Strategi Dakwah Walisongo di Nusantara untuk Menyebarkan Islam

Apakah Anda tahu seperti apa strategi dakwah Walisongo di Nusantara dalam menyebarkan agama Islam? Walisongo atau Wali Songo merupakan 9 wali yang memiliki peran sangat besar dalam perkembangan Islam hingga menjadi agama mayoritas di Indonesia.

Masing-masing wali mempunyai metode yang berbeda dalam menyebarkan Islam. Itulah yang membuat masyarakat di Nusantara pada waktu itu mau menerima ajaran Islam di tengah superiornya agama Hindu. Lalu, metode apa yang digunakan para wali sembilan tersebut?

Inilah Strategi Dakwah Walisongo di Nusantara

Seperti penjelasan sebelumnya, setiap wali mempunyai metode masing-masing di dalam menyebarkan agama Islam. Khususnya Sunan Kalijaga yang menyebarkan Islam melalui cara-cara unik sehingga masyarakat mudah menerima Islam.

1. Sunan Ampel

Gambar Sunan Ampel
Gambar Sunan Ampel | Sumber gambar: kompas.com

Sunan Ampel atau Raden Muhammad Ali (Raden Rahmat) lahir di Cempaka pada 1401. Campa merupakan kerajaan yang dulu berlokasi di Vietnam. Berdasarkan nasabnya, beliau adalah anak putri dari Raja Campa.

Beliau juga merupakan keponakan Raja Majapahit serta bibinya merupakan permaisuri Prabu Kertawijaya alias Raden Brawijaya. Menurut sejarah, Raden Brawijaya memimpin mulai dari tahun 1447 hingga 1451.

Terdapat beberapa strategi dakwah yang Sunan Ampel terapkan dalam menyebarkan Islam. Adapun salah satu yang paling populer yaitu dengan mengajarkan 5 dasar. Ajaran tersebut terkenal dengan istilah “moh limo“.

Jika menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia maka artinya “tidak lima”. Ini merupakan ajaran yang isinya yaitu moh main (tidak main judi), moh maling (tidak mencuri), moh ngombe (tidak mabuk), moh madon (tidak berzina), dan moh madat (tidak makan obat terlarang).

2. Sunan Bonang

Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim lahir serta tumbuh dalam asuhan keluarga yang termasuk ningrat serta agamis. Beliau lahir pada 1465 M di Surabaya. 

Dalam menyebarkan Islam, beliau menerapkan pendekatan berupa akulturasi budaya. Sunan Bonang memiliki keterampilan di bidang seni serta sastra. Hal tersebut yang membuat masyarakat menganggap beliau sebagai sosok penting sebagai seniman dalam mengajarkan Islam.

Sunan Bonang juga menggunakan alat musik sebagai media dakwah. Adapun alat musik tersebut berupa seperangkat gamelan. Menurut beberapa sumber, nama dari Sunan Bonang sendiri berasal dari alat gamelan yang merupakan ciptaan beliau.

Gamelan adalah alat musik tradisional Suku Jawa dari bahan kuningan serta pemukulnya dari kayu. Gamelan mempunyai bentuk lingkaran dan terdapat tonjolan pada tengahnya. Ketika memainkan gamelan dengan memukulnya, bunyi yang keluar khas dan merdu.

Ketika memainkan gamelan, banyak masyarakat yang tertarik untuk datang dan mendengarkannya. Apalagi, masyarakat Tuban pada waktu itu terkenal sangat menjunjung budaya Jawa. 

Selain itu, masyarakat Tuban juga masih menganut ajaran Hindu dan Buddha. Namun, strategi dakwah yang diterapkan Sunan Bonang mampu diterima masyarakat dengan mudah. Bahkan perlahan banyak yang memeluk Islam dan semakin lama semakin berkembang.

3. Sunan Gresik

Selanjutnya ada strategi dakwah Walisongo di Nusantara yang dilakukan oleh Sunan Gresik. Beliau mempunyai nama asli Maulana Malik Ibrahim yang juga merupakan salah satu wali paling awal di dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Bahkan, beberapa sumber menyebutkan jika Sunan Gresik merupakan sosok yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Strategi dakwah beliau lebih berfokus pada pendidikan serta perdagangan.

Beliau pertama kali menyebarkan Islam lewat perdagangan. Tujuannya agar masyarakat tak kaget dengan ajaran yang memang masih dianggap baru. Bukan itu saja, beliau juga melakukan dakwah dengan bertani sehingga masyarakat mulai tertarik dan perlahan menerima dan memeluk ajaran Islam.

Saat banyak masyarakat yang sudah menerima ajaran Islam, kemudian Sunan Gresik mulai membangun surau di rumahnya di Desa Sawo. Selain sebagai tempat ibadah, surau tersebut juga berfungsi sebagai pondok pesantren.

4. Sunan Drajat

Sunan Drajat atau Raden Qasim merupakan sosok wali yang lahir di Surabaya, tepatnya di Ujung Galuh pada 1470 dan beliau merupakan adik Sunan Bonang.

Dalam menyebarkan ajaran Islam di Nusantara, khususnya Jawa beliau mempunyai cara tersendiri. Metode dakwah beliau juga mudah dipahami serta diterima masyarakat. Berikut beberapa metode dakwah dari Sunan Drajat.

  • Memangun resep tyasing sasama atau membuat senang orang lain
  • Jroning suka kudu eling lan waspada atau dalam keadaan gembira, sebaiknya tetap ingat pada Tuhan serta selalu waspada
  • Laksitaning subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah atau untuk bisa mencapai cita-cita yang luhur, jangan sampai menghiraukan halangan serta rintangan
  • Meper hardaning pancadriya atau senantiasa untuk berjuang menekan hawa nafsu yang bersifat duniawi
  • Heneng-Hening-Henung atau diam akan tercapai keheningan, dalam hening tercapai jalan kebebasan yang mulia
  • Mulya guna panca waktu atau pencapaian kemuliaan secara lahir batin akan dicapai dengan cara menjalani kewajiban shalat lima waktu
  • Menehono teken marang wong kang wuto. Menehono mangan marang wong kang luwe. Menehono busana marang wong kang muda. Menehono ngiyup marang wong kang kaudanan. Artinya, berikan tongkat ke orang buta, memberi makan pada orang lapar, memberi pakaian pada orang yang tak berpakaian, serta memberikan tempat berteduh pada orang yang kehujanan

5. Sunan Kalijaga

Gambar Sunan Kalijaga
Gambar Sunan Kalijaga | Sumber gambar: jabarekspres.com

Berikutnya ada strategi dakwah Walisongo di Nusantara oleh Sunan Kalijaga. Beliau mempunyai nama asli Raden Said yang lahir di Tuban pada tahun 1450. Sunan Kalijaga merupakan anak Bupati Tuban pada waktu itu yang bernama Tumenggung Wilatikta.

Beliau memang terkenal sebagai seorang wali yang menyebarkan Islam dengan cara-cara unik. Sunan Kalijaga menjadikan seni serta budaya sebagai media dalam menyebarkan Islam. Salah satu media dakwah beliau yang terkenal adalah wayang.

Sunan Kalijaga membuat pertunjukan secara gratis dan siapa saja boleh menonton pertunjukkan tersebut. Melalui pertunjukan inilah beliau menyisipkan nilai-nilai ajaran Islam dan masyarakat pun sangat antusias sehingga semakin tertarik mengenal Islam.

6. Sunan Kudus

Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq lahir pada tahun 1400. Beliau berdakwah di kawasan Kudus, Jawa Tengah. Beliau terkenal sebagai sosok yang tegas di dalam menegakkan ajaran Islam. Bahkan beliaulah yang merupakan eksekutor Syaikh Siti Jenar atau Ki Ageng Pengging.

Metode dakwah Sunan Kudus yaitu dengan cara mendekati apa yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Beliau juga yang mengajarkan alat-alat pertukangan, bagaimana membuat keris pusaka, membuat kerajinan emas, dan sebagainya.

7. Sunan Giri

Gambar Sunan Giri
Gambar Sunan Giri | Sumber gambar: sindonews.com

Sunan Giri atau Muhammad Ainul Yakin lahir pada 1442 dan merupakan anak dari Syaikh Maulana Ishaq serta Dewi Sekardadu. Ibu beliau merupakan putri Menak Sembuyu, penguasa di wilayah Belambangan yang berada di ujung dari Kerajaan Majapahit.

Strategi dakwah Sunan Giri yaitu memanfaatkan perniagaan, kekuasaan, serta pendidikan. Melalui cara tersebut, beliau mampu memberikan pengaruh di tanah Banjar, Pasir, Martapura, Kutai, Maluku, dan Nusa Tenggara.

8. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah lahir di Kairo, Mesir pada tahun 1448. Metode beliau dalam menyebarkan Islam yaitu dengan cara menguatkan kedudukan politik.

Beliau banyak menjalin hubungan dengan para tokoh di Cirebon, Demak, dan Banten. Melalui hubungan yang terjalin perlahan, Islam menyebar dan berkembang sampai menjadi agama paling banyak dianut hingga sekarang.

9. Sunan Muria

Sebagai putra dari Sunan Kalijaga, beliau memiliki nama asli Raden Said atau Umar Said yang lahir pada 1450 serta merupakan sunan termuda di antara kesembilan wali. Sunan Muria menyebarkan Islam dengan cara yang hampir sama seperti ayahnya.

Sunan Muria melestarikan gamelan serta seni boneka sebagai media dakwah. Bukan hanya itu, beliau juga menciptakan beberapa tembang dan lagu dengan menyelipkan nilai-nilai atau pesan ajaran Islam.

Baca Juga: 3 Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam Secara Lengkap

Sudah Tahu Strategi Dakwah Walisongo di Nusantara?

Sekian pembahasan tentang seperti apa strategi dakwah Walisongo di Nusantara. Semua wali tersebut telah berjasa besar dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam hingga menjadi agama yang paling banyak dianut di Indonesia.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page