Ridwan Kamil merupakan arsitek sekaligus Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Ia terkenal karena kesuksesannya menjadi Wali Kota Bandung dengan beberapa program dan gebrakannya yang kreatif dan inovatif. Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang lucu, terutama di akun media sosialnya. Namun, seperti apa biografi Ridwan Kamil?
Daftar ISI
Profil Ridwan Kamil
Biografi Ridwan Kamil dimulai dari profil pribadi beliau. Mochamad Ridwan Kamil, lahir pada tahun 4 Oktober 1971. Ia adalah seorang arsitek dan politikus asal Indonesia yang berstatus sebagai Gubernur Jawa Barat ke-15.
Orang yang akrab disapa dengan panggilan Kang Emil ini sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Bandung periode 2013 hingga 2018.
Ibu Ridwan Kamil bernama Tjutju Sukaesih dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Sedangkan ayah Ridwan Kamil adalah Dr. Atje Misbach Muhjiddin, S.H., seorang Doktor sekaligus dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Dr. Atje Misbach Muhjiddin, S.H. juga merupakan keturunan dari Kyai Muhyidin. Kyai Muhyidin atau lebih dikenal dengan Mama Pagelaran merupakan seorang pendiri tiga pesantren yang terletak di Subang dan Sumedang, Jawa Barat.
Saat kecil, Kang Emil dikenal sebagai seorang anak yang aktif dan cerdas. Ia juga senang berimajinasi dan membaca komik serta melihat gambar-gambar berbagai kota di luar negeri. Bahkan, saat duduk di bangku sekolah dasar, Ridwan Kamil memiliki semangat kewirausahaan dengan menjual es mambo buatan tangannya sendiri.
Sebagai arsitek, Ridwan Kamil juga terkenal dengan rancangan-rancangan ikonik yang ada di Indonesia maupun negara lainnya di Asia.
Pendidikan
Biografi Ridwan Kamil berikutnya perihal pendidikan, beliau menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk menempuh pendidikan di Bandung. Termasuk belajar arsitektur di salah satu kampus negeri terkenal di Indonesia, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada tahun 1978, Ridwan Kamil masuk sekolah dasar di SDN Banjarmasin III, Bandung. Selain belajar, ia belajar bagaimana mencari uang dengan berjualan es mambo.
Di tahun 1984, Ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2, Bandung. Setelah lulus SMP, ia bersekolah di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1987.
Selama menempuh pendidikan, Ridwan Kamil dikenal sebagai seorang siswa yang sangat cerdas dan aktif mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Misalnya, ia aktif mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan ekstrakurikuler sepak bola.
Meski begitu, hal tersebut tidak menjadi penghambat untuk berprestasi dan mendapatkan nilai-nilai terbaik pada bidang akademik. Terbukti, selama bersekolah, Ridwan Kamil selalu masuk dalam ranking lima besar di kelasnya.
Setelah lulus SMA pada tahun 1990, ia melanjutkan pendidikannya ke kuliah strata 1 atau S1 dengan masuk di Fakultas Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB). Di perkuliahan, Kang Emil lagi-lagi selalu aktif dengan mengikuti kegiatan kelompok mahasiswa maupun unit kegiatan seni di ITB. Ia pun berhasil lulus pada tahun 1995.
Pada tahun 1999, Ridwan Kamil berangkat ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studinya sebagai Master of Urban Design di University of California, Barkeley dan berhasil menyabet gelarnya di tahun 2001.
Kehidupan Pribadi
Ulasan biografi Ridwan Kamil selanjutnya membahas tentang kehidupan pribadi beliau. Dibalik kesuksesan beliau, terdapat perempuan hebat yang selalu mendukung dan menyemangatinya. Orang tersebut bernama Atalia Praratya Kamil. Ia merupakan kekasih sekaligus istri dari Ridwan Kamil.
Kedua pasangan tidak pernah berhenti menjadi sorotan karena keromantisan yang selalu diperlihatkan di depan publik,
Atalia sendiri dipertemukan dengan Ridwan Kamil sejak tahun 1994. Ia juga membuat Ridwan Kamil mengakhiri masa lajang dengan melangsungkan pernikahan keduanya pada tahun 1996. Perempuan tersebut, telah mengubah pandangan masyarakat tentang ibu pejabat yang selalu diselimuti kesan mewah dan glamor.
Atalia Praratya Kamil bukanlah orang yang seperti itu. Ia hidup dan berpenampilan sederhana, meski menjabat sebagai Ibu Wali Kota. Selain itu, ia merupakan lulusan terbaik Universitas Pasundan. Ini merobohkan stigma dan anggapan di masyarakat bahwa istri pejabat hanya bermodalkan penampilan glamor dan paras yang cantik.
Adanya Atalia, semakin membuat kesan Ibu pejabat menjadi seorang yang berpendidikan tinggi, cerdas, dan sederhana, selain memiliki paras wajah yang menawan. Hebatnya lagi, Atalia peduli dan aktif dalam kegiatan sosial. Terbukti, ia terlibat di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cipta Dewi Bandung,
Lembaga Swadaya Masyarakat ini adalah institusi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan. Selain itu, ia pernah menjadi pembawa acara TV lokal dan juga penyiar radio. Oleh karena itu, tidak heran jika Atalia memiliki kemampuan public speaking yang mumpuni dan tidak pernah canggung saat berada di hadapan publik.
Ketika Ridwan Kamil menjadi Gubernur, Atalia aktif berperan sebagai ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) se-Jawa Barat. Ia bertanggung jawab untuk pengentasan kekurangan gizi anak-anak Jawa Barat sampai tahun 2023, lewat program bernama “Gerakan Jabar Zero Stunting 2023”.
Selain itu, Atalia ikut bersama Ridwan Kamil ke Amerika untuk menemaninya melanjutkan pendidikan S2. Selagi berkuliah S2 di University of California, Ridwan Kamil bekerja part-time di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Bahkan, untuk menyambung hidup, ia makan sehari sekali dengan makanan yang harganya 99 sen.
Tidak hanya sampai disitu, cobaan-cobaan selama hidup di Amerika terus berdatangan. Salah satunya ketika Atalia, yang sudah menjadi istrinya akan melahirkan anak pertama. Saat itu, Ridwan Kamil tidak memiliki uang untuk membayar biaya persalinan istrinya.
Akhirnya, Ridwan Kamil harus mengaku miskin kepada pemerintah kota setempat, agar mendapatkan akses pengobatan gratis. Setelah itu, ia menemani istrinya untuk melahirkan anak pertama di rumah sakit khusus untuk orang kurang mampu.
Bersama dengan Atalia, Ridwan Kamil dianugerahi dua orang anak yang bernama Emmiril Khan Mumtadz dan Camillia Laetitia Azzahra. Namun, anak pertamanya, yakni Emmiril Khan Mumtadz telah meninggal dunia di Swiss karena kecelakaan. Selain itu, kedua pasangan tersebut mengadopsi seorang putra bernama Arkana Aidan Misbach.
Arkana Aidan Misbach sendiri diperkenalkan oleh Ridwan kamil dan Atalia pada 22 Juli 2020 lalu, lewat unggahan akun Instagram. Anak bungsu dari Ridwan Kamil ini sebelumnya adalah bayi lelaki yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tua kandungnya karena pandemic CoViD-19.
Karir Non-Politik
Lanjut ke biografi Ridwan Kamil dalam hal karir non-politik. Sebelum memulai karirnya di dunia perpolitikan, Kang Emil merupakan seorang arsitek dan juga mengajar sebagai dosen tidak tetap di Institut Teknologi Bandung (ITB). Di tahun 1995, ia mendapatkan gelar S1 dan pergi merantau ke Amerikaa Serikat.
Namun, karirnya di sana tidak bertahan lama. Pada saat itu, Ridwan Kamil hanya menghabiskan waktunya sekitar empat bulan saja dan terpaksa berhenti kerja, karena terkena dampak dari krisis moneter yang terjadi di negara Indonesia. Meski demikian, ia teguh pada pendirian dan tidak langsung pulang ke Indonesia.
Akhirnya, Ridwan Kamil berhasil bertahan dengan memilih untuk tetap tinggal di Amerika sebelum mendapatkan beasiswa di University of California, Berkeley. Setelah itu, ia berhasil mendapatkan beasiswa tersebut dan berkesempatan untuk kuliah gratis.
Selama menjalani kuliah, Ridwan Kamil juga mengambil pekerjaan part-time di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Setelah mendapatkan gelar S2 nya di University of California, ia melanjutkan pekerjaan sebagai seorang arsitek profesional di berbagai firma yang berada di Amerika Serikat.
Di Tahun 2002, Kang Emil memilih untuk kembali ke Indonesia. Dua tahun setelah kepulangannya ke tanah air, tepatnya pada bulan Juli 2004, ia mendirikan perusahaan bernama Urbane. Ia menggandeng teman-temannya untuk mendirikan perusahaan ini, seperti Reza Nurtjahja, Irvan W. Darwis, dan Achmad D. Tardiyana.
Urbane merupakan Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang jasa konsultansi perencanaan arsitektur dan desain. Di dalamnya, terdiri dari para pekerja muda yang profesional, kreatif, dan memiliki pola pikir idealis untuk menjawab solusi terkait permasalahan desain lingkungan urban.
Sebelum menjadi Wali Kota Bandung pada tahun 2013, Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal di PT. Urbane Indonesia. Namun, dalam website resmi Urbane.co.id, ia tertulis sebagai Commissioner SKA Madya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga menjadi senior consultant untuk beberapa perusahaan konsultan perkotaan dan perencanaan internasional terkemuka, seperti DDG, SOM, EDAW, dan HOK.
Hasil Karya (Urbane)
Di bawah ini adalah biografi Ridwan Kamil tentang beberapa hasil karya bangunan yang diciptakan oleh beliau dan perusahaan Urbane, yaitu:
- Masjid Cibubur, Bogor (2007)
- Bintaro X-Change, Tangerang (2007)
- Kota Jababeka Remasterplan, Cikarang (2007)
- Kampus UMN, Serpong (2007)
- Area 24, Jakarta (2007)
- Hotel Santika Premiere, Medan (2007)
- Jembatan Westdrain Ancol, Jakarta (2007)
- Kuningan City, Jakarta (2007)
- Bottle House (Rumah Botol), Bandung (2008)
- Paramount Gateaway, Serpong (2008)
- Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Kab. Bandung Barat (2008)
- Springhill Royal Residences, Jakarta (2008)
- Kantor BUMN, Jakarta (2008)
- The Convergence, Jakarta (2008)
- Rusunami Sentra Timur, Cakung (2008)
- Pusat Kesenian dan Kebudayaan UI, Depok (2009)
- The Magix Box, Fakultas Seni Budaya Universitas Indonesia (UI) (2009)
- Medan Focal Point, Medan (2009)
- Museum Taufik Hidayat, Jakarta (2009)
- Masjid Semarang, Semarang (2010)
- Masjid Suramadu, Madura (2010)
- Masjid Gegerkalong, Bandung (2010)
- Museum Tsunami Aceh-Rumoh Aceh, NAD (2010)
- Harris Hotel Bogor, Bogor (2011)
- Masjid Antapani, Bandung (2011)
- Heteropia Office Tower, Jakarta (2011)
- Kantor Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Jakarta (2012)
- Hotel Tangerang, Banten (2011)
- Hotel Horison Ultima, Purwokerto (2011)
- Hotel Tijili Seminyak, Bali (2011)
- 18 Office Park, Jakarta (2011)
- Discovery World Taman Mini Indonesia Indah, Cibubur, Bogor (2011)
- United Tractors office, Bekasi (2012)
- LKPP Office, Jakarta (2012)
- Bank Saudara Office, Bandung (2012)
- Essence Apartment, Jakarta (2012)
- Kirana Two, Jakarta (2012)
- Senayan Aquatic Stadium, Jakarta (2012)
- Masjid Al-Azhar, Summarecon, Bekasi (2013)
- Masjid Emerald Bintaro, Tangerang (2013)
Proyek pembangunan Internasional:
- Marina Bay, Singapore Master Plan
- Beijing Islamic Centre Mosque
- Ras Al Khaimah Waterfront Master Plan
- Suzhou Retail Waterfront Masterplan in China
- Tech Park Kunming
- Grand Tourism Community Club House in Calcutta
Penghargaan
Adapun biografi Ridwan Kamil dalam penghargaan yang berhasil didapatkannya antara lain sebagai berikut:
- Top 5, Best Building of The Year 2010 from ArchDaily untuk masjid Al-Irsyad.
- BCI Asia Top Ten Architecture Business Award pada tahun 2010.
- Winner third prize: Design Competition Suramadu Mosque pada tahun 2010.
- Green Leadership Award for Al-Irsyad Mosque from BCI Asia pada tahun 2011.
- Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Green Building Rasuna Epicentrum pada tahun 2012.
- Pikiran Rakyat Award 2012 sebagai Tokoh Muda Kreatif pada tahun 2012.
- Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from British Council Indonesia pada tahun 2012.
- The 6th Winner of The Best Design Architecture Consultant (Citradata Award).
Berikut adalah beberapa tanda kehormatan dalam negeri dan pengakuan yang diberikan kepada Ridwan Kamil:
- Satyalancana Kebaktian Sosial (2015)
- Satyalancana Pembangunan (2016)
- Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha (2017)
- Lencana Darma Bakti Pramuka, Gerakan Pramuka (2017)
- Lencana Karya Bakti, Gerakan Pramuka (2021)
- Urban Leadership Award dari Univ Pennsylvania, AS (2010)
- Govinsider Innovation Awards 2019 untuk Program Desa Digital yang dibuat Gubernur Jawa Barat.
- Percepatan Pembangunan Desa, Kemendes PDTT
Karir Sebagai Wali Kota
Di tahun 2013, dalam biografi Ridwan Kamil, beliau berhenti menjadi Principal di PT. Urbane Indonesia dan terjun ke dunia politik dengan mengikuti Pilkada Kota Bandung. Ia dicalonkan menjadi Wali Kota dan dipasangkan dengan Oded Muhammad Danial yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra.
Hasilnya cukup mengejutkan, mereka unggul telak dari ke-7 pasangan lain dengan mendapatkan suara sebanyak 45,24%. Artinya, pada Pilkada tahun 2013, ia dan Oded Muhammad Danial keluar sebagai pemenang. Kemudian, Ridwan Kamil dan Oded Muhammad Danial secara resmi dilantik pada 16 September 2013.
Selama menjabat sebagai Wali Kota, Ridwan Kamil selalu berinovasi pada tugas-tugasnya. Selain itu, ada saja gebrakan-gebrakan yang segar dibuatnya, terutama dalam sistem pelayanan publik dan tata Kota Bandung. Aksi yang dilakukan tak luput dalam menarik perhatian media dan program yang dibuat selalu pro rakyat.
Contohnya, ia memberlakukan denda sebesar Rp5.000.000,00 rupiah untuk orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, Ridwan Kamil juga melarang mobil pribadi plat B untuk memasuki Bandung ketika weekend dan meminta warga Jakarta untuk menggunakan transportasi umum untuk ke Kota Kembang tersebut.
Selama menjabat sebagai Wali Kota, Ridwan Kamil berhasil membuat kualitas hidup warga Bandung menjadi lebih puas dengan mencoba melakukan peningkatan dalam pelayanan kesehatan dan pembangunan infrastruktur.
Hal ini tersebut terbukti dengan meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah di era Ridwan Kamil dibandingkan dengan yang sebelumnya, yakni mendapat 72%
Selain itu, Ridwan Kamil membangun dan memperbaiki infrastruktur kota Bandung menjadi lebih baik dan modern. Beberapa diantaranya adalah perbaikan jalan, penggunaan trotoar menjadi lebih ramah pejalan kaki, dan membangun beberapa taman kota.
Salah satu contohnya adalah jembatan pejalan kaki dari Cihampelas ke Tamansari yang lebih dikenal dengan nama Teras Cihampelas. Jembatan ini dibuat sebagai upaya mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalan Cihampelas. Memiliki panjang 450 meter, Teras Cihampelas diangun dengan anggaran Rp45.000.000.000,00.
Karir Sebagai Gubernur Jawa Barat
Setelah 5 tahun menjabat sebagai Wali Kota Kota Bandung, biografi Ridwan Kamil selanjutnya berfokus pada karirnya dengan yakin maju ke tingkat provinsi.
Berbekal prestasinya sebagai salah satu Wali Kota terbaik di Indonesia, banyak partai politik, mulai dari PPP, Partai Hanura, PKB dan Partai Nasdem yang mengusungnya sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Ridwan Kamil dipasangkan dengan Uu Ruzhanul Ulum sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2018. Hasilnya, Ridwan Kamil terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat bersama dengan Uu Ruzhanul Ulum sebagai wakilnya. Di bulan September 2018, ia dan Uu dilantik secara resmi sebagai Gubernur Jabar oleh Presiden Joko Widodo.
Selama menjabat sebagai Gubernur, Ridwan Kamil sukses menurunkan angka kemiskinan Jawa Barat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Turunnya angka kemiskinan ini adalah hasil dari kerja sama antara ia dan pemerintah kota/kabupaten. Pada tahun 2020 saja, angka kemiskinan menurun menjadi 6,82%.
Selain itu, ia juga menggelontorkan dana desa Rp3.500.000.000.000,00/tahunnya. Suntikan dana tersebut adalah untuk mensejahterakan serta memajukan masyarakat desa yang tinggal di Jawa Barat. Hasilnya, sudah tidak ada lagi desa yang tertinggal di Jawa Barat.
Ridwan Kamil juga membuat desa-desa di Jawa Barat agar melek dalam hal teknologi lewat program desa digital. Hal tersebut mendorong tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas manusia di Jawa Barat.
Ridwan Kamil juga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi 7,99% dan mengurangi kesenjangan pendapatan di Jawa Barat. Di bawah pemerintahan Ridwan Kamil, Jawa Barat juga berkontribusi terhadap investasi Penanaman Modal Asing (PMA) nasional sebesar 20,8%. Angka tersebut paling tinggi se-Indonesia.
Dalam hal pembangunan, Ridwan Kamil bersama wakilnya, Uu, telah menciptakan sejumlah proyek infrastruktur. Salah satunya adalah Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Citagas) yang tahap ke 1 akan selesai pada tahun 2024 mendatang. Selain itu, ada Kereta Cepat Jakarta Bandung yang akan rampung pada tahun 2023 ini.
Ridwan Kamil juga melakukan pembangunan jembatan layang di beberapa kawasan. Saat ini, proyek pembangunan fly over dilaksanakan di beberapa tempat, seperti Kota Tasikmalaya, Kota Bandung, dan kota Sukabumi. Selain itu, beberapa tempat dilakukan revitalisasi, seperti Gedung Sate, GOR Saparua, dan PUSDAI Kota Bandung.
Ia juga melakukan penataan ulang pasar-pasar di beberapa kabupaten dan kota. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan program Pasar Juara. Selain itu, tujuan dilakukan penataan agar dapat meningkatkan daya saing pasar rakyat, agar dapat mendukung kelancaran logistik dan distribusi bahan kebutuhan masyarakat.
Gaya Kepemimpinan
Adapun biografi Ridwan Kamil dalam gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Situational Approach
Sebagai Gubernur Jawa Barat, salah satu gaya kepemimpinan yang ia terapkan adalah pendekatan situasional. Pendekatan situasional sendiri adalah pendekatan kepemimpinan yang berfokus pada kemampuan pemimpin untuk bisa beradaptasi dalam berbagai situasi.
Dalam hal ini, Kang Emil mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan dengan beradaptasi. Terbukti, dengan sebuah pernyataan beliau di balai Kota DKI Jakarta. Ridwan Kamil meminta agar kepala daerah di Jawa Barat untuk beralih ke mobil listrik untuk digunakan sebagai kendaraan dinas.
Hal ini dilakukannya karena Ridwan Kamil sendiri telah menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas sejak tahun 2020. Hal tersebut dilakukannya karena ingin merealisasikan target yang tercantum pada PERDA mengenai Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2050.
Salah satunya yakni tentang kendaraan listrik. Oleh karena itu, dengan hal tersebut secara tidak langsung beliau mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan peraturan daerah dengan lebih dulu mencontohkannya.
2. Interaktif dan Adaptif
Dalam biografi Ridwan Kamil, beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik. Setiap tutur kata yang dibuat cukup interaktif. Hal ini juga yang memotivasi dan membangkitkan emosi masyarakat ataupun bawahan yang dipimpinnya.
Selain itu, faktor komunikasi yang dilakukannya di media sosial merupakan alasan bahwa Ridwan Kamil adalah seseorang yang interaktif. Bahkan, dengan gaya kepemimpinan yang interaktif ini, mampu menggerakan generasi muda untuk mendukung atau mencontohnya.
Bukan hanya interaktif, Ridwan Kamil juga mampu beradaptasi dengan situasi dalam berinteraksi kepada orang-orang lintas generasi di akun media sosialnya. Sampai-sampai ia mendapatkankan penghargaan PR INDONESIA Most Popular Leader in Social Media dalam acara Jambore PR INDONESIA.
3. Visioner
Di biografi Ridwan Kamil juga tercantum, bahwa beliay telah banyak menciptakan program-program inovatif berbasis digital. Hal ini bertujuan agar setiap warganya mampu menghadapi era industri 4.0 dengan baik.
Oleh karena itu, program digital ini menjadi bukti bahwa Kang Emil telah berpikir secara ke depan, sehingga dapat mengidentifikasi perubahan yang akan terjadi.
Sebelumnya, banyak daerah tertinggal atau desa yang belum melek teknologi di provinsi Jawa Barat. Selain itu, beberapa pelayanan publik sudah didigitalisasi, agar Jawa Barat tidak tertinggal dan mampu memudahkan setiap orang yang terlibat di dalamnya.
Kemampuan Kang Emil ini membuatnya dianggap sebagai Gubernur dengan gaya kepemimpinan yang visioner.
Bahkan tahun 2019, Ridwan Kamil memperoleh penghargaan sebagai Inspirational Leader se Asia Pasifik dalam event Govinsider Innovation Awards 2019. Acara ini diadakan di markas Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).
Sudah Tahu Biografi Ridwan Kamil?
Itulah penjelasan mengenai biografi Ridwan Kamil, mulai dari pendidikan, karya, hingga karirnya sebagai arsitek dan politikus Indonesia. Ridwan Kamil adalah sosok yang dapat menjadi inspirasi orang-orang untuk sukses. Terlihat dari semangatnya berjualan saat kecil hingga bisa mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat.