam bentuk penyajian data-data yang telah penulis temukan.

Pola yang Terkandung dalam Paragraf Argumentasi

Bentuk paragraf ini memiliki sekitar empat pola yang dapat Anda gunakan untuk menyampaikan gagasan secara objektif. Setiap pola pada paragraf ini memiliki karakteristiknya masing-masing. Selengkapnya simak di bawah ini.

1. Analogi

Membuat sebuah perbandingan atau analogi dalam argumentasi dapat Anda gunakan untuk membuktikan pendapat Anda. Pola argumentasi ini melibatkan perbandingan antara dua objek atau topik yang serupa untuk membuat kesimpulan yang hasilnya mirip satu sama lain.

2. Generalisasi

Pola generalisasi atau persamaan dalam paragraf argumentasi adalah bentuk tulisan argumen yang mengutamakan penarikan kesimpulan dari pendapat mayoritas. Itu karena topik yang paragraf ini dukung atau tolak telah mendapat dukungan dari banyak orang serta jurnal-jurnal ilmiah resmi.

3. Testimoni

Testimoni atau kesaksian yaitu pola tulisan argumentasi yang melibatkan pernyataan langsung dari si penulis argumen. Penulis yang berargumen lewat pola testimoni ini wajib menceritakan apa yang telah dia lihat, dengar, atau alami secara faktual supaya argumentasinya tidak dapat orang bantah.

4. Sebab-Akibat

Pola sebab-akibat dalam sebuah paragraf argumentasi adalah bentuk tulisan yang menjabarkan masalah pada topik utama sebelum menjelaskan akibatnya. Namun pola ini dapat Anda balik menjadi pola akibat-sebab; Anda sebutkan dulu akibat dari sebuah masalah, lalu jabarkan topik utamanya.

Ciri-Ciri Utama Paragraf Argumentasi

Sekarang, Anda harus tahu ciri utama yang harus selalu ada dalam sebuah argumentasi. Ada kurang lebih empat ciri-ciri yang sebaiknya Anda ketahui sebelum Anda mulai menulisnya. Ciri-ciri utama yang terdapat pada sebuah paragraf argumentasi adalah adalah sebagai berikut:

1. Dilengkapi oleh Data-Data

Hal pertama yang membedakan argumentasi dan opini ialah adanya data-data yang sanggup melengkapi hasil penelitian Anda. Data-data tersebut bisa berupa grafik, rekaman video atau foto, tabel survei, dan juga kutipan dari ilmuwan ternama.

Anda dapat menemukan data-data untuk argumentasi di karya tulis ilmiah dari berbagai sumber. Contohnya seperti observasi langsung di lapangan, membaca jurnal ilmiah, atau melakukan interview dengan subjek penelitian.

2. Memiliki Sumber yang Terpercaya

Ciri kedua dari paragraf argumentasi adalah data penelitian itu Anda temukan dari sumber-sumber yang terpercaya. Baik itu dari jurnal ilmiah yang sudah tervalidasi maupun para ahli yang temuannya telah diakui oleh lembaga penelitian resmi.

Anda jangan memasukkan data yang sumbernya tidak diketahui secara jelas ke dalam argumentasi Anda. Apabila data tersebut datang dari postingan media sosial atau gosip di masyarakat, maka data itu tidak layak untuk Anda jadikan bukti argumen.

3. Lakukan Analisis terhadap Hasil Penelitian

Sekadar memiliki data dari sumber yang terpercaya saja belum cukup; Anda wajib melakukan analisis terhadap hasil penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bukti yang Anda miliki dapat mendukung argumentasi Anda atau tidak.

Anda bisa memisahkan hasil penelitian Anda untuk melihat mana data yang relevan dengan argumentasi Anda. Selain itu, Anda pun bisa melakukan penggolongan data demi membuat hasil penelitian Anda lebih rapi dan mudah orang baca.

4. Menjelaskan Hasil Temuan secara Objektif

Ciri nomor empat dari paragraf argumentasi adalah penjelasan yang bersifat objektif terhadap apa yang telah Anda temukan. Jika perlu, Anda bisa melengkapi argumen Anda dengan bukti nyata seperti foto, video, dan bahkan sampel penelitian.

Ingat, Anda harus menerangkan hasil temuan secara objektif dan kritis ketika menjelaskan argumentasi Anda. Jangan sampai penelitian Anda tercemar oleh opini pribadi, gosip-gosip, atau prasangka terhadap hal apapun.

5. Adanya Rangkuman atau Kesimpulan Penelitian

Di akhir argumentasi Anda wajib ada sebuah rangkuman atau kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Rangkuman argumentasi itu tidak perlu panjang-panjang; cukup garis besarnya saja beserta hasil temuan Anda dan argumen-argumennya.

Jika Anda tahu caranya, Anda sebaiknya menulis kesimpulan tersebut dengan nada yang persuasif. Tujuannya ialah untuk meyakinkan sebanyak mungkin pembaca bahwa pandangan yang Anda kemukakan adalah benar.

Contoh-Contoh Paragraf Argumentasi

Masih banyak orang, termasuk juga siswa-siswi sekolah, yang kurang paham dengan bentuk argumentasi yang benar. Oleh sebab itu, contoh-contoh paragraf argumentasi adalah di bawah ini. Siapa tahu Anda perlu ide dalam menulis argumentasi sendiri.

1. Argumentasi Dukungan

Biasanya, orang-orang beranggapan jika paragraf argumentasi adalah suatu sarana untuk mendukung sebuah gagasan. Oleh sebab itu, simaklah argumentasi dukungan pada bagian ini:

Pada awal tahun 2023, pemerintah negara Republik Indonesia melalui Kementerian Perdagangan sempat membuka keran impor pakaian. Izin impor pakaian dari luar negeri ini ternyata dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pebisnis untuk mendatangkan baju-baju bekas.

Pemerintah pun geram atas tindakan oknum pebisnis itu, dan segera menyita barang jualan mereka untuk dihancurkan. Saya berpendapat bahwa tindakan pemerintah menyita pakaian-pakaian bekas itu adalah benar, dengan berbagai pertimbangan:

Pertama, impor baju-baju bekas ini dapat mematikan bisnis UMKM masyarakat kita dalam bidang busana. Adanya produk-produk bekas, menurut beberapa pengrajin busana lokal Indonesia, dapat membanjiri pasar-pasar kita dengan barang murahan.

Kedua, pemerintah Indonesia memang sudah menerbitkan aturan mengenai impor baju bekas semenjak tahun 2015. Melalui Peraturan Kementerian Perdagangan atau Permendag Nomor 15, pemerintah wajib melindungi pasar Indonesia dari gempuran barang bekas impor.

Ketiga, banyak dari pakaian bekas yang dijual kembali di Indonesia berstatus sebagai barang ilegal dan juga barang yang bermutu rendah. Peredaran barang-barang ilegal dan bermutu rendah dapat merusak citra produk-produk asli buatan negeri kita dan mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat lokal.

2. Argumentasi Penolakan

Adapun bentuk argumentasi berikutnya yang dapat masyarakat pilih yaitu argumen untuk menolak suatu gagasan. Contoh penolakan dalam paragraf argumentasi adalah seperti di bawah ini:

Perkembangan internet dalam ranah ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi apapun yang mereka butuhkan. Hal ini dapat kita lihat dari kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah, dimana tugas-tugas bisa peserta didik cari dan kirimkan lewat internet.

Sarana belajar yang cepat dan efisien tentu saja sangat berguna untuk menunjang aktivitas peserta didik di sekolah. Masalahnya adalah pemerintah seperti memaksa sekolah-sekolah untuk memiliki jaringan internetnya sendiri. Menurut saya, hal ini tidak boleh sampai terjadi dengan dua alasan utama:

Satu, belum tentu semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti laboratorium komputer atau sistem server internet. Selain itu, masih banyak sekolah yang mengalami kekurangan dana operasional, sehingga mereka tak mampu menyediakan jaringan internet bagi siswa-siswinya.

Kedua, ada puluhan ribu guru di Indonesia yang kurang pandai dalam menggunakan internet sebagai media mengajar yang benar. Daripada pemerintah memaksakan sekolah-sekolah untuk punya jaringan internet, lebih baik pemerintah melatih dulu guru-guru tersebut agar menjadi lebih melek teknologi.

3. Argumentasi Kritik

Inilah contoh argumentasi yang kurang masyarakat pahami, sebab dalam bentuk tulisan ini, penulisnya sedang menilai suatu topik. Penulis argumen tersebut tidak benar-benar menolak sebuah gagasan, tetapi dia pun tidak mendukungnya.

Sejumlah elemen masyarakat pun protes, berteriak, dan mengadu jika pemerintah kita tidak pro-rakyat. Ribuan anggota ormas berorasi dan berpidato jika yang namanya Undang-Undang Cipta Kerja ini hanyalah alat bagi kaum kapitalis untuk menindas rakyat kecil.

Saya juga merasa tidak puas dengan tingkah pemerintah, yang seperti ogah dalam meredakan ketegangan di masyarakat kita. Rakyat menuntut kejelasan atas nasib mereka di dunia industri, tetapi pemerintah dan menteri-menterinya seakan adem ayem saja.

Ketidakpuasan saya datang dari pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang seperti terburu-buru. Jika Indonesia memang sangat membutuhkan tenaga kerja baru, mengapa tidak mengadakan acara job fair di berbagai kota di Indonesia? Ini lebih mudah daripada mendatangkan tenaga kerja asing.

Berikutnya, pemerintah berkata bahwa UU Cipta Kerja dapat membuka kesempatan untuk berinvestasi. Sekarang, siapa yang dapat berinvestasi di bawah peraturan baru ini, bisnis lokal atau bisnis luar negeri? Ingat, jangan sampai kekayaan negeri kita habis dibawa lari oleh tangan-tangan asing.

Sudah Paham dengan Paragraf Argumentasi Ini?

Demikianlah artikel ini membahas seputar argumentasi yang terdapat dalam karya-karya tulis. Bagi Anda yang sedang menulis karya tulis ilmiah, paragraf argumentasi adalah bobot tambahan penting yang dapat mendukung poin-poin Anda. Oleh karena itu, Anda harus tahu bagaimana cara menulisnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page