Pengertian Teks Cerita Sejarah: Ciri, Struktur & Kaidah Kebahasaan

Apakah Anda adalah pecinta sejarah? Sejarah menjadi satu bagian penting yang negara miliki dan harus tetap membudaya pada kalangan manapun. Baik itu anak-anak sampai orang tua, semuanya wajib memahami sejarah. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memahami pengertian teks cerita sejarah.

Setiap teks yang mengandung cerita masa lampau, khususnya yang ada kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia bisa dianggap atau termasuk dalam jenis teks satu ini. Artikel ini akan membahas teks cerita sejarah secara lengkap.

Pengertian Teks Cerita Sejarah

Peninggalan Zaman Kerajaan di Indonesia
Peninggalan Zaman Kerajaan di Indonesia | Sumber gambar: Freepik.com

Secara sederhana, pengertian teks cerita sejarah dapat Anda pahami sebagai teks yang di dalamnya memuat penjelasan atau cerita-cerita sejarah itu sendiri. 

Tujuan pencariannya untuk mengetahui seperti apa kisah masa lampau yang terjadi, sementara tujuan penulisannya untuk mengabadikan sejarah.

Memiliki latar belakang sejarah membuat teks satu ini mengandung unsur-unsur fakta. Berbeda seperti karangan fiksi yang terdapat unsur imajinatif. 

Penyusunan dan penulisan teks sejarah harus membuat berbagai fakta maupun data sehingga pembaca bisa mengetahui kerjadian sebenarnya.

Jenis Teks Cerita Sejarah

Perlu Anda ketahui, teks cerita sejarah tidak hanya berbentuk flat atau karangan membosankan. Ada banyak jenis teks sejarah yang pengemasannya menarik dan tidak kaku. Berikut jenis teks cerita sejarah beserta pengertiannya, yaitu:

1. Fiksi

Tadi katanya tidak boleh menggunakan unsur imajinatif saat menulis teks sejarah? Eits, tenang dulu. 

Sebenarnya yang dimaksud fiksi adalah bentuk penyajiannya, yakni menyerupai novel. Anda pasti sudah pernah membaca seperti apa gaya bahasa yang tersajikan dalam novel.

Biasanya penulis akan menggunakan gaya bahasa yang sastrawi, sehingga pembaca dapat menikmati setiap untaian cerita secara gamblang.

Inilah yang bisa pengertian teks cerita sejarah adaptasi, sehingga bukan berarti ceritanya menjadi imajinatif, tetapi pengemasannya saja yang dibuat lebih luwes.

2. Nonfiksi

Sudah tentu, bentuk mendasar dari cerita sejarah adalah karangan nonfiksi. Bentuk ini menjadi yang paling mudah Anda temukan karena kebanyakan penulis memang menyusun teks sejarah menggunakan bentuk ini. Penekanannya bukan dari sisi ceritanya, melainkan fakta peristiwanya.

Beberapa contoh teks cerita sejarah yang berbentuk nonfiksi bisa Anda lihat pada biografi, autobiografi, memoar, atau catatan perjalanan lainnya. Pasalnya tak dapat dipungkiri, banyak tokoh-tokoh bangsa yang telah membukukan kisah hidupnya.

Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah

Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah
Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah | Sumber gambar: Freepik.com

Setelah memahami seperti apa pengertian teks cerita sejarah, Anda perlu mengetahui ciri-cirinya. 

Lewat pengetahuan mengenai ciri-ciri ini, Anda bisa membedakan mana yang termasuk dalam teks sejarah dan mana yang bukan. Ciri-ciri ini akan terfokus pada fiksi sejarah dan nonfiksi sejarah.

  • Pada jenis cerita sejarah nonfiksi, judul akan disajikan secara eksplisit. Sementara pada karya fiksi sejarah, judul akan tampak lebih implisit.
  • Bagian orientasi pada cerita sejarah terdiri atas pengantar, pendahuluan dan tujuan. Sedangkan, pada fiksi sejarah memuat pengenalan tokoh serta alur ceritanya.
  • Pada cerita fiksi sejarah, sifat penyajian tulisan adalah hierarkis. Sedangkan komplikasi yang ada pada nonfiksi sejarah sifatnya gradual.
  • Jika pada fiksi sejarah ending cerita berupa penyelesaian dari konflik cerita, maka pada non fiksi sejarah berisi kesimpulan yang padat.
  • Pada fiksi sejarah terdapat koda sementara non fiksi sejarah tidak.
  • Teks cerita sejarah harus mengandung fakta dan data, bukan rekaan semata.

Struktur Teks Cerita Sejarah

Apabila Anda sudah selesai memiliki pemahaman mengenai pengertian teks cerita sejarah, jenis, sampai cirinya, saatnya mendalami struktur penulisannya. Setidaknya, terdapat 3 bagian struktur yang perlu Anda ketahui. Berikut ini penjelasannya, yaitu:

1. Orientasi

Orientasi juga kerap disebut sebagai pengenalan awal. Ciri penyajiannya menggunakan gaya bahasa deskriptif. 

Pasalnya, untuk mengawali teks sejarah pembaca perlu memahami secara detail mengenai sosok atau peristiwa yang ingin diceritakan. Itulah mengapa penyajian deskriptif menjadi opsi terbaik.

Misalnya, Anda ingin menjelaskan mengenai sejarah mata uang Indonesia. Maka, perlu Anda jelaskan terlebih dahulu secara mendetail mengenai pengertian, wujud, ciri-ciri, sampai fungsinya.

2. Urutan Peristiwa

Setelah menentukan orientasi, selanjutnya ada urutan peristiwa. Tentunya saat Anda bicara soal sejarah, cerita yang tersajikan haruslah urut atau secara kronologis. 

Dengan begitu, pembaca bisa menelaah satu persatu peristiwa yang terjadi tanpa harus merasa tumpang tindih dengan ceritanya.

Misalnya, ketika Anda ingin menceritakan sejarah kehidupan Bung Karno, maka bisa dimulai dari masa kecil, sekolah, sampai kiprah beliau sebagai presiden.

Lewat urutan tersebut pembaca bisa tahu secara urut mengenai masa kecil sampai pertumbuhan karir sang tokoh.

3. Reorientasi

Struktur teks cerita sejarah yang terakhir ada reorientasi. Sebenarnya, sifat struktur ini adalah opsional alias bisa digunakan ataupun tidak. Isinya berupa peninjauan kembali yang penulis lakukan sebagai pandangannya terhadap cerita yang tersaji.

Sederhananya, bagian ini bisa Anda sebut sebagai tanggapan penulis atas cerita yang ada. Entah itu kritik, saran, argumen, atau sejenisnya, semuanya bisa Anda gunakan disesuaikan berdasarkan jenis teks sejarah.

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Kebahasaan Cerita Sejarah
Kebahasaan Cerita Sejarah | Sumber gambar: Freepik.com

Memahami seluruh bagian dalam penulisan teks cerita sejarah tidak akan lengkap, apabila Anda belum mengetahui kaidah kebahasaannya. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan yang perlu Anda pahami, yaitu:

1. Kata Ganti Orang Ketiga

Umumnya, gaya penceritaan dalam teks sejarah menggunakan sudut pandang orang ketiga, sehingga kata gantinya bukan lagi saya, melainkan ia, dia, atau mereka. 

Penulis memposisikan diri sebagai sosok yang menceritakan peristiwa tersebut secara gamblang.

Bahkan, apabila penulis tersebut memiliki skill yang bagus, ia bisa menulis seolah-olah melihat langsung peristiwa yang ada di sana. 

Keuntungan menggunakan sudut pandang ini adalah pembaca bisa memperoleh cerita secara detail tanpa fokus ke satu tokoh saja.

2. Keterangan Waktu

Teks cerita sejarah tentu tidak akan pernah lepas dari yang namanya keterangan waktu. Pasalnya, fakta sejarah harus tersampaikan berdasarkan urutan waktu yang benar.

Namun, ada ciri yang melekat pada keterangan waktu teks cerita sejarah, yakni menggunakan keterangan masa lampau. 

Oleh karena itu, tak heran apabila penggunaan katanya seperti, “pada zaman dahulu, pada tahun sebelumnya, jauh sebelum tahun,” dan sebagainya.

3. Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal bisa Anda maknai sebagai kata hubung soal waktu. Kata hubung tersebut akan menunjukkan waktu-waktu kejadian sebuah peristiwa. 

Berikut ini terdapat beberapa pembagian penggunaan konjungsi temporal yang berdasar pada letaknya, yaitu:

  • Intrakalimat yaitu konjungsi yang terletak dalam satu kalimat. Biasanya akan menggunakan konjungsi semacam kata setelah, lalu, kemudian, dan seterusnya.
  • Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan antar dua kalimat. Contoh praktisnya seperti kata selanjutnya, sebelumnya, dan lain sebagainya.

4. Konjungsi Kausalitas

Memahami pengertian teks cerita sejarah saja tidak cukup. Nah, kaidah kebahasaan selanjutnya adalah hukum sebab akibat. 

Setiap peristiwa sejarah yang terjadi pasti dilatarbelakangi atas hal tertentu dan mengakibatkan kondisi tertentu. Misalnya, seperti demo di masa reformasi yang menyebabkan orde baru lahir.

Sama seperti konjungsi temporal, kausalitas juga hadir dalam dua penyajian, yakni intrakalimat dan antarkalimat. 

Pada intrakalimat contoh kata yang bisa Anda gunakan adalah sebab, karena, dan sebagainya. Sementara pada antarkalimat, bisa menggunakan oleh sebab itu, oleh karena itu, maka dari itu, dan lainnya.

5. Nomina

Teks cerita sejarah juga banyak yang menggunakan nomina, sehingga memperjelas konteks sosok yang dimaksud. Biasanya, nomina ini akan berupa nama orang, hewan, benda, ataupun nama sebuah ide.

6. Verba

Kaidah kebahasaan yang terakhir adalah verba. Verba merupakan kelas kata yang bisa Anda pakai untuk menyatakan suatu tindakan atau pengalaman tertentu. Verba ditandai dengan imbuhan di-, me-, ber-, me-kan, di-kan, dan sebagainya.

Baca Juga: Mite Adalah Mitos: Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis, & Contohnya

Apakah Anda Sudah Paham Pengertian Teks Cerita Sejarah?

Memahami pengertian teks cerita sejarah sendiri tidaklah sulit. Anda hanya perlu berfokus pada teks-teks yang memuat peristiwa masa lampau atau kejadian sebelum hingga setelah Indonesia merdeka. Contoh paling mudah, bisa Anda temukan pada buku teks pelajaran sejarah saat duduk di bangku SMP atau SMA.

Lewat rutin membaca atau menuliskan teks cerita sejarah, wawasan Anda mengenai kejadian masa lampau Indonesia akan sangat kaya. Dengan cara tersebut, Anda akan menjadi seseorang yang paham sejarah dan bisa mengambil nilai-nilai penting dari sana.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page