Sebelum menganut sistem demokrasi, Indonesia memiliki sejumlah kerajaan yang cukup besar dan berpengaruh. Maka dari itu, tak heran jika masih ada cerita menarik tentang kerajaan tertua di Indonesia hingga peninggalannya.
Berdasarkan temuan sejarahnya, kerajaan-kerajaan tertua di tanah air sudah mendapatkan pengaruh oleh agama Hindu dan Budha. Kemudian terjadilah akulturasi budaya asli yang bercampur dengan ajaran baru. Penasaran dengan kisah menarik tentang kerajaan? Simak penjelasannya di artikel ini.
Daftar ISI
10 Kerajaan Tertua di Indonesia yang Paling Bersejarah
Sampai sekarang, rasanya cerita tentang kerajaan tidak ada habisnya. Sebab ada fakta dan ajaran menarik yang bisa kita contoh serta jadikan tauladan. Berikut 10 kerajaan tertua di Indonesia beserta kisah sejarahnya, yaitu:
1. Kerajaan Kutai
Menurut perkiraan sejarawan, Kerajaan Kutai sudah ada sejak abad ke 5 masehi. Kerajaan ini terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang konon katanya kehidupan masyarakat sosialnya mengalami perpecahan.
Selain itu, Kerajaan Kutai juga mendapat pengaruh dari Agama Hindu. Fakta ini dibuktikan dengan Raja Mulawarman dan Brahmana yang membangun tempat-tempat pemujaan untuk menghormati para dewa di agama Hindu.
Kemudian peninggalan sejarahnya berupa tujuh batu bertulis (Yupa) yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Kutai juga dikenal sebagai Kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
2. Kerajaan Tarumanegara
Selanjutnya, Kerajaan Tarumanegara yang memiliki pusat pemerintahan di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Menurut sejarah, Tarumanegara adalah kerajaan yang dipengaruhi oleh budaya Hindu India. Kerajaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun 400 hingga 600 masehi.
Sementara peninggalannya, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dan jumlahnya ada 7 prasasti yang isinya sebagai berikut.
- Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun adalah prasasti pertama dari Kerajaan Tarumanegara. Penemuannya ada di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada prasasti ini juga ditemukan pahatan laba-laba, cak telapak kaki Raja Purnawarman dan sajak.
- Prasasti Pasir Awi (Prasasti Pasir Muara)
Prasasti ini ditemukan di desa Pasir Awi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Isinya terdapat tentang telapak kaki dan tulisan Pallawa. Namun, isinya tidak bisa disimpulkan.
- Prasasti Cidanghiang
Cidanghiang ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti ini ditulis menggunakan teknik pahat berisikan pujian-pujian kepada Raja Purnawarman.
- Prasasti Muara Cianten
Prasasti ini ditemukan di Desa Cianten Bogor, Jawa Barat. Terdapat gambar telapak kaki dan pahatan tulisan ikal di dalamnya. Meski demikian isinya masih belum ditafsirkan dengan jelas oleh para ahli.
- Prasasti Jambu
Penemuan ini ditemukan di desa Jambu, Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini mencatat perayaan agama Buddha dan pemberian tanah untuk kepentingan agama tersebut.
- Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi juga ditemukan di daerah Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor dan mencatat aktivitas agama Hindu dan Buddha pada masa itu. Selain itu, dalam Prasasti Kebon Kopi juga ada gambar telapak kaki gajah. Konon katanya hewan tersebut adalah tunggangan Raja Purnawarman.
- Prasasti Tugu
Terdapat beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah Tugu, Jakarta Barat. Prasasti-prasasti ini mencerminkan aktivitas agama Hindu pada masa itu dan tentang penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati yang penulisannya menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta.
3. Kerajaan Ho-LING
Kerajaan tertua di Indonesia yang ketiga adalah Hong-Ling atau Kalingga yang berada di Jawa Tengah.
Keberadaan kerajaan ini pertama kali diketahui oleh seorang pendeta dari Agama Budha yang bernama I Tsing. Pendeta tersebut menyatakan, Hwining pernah berkunjung ke Holing pada tahun 664 M.
Kemudian I Tsing juga menerjemahkan kitab suci Budha dari Bahasa Sansekerta ke dalam Bahasa Cina.
Dulunya kerajaan Ho-Ling dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Sima. Meski perempuan, Ratu Sima memiliki kepribadian yang adil dan bijaksana.
4. Kerajaan Sriwijaya
Siapa yang tidak tahu tentang Kerajaan Sriwijaya? Pasti hampir semua pernah mendengar namanya, mengingat kerajaan ini cukup terkenal.
Pada mulanya, Sriwijaya ditemukan berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit. Tepatnya pada 686 M, TelaGA Batu 683 M, Karang Berahi, Kota Kapur, dan Siddhayatra.
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 sampai abad ke-15. Dulunya Sriwijaya menguasai perdagangan di wilayah Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Raja yang membuat Sriwijaya berkembang dengan pesat adalah Balaputradewa.
Kemudian pemerintahan di bawah naungan Raja Balaputradewa memperluas jalur perdagangannya. Bahkan ia juga menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintahan Cola di India dan Pemerintah Cina di Utara.
Lebih menariknya, Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan Agama Budha di Asia Tenggara.
5. Kerajaan Mataram Kuno
Mataram Kuno adalah kerajaan tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke-8 sampai abad ke-11 Masehi. Awalnya, kerajaan ini berada di Jawa Tengah kemudian pindah ke wilayah Jawa Timur.
Mataram Kuno memiliki beberapa prasasti peninggalan. Seperti Canggal, Klurak, Balitung, dan Canggal. Pada zaman dahulu, Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti langsung yakni Sanjaya yang menganut agama Hindu dan Syailendra agama Buddha.
Dinasti Sanjaya berkuasa di wilayah Jawa Tengah bagian Utara. Sedangkan Syailendra, menguasai bagian Jawa Tengah wilayah Selatan.
6. Kerajaan Kediri
Di Kerajaan Kediri, Raja Jayabaya memegang kekuasaan penuh dalam memimpin perkembangannya. Bahkan, Jayabaya berhasil menyatukan dua kerajaan sekaligus yakni Jenggala dan Kediri.
Untuk kehidupan masyarakatnya, kerajaan inipun terbilang makmur. Bagaimana tidak, mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai pedagang emas, pinang, cendana, dan perak.
Namun masa kejayaannya tidak berlangsung lama. Pada tahun 1222 Masehi, Kerajaan Kediri mulai runtuh karena kalah perang dengan Ken Arok.
7. Kerajaan Wangsa Isyana
Kerajaan tertua di Indonesia yang berikutnya adalah Wangsa Isyana yang berdiri pada tahun 929 Masehi, dipimpin langsung oleh Mpu Sindok. Wangsa Isyana berada di Jawa Timur dengan Dinasti Syailendra sebagai pemimpinnya.
Banyak para ahli berpendapat, Wangsa Isyana termasuk kerajaan yang meninggalkan begitu banyak bukti tentang kehidupan dan keberadaannya, tertuang dalam Prasasti Pucangan. Hingga sekarang prasasti tersebut masih tersimpan rapi di Museum.
Menurut sejarahnya, istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa yakni Mpu Sindok. Silsilah kerajaan ini tertulis dalam Prasasti Pucangan tahun 1041 M yang keluar atas nama Airlangga.
Melalui prasasti inilah yang kemudian melahirkan pendapat tentang munculnya dinasti baru sebagai kelanjutan dari Wangsa Sanjaya. Adapun beberapa nama sebagai raja Wangsa Isyana adalah sebagai berikut:
- Dyah Sindok atau Mpu Sindok
- Sri Isyana Tunggawijaya
- Makuta Wangsa Wardhana
- Dharmawangsa Teguh
- Airlangga
- Penerus garis keturunan Dinasti Isyana yang lainnya
8. Kerajaan Majapahit
Selain tujuh kerajaan Indonesia di atas, ada satu nama yang tak kalah populer. Majapahit, kerajaan Hindu pertama dan paling tua di Indonesia yang kisahnya sangat fenomena.
Selain itu, Majapahit juga mampu menjadi pemimpin masyarakat yang baik. Bahkan kesejahteraannya ini terjadi hingga 193 tahun lamanya.
Majapahit sendiri berdiri pada tahun 1292 Masehi. Kala itu. Gajah Mada selaku pengabdi kerajaan melakukan penumpasan terhadap pemberontakan Sadeng. Karena keberhasilannya inilah yang membuat Gajah Mada diangkat menjadi Patih Mangkubumi.
Setelah pelantikannya, Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Sumpah ini bernama Sumpah Palapa.
Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada, Majapahit mengalami perkembangan yang begitu pesat. Bahkan mereka berada di puncak kejayaannya.
Akan tetapi, muncul berbagai permasalahan politik di dalam kerajaan sehingga membuat Majapahit runtuh dan hancur berantakan.
9. Kerajaan Kanjuruhan
Mendengar nama Kanjuruhan pasti Anda langsung teringat dengan kota Malang. Benar, Kerajaan Kanjuruhan memang berdiri di wilayah Jawa Timur yang berpusat di Kota Malang. Kerajaan tertua di Indonesia ini memiliki corak Hindu dan penemuannya berdasarkan dari Prasasti Dinoyo.
Dalam prasasti tersebut, tertulis tentang Kerajaan Kanjuruhan beserta pemimpin-pemimpinnya. Salah satu raja yang terkenal adalah Raja Gajayana. Selama masa kepemimpinannya, Gajayana membuat Candi Badudu dan Candi Wurung.
Menurut prasasti yang ada di sekitar Malang, ada beberapa nama desa yang berada di wilayah kekuasaannya, yakni sebagai berikut,
- Balingawan (Sekarang terkenal dengan nama Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis)
- Turryan (Desa Turen, Kecamatan Turen)
- Tugaran
- Kebalon
- Panawijyan (Kelurahan Palowijen, Kecamatan Blimbing).
- Banulrejo
- Daerah-daerah Malang Barat
10. Kerajaan Sunda
Kerajaan tertua yang terakhir adalah Sunda. Berdasarkan Naskah Wangsakerta, Kerajaan Sunda telah berdiri sejak tahun 591 Caka Sunda atau 669 M untuk menggantikan Kerajaan Tarumanegara.
Adapun beberapa wilayah di Kerajaan Sunda yang paling terkenal adalah Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan lain-lain.
Berdasarkan catatan sejarahnya, candi yang berhasil ditemukan hanya berjumlah 3 buah saja. Kondisinya juga tidak bisa direkonstruksi karena usianya yang sangat tua dan telah terbengkalai selama ribuan tahun yang lalu.
Sementara itu, ibukota Kerajaan Sunda juga lebih banyak berpindah-pindah tempat. Diantaranya berada di wilayah Pakuan Bogor hingga Kawali–Ciamis. Catatan peninggalan penulis Portugis mengungkap, ada nama dan 7 peran dari pelabuhan tersebut.
Pada faktanya, Kerajaan Sunda berdiri guna meneruskan Kerajaan Tarumanegara yang kala itu sudah tenggelam. Berkat kehebatan pemimpinnya, Kerajaan Sunda mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat.
Baca Juga: 8 Sejarah Agama Tertua di Dunia, Ada Sejak Sebelum Masehi
Tertarik untuk Mempelajari Kerajaan Tertua di Indonesia?
Berdasarkan penjelasan di atas, apa fakta menarik yang Anda dapatkan dari 10 kerajaan tertua di Indonesia? Seperti yang kita ketahui, setiap kerajaan pasti memiliki peninggalan kuno. Saat ini, peninggalan-peninggalan tersebut bisa menjadi pembelajaran tersendiri untuk kita.
Terlebih, masuknya fenomena budaya asing di Indonesia membuat seluruh masyarakat harus tetap berusaha untuk melestarikan kebudayaan asli. Tak terkecuali dengan menghormati peninggalan sejarah dari zaman kerajaan kuno.