Prasasti merupakan bukti tertulis dari sebuah sejarah. Dengan menjadi sumber pembelajaran suatu bahasa, prasasti juga menjadi bukti tervalid dari sebuah memori sejarah. Ada banyak prasasti yang sejarawan teliti dan temukan di Indonesia, salah satunya adalah prasasti Kelurak.
Daftar ISI
Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Kelurak adalah bukti sejarah peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno. Oleh sebab itu, kita juga perlu mengenal tentang salah satu kerajaan terbesar di Indonesia ini. Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia.
Kerajaan Mataram Kuno berkembang dari abad ke-8 hingga ke-11. Letak awal dari kerajaan besar ini adalah di Jawa Tengah dan kemudian pindah ke Jawa Timur. Raja Sanjaya adalah raja yang pertama kali mendirikan kerajaan ini.
Setelah sang pendiri meninggal, beberapa dinasti Syailendra dan Isyana mengambil alih tahta. Banyak sejarawan yang menggambarkan Kerajaan Mataram Kuno sebagai representasi sosok ibu yang melambangkan kehidupan, alam, dan lingkungan.
Kata “Mataram” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta “Matr“, yang memiliki makna sebagai “ibu”.
Orang tidak hanya mengenal Kerajaan besar ini dengan nama “Mataram Kuno”, tetapi juga dengan nama “Medang” oleh orang Jawa. Istilah ini berasal dari banyak prasasti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kata “Medang” tampaknya mengacu pada keraton Medang di wilayah Kerajaan Mataram. Para ahli juga menduga nama “Medang” berasal dari pohon “medang”, yang berasal dari daerah yang orang kenal keras dan kokoh.
Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaaan Mataram Kuno
Memahami tentang sejarah masa kejayaan Mataram Kuno juga krusial, jika kita ingin mengetahui nilai eksistensi dari prasasti Kelurak, loh!
Menurut banyak pengamat sejarah, ekonomi Kerajaan Mataram Kuno sangat bergantung pada pertanian, terutama padi. Kerajaan Mataram Kuno juga mendapat keuntungan dari perdagangan maritim dengan banyak kerajaan dari berbagai negara.
Beberapa sumber asing dan bukti dari temuan arkeologi menunjukkan, Kerajaan Mataram Kuno memiliki banyak penduduk dan mereka hidup makmur. Kerajaan ini juga berkembang pesat dalam membangun masyarakat yang memiliki kebudayaan dan kepribadian yang berbeda.
Kerajaan Mataram Kuno juga mempunyai peradaban yang halus. Oleh karena itu juga, pada akhir dari abad ke-8, kerajaan ini juga membangun fakta akan perkembangan infrastrukturnya yang pesat.
Gaya arsitektur dan seni Jawa klasik pada zaman kerajaan ini juga terlihat maju, jika melihat pesatnya pembangunan candi.
Kerajaan Mataram Kuno berkembang pesat menjadi kerajaan yang berkuasa. Banyak kerajaan yang merasa takut dan segan dengan kerajaan Mataram Kuno karena sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mereka miliki melimpah.
Kerajaan Mataram Kuno juga melebarkan daerah kekuasaan akan SDA dan SDM nya di Pulau Jawa, Sumatera, Bali. Mataram Kuno juga berkembang di negara-negara lain seperti Thailand, India, Filipina, dan Kamboja.
Selain kejayaan, kita juga perlu tahu alasan dari keruntuhan kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno runtuh sebagian besar karena mereka berperang melawan Kerajaan Sriwijaya yang saat itu tengah berada di era kejayaannya juga.
Para ahli menduga, perang antara Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno menjadi lebih sengit pada akhir abad ke-10. Menurut beberapa ahli, kedua kerajaan ini bermusuhan satu sama lain. Ada banyak alasan mengapa kedua kerajaan besar tersebut saling bermusuhan.
Salah satu alasan permusuhan itu adalah cara dan upaya dari Kerajaan Sriwijaya untuk mengambil kembali wilayah Jawa dari kerajaan Syailendra. Selain itu, ada teori bahwa Kerajaan Mataram Kuno menantang kekuasaan Kerajaan Sriwijaya untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Penemuan Prasasti Kelurak
Di sekitar kompleks Candi Prambanan terdapat sebuah prasasti yang menjadi salah satu peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno.
Nama dari prasasti tersebut adalah prasasti kelurak. Batu bertulis Kelurak juga merupakan prasasti berangka yang memiliki eksistensi di tahun 782 M.
Tepatnya, lokasi penemuan dari batu bertulis Kelurak adalah di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah (dekat dengan candi Lumbung). Prasasti Kelurak juga memiliki sebutan sebagai Prasasti Andesit karena bahan bakunya yang berasal dari batu andesit.
Batu bertulis Kelurak memiliki panjang 73 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 41 cm. Prasasti ini berbahasa Sanskerta menggunakan aksara Pranagari atau Siddham.
Menurut informasi yang ada, kondisi Prasasti Kelurak saat pertama kali para ahli analisis dan temukan sudah dalam keadaan aus. Oleh sebab itu, isi dari batu bertulis ini kurang jelas.
Namun, beberapa sumber juga mengatakan sebagian besar isi dari batu bertulis peninggalan kerajaan Mataram Kuno ini adalah tentang pendirian sebuah bangunan suci.
Seorang raja bernama Raja Indra yang bergelar Cri Sanggramadhanajaya memerintahkan pembangunan dari bangunan suci ini khusus untuk arca Manjusri. Bangunan suci ini adalah Candi Sewu atau yang biasa kita kenal sebagai Candi Prambanan yang berlokasi di Jawa Tengah.
Selanjutnya, terdapat informasi juga bahwa nama Raja Indra tersebut tidak terdapat pada batu bertulis Kelurak. Namun, nama Raja Indra terdapat pada peninggalan kerajaan Sriwijaya, Prasasti Ligor dan Nalanda.
Namun, ahli bahasa hanya mampu menganalisis sangat sedikit tulisan pada prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tersebut.
Di sisi lain, seorang ahli mengutarakan sebuah pendapat berdasarkan penelitiannya bahwa batu bertulis Kelurak juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Candi Sewu.
Selain itu, Museum Nasional Jakarta menjadi tempat yang tepat dan aman untuk menyimpan bukti eksistensi dari kerajaan Mataram Kuno ini.
Apa Isi dari Prasasti Kelurak?
Di bawah ini adalah hasil penerjemahan dari Inscnptie van Keloerak door karya Dr. F. D. K. Bosch. Namun, penerjemahan dari bahasa Belanda ke Indonesia ini masih memungkinkan adanya kekeliruan dan kurang tepat dalam prosesnya.
Penghargaan untuk Tiga Permata
- (1) Prinsip Kebuddhaan Jayalokegwara yang Tidak Bisa Dihancurkan! Prinsip Kebuddhaan Jayabhadregvara yang Tak Terganggu! Prinsip Kebuddhaan dari Jayavigvegvara! Prinsip tak tergoyahkan dari Kebuddhaan Jaya ….. gvara!
- (2) Sembah Lokega, Tuhan Dunia, megah bersinar di semua titik kompas, Lokegvara, Amita-bha, Penguasa Dunia, berani menyeret dahi
- (3) (Sebagian besar tidak terbaca). Perlindungan Lokegvara yang disebutkan dalam ayat sebelumnya tampaknya telah dimohonkan terlebih dahulu. takut (bhayabhita) melakukan kesalahan
- (4) Oleh orang-orang benar, oleh-tetangga-pria-dan-sabar (?), Oleh-penaklukan-atas-dunia-penguasa-kepahlawanan-diperoleh – memiliki, orang-orang baik penghancur kafir, lakukan untuk kepentingan orang lain terus-menerus-penuh kasih-untuk-demi-orang lain …. oleh dia, permata keluarga Cailendra, penuh keagungan, debu yang kaki padma-nya disembah … oleh raja yang bertekad ini bernama Indra ditopang bumi
- (6) Melalui dia, perhiasan dari …, dipenuhi dengan belas kasih saat melihat dunia, menjadi penyelamat dunia ….
- (7) Olehnya, yang anggota tubuhnya yang waras telah dibersihkan oleh debu dari kaki padma guru negeri Gaudi…………
- (8) Manjucri ini dibuat oleh …. guru dari sang pangeran dibesarkan demi dunia.
- (9) ….. Manjughosa ….. Pilar Kemuliaan.
- (15) Dia, pembawa Vajra, yang termasyhur, adalah brahma, Visnu dan Maheswara; Dia adalah Tuhan, terdiri dari semua dewa dan dinyanyikan sebagai Manjuvac.
- (16) (Ini) Manjucrl di sini memberikan perlindungan atas tempat ini (?) Dan atas properti orang lain (?)
- (17) Pohon harapan muda dari Kali (yuga), yang akarnya adalah pengertian (?), Batang welas asih, cabang-cabangnya. kesabaran, dedaunan.
kata kerja • • • * dari (semua) keinginan (?), - (18) Dia, Tarksya, Manjurava, yang menghilangkan semua ketakutan, (melatih) perlindungan dalam kegelapan.
- (19) Saya meminta semua penguasa masa depan dengan perilaku penuh kasih dan melalui ini …dari bhrtkumara (Manjucri) dilindungi.
- (20) Hanya nama Ćri Sanggramadhananjaya.
Lindungi Prasasti Kelurak Sebagai Warisan Berharga Kita!
Prasasti Kelurak menjadi salah satu bukti nyata bahwa kerajaan besar pernah ada di Indonesia. Dengan begitu, batu bertulis satu ini menjadi harta berharga yang wajib kita jaga eksistensi dan nilai keasliannya. Kita juga harus menjaga nama Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya leluhur.