10 Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Singkat, Unik, & Menarik!

Jika Anda memiliki kreativitas yang tinggi, khususnya dalam dunia penulisan. Maka, menulis cerpen pengalaman pribadi adalah salah satu solusi untuk menuangkan kreativitas tersebut. Sebelum menuliskan pengalaman dalam bentuk cerpen, Anda mengetahui apa itu cerpen terlebih dahulu. Yuk, simak di sini!

Apa Itu Cerpen?

Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra berbentuk tulisan tentang cerita yang dibuat secara pendek, ringkas, dan jelas. Secara umum, cerpen akan mengisahkan permasalahan yang hanya dialami oleh satu tokoh.

Cerpen biasa disebut sebagai fiksi prosa, hal ini karena penyuguhan ceritanya hanya fokus pada satu konflik saja. Mulai dari pengenalan tokoh, konflik masalah, hingga penyelesaian permasalahannya. Isi cerpen tidak lebih dari 10.000 kata.

Berasal dari singkatan cerita pendek, setiap membaca cerpen tidak memerlukan banyak waktu. Sebab membacanya akan jauh lebih cepat, jika dibandingkan dengan novel. Melihat isi ceritanya yang relatif pendek, maka cerpen lebih mudah dipahami. Itulah mengapa banyak orang yang suka membacanya.

Secara umum, permasalahan yang ada di cerpen tidak terlalu rumit. Hal tersebut tidak lepas dari jumlah kata yang dibatasi. Adapun genre yang bisa Anda pilih adalah mulai dari cerpen pengalaman pribadi, humor, percintaan, dan lain sebagainya.

Cerpen harus mengandung amanat, baik itu tersurat maupun tersirat. Selain sebagai hiburan, pembaca juga dapat menerima edukasi. Apabila memiliki amanat yang positif, pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun setiap cerpen memiliki jumlah kata yang sedikit, namun alur yang disuguhkan harus jelas. Sehingga para pembaca dapat  memahami isi cerpen dengan lebih mudah. Selain itu, cerpen juga harus menyediakan tema yang spesifik, sehingga isi cerita tidak akan melenceng dari pembahasan.

10 Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi

Jika Anda ingin membuat cerpen, tetapi tidak bisa berkhayal, maka cerpen pengalaman pribadi bisa jadi solusi. Jenis cerpen ini berisi tentang pengalaman personal dari penulisnya, sehingga sifatnya non fiksi. Nah, berikut ini beberapa contohnya: 

1. Marah Kepada Kakak

Perkenalkan namaku Rian. Setiap hari aku akan bangun di pagi buta untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang membosankan. Mulai dari membersihkan kasur dan sudut kamarku lainnya. Aku juga akan belajar materi secara sedikit untuk melatih otakku di pagi hari.

Tetapi akhir-akhir ini aku mengalami kesulitan dalam tidur. Hal ini karena kakakku yang selalu bangun siang dan enggan melakukan aktivitas apa pun. Melihatnya seperti itu membuatku merasa kesal.

Pada suatu hari, aku menyapu rumah berbarengan dengan kakakku yang baru saja bangun. Oh ya, nama kakakku adalah Roni. Sambil mengucek matanya, ia menginjak kumpulan debu yang aku sapu. Bahkan debu tersebut hinggap di kakinya dan berakhir berjatuhan di atas lantai rumah. Ia berjalan tanpa dosa dan tak mengucapkan maaf kepadaku.

Aku merasa geram dan marah, kuhampirinya dengan sumpah serapah. Lalu ibu datang dan bertanya mengapa aku mengomel. Tak khayal, aku pun menceritakan semua masalahnya kepada ibu. Namun, ibu merasa aku berlebihan. Mendengar itu, suasana hatiku semakin buruk. Akhirnya aku tinggalkan sapu di lantai dan memilih mengunci diri di kamarku.

Tak lama ayah datang ke kamarku dan menanyakan apa yang terjadi. Lalu aku menceritakan semua kronologis mengapa aku marah kepada kakak. Akhirnya ayah mengerti tentang kekesalanku, ia pun  memanggil kak Roni dan memintanya untuk duduk di kursi kamarku.

Ayah mulai membantu menyelesaikan masalah kami. Ia bertanya kepada kak Roni yang baru saja bangun. Kemudian kak Roni bercerita, ternyata kak Roni sedang mengerjakan proyek besar bersama rekannya.

Mendengar itu, aku berusaha untuk mengerti tentang keterlambatannya dalam bangun tidur. Namun, ayah tetap memberikan hukuman kepada kak Roni. Sebab ayah ingin kak Roni bisa bertanggung jawab dan mengatur waktu dengan lebih baik lagi. Pada akhirnya, kak Roni meminta maaf kepadaku. Ia juga berjanji untuk mengatur waktu dengan baik.

2. Jangan Suka Menunda

“Tugas ini sangat mudah, jadi bisa aku kerjakan besok saja.” Ungkap Zahra setelah menerima tugas dari pak guru.

Ia pun tidak mengerjakan tugas tersebut sepulang sekolah, Zahra justru memilih bermain game online hingga tengah malam.

Pagi telah tiba…

Tidak seperti perkataannya tempo hari, Zahra tidak kunjung mengerjakan tugas. Hal tersebut karena menurutnya pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru Sosiologi dapat ia kerjakan hanya dalam waktu satu jam saja.

“Nanti saja deh sebelum sekolah aku akan mengerjakan tugasnya, malam ini sebaiknya aku santai-santai main game online.” Ucap Zahra dengan malas memikirkan tugas rumahnya.

Akhirnya pagi hari telah tiba…..

Ketika melihat tugas, keringat dingin membasahi dahi Zahra. Ia merasa sangat tertekan.

“Sialan, tugasnya sangat sulit dan harus memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Bagaimana ini?” Gerutu Zahra sambil mengomel pada dirinya sendiri.

Karena waktu pelajaran sudah akan dimulai, Zahra pun memutuskan untuk bergegas ke sekolah dan mengerjakan tugasnya di kelas.

Akan tetapi sampai bel masuk berbunyi, tugas milik Zahra tak kunjung ia selesaikan. Pada akhirnya guru datang dan menyuruh semua siswa untuk menyerahkan tugas dua hari lalu.

Tidak seperti teman-temannya yang lain, Zahra tampak pucat karena tidak menyelesaikan tugasnya. Akibatnya guru pun memarahi dan menasehatinya, agar mencontoh teman lainnya yang selalu mengerjakan tugas.

Pada kemudian hari, Zahra menjadi siswa yang berbeda. Hal ini karena ia selalu mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Usut punya usut, Zahra ingin menghindari kejadian tersebut agar tidak terulang kembali. Jadi, sekarang ia menjadi pribadi yang tidak suka menunda-nunda pekerjaan.

3. Liburan yang Menyenangkan Bersama Keluarga

Jika Anda memiliki pengalaman liburan yang menyenangkan, maka tak ada salahnya untuk membuatnya sebagai cerpen. Contohnya seperti cerpen pengalaman pribadi berikut ini:

Sejak sebulan lalu, orang tuaku memiliki rencana liburan bersama keluarga ke pantai. Tamasya tersebut akan bertepatan dengan liburan sekolahku dan adikku. Selain itu, tamasya ke pantai juga menjadi hadiah ulang tahun untuk adikku.

Aku bangun pagi dan jam masih menunjukkan pukul 04.56 pagi. Kami pun bersiap-siap untuk segera pergi ke Pantai Bajul Mati. Alasan kami berangkat sepagi ini adalah jarak rumah ke pantai cukup jauh, yakni membutuhkan 3 jam perjalanan.

Agar tidak lapar saat perjalanan, ibu menyiapkan roti isi telur untuk mengganjal perut kami. Perjalanan menggunakan mobil, jadi kami bisa makan dengan tenang. Di dalam mobil terdiri dari aku, ayah, ibu, dan adikku.

Namun, sangat disayangkan bahwa aku dan adikku tidak boleh membawa ponsel. Kata ibu, agar kami dapat menikmati perjalanan liburan dengan lebih nyata. Oleh sebab itu, di perjalanan kami melakukan permainan tebak nama berdasarkan huruf untuk mengusir rasa jenuh.

Pertama, kami akan menentukan temanya terlebih dahulu. Setelah itu, kami memilih hewan sebagai tema. Selanjutnya, kamu meminta bantuan ibu untuk menyebutkan nama hewan dengan huruf depannya saja, sehingga kami dapat menebaknya. Lalu ibu berkata huruf “K”, cukup mudah untuk ditebak. Aku dan adikku langsung bersemangat dalam menjawab dan menyebutkan nama hewan dengan awalan “K”. Seperti kucing, kelinci, kura-kura, dan lain sebagainya.

Selain nama hewan, kami juga menebak dengan nama karakter komik, nama buah, nama kota, dan lain sebagainya. Lebih serunya lagi, terkadang ayah ikut menjawab meski ia bukan peserta resmi. Meskipun permainan ini sangat sederhana, namun rasanya begitu menyenangkan karena bermain bersama keluarga.

Dua jam telah berlalu dan kami mulai melewati kawasan perbukitan. Aku dan adikku menikmati keindahan panorama sekitar. Banyak hamparan sawah dan bukit yang cantik, membuat kami terpikat.

Akan tetapi, aku hanya dapat menikmati pemandangan sebentar saja. Hal ini karena tiba-tiba aku merasa pusing dan mulai. Mungkin karena jalannya yang mulai berliku-liku dan naik turun. Ibu pun memberikan minyak kayu putih untuk mengurangi rasa mualku.

Setelah melewati waktu perjalanan hampir tiga jam, kami sekeluarga akhirnya tiba di Pantai Bajul Mati, Malang, Jawa Timur. Kami langsung menuju ke gazebo yang tersedia di sekitar lokasi. Kami memiliki makan terlebih dahulu sambil menikmati panorama dan angin pantai. Menu makanan yang kami pilih adalah ikan bakar, ayam goreng, dan aneka seafood.

Aku tak bisa berhenti mengagumi segala keindahan yang ada pada pantai ini. Meski Pantai Bajul Mati belum terlalu familiar, ini terbukti dari sedikitnya pengunjung yang datang. Namun, pantai satu ini sangatlah bersih sehingga cocok jadi tempat liburan keluarga.

Saking tidak sabarnya untuk bermain, sesudah makan aku dan adikku langsung berlari ke tepi pantai. Padahal ibu menyuruh kami untuk memakai sunblock terlebih dahulu. Kala itu, air laut terasa sangat segar.

Aku memainkan ranting kayu sambil berjalan dari tepi ke tepi lainnya. Aku dan  adikku menemukan muara, yaitu tempat pertemuan antara air laut dan air sungai. Kami memilih berhenti dan menengok ke belakang, terlihat jelas garis panjang dari ranting kayu yang aku seret.

Menurut adikku, garis tersebut sangat keren dan menakjubkan. Selanjutnya, kami berdua memilih berenang di muara karena arusnya lebih hening dibandingkan dengan laut. Kami berenang di muara selama 15 menit, lalu ayah dan ibu memanggil kami untuk ke tepi pantai. Kami sekeluarga bermain air laut bersama, sungguh menyenangkan!

Kami duduk bersila dengan posisi membelakangi pantai. Ombak datang, kami pun tertawa karena terkena air pantai. Itu sangat mengasyikkan, karena kami tidak mengetahui bahwa ombak akan datang.

Sementara itu, ibu hanya memperhatikan dan memfoto kami dengan kamera dari tepi pantai. Setelah merasa puas bermain air, ayah mengajak kami untuk menulis di pasir. Kami menulis “Keluarga Bahagia” dan ibu memotretnya sebagai memori, ternyata hasilnya sangat bagus!

Tidak terasa jam sudah menunjukkan 12 siang, membuat kawasan pantai semakin panas. Jadi, ibu mengajak kami untuk membersihkan diri dan sholat dhuhur berjamaah. Setelah sholat, kami menikmati bakso di warung sekitar pantai. Rasanya semakin enak, karena obrolan dan panorama keindahan pantai.

Lalu, kami pun bergegas untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang, aku dan adikku memilih untuk tidur saja. Setelah bagun, kami sudah sampai di rumah. Liburan kali ini sangat menyenangkan, sehingga membuatku tidak sabar untuk liburan berikutnya. 

4. Tanaman yang Harus dirawat

Pada hari Minggu pagi, aku dan kakak menanam bunga di pekarangan rumah kami. Aku memilih menanam bunga mawar, karena warnanya yang sangat cantik. Aku menyiapkan pot berukuran cukup besar untuk menjadi penyanggah bunga tersebut. Sebelum bunga ditanam, pot sudah diberi tanah dan pupuk terlebih dahulu. Ini bertujuan supaya bunga mawar tumbuh subur.

Waktu cepat berlalu dan bunga mawar tersebut tumbuh dengan subur. Karena aku merawatnya dengan rutin. Cara untuk merawat bunga yang benar adalah menyiramnya secara rutin. Jangan lupa untuk membiarkan bunga terkena sinar matahari secara cukup.

Selain menanam mawar, aku juga menanam cabai. Aku menanam bibit cabai di pot yang berukuran lebih kecil dari pot bunga mawar. Bukan hanya pot bunga mawar saja, pot cabai juga aku beri tanah dan pupuk terlebih dahulu.

Berbeda dengan bunga mawar, tanaman cabai tidak akan membutuhkan perawatan yang terlalu sering. Oleh sebab itu, aku tidak menyirami tanaman cabai dengan air terlalu sering, sebab dapat membuat akar cabai menjadi busuk. Aku juga selalu memperhatikan tanaman cabai agar terkena sinar matahari yang cukup.

5. Pertama Kali Bertemu Hantu

Selain tema menyenangkan, ada juga cerpen pengalaman pribadi yang menakutkan. Contohnya seperti cerpen hantu di bawah ini:

Menginjak semester tengah kuliah, akhirnya aku diizinkan untuk hidup mandiri di kost oleh kedua orang tuaku. Karena pada semester ini akan banyak kegiatan malam, jadi aku memutuskan untuk ngekost.  

Ayah dan ibu mengizinkan aku ngekost karena tidak tega jika melihatku berangkat sendirian menggunakan sepeda motor dari rumah. Apalagi jarak rumahku cukup jauh dari kampus, padahal aku lebih sering pulang malam. Oleh sebab itu, aku memilih kost yang letaknya tidak jauh dari kampus.

Hanya dengan waktu sepuluh menit untuk berjalan dan 5 menit jika naik motor, kostku sangat strategis. Aku satu kamar dengan teman kuliahku, namanya Putri. Meski kami berbeda jurusan, namun kami sangat dekat. Kami merapikan barang bawaan sambil ngobrol santai, lalu kami melakukan aktivitas seperti biasanya. Aku cukup mudah dalam beradaptasi, sehingga hari Sabtu aku memutuskan untuk menginap di kost pertama kali.

Malam hari tiba, aku dan Putri memilih tidur. Namun, pada tengah malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Lalu aku ke kamar mandi dan betapa terkejutnya aku melihat sosok hantu tanpa tubuh di pojok kamar mandi. Aku ketakutan dan ingin berteriak, namun rasanya suaraku tercekat di tenggorokan. Aku juga ingin membangunkan Putri, namun tanganku tak bisa digerakkan.

Setelah itu, aku pun memutuskan untuk menutup mata sambil membaca doa pengusir setan. Ketika aku membuka mata, sosok tersebut sudah hilang. Aku pun bergegas membuang air kecil dan kembali ke kasur untuk melanjutkan tidur. Tidak lupa untuk membaca doa terlebih dahulu.

Sejak kejadian tersebut, aku menjadi rajin sholat dan mengaji. Aku pun mengajak Putri untuk sering beribadah agar kami tidak diganggu oleh hantu. Aku juga selalu membaca doa sebelum tidur.

6. Keindahan Air Terjun

Sebagai seorang manusia, kita membutuhkan hal menyegarkan yang dapat memanjakan mata. Tempat dengan pemandangan yang menyejukan dan air jernih, mampu membuat siapapun merasa betah. Curug Citambur adalah salah satu curug yang berlokasi di daerah Jawa Barat. Curug ini memiliki ketinggian mencapai 20 meter.

Namaku Keisya, aku adalah seorang siswa yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Berlibur ke pedesaan merupakan hal baru bagiku, karena pengalaman yang begitu menyenangkan. Satu hal yang paling aku sukai saat berlibur ke desa adalah mandi air terjun. Terlalu sering menemui hiruk pikuk perkotaan, membuatku antusias saat melihat air terjun. 

Jika di kota aku hanya akan melihat gedung pencakar langit, manusia dengan kepentingan masing-masing, hingga jalanan yang macet. Maka berlibur ke rumah nenekku adalah solusi terbaik untuk memanjakan mata. Nenekku tinggal di salah satu kawasan perkampungan Jawa Barat, lebih tepatnya Kabupaten Garut.

Rumah nenekku banyak hewan ternak, mulai dari burung, ayam, kambing, dan kelinci. Hal paling menyenangkan adalah rumah nenekku dekat dengan air terjun. Setiap libur sekolah, keluargaku pasti datang ke air terjun tersebut. Hanya cukup dengan berjalan kaki 300 M, kami sudah bisa sampai ke tempat tujuan. 

Selain keindahannya yang memukau, kawasan air terjun juga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Mulai dari restoran, mushola, wahana permainan, dan lain sebagainya. Ketika berkunjung ke sini, aku tidak akan pernah melewati makan ayam bakar dan ikan bakarnya. Sungguh kenikmatan duniawi!

Liburan rumah nenek adalah pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan. Setiap berlibur ke sini, aku pasti akan mandi di air terjun. Selain menyegarkan, airnya pun begitu jernih.

7. Ikut Lomba

Perkenalkan namaku adalah Rani, aku masih duduk di kelas 4 SD. Guruku mendaftarkan aku ke lomba tingkat SD. Kala itu, aku harus mengikut lomba tentang cerdas cermat.

Dua minggu kemudian, hasil perlombaan diumumkan. Aku menjadi juara tiga besar, yakni urutan ketiga dari 30 peserta. Hal tersebut adalah suatu kebanggaan tersendiri untukku, sebab berhasil membuat nama sekolahku menjadi harum, Meskipun tidak juara satu, namun peringkat tersebut sudah membuatku bangga dan menjadi langkah awal untuk melakukan lomba-lomba lainnya.

Guruku memanggil aku untuk datang ke ruangannya. Ternyata ia memberikan uang Rp100.000, katanya uang tersebut untuk jajan. Aku baru pertama kali memegang uang sebesar ini, karena biasanya uang jajanku tidak lebih dari Rp10.000.

Aku sangat senang, namun aku bingung ingin membeli apa dengan uang sebanyak ini. Jadi, aku beritahu ibu tentang guruku yang memberikan aku uang karena mengikuti lomba. Ibuku sangat bangga kepadaku, ia memuji betapa pintarnya aku!

8. Mengejar Pendidikan

Bagi Anda yang ingin mencari motivasi belajar dari sebuah cerpen, mungkin cerpen pengalaman pribadi berikut ini dapat jadi solusinya:

Aku adalah seorang calon mahasiswa baru, tiga bulan yang lalu aku baru lulus dari SMA. Oleh sebab itu, aku sangat bersemangat dalam mengejar pendidikan dan memulai kehidupan perkuliahan. 

Aku memilih untuk mendaftar di salah satu universitas yang terkenal di kotaku. Setelah mengikuti berbagai proses pendaftaran, kini waktunya aku menunggu hasil tes sambil berdoa agar lolos.

Tiba waktunya pengumuman hasil tes ujian, ternyata aku keterima di universitas dan jurusan yang sesuai keinginanku. Ini merupakan salah satu momen terbaik dalam hidupku.

Aku sangat bersyukur dan bangga terhadap diriku sendiri, karena dapat melanjutkan pendidikan sesuai minat dan bakat. Dengan demikian, aku siap memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa.

9. Kebanggaan Ibu

Aku tersenyum ketika memikirkan hari itu, rasanya begitu mengharukan. Aku baru saja menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa, akhirnya skripsiku di acc oleh dosen pembimbing. Tentunya aku merasa sangat bahagia, karena aku dapat mencapai salah satu tujuan hidupku.

Setelah menerima kabar skripsiku yang di acc, aku pun melangkah keluar dari kampus dengan perasaan yang berbeda. Rasanya segala beban yang kupikul sudah larut, sehingga aku merasa bebas, lega, dan bahagia. Kunaiki motor melewati jalan-jalan yang biasa aku lalui, aku menangis bahagia sambil mengendarai motorku. Aku merasa seperti sudah mencapai impian yang besar.

Ketika sampai rumah, aku melihat sanak keluargaku berkumpul sambil tersenyum kepadaku. Memang aku sudah memberitahukan kepada ibu bahwa aku lulus, pasti ibu yang memberitahukan kepada mereka tentang tugas akhirku yang selesai. Dengan melihat mereka tersenyum, aku merasa bangga dan bersyukur atas semua hal yang diberikan oleh Tuhan.

Aku memarkirkan motorku di halaman rumah. Aku menyalami satu persatu keluargaku, saat tiba di depan ibuku aku pun menangis. Ibu tersenyum dengan begitu cantik, kemudian ia memelukku dan mengucapkan selamat atas semua prestasi yang aku terima. Aku bersyukur atas semua dukungan yang diberikan oleh keluarga, terutama ibu. Rasanya suatu kebanggaan tersendiri menjadi alasan dibalik bahagianya ibu.

Ketika memikirkan hal tersebut, aku masih merasa bersyukur atas semua nikmat yang terjadi. Semua rasa lelahku mengejar pendidikan, akhirnya terbayarkan dengan rasa bangga ibu kepadaku. Itu adalah pengalaman dan momen terbaik dalam hidupku.

10. Tetap Hidup Saat Corona

Pada tahun 2019, terjadi pandemi bernama Covid-19. Sepanjang pandemi, saya sudah merasakan berbagai perubahan dalam hidup. Dengan demikian, saat Corona saya harus menyesuaikan diri dengan kehidupan yang berbeda. Hal paling mencolok adalah saya harus mengubah cara interaksi dengan orang lain. Warga wajib untuk tidak berkumpul dengan orang lain terlebih dahulu, sementara harus menjauhi kerumunan.

Selain itu, warga juga harus membatasi waktu saat di luar rumah. Saya juga harus menyesuaikan kehidupan di rumah. Mengatur waktu untuk pendidikan dan pekerjaan rumah dengan baik.

Agar tidak stress, saya harus mengatur waktu berolahraga dan bersenang-senang di dalam rumah. Saya merasa lebih bersyukur tentang apa yang saya miliki selama pandemi berlangsung. Oleh sebab itu, saya menjadi lebih menghargai orang-orang dan kehidupan.

Meskipun pandemi mengubah hidup, namun ada juga sisi positif yang saya terima. Saya dapat belajar tentang pentingnya diri sendiri dan solusi terbaik untuk bergerak maju dalam suasana pandemi.

Ayo, Segera Buat Cerpen Pengalaman Pribadi Sendiri!

Jika Anda memiliki pengalaman yang mengesankan, tuangkanlah ke dalam bentuk tulisan. Beberapa contoh cerpen pengalaman pribadi di atas bisa Anda jadikan sebagai motivasi untuk membuat momen-momen berharga di hidup. Selamat mencoba!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page