Dalam dunia bisnis, metode FIFO (First In First Out) merupakan salah satu metode yang sudah tidak asing. Namun, masih banyak orang yang masih tidak tahu mengenai metode ini, khususnya orang yang mau memulai bisnis. Artikel ini akan membahas lengkap tentang istilah ini serta kekurangan dan kelebihannya. Simak!
Daftar ISI
Apa itu Metode FIFO?
FIFO atau kepanjangan dari First In First Out, merupakan sebuah metode untuk mengelola produk untuk menjual barang yang pertama masuk sebagai barang yang keluar pertama kali.
Metode FIFO sering digunakan untuk barang dengan tanggal kadaluwarsa yang dekat. Metode ini akan membuat barang lama akan tetap terjual pertama meskipun barang yang baru telah datang.
Dengan metode FIFO, penjualan barang akan diatur berdasarkan urutannya dalam gudang. Barang yang pertama masuk ke gudang akan menjadi barang pertama yang dijual, sebelum barang lainnya yang masuk setelahnya.
Salah satu contoh dari penggunaan metode ini adalah dalam industri FnB atau Food and Beverage, khususnya makanan. Sebab, makanan memiliki daya simpan yang sebentar, sehingga untuk tetap bisa dijual makanan lama harus diprioritaskan sebelum tanggal kadaluarsa tiba.
Banyak pengusaha menerapkannya untuk mendapatkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang lebih rendah dan meningkatkan laba kotor. Oleh karena itu, metode ini sangat sesuai digunakan saat terjadi inflasi atau lonjakan harga secara keseluruhan.
Pada dasarnya, cara menentukan biaya produksi mengikuti prinsip bahwa biaya barang yang masuk pertama harus cocok dengan pendapatan dari hasil penjualan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan akan memprioritaskan menjual produk dari stok lama mereka untuk dijual terlebih dahulu.
Metode FIFO menawarkan pendekatan yang dapat mengurangi risiko kerusakan atau penurunan harga barang. Hal ini karena barang yang dijual ke publik adalah dari stok terbaru, dengan menggunakan harga pasar saat itu.
Cara Penerapan Metode FIFO
Perusahaan di bidang makanan biasanya menggunakan metode FIFO untuk mencatat barang mereka. Contohnya adalah penjual roti, yang mana roti memiliki masa simpan yang singkat. Kenyataan ini membuat perusahaan harus menjual barang lama terlebih dahulu sebelum memasarkan produk yang baru.
Contoh yang lain adalah dengan menjual ayam frozen. Misalnya, penjualan produk Anda dibuat menjadi tiga gelombang selama tahun masa penjualannya. Contoh biaya dan kuantitasnya adalah sebagai berikut.
Gelombang 1 ada 300 ekor ayam dengan harga Rp900.000,00, gelombang 2 dengan 200 ekor ayam dengan harga Rp660.000,00. Gelombang 3 terdiri dari 220 ekor ayam dengan harga Rp710.000,00.
Total ayam keseluruhan adalah 720 ekor ayam dengan total harga Rp2.270.000,00. Sehingga, mendapatkan rata-rata produksi sekitar Rp3.152,00.
Kemudian Anda harus menghitung biaya per gelombang. Gelombang 1 sebesar Rp3.000,00, gelombang 2 sebesar Rp3.300,00, dan gelombang 3 adalah Rp3.228,00. Hasil tersebut muncul dengan membagi harga dengan jumlah ayam per gelombang.
Lalu, di tahun ini, Anda mampu menjual sebanyak 600 dari 720 ekor ayam frozen yang sudah diproduksi. Dalam kasus ini, Anda tidak tahu gelombang mana yang sudah terjual. Maka, Anda bisa menggunakan gelombang pertama sebagai patokan.
Jadi, 600 ekor ayam tadi yang terjual dari gelombang satu sebanyak 300 ekor ayam, gelombang 2 sebanyak 200, dan gelombang tiga sebanyak 100 ayam. Jumlah harga 600 ayam yang terjual menjadi Rp1.882.800. Hasil tersebut dapat diambil menjadi biaya pokok produksi (HPP).
Apabila Anda ingin menerapkan metode FIFO dalam usaha Anda. Pastikan Anda sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan metode ini serta perhitungannya dengan jelas agar terhindar dari kerugian.
Kelebihan Menggunakan Metode FIFO
Metode ini dianggap sebagai metode yang cukup logis dan terpercaya untuk membuat pemilik usaha tidak membuang produk yang sudah tidak layak pakai karena terlalu lama di gudang. Lalu, apa kelebihannya? Berikut adalah beberapa kelebihan menggunakan Metode FIFO
1. Mengurangi Pemborosan
Perusahaan yang menerapkan metode FIFO akan menjual stok produk yang lebih lama terlebih dahulu. Dengan cara ini, perusahaan dapat menghindari kerugian akibat penurunan kualitas produk.
Hal tersebut bisa terjadi karena sisa produk yang lama dan belum terjual masih berkualitas baik dan dapat dijual dengan harga premium. Dalam skenario ini, Anda tetap akan mendapatkan keuntungan yang konstan dan tetap stabil tanpa membuang barang lama.
2. Terhindar dari Manipulasi Laporan Keuangan
Metode FIFO menyediakan penghitungan biaya yang tepat, mulai dari pencatatan produksi, proses pembuatan, hingga penjualan per produksi. Selain itu, pencatatan barang dalam laporan akan sesuai dengan barang yang masih berada di gudang penyimpanan.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu merasa was-was tentang potensi hambatan atau ketidakpastian. Anda juga terlindungi dari potensi manipulasi laporan keuangan karena metodenya yang sangat detail.
3. Mudah untuk Diterapkan
Kelebihan ini menjadi salah satu alasan banyak perusahaan menerapkan metode ini dalam pelaporan keuangan. Dengan metode ini, perhitungan biaya produksi pada setiap produksi akan lebih mudah.
Hasilnya, metode ini akan memastikan produk terlama dijual terlebih dahulu. Hal tersebut akan menyederhanakan proses pembukuan perusahaan, sehingga penerapannya akan cukup mudah.
Selain itu, penerapannya yang mudah dapat membantu pelaku usaha mengontrol segala hal tentang produksi dan keuangan secara detail, sehingga memudahkan mereka dalam mengambil keputusan.
4. Terhindar dari Kerusakan Barang
Metode ini sangat mengandalkan barang yang lama untuk terjual lebih dahulu, sehingga membuat pemilik usaha dapat meminimalisir kerusakan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menurunkan kualitas serta harga barang yang akan turun juga.
Barang dengan kualitas rendah juga akan menurunkan daya jual, sehingga pada akhirnya, barang tersebut tidak bisa terjual sama sekali. Oleh sebab itu, metode ini akan membantu pemilik usaha untuk menghindari kasus tersebut.
5. Mendapat Penghasilan yang Cukup Tinggi
Seperti perhitungan di atas, metode ini bisa Anda terapkan untuk meningkatkan penghasilan. Dengan kalkulasi yang tepat dan minimnya manipulasi data, pemilik usaha akan mendapatkan keuntungan yang maksimal dari hasil penjualan. Metode ini sangat cocok untuk diterapkan oleh para pemilik usaha.
Kekurangan Metode FIFO
Selain keuntungan yang cukup banyak, metode ini juga memiliki kekurangan yang bisa pemilik usaha pertimbangkan dahulu sebelum menerapkannya. Berikut adalah beberapa kekurangan yang bisa Anda pertimbangkan sebelum memilih metode ini.
1. Pajak yang Tinggi
Pajak tinggi ini bisa terjadi karena metode FIFO memiliki selisih keuntungan dan biaya produksi yang lebih besar dibanding dengan metode yang lain dalam pengelolaan persediaan barang. Oleh sebab itu, pajak yang Anda bayar akan semakin tinggi.
Anda harus teliti dalam melakukan kalkulasi keuangan Anda untuk bisa menutup pajak dengan harga jual yang sudah Anda terapkan untuk tetap bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi.
2. Hasil Perhitungan Laba dan Rugi Sering Tidak Akurat
Laba yang akan Anda peroleh seringkali tidak akurat dan bisa berakibat pada penghasilan yang sedikit atau bahkan menurun. Jika Anda mengalami masalah pada tahap ini dalam laporan Anda, maka Anda akan mengalami kerugian.
Masalahnya terletak pada penggunaan harga pokok sebagai acuan, sementara seharusnya yang harus Anda gunakan adalah harga sebenarnya atau aktual. Sehingga, Anda akan mengalami penurunan laba yang bisa menjadi masalah serius.
3. Perbedaan Modal dan Produksi dengan Laba yang Dihasilkan
Salah satu kekurangan dari metode FIFO adalah perbedaan antara modal dan produksi dengan laba yang Anda hasilkan.
Dalam situasi ini, biaya bahan baku atau produksi meningkat seiring waktu dan biaya barang cenderung lebih rendah. Ini berarti laba yang akan tercatat akan cenderung lebih tinggi, karena harga pokok penjualan lebih rendah.
Namun, hal ini dapat menimbulkan perbedaan yang signifikan antara modal untuk produksi terbaru dan laba yang akan Anda hasilkan dari penjualan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kerugian dalam sebuah usaha.
Gunakan Metode FIFO agar Bisnis Anda Bisa Terus Untung!
Penerapan metode ini masih terbilang sangat terbatas, karena hanya mereka yang menjual barang dengan masa simpan yang cepat yang bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan karena kekurangan dari penerapan ini, produk lain yang tidak sesuai akan mengalami kerugian.
Maka dari itu, Anda harus melakukan observasi terhadap produk Anda agar bisa menentukan metode yang cocok untuk diterapkan agar memperoleh hasil yang memuaskan.