Perbedaan STM dan SMK serta Konsep Pembelajarannya

Faktanya, ada beragam jenis sekolah di jenjang menengah di Indonesia. Di antaranya ada Sekolah Teknik Menengah atau STM, dan Sekolah Menengah Kejuruan alias SMK Apakah perbedaan STM dan SMK serta bagaimana sistem pembelajarannya? Mari simak artikel ini sampai akhir untuk dapatkan jawabannya.

Apa Itu STM?

Murid STMN Pembangunan Jakarta
Murid STMN Pembangunan Jakarta | Sumber gambar: Bahasdibahas

STM merupakan jenis sekolah di jenjang pendidikan menengah yang mengajarkan murid-muridnya untuk menjadi tenaga kerja produktif serta memiliki kemampuan di bidang teknik tertentu.

Seorang ahli bernama Bernard T. Wahyu Wirya memberikan pendapatnya mengenai STM. Menurutnya, STM adalah sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang cenderung memiliki banyak murid laki-laki. Meskipun demikian, ada juga murid perempuan yang memilih bersekolah di STM.

Siswa yang bersekolah di STM akan memilih jurusan yang spesifik sejak awal masa sekolah. Selama pendidikan yang berlangsung 3 tahun, murid-murid akan memperoleh pelajaran mengenai mesin dan seluk  beluknya, mulai dari mesin sepeda motor, mobil, hingga mesin industri.

Ada satu fakta yang perlu kamu ketahui mengenai Sekolah Teknik Menengah. Sekolah ini sudah terselenggara sejak tahun 1903, atau sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia. Pola pendidikan yang sama pun diterapkan di masa pendudukan Jepang, lalu berlanjut hingga masa pasca kemerdekaan.

Baca Juga : Mengenal Inovasi Pendidikan: Pengertian, Tujuan, dan Sasarannya

Lalu, Apa Itu SMK?

SMKN 1 Semarang
SMKN 1 Semarang | Sumber gambar: Cavabf Dinas Pendidikan Wilayah 1

Sedikit berbeda dengan STM, SMK merupakan salah satu jenjang pendidikan formal di Indonesia di tingkat menengah yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan. Oleh karena itu, murid-murid atau lulusannya memiliki keahlian di satu bidang khusus dan siap bekerja dengan keterampilan tersebut.

Seorang murid dapat masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan setelah dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pasalnya, SMK ini setara dengan SMA. Masa pendidikan di SMK yang paling umum adalah 3 tahun. Tetapi, sebagian sekolah menengahk kejuruan juga ada yang menyelenggarakan pendidikan dengan program 4 tahun.

Ada berbagai pilihan jurusan di SMK, contohnya antara lain Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Teknik Otomotif, Multimedia, dan Farmasi. Sama seperti STM, model pembelajaran di SMK juga mempersiapkan siswa/i dan lulusannya untuk siap bekerja.

Namun, tidak menutup kemungkinan juga bagi lulusan sekolah kejuruan tersebut untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Perguruan tinggi yang paling cocok untuk lulusan SMK adalah politeknik karena sistem pembelajarannya serupa, yaitu fokus pada praktik, bukan teori.

SMK sendiri sebenarnya merupakan hasil peleburan dari berbagai sekolah kejuruan yang ada sebelumnya. Berikut adalah beberapa jenis sekolah yang menjadi cikal bakal berdirinya SMK pada 1997.

1. Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA).

2. Sekolah Teknik Menengah (STM).

3. Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA).

4. Sekolah Menengah Keterampilan Keluarga (SMKK).

Jadi, Apa Saja Perbedaan STM dan SMK?

Berdasarkan penjelasan tentang definisi STM dan SMK, kamu sudah dapat melihat beberapa perbedaan dasar antara kedua jenis sekolah menengah tersebut.  Di samping itu semua, ada empat aspek lain yang membedakan keduanya. Ikuti perinciannya berikut ini. 

1. Beroperasi di Masa yang Berbeda

SMK 2 Mei Bandar Lampung
SMK 2 Mei Bandar Lampung | Sumber gambar: RNTV Lampung

Perbedaan yang paling utama antara STM dan SMK adalah masa beroperasinya. Seperti yang sudah kamu simak sebelumnya, STM merupakan salah satu cikal bakal berdirinya SMK. Artinya, STM sudah beroperasi di masa sebelum adanya SMK.

Faktanya, sekolah kejuruan di Indonesia muncul pertama kali pada tahun 1853. Saat itu, Belanda mendirikan Sekolah Pertukangan Surabaya yang mengajarkan muridnya tentang teknik-teknik bertukang. Sejak saat itu, sekolah pertukangan terus bermunculan dan diikuti dengan berdirinya sekolah menangah di bidang lainnya.

Pemerintah Indonesia mengembangkan sekolah teknik pada tahun 1967 di bawah kendali Ditjen Pendidikan Dasar. Sejak saat itu, jumlah STM di Indonesia semakin banyak, jumlahnya mencapai ratusan di dekade 1970-an. 

Pemerintah Indonesia baru menetapkan kurikulum yang mengatur sekolah kejuruan, termasuk STM, secara serius pada tahun pelajaran 1976/1977. 

Lantaran banyaknya jumlah sekolah kejuruan, pemerintah kemudian memutuskan untuk melebur seluruh sekolah tersebut menjadi Sekolah Menengah Kejuruan. Peleburan ini terjadi pada tahun 1997.

Jadi, STM beroperasi sejak masa penjajahan Belanda hingga tahun1997 dengan banyak perkembangan. Sementara SMK baru beroperasi setelah peleburan berbagai sekolah kejuruan pada tahun 1997 hingga saat ini. Namun, istilah STM masih kerap digunakan di masyarakat. 

2. Pilihan Bidang Peminatan

SMK Negeri 7 Semarang
SMK Negeri 7 Semarang | Sumber gambar: PKL SMK

Perbedaan STM dan SMK berikutnya terletak pada bidang peminatan atau jurusannya. Sekolah Teknik Menengah memiliki beberapa pilihan jurusan sebagai berikut: 

  • Listrik,
  • Mesin,
  • Mesin Kapal,
  • Tmbang,
  • Pemeliharaan Mobil,
  • Pemeliharaan Alat Listrik,
  • Instrumen Pesawat Terbang,
  • Bangunan dan Jalan Air, serta
  • Kimia.

Sementara itu, SMK, yang notabene hasil leburan dari STM dan sekolah kejuruan lainnya, memiliki jurusan yang lebih beragam. Berikut adalah beberapa jurusan SMK yang populer:

  • Akuntansi,
  • Pemasaran,
  • Multimedia,
  • Rekayasa Perangkat Lunak,
  • Teknik Kendaraan Ringan,
  • Keperawatan,
  • Farmasi,
  • Tata Boga,
  • Tata Busana, dan
  • Analisis Kimia.

Jika ada SMK yang pilihan jurusannya didominasi oleh bidang teknik, kemungkinan besar sekolah tersebut merupakan eks-STM. 

Salah satu contohnya adalah SMK Negeri 7 Semarang yang dulunya merupakan eks- STM Pembangunan. Pilihan jurusan di sekolah ini antara lain Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam, Teknik Konstruksi dan Perumahan, Elektronika, Otomotif, dan Ketenagalistrikan.

3. Kurikulum

Siswa Sedang Praktikum
Siswa Sedang Praktikum | Sumber gambar: SMK Maarif Kudus

Lantaran beroperasi pada masa yang berbeda, sudah pasti kurikulum yang digunakan oleh STM dan SMK berbeda. Sebelum masa kemerdekaan, STM menggunakan kurikulum bentukan Jepang dengan masa studi selama 3 tahun.

Pemerintah Indonesia baru benar-benar menetapkan kurikulum untuk STM pada tahun 1972. Pada 1975, pemerintah menetapkan kurikulum SMK yang terdiri dari 60% praktik dan 40% teori. 

Kurikulum ini terus mengalami perubahan dan penyempurnaan pada tahun 1976, 1984, dan 1994. Kurikulum tahun 1994 merupakan titik awal munculnya STM dengan masa pembelajaran 4 tahun yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda.

Setelah seluruh sekolah kejuruan berganti nama menjadi SMK pada tahun 1997, kurikulum yang digunakan pun masih sama, yaitu kurikulum tahun 1994. 

Keputusan pemerintah hanya mengubah nama sekolah, bukan konsep atau sistem pembelajarannya. Perubahan konsep baru terjadi pada tahun 1999 karena pemerintah memberlakukan kurikulum baru.

Berikutnya, kurikulum berganti menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, Kurikulum tahun 2013 (K-13), dan sejak tahun  2023 mulai menggunakan Kurikulum Merdeka.

4. Dominasi Peserta Didik

Siswa dan Siswi SMK
Siswa dan Siswi SMK | Sumber gambar: Kementerian Perindustrian

STM umumnya didominasi oleh siswa laki-laki karena jurusannya yang memang sangat berhubungan dengan teknik. Sejak dahulu, bidang ini memang lebih banyak didominasi oleh pria ketimbang wanita.

Sementara, SMK yang sebelumnya merupakan eks-SMEA umumnya, lebih didominasi oleh murid perempuan. Walau begitu, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pilihan jurusan di SMK, dominasi murid laki-laki dan perempuan di sekolah menengah ini lebih seimbang.

Bagaimana Karakter Lulusan SMK/STM ?

Terlepas dari perbedaan STM dan SMK, kedua sekolah kejuruan ini mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidang tertentu. Kondisi tersebut membuat lulusan SMK lebih fleksibel ketimbang lulusan SMA. 

Pasalnya, mereka bisa langsung bekerja maupun melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, seperti politeknik. Secara umum, kualitas lulusan STM dan SMK yang sudah memiliki pengalaman praktik kerja serta keterampilan lebih sesuai dengan kebutuhan industri di lapangan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page