Sejarah Program KB (Keluarga Berencana) di Dunia & Indonesia

Sampai saat ini, program keluarga berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran secara signifikan. Namun, sampai saat ini pula, banyak orang yang belum mengetahui sejarah program KB. Untuk itulah, pada artikel ini akan diuraikan sejarah lengkap dari program keluarga berencana di dunia dan di Indonesia.

Apa Itu Keluarga Berencana (KB)?

Orang tua dan kedua anaknya sedang duduk di sofa
Orang tua dan kedua anaknya sedang duduk di sofa | Sumber: Pexels.com

Sebelum membahas sejarah program KB, sebaiknya ketahui dulu pengertiannya. Adapun program keluarga berencana merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang sering sekali meningkat drastis akibat dari kelahiran yang tinggi. 

Caranya, yaitu dengan membentuk keluarga yang berkualitas melalui program ini. Secara tidak langsung, program KB bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat melalui pembatasan kelahiran. 

Adapun di Indonesia, pengelola program ini adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan telah berhasil menghasilkan keluarga yang berkualitas. Walau begitu, tetap saja masih banyak masyarakat yang menyalah artikan program ini sebagai program menolak kehadiran anak. 

Untuk itulah, BKKBN selaku badan pengelola program ini terus berusaha sebaik mungkin untuk meyakinkan masyarakat mengenai tujuan utama pembuatan program. Adapun dalam pengaplikasiannya, program ini menggunakan alat kontrasepsi sebagai alat menunda kehamilan hingga saat yang tepat.

Saat ini, ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang masyarakat gunakan untuk program ini. Alat tersebut, antara lain kondom, pil KB, vasektomi, suntik KB, implant, IUD, dan tubektomi.

Sejarah Program KB di Dunia

Ibu dan kedua anaknya sedang duduk di sofa
Ibu dan kedua anaknya sedang duduk di sofa | Sumber: pexels.com

Berdasarkan catatan sejarah, program KB dipelopori oleh beberapa tokoh dari dalam maupun luar negeri. Namun, kemunculannya bermula dari awal abad ke 19 di Inggris. 

Pada awal abad ke 19 di Inggris, upaya program keluarga berencana muncul akibat dari sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap masalah kesehatan ibu, hingga akhirnya pemerintah sepakat untuk membentuk program ini. Lebih lengkapnya, berikut ini pelopor pembentukannya di berbagai negara:

  • Pada tahun 1880 sampai 1950, Maria Stopes menganjurkan untuk membuat aturan kehamilan di kalangan kaum buruh Inggris. 
  • Di Amerika Serikat, Margareth Sanger pada tahun 1883 sampai 1996 mengajukan program Birth Control-nya yang merupakan pelopor kelompok Keluarga Berencana modern. 
  • Pada 1917, kelompok tersebut membentuk National Birth Control League untuk mengontrol kelahiran di Amerika. 
  • November 1921, di Amerika Serikat, beberapa orang dengan ketuanya Margaret Sanger mengadakan Konferensi Nasional Amerika tentang pengontrolan kehamilan. 
  • Pada tahun 1925, Margaret Sanger juga mengorganisasikan Konferensi Internasional di New York dan menghasilkan pembentukan International Federation of Birth Control League. 
  • Lebih lanjut, pada 1927 Margaret Sanger mengadakan konferensi populasi dunia di Jenewa, yang melahirkan International Women for Scientific Study on Population serta International Medical Group for the Investigation of Contraception. 
  • Pada 1948 Margareth Sanger ikut serta dalam pembentukan komite internasional keluarga berencana.
  • Hingga pada akhirnya, di New Delhi pada 1952, International Planned Parenthood Federation (IPPF) didirikan sebagai pelopor Keluarga Berencana dunia. Adapun ketuanya adalah Margaret Sanger dan Rama Ran dari India sebagai pimpinannya. 

Sejarah Program KB (Keluarga Berencana) di Indonesia

Dua pasangan duduk di sofa sambil tersenyum
Dua pasangan duduk di sofa sambil tersenyum | Sumber: Pexels.com

Secara umum, proses pembentukan keluarga berencana di Indonesia berawal dari pendirian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Nah, di Jakarta sendiri, proses perintisannya berawal dari Bidang Kebidanan dan Kandungan di  FKUI/RSUP, yang sekarang adalah Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

Berdasarkan catatan sejarah, program KB dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Dr. Hanafi Wiknjosastro, Dr. Koen S. Martiono, Profesor Sarwono Prawirohardjo, Dr. M. Joedono, Dr. R. Soeharto, dan Dr. Hurustiati Subandrio. Menariknya, program ini pada awalnya mereka lakukan secara diam-diam di Poliklinik Kebidanan FKUI/RSUP.

Ini karena munculnya penolakan dari beberapa kalangan masyarakat. Bahkan,  saat itu muncul peraturan KUHP nomor 283, yang mana melarang adanya penyebarluasan gagasan tentang keluarga berencana. 

Padahal, tujuan utama dari program ini adalah untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi yang tinggi pada saat itu. Hingga akhirnya, program ini mendapatkan dukungan dari para pelopor keluarga berencana setempat. 

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pun akhirnya resmi berdiri pada 23 Desember 1957 dengan Dr. R. Soeharto sebagai ketua. Selanjutnya, pada tahun 1967, akhirnya persatuan ini oleh Departemen Kehakiman diakui secara resmi sebagai badan hukum saat itu. 

Berikut sejarah program KB di Indonesia secara lebih detailnya:

1. Kongres Nasional I

Setelah mendapatkan dukungan, diadakanlah Kongres Nasional I PKBI  di Jakarta pada 1967. Adapun hasil dari kongres tersebut, yaitu keputusan untuk melakukan usaha pengembangan dan memperluas program Keluarga Berencana. Bahkan, mereka berencana untuk melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah. 

Akibatnya, pada tahun yang sama, Presiden Soeharto yang menjabat saat itu meresmikan Deklarasi Kependudukan Dunia. Adapun isinya yaitu tentang kesadaran pentingnya merencanakan jumlah anak dan menjarangkan kelahiran sebagai salah satu bagian dari hak asasi manusia.

Walaupun begitu, program ini mulai benar-benar terealisasikan pada tahun 1970-an dan partisipasi masyarakat saat itu masih sangat rendah. Selain itu, pemerintah juga terkesan memaksa masyarakat untuk melakukan KB. Hingga tahun 1980-an, pemaksaan pun mulai dikurangi dan program safari KB dimulai.

Selanjutnya, pada 1988, terjadi perkembangan kebijakan dari pemerintah, yang mana masyarakat mulai membayar sendiri untuk kontrasepsinya dan bebas memilih untuk KB, asalkan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Program KB pun terus berkembang dan mulai mendapat respon baik dari masyarakat.

2. Pembentukan BKKBN

Setelah berhasil mengadakan kerjasama dengan pemerintah, selanjutnya dilakukan pertemuan dengan para menteri dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha Keluarga Berencana. Hasil dari pertemuan ini adalah pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN).

Pembentukannya pada tanggal 17 Oktober 1968, dengan status sebagai Lembaga Semi Pemerintah. Selanjutnya, pada tahun 1970, penetapan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun terjadi, dengan dr. Suwardjo Suryaningrat sebagai ketuanya. 

Hingga akhirnya tahun 1972, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non-departemen, yang mana kedudukannya  langsung di bawah Presiden. Ini tentunya merupakan keberhasilan besar bagi pembentukan program ini. 

3. Kejayaan di Masa Orde Baru

Dalam sejarah program KB, di era Orde Baru program ini sangat berjaya. Walaupun memang awal pembentukannya program ini mendapatkan banyak penolakan dari berbagai pihak. 

Namun, berkat tekad kuat dan semangat besar serta niat baik dari para  pelopornya, pada masa Orde Baru, program ini mendapatkan banyak dukungan. Yang paling utama, program ini mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Soeharto yang menjabat saat itu. 

Bahkan, saat itu seluruh jajaran Departemen/Kementerian hingga Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan Lurah, bahkan TNI sangat berkomitmen dalam melaksanakan program keluarga berencana. Tidak hanya itu, program ini juga mendapatkan dukungan besar dari luar negeri. 

Saat itu, program ini mendapatkan dukungan dana dari luar negeri dan Bank Dunia dalam jumlah besar. Hebatnya lagi, selama masa orde baru, program KB berhasil menarik minat seluruh masyarakat hingga ke pelosok-pelosok Indonesia.

Program KB di era Orde Baru ini juga telah berhasil mencapai target nasional yang sudah ditetapkan saat itu. Bahkan, keberhasilannya telah dunia internasional akui dan mendapatkan penghargaan United Nation (UN) Population Award oleh UNFPA pada tahun 1989.

Sudah Tahu Sejarah Program KB?

Dalam sejarah program KB di Indonesia, tentunya memiliki hambatan dan bahkan penolakan pada awalnya. Namun, berkat kegigihan para pelopor, program ini pun masih berdiri hingga saat ini. Bahkan, program ini sudah diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia. Ini ditandai dengan sudah banyaknya masyarakat yang menggunakan KB. 

Pelajaran pentingnya, yaitu sebagai masyarakat Indonesia memang sudah sepatutnya kita mendukung program pemerintah, karena biasanya memiliki kebaikan untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page