Definisi dan Cara Berpikir Sinkronik, Ciri-Ciri & Contohnya

Pada dasarnya cara berpikir setiap orang berbeda-beda dan akan sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah lakunya sehari-hari. Adapun salah satu tipe cara berpikir yang cukup terkenal, yaitu sinkronik. Nah, pada artikel ini akan diuraikan secara lengkap tentang cara berpikir sinkronik, mulai dari definisi hingga contohnya!

Definisi Cara Berpikir Sinkronik

Laki-laki sedang berpikir sambil duduk di depan tembok
Laki-laki sedang berpikir sambil duduk di depan tembok | Sumber: Pexels.com

Istilah sinkronik ini berasal dari bahasa Yunani, yang mana ‘syn’ berarti ‘bersamaan’, dan ‘chronos’ berarti ‘waktu’. Jika ditelisik lebih jauh, maka sinkronik bisa didefinisikan sebagai suatu cara berpikir yang meluas dalam ruang, namun terbatas pada waktu.  

Secara mudahnya, cara berpikir sinkronik merupakan suatu metode pengembangan terhadap suatu kejadian yang terjadi di masa lalu. Atau juga bisa dikatakan sebagai suatu metode analisis berpikir terhadap suatu hal yang terjadi pada masa lampau. 

Untuk itulah, pada cara berpikir ini, setiap aspek yang berhubungan dengan kejadian masa lampu akan orang jelaskan secara runtut dan pasti saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu juga, konsep berpikir ini sering orang pakai pada cabang ilmu sejarah dan politik. 

Tujuan Berpikir Sinkronik

Wanita sedang memegang notebook sambil berpikir
Wanita sedang memegang notebook sambil berpikir | Sumber: Pexels.com

Tujuan utama dari cara berpikir sinkronik adalah untuk membuat kita mempelajari masa lalu. Dengan cara menengok kembali apa yang terjadi pada masa lalu dan mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu tersebut. 

Ini tentunya juga akan sangat membantu kamu dalam berpikir lebih evaluatif dan kritis. Jika ada sesuatu yang baik pada masa lalu, kamu bisa mengambilnya untuk diterapkan pada masa ini. Begitupun sebaliknya, jika ada yang kurang di masa lalu, kamu bisa analisis untuk membuatnya lebih baik, agar tepat digunakan saat ini. 

Contohnya seperti saat terjadinya serangan penyakit pada masa lampau, seperti influenza dan malaria yang dulu memakan korban. Namun, saat ini penyakit tersebut sudah menjadi hal biasa, karena memang sudah ada obatnya dan orang sudah tahu cara menghadapinya berdasarkan pengalaman masa lalu. 

Ciri-Ciri Berpikir Sinkronik

Seorang wanita sedang menopang dagunya
Seorang wanita sedang menopang dagunya | Sumber: Pexels.com

Berikut ini beberapa ciri cara berpikir sinkronik yang bisa membedakannya dengan cara berpikir lainnya:

1. Mengkaji Waktu Tertentu

Ciri pertama berpikir sinkronik yaitu fokus mengkaji suatu periode atau waktu tertentu. Waktu yang dimaksud, yaitu peristiwa sejarah yang sudah terjadi di masa lalu. 

2. Memandang Peristiwa Secara Luas

Orang yang memiliki cara berpikir sinkronik biasanya akan memandang suatu  peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan. Seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan banyak lagi.

3. Menitikberatkan pada Struktur, Gejala, dan Karakter

Ciri berikutnya dari cara berpikir sinkronik, yaitu menitikberatkan pada  struktur, gejala, dan karakter yang terjadi pada masa tertentu. Melalui semua hal ini, akan sangat membantu kamu dalam mengambil pelajaran dan melakukan evaluasi untuk perkembangan di masa saat ini. 

4. Tidak Ada Konsep Perbandingan

Ciri lainnya dari berpikir sinkronik, yaitu tidak adanya konsep perbandingan. Intinya, yaitu hanya akan mempelajari sebab dan akibat suatu hal, tanpa bermaksud untuk membenturkannya dengan peristiwa sama lainnya. 

5. Cakupan Kajian Lebih Sempit

Berpikir sinkronik dari segi ruang lingkupnya memiliki kajian yang lebih sempit, karena memang membahas tentang masa lalu. Namun, ini bukan berarti negatif, tetapi lebih hanya sebagai salah satu upaya untuk memfokuskan analisis yang terjadi pada masa tersebut. 

6. Kajiannya Sangat Sistematis

Ciri keenam dari berpikir sinkronik, yaitu kajiannya yang sangat sistematis. Yang mana, kajiannya benar-benar dilakukan dengan teliti, hati-hati dan lebih tertata rapi. Apalagi jika ini menyangkut tentang suatu sejarah, dimana peristiwa sejarah terjadi, sehingga pastinya memiliki rangkaian waktu dan peristiwa. 

7. Sifat Kajian Lebih Serius dan Mendalam

Cara berpikir sinkronik juga biasanya bersifat lebih mendalam dan serius. Mengingat tentang cara berpikirnya yang berhubungan dengan masa lalu. Jika kamu memiliki cara berpikir ini, kamu akan berusaha mencari tahu dan mencari solusi terhadap suatu masalah secara lebih serius dan mendalam. 

Contoh Cara Berpikir Sinkronik

Untuk melengkapi penjelasan tersebut, berikut ini beberapa contoh berpikir sinkronik yang menceritakan tentang beberapa kasus di masa lampau:

1. Virus Influenza di Yunani

Tahun 430 SM, saat itu sedang terjadi perang Peloponnesia antara kota Yunani Kuno yaitu Athena dan Sparta. Tidak hanya perang, saat itu penduduk disana juga   terkena pandemi virus influenza A subtipe H1N1. 

Pandemi ini telah menyebabkan sepertiga  warga dan militer athena meninggal pada hari ketujuh. Bahkan, pandemi ini berlangsung hingga 4 tahun lamanya di wilayah tersebut. 

2. Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 yang terjadi di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 merupakan peristiwa paling bersejarah dan paling penting untuk bangsa Indonesia. Adapun pembacaan proklamasi ini telah dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan. 

Awal mulanya, pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikeda, namun akhirnya dipindahkan untuk menghindari potensi pertumpahan darah. Akibatnya, ada sekitar 100 anggota yang tidak mengetahui hal ini dan membuat mereka terlambat datang saat pembacaan proklamasi. 

Cara Agar Berpikir Sinkronik

Jika kamu ingin memiliki cara berpikir sinkronik, bisa menggunakan konsep 5w+1h (What, Who, When, Why, Where & How) berikut:

1. What

Cara berpikir sinkronik akan kamu mulai dengan pertanyaan “what?” atau apa. Dalam hal ini, kamu harus tahu apa saja yang terjadi pada masa lampau, terutama tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu.  

Ada banyak sekali peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu yang bisa kamu tulis. Jadi, kamu juga perlu menentukan satu tema atau ruang lingkup untuk kamu ceritakan. Tujuan hal ini adalah untuk mempermudah kamu dalam menulis cerita tersebut. Contohnya, yaitu peristiwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.  

2. Who

Who sendiri memiliki arti siapa, yang merujuk pada siapa saja yang turut ikut serta dalam peristiwa masa lalu tersebut. Nah, semua tokoh yang terlibat tersebut nantinya akan kamu analisis keterlibatannya untuk kemudian memasukkannya pada cerita. Contohnya, yaitu Ir Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan.

3. When

When yang berarti kapan, merujuk pada keterangan waktu terjadinya suatu peristiwa. Tanpa mengetahui kapan waktu peristiwa tersebut terjadi, maka akan sulit rasanya kamu akan melakukan proses berpikir sinkronis. Contohnya, yaitu proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. 

4. Why 

Why sendiri berarti kenapa, yang mengarah tentang kenapa terjadinya suatu peristiwa. Selain itu, ini juga merujuk pada aspek apa saja yang mempengaruhi terjadinya peristiwa. Contohnya, lokasi proklamasi kemerdekaan yang diubah karena takut terjadinya serangan atau pertumpahan darah di lokasi awal. 

5. Where 

Where atau kapan, menceritakan tentang lokasi atau tempat kejadian itu terjadi. Ini juga merupakan poin penting untuk kamu letakkan dalam proses berpikir ini. Contohnya, yaitu perang Peloponnesia di Yunani. 

6. How

How berarti  bagaimana, yang diperuntukkan untuk mencari tahu  tentang bagaimana suatu  peristiwa terjadi. Jadi, akan lebih fokus tentang metodologi, cara, dan runtutan kejadian. Contohnya, yaitu saat terjadinya perang Peloponnesia terjadi, juga ada pandemi virus influenza A subtipe H1N1. 

Sudah Tahu Cara Berpikir Sinkronik?

Cara berpikir sinkronik sangat membantu dalam mempelajari hal-hal masa lalu, untuk kemudian bisa diambil manfaatnya untuk masa kini. Kamu juga bisa melatih cara berpikir ini mulai dari sekarang dengan konsep 5W dan 1H seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, untuk kemudian memperoleh manfaatnya. 

Mengubah cara berpikir memang tidaklah mudah dan instan. Untuk itulah, mungkin kamu bisa berlatih dari hal-hal kecil terlebih dahulu, mulai dari sering membaca sejarah untuk kemudian hal positifnya kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga membantu!

Share: