Tari Pendet: Sejarah, Makna, Ciri serta Properti Pendukungnya

Tari khas Bali, tari pendet, yang populer di kalangan masyarakat, baik itu dari domestik maupun internasional, memiliki sejarah yang menarik untuk dikulik. Tak hanya sejarahnya, namun tari ini juga mengharuskan penarinya menggunakan properti yang sesuai agar maksud tariannya tersampaikan kepada penonton.

Kira-kira seperti apakah asal usul dari tari pendet ini? Kemudian, apa sajakah jenis properti yang para penarinya gunakan untuk menarik perhatian para penontonnya? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini. 

Sejarah Tari Pendet

Sejarah Tari Pendet
DetikBali

Tanpa kita sadari, tari pendet merupakan tari yang unik dan populer di tahun 1970an, lho. Tari ini merupakan hiburan bagi masyarakat Bali, jauh sebelum tari modern mulai berdatangan.

Kedua pencipta tari pendet ini bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Saat menciptakan tari khas Bali ini, keduanya sepakat untuk memperlihatkan empat orang penari saat pertunjukan. Lalu di tahun 1961, I Wayan Beratha mencoba mengembangkan tari ini. Penari menjadi lima, sesuai yang sering kita saksikan kini.

Sementara untuk tempat pementasan, seringkali tari pendet dipertunjukkan di halaman tengah (jaba tengah) atau halaman pura (jeroan). Pementasan ini menggunakan iringan gamelan gong kebyar berlaras pelog, serta gamelan gong semar pegulingan.

Makna awal tari ini pun berbeda seiring waktu berjalan. Awalnya, tari khas Bali ini merupakan tari sakral dan merupakan bagian dari upacara piodalan di tempat suci keluarga, atau pura. Maksud dari upacara itu sendiri adalah sebagai penghormatan, penyambutan, serta rasa syukur yang tertuju pada dewata yang turun ke bumi.

Namun, kini tari pendet mulai berubah makna. Tari tradisional ini mulai menjadi sarana pertunjukan, dan beralih fungsi sebagai tarian penyambut pembukaan acara resmi negara. Sebagai contoh, penyambutan pembukaan ASEAN Games tahun 1960 menampilkan tari tradisional unik ini.

Fungsi tari pendet

Fungsi tari pendet
KataData

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tari Pulau Dewata ini bertujuan untuk melakukan ritual keagamaan atau persembahan. Pasangan penari putri akan membawakan tari ini, setelah pertunjukan Tari Rejang di halaman pura selesai. Pementasan tari pendet ini juga wajib menghadap pelinggih atau arah suci.

Saat mempertunjukkan tarian, pasangan penari wajib menggunakan riasan upacara keagamaan dan mengenakan pakaian upacara. Tiap penari juga akan diminta untuk membawa perlengkapan sesajen untuk persembahan. Persembahan tersebut terdiri dari sangku (wadah air suci), kendi, cawan, serta perlengkapan yang lain.

Ada juga atribut mangkuk perak berisi bunga yang wajib dibawa. Nantinya saat tarian berakhir, bunga tersebut akan penari taburkan ke arah penonton sebagai simbol penyambutan. Gerakan inilah yang menjadikan tari pendet sebagai tarian yang cocok untuk menyambut kedatangan tamu.

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa tari pendet mempunyai dua fungsi yang berbeda. Fungsi utama sebagai tari wali atau bagian dari upacara budaya dan keagamaan, dan fungsi kedua sebagai tarian penyambutan para tamu.

Ciri Khas Gerakan tari pendet

Ciri Khas Gerakan tari pendet
TheAsianParent

Masyarakat menganggap tarian Pendet terlihat unik karena gerakannya yang khas. Saat memperhatikan tari pendet, kita dapat menyaksikan bagaimana penari menggunakan seluruh anggota tubuh mereka tanpa terkecuali. Mari simak bagaimana penari mementaskan tarian dengan seluruh anggota tubuh mereka.

1. Kaki

Gerakan pertama yang bisa kita lihat dari tarian Pendet adalah gerakan pada kaki. Biasanya, penari juga menggerakkan kaki saat menari dengan empat gerakan berbeda. 

Pertama, penari akan menggerakkan telapak kaki secara serong. Kedua, penari akan menggunakan gerakan berjalan. Ketiga, penari akan mulai berjalan ke muka dan mulai berjalan cepat/milpil. Terakhir, penari akan melanjutkan dengan gerakan kaki bergeser, atau sering juga kita sebut sebagai nyeregseg.

2. Tangan

Pada tarian ini, kita juga akan mendapati penari yang menggerakkan tangannya saat mempersembahkan tarian. Gerakan tangan ini pun terbagi menjadi dua, dan memiliki istilah yang berbeda.

Gerakan pertama merupakan gerakan tangan berputar ke dalam. Istilah lain gerakan ini adalah luk nagastru. Sedangkan gerakan yang kedua merupakan gerakan haluan tangan biasa dikenal sebagai luk nerudut.

3. Jari

Layaknya gerakan tangan, gerakan jari juga terbagi menjadi dua jenis. Pertama, penari akan menggerakkan jarinya dengan cara mencakupkannya. Gerakan ini biasa disebut dengan istilah nyakupbawa.

Sedangkan nama dari gerakan jari yang kedua adalah gerakan jari melambai, atau sering juga disebut ulap-ulap.

4. Badan

Seperti yang telah kita ketahui, saat menari tentu para penari akan menunjukkan gerakan badan. Dalam tari pendet, gerakan ini biasa kita kenal dengan nama leluwesan. Pangkal lengan yang penari gerakkan juga termasuk dalam jenis gerakan badan tari pendet, atau biasa kita sebut dengan ngejatpala.

5. Mimik

Wajah yang ekspresif juga merupakan daya tarik dari tari pendet. Oleh karena itu, para penari harus menunjukkan mimik riang gembira, atau istilahnya luru. Wajah yang harus selalu tersenyum juga wajib penari lakukan, dan mimik ini disebut kenjung manis.

6. Leher

Tak lupa, gerakan leher juga menjadi salah satu daya tarik dari tari tradisional satu ini. Nama lain dari gerakan leher ini adalah dedengkek. Kemudian, dedengkek ini juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu uluwangsung dan ngotag. 

Uluwangsung merupakan gerakan leher dengan gelengan halus. Sementara itu, ngotag merupakan kebalikannya, yaitu gelengan yang tegas dan keras.

7. Mata

Terakhir, tarian ini juga menyajikan gerakan mata dari para penari. Memang, gerakan mata yang tegas merupakan ciri khas dari tari pendet. Gerakan mata ini sendiri juga terbagi menjadi dua, yaitu nyeledet dan ngiler.

Gerakan nyeledet ini merupakan gerakan mata ke kanan dan ke kiri. Sementara itu, gerakan ngiler adalah gerakan dimana para penari memutarkan bola matanya. Irama yang dimainkan tiap gerakan juga bervariasi. Terkadang pemusik akan memainkan tempo lambat, dan terkadang ia juga akan memainkan tempo cepat.

Iringan Musik Tari Pendet

Iringan Musik Tari Pendetg
Kompas

Guna mempermudah penari, tari pendet menggunakan musik pengiring untuk mengatur ritme menari. Iringan musik yang pemusik gunakan biasanya berasal dari tabuhan gamelan, atau nama lainnya adalah gong kebyar.

Nah, tempo saat memainkan musik pun juga berubah-ubah. Penari akan menyelaraskan gerak mereka dengan tempo musik tersebut. Apabila tempo yang pemusik mainkan cepat, maka penari akan mempercepat gerakan. Sebaliknya, apabila pemusik menghasilkan tempo yang lambat, penari akan menyesuaikannya.

Tata Rias dan Busana Tari Pendet

Tata Rias dan Busana Tari Pendet
Tirto.id

Selain gerakan khas dan iringan musik, penari juga harus memperhatikan busana serta tata rias mereka, sebab tata rias dan busana yang sesuai akan menarik minat penonton. Seperti apakah model tata rias dan busana dari tari pendet ini?

Pertama, penari harus memiliki riasan wajah yang menarik. Mereka wajib mengenakan anting, menyematkan bunga kamboja di telinga kanan, dan meletakkan bunga mawar di tengah kepala. Tak lupa, penari juga mengenakan bunga semanggi pada telinga kiri dan bunga sandat di balik bunga mawar.

Rambut mereka pun akan dihias sedemikian rupa. Mereka akan membuat pusung gonjer (lebih familiar disebut sanggul di Jawa) dengan rambut mereka sendiri. Apabila rambut penari tersebut pendek, maka mereka dapat menggunakan pusung gonjer sintetis.

Sementara itu, penari akan menggunakan baju adat Bali. Baju adat Bali ini berasal dari tapih (kain) berwarna hijau dengan motif crapcap. Tak hanya itu, penari juga mengenakan kemben merah dengan motif emas, angking kuning dengan motif tumbeng, dan juga selendang merah yang terikat di pinggang.

Properti Tari Pendet

Properti Tari Pendet
Fimela

Hal terakhir yang perlu penari perhatikan saat akan mulai pentas adalah properti. Karena Tarian Pendet merupakan budaya Bali yang cukup kental, tak heran apabila para penarinya harus menggunakan properti yang sesuai saat pementasan. Apalagi, tari pendet dinilai penting saat menyambut wisatawan.

Ada enam properti yang wajib penari kenakan saat pentas. Properti tersebut adalah bokor, kemben, tapih, mahkota, gelang, dan selendang. Apa sajakah fungsi dari tiap properti? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Bokor

Properti ini merupakan nama lain dari nampan. Namun, nampan ini berbeda dengan nampan biasa, sebab ia memiliki bentuk cekung. Fungsi bokor ini adalah untuk membawa bunga warna-warni serta janur kuning.

Saat menari, ada kalanya penari akan menuangkan bunga di depan tamu yang datang. Gerakan ini memiliki ungkapan selamat datang di Bali.

2. Kemben

Selain bokor, ada pula kemben, atasan yang penari gunakan saat pementasan. Properti satu ini merupakan kain yang terlilit di bagian dada hingga pinggang penari. Warna kemben yang penari gunakan biasanya berwarna merah, dan berpadu cantik dengan warna emas, sehingga penampilan penari tampak elegan nan mewah.

Namun ada pula kemben yang penari gunakan berwarna lain, seperti kuning dan merah muda. Perbedaan warna ini bertujuan supaya penari tampak lebih modern. Akan tetapi, cara mengenakannya tetap sama, yaitu melilitkannya di bagian dada hingga pinggang, agar tetap tertutup dan rapi.

3. Tapih

Selanjutnya, penari akan mengenakan tapih, sebuah kain untuk menutupi pinggang hingga mata kaki. Properti ini terbuat dari kain khusus, yang bertujuan agar penari merasa lebih nyaman saat bergerak. Bermotif crap-crap, tapih ini hanya akan penari gunakan untuk keperluan pementasan saja.

Untuk memastikan tapih tetap terpasang di pinggang, para penari wajib menggunakan stagen pada pinggul mereka. Tapih ini didesain memanjang hingga mata kaki, namun bagian tengahnya melebar hingga ke samping. Dengan demikian, penari akan lebih mudah menggerakkan tubuhnya, mengikuti iringan musik.

4. Mahkota

Properti penting berikutnya adalah mahkota. Mahkota ini harus penari gunakan di bagian kepala saat pementasan berlangsung. Dengan demikian, penari akan tampil anggun dan elegan saat mementaskan tariannya.

Mahkota yang penari gunakan pun tidak sembarang warna. Umumnya, penari akan menggunakan mahkota berwarna emas, dan terdapat tambahan bunga berwarna-warni seperti mawar, kamboja, dan juga cempaka.

Penggunaan mahkota pada tari pendet bersifat penting, sebab ia membawa filosofi yang amat penting, yaitu bahwa mahkota menggambarkan kekuasaan serta kehormatan.

5. Gelang

Kemudian, ada pula gelang berlapis emas sebagai properti pelengkap tari pendet. Penari akan menggunakannya di tangan kanan mereka. Dengan demikian, penonton akan dapat memperhatikan gerak tangan yang serasi dan mendetail saat pementasan berlangsung.

Namun, gelang tersebut juga mempunyai fungsi lain. Penari akan tampak jauh lebih elegan dan mewah dengan mengenakan gelang tersebut. Oleh karena itu, gelang yang penari gunakan harus serasi warnanya dengan properti pendukung lain, contohnya mahkota dan selendang.

6. Selendang

Terakhir, penari tari pendet wajib menggunakan selendang atau kancrik prade. Selendang yang sering disebut kancrik prade ini berasal dari kain yang panjang. Cara penggunaannya adalah dengan dililitkan sedemikian rupa di luar kemben, mulai dari bahu hingga pinggang, dengan bentuk yang unik.

Selain memperindah busana, selendang ini juga memiliki sejumlah fungsi. Salah satu fungsi pentingnya adalah untuk mempererat tapih dan kemben. Fungsi lainnya adalah untuk memperlihatkan sisi feminim penari saat bergerak anggun mengikuti tarian.

Tertarik Dengan Tari Pendet?

Tertarik Dengan Tari Pendet
Indozone

Setelah mengetahui seluk-beluk mengenai tari pendet, apakah kamu tertarik untuk mempelajarinya? Tari ini mungkin terlihat amat kompleks, dilihat dari penggunaan busana yang banyak macamnya, serta gerakan tiap anggota tubuh yang harus selaras selama pementasan. Namun, tidak ada salahnya untuk belajar, bukan?

Kira-kira selain tari pendet, tarian tradisional apa yang memikat perhatianmu?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page