Macam Macam Teori Kepemimpinan dan Cara Mengaplikasikannya

Teori kepemimpinan memiliki landasan utama yang berkaitan dengan pemimpin. Oleh sebab itu, isinya cenderung membahas kepemimpinan dan ruang lingkupnya. Menurut cara pelaksanaannya, macam macam teori kepemimpinan sangat bervariasi. Apa sajakah itu?

Apa Itu Teori Kepemimpinan?

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa kepemimpinan berasal dari alamiah seseorang sejak lahir. Pendapat tersebut bisa dikatakan benar, namun juga ada yang beranggapan sebaliknya. 

Kepemimpinan adalah sifat seseorang yang diperoleh dari lingkungan, pendidikan, dan pengalaman. Merujuk teori kepemimpinan, dikatakan bahwa setiap individu memiliki sifat-sifat pemimpin. Salah satunya sifat yang lahir dari individu tersebut.

Seseorang juga memiliki sifat kepemimpinan karena adanya dorongan dari kondisi tertentu. Seperti lingkungan, pengalaman, dan situasi sejenisnya. Teori kepemimpinan diartikan sebagai pemikiran dan penjelasan tentang, apa, siapa, bagaimana, kapan, dimana, dan mengapa individu berperan sebagai pemimpin.

Berbagai macam teori kepemimpinan berfungsi sebagai pedoman. Bertujuan untuk mendukung seseorang memahami konsep kepemimpinan yang muncul dari dirinya. Terutama bagi diri sendiri.

Macam Macam Teori Kepemimpinan

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki banyak pengetahuan. Dengan demikian, ia mampu memimpin tim ke arah lebih baik. Secara umum, teori kepemimpinan dibedakan sebagai berikut.

1. Great-Man Theory

Great-Man Theory
Great-Man Theory | Image Source: Freepik

Pernahkah Anda mendengar pernyataan tentang pemimpin hebat memang terlahir seperti itu, bukan hanya dari pembentukan jika kepemimpinan saja? Pernyataan tersebut sesuai dengan Great-Man Theory atau teori orang hebat.

Pada zaman dahulu, orang-orang akan menyimpulkan bahwa pemimpin hebat adalah orang hebat yang dilahirkan. Dengan kata lain, pemimpin hebat tidak dibentuk oleh seseorang atau kondisi tertentu.

Populer selama abad ke 19, Great-Man Theory berkaitan dengan sejarawan Thomas Carlyle. Hal ini karena para pendukungnya memperkenalkan teori tersebut ke dunia.

Pengikut teori ini mengklaim pemimpin sejatinya dilahirkan, namun itu hanya untuk laki-laki yang memiliki sifat-sifat heroik. Secara umum, pemimpin yang menerapkan teori ini akan menampakkan diri pada situasi tepat.

2. Trait Theory

Trait Theory
Trait Theory | Image Source: Freepik

Trait Theory berpendapat bahwa seorang pemimpin harus memiliki kepribadian, karakter, sifat, ciri, dan fisik tertentu. Dengan begitu, mereka akan lebih cocok mendalami kepemimpinan.

Berdasarkan teori ini, jika Anda ingin menjadi pemimpin, harus memiliki perilaku yang sesuai stereotip dan ideal kepemimpinan. Dengan demikian, Trait Theory tidak memperdulikan karakteristik dari genetik yang diperoleh.

Bagi Anda yang ingin menerapkan teori ini, maka Anda harus memiliki sifat extrovert, berani, cerdas, berkarisma, percaya diri, dan badan tinggi tegap.

Selain itu, Trait Theory juga cukup rancu. Pasalnya, berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, agama, status perkawinan, dan gaji juga ikut mempengaruhi.

3. Situational Theories

Situational Theories
Situational Theories | Image Source: Freepik

Macam macam teori kepemimpinan berikutnya adalah Situational Theories. Menurut Situational Theories, sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang paling tepat.

Dengan kata lain, kepemimpinan tergantung kondisi yang sedang terjadi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti kualitas, situasi, dan kinerja anggota tim.

Muncul sejak tahun 1969, Situational Theories menuntut para pemimpin harus mampu beradaptasi dalam segala situasi. Oleh karenanya, mereka harus menghadapi situasi tertentu dengan diri sendiri.

Hal ini karena setiap orang akan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Sehingga itu tergantung pada tingkat kesiapan pemimpin dan anggota tim.

4. Behavioral Theory

Behavioral Theory
Behavioral Theory | Image Source: Freepik

Keterbalikan dari Great-Man Theory, Behavioral Theory justru berpendapat bahwa pemimpin hebat dibuat oleh perilakunya. Sehingga teori ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan pada kualitas, sifat, maupun karakternya.

Teori ini mendorong seseorang untuk belajar dan berlatih menjadi pemimpin. Tentu didampingi oleh ajaran, pengamatan, dan pengalaman yang tepat. Behavioral Theory menunjukkan kepemimpinan yang menggunakan tiga keterampilan, yakni manusiawi, teknis, dan konseptual.

Pada keterampilan manusiawi, maka Anda harus melakukan interaksi dengan orang lain. Keterampilan teknis berfokus pada pengetahuan pemimpin mengenai teknik yang digunakan. Sementara pada keterampilan konseptual, pemimpin harus memunculkan inovasi baru. Ketiganya akan membuat organisasi berjalan lancar.

5. Transactional Theory

Transactional Theory
Transactional Theory | Image Source: Freepik

Macam macam teori kepemimpinan yang selanjutnya adalah Transactional Theory. Teori ini populer pada tahun 1970 hingga 1980. Pada penerapannya, seorang pemimpin dan anggota tim harus saling terlibat. Dengan begitu, akan menghasilkan pertukaran ide antara pemimpin dan pengikutnya.

Transactional Theory menggambarkan asosiasi keterlibatan dari pemimpin dan pengikut. Hal ini karena ada sejumlah perjanjian dari keduanya dan harus dilakukan bersama-sama. 

6. Servant Theory

Servant Theory
Servant Theory | Image Source: Unsplash

Servant Theory pertama kali muncul pada tahun 1970-an. Teori ini menyatakan seorang pemimpin harus bertugas secara baik. Mulai dari menjaga, melayani, hingga memelihara kesejahteraan pengikutnya, baik itu secara fisik maupun mental.

Selain itu, pemimpin harus berfokus pada kebutuhan pengikut dan mendorong mereka lebih mandiri. Pemimpin juga akan membantu memberikan wawasan luas untuk pengikutnya. 

Tak hanya itu, pemimpin yang baik harus memiliki rasa simpati, sehingga mudah meredakan kecemasan pengikutnya. Maka dari itu, kepemimpinan ideal diberikan kepada seseorang yang memiliki jiwa melayani.

Servant Theory menunjukkan seorang pemimpin bertugas dan berkontribusi terhadap kesejahteraan orang lain sebagai tanggung jawab.

7. Transformational Theory

Transformational Theory
Transformational Theory | Image Source: Unsplash

Transformational Theory adalah teori yang paling relevan dengan kehidupan modern. Hal ini karena teori tersebut memiliki dua elemen yang mencakup banyak kepentingan. Kedua elemennya adalah relasional dan perubahan nyata. 

Teori ini bisa terjadi pada satu orang maupun berkelompok. Secara umum, Transformational Theory berhubungan dengan banyak orang. Selain itu, teori ini juga berkaitan dengan upaya mengangkat pencapaian untuk posisi. Baik itu bagi pemimpin maupun para anggota timnya.

Dengan demikian, pemimpin dan anggota tim akan saling merayakan pencapaian. Bahkan termasuk ke dalam tingkat motivasi sebagai bentuk moralitas yang tinggi.

3 Cara Mengaplikasikan Teori Kepemimpin

Setelah mengetahui macam macam teori kepemimpinan, Anda harus bisa mengaplikasikannya. Hal ini karena sebagai bentuk motivasi dan mempengaruhi, maka pemimpin harus memiliki karakter yang menyenangkan. Ada beberapa penerapan teori kepemimpinan yang tepat, di antaranya sebagai berikut.

1. Membangun Komunikasi

Pada organisasi, manajemen sepihak adalah masalah terbesar yang sering terjadi. Pasalnya, hal-hal di dalamnya harus mengikuti semua arahan pemimpin. Cara seperti itu justru membuat anggota terlihat pasif, tidak inovatif, dan kurang kreatif. Akibatnya, membuat mereka tidak bebas dalam menyampaikan aspirasi.

Setiap individu ingin berpartisipasi dan merasakan kebebasan dalam mengungkapkan ide. Dengan cara ini, mereka bisa merasa puas dan dihargai saat berada di organisasi tertentu. Kondisi tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan loyalitas anggota tim.

Alih-alih hanya memerintah, sebaiknya pemimpin juga menanyakan pendapat anggota. Sehingga, diskusi akan berjalan lebih efisien dan bisa saling bertukar perspektif.

Jika pemikirannya berbeda, biarkan anggota untuk mencoba. Karena meskipun metode berbeda, namun hasilnya baik itu tentu membuat organisasi lebih efektif.

2. Berikan Feedback

Pemimpin hebat akan memberikan apresiasi berupa feedback kepada anggotanya. Pemberian umpan balik bertujuan untuk mendorong anggota tumbuh lebih baik. Inilah mengapa pemimpin perlu fokus pada fakta dan hasil.

Anggota tim bisa melihat hasil dan keahlian mereka, sehingga proses dapat berfungsi sesuai harapan. Umpan balik yang diberikan oleh pemimpin akan membuat mereka mudah beradaptasi dengan lingkungan kepemimpinan.

Namun, jenis feedback yang bisa diberikan harus memiliki kontrol untuk meningkatkan value. Lebih kolaboratif, sehingga anggota bisa memilah benar dan salah.

3. Fleksibel

Ada banyak pemimpin yang terkesan menakutkan, karena cara mengaplikasikan teori kepemimpinannya kurang fleksibel. Opsi tersebut justru membuat anggota jauh dari kendali dan merasa takut kepada pemimpin.

Akibatnya, anggota menjadi kurang bebas dan produktivitasnya terbatas. Jika pemimpin menerapkan sistem fleksibel, maka akan meningkatkan kemandirian dan profesionalisme anggota. Selain itu, sifat mikro manajer dalam diri pemimpin juga akan berkurang.

Sudah Tahu Macam Macam Teori Kepemimpinan?

Adanya macam macam teori kepemimpinan akan memberikan pilihan pemimpin untuk mengetahui gaya memimpinnya. Dengan demikian, Anda bisa menjadi pemimpin hebat yang disukai oleh semua anggota. 

Anggota tim adalah kunci utama untuk pemimpin mengaplikasikan teorinya. Jika anggota merasa senang, teori kepemimpinan yang Anda pakai memang tepat dengan ruang lingkup tersebut.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page