Sejarah mencatat, bangsa Eropa sudah melakukan penjelajahan atau ekspedisi ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 masehi, termasuk ke wilayah Indonesia. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas lengkap tentang latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra dan faktornya.
Zaman ini dikenal dengan era penjelajahan atau the age of discovery. Kala itu, Kekaisaran Romawi Timur sudah tidak aktif lagi karena runtuh melawan kekuasaan Islam. Kemudian penjelajahan samudera yang dilakukan menjadi salah satu bentuk penjajahan, penaklukan, dan kolonialisme.
Daftar ISI
Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra
Keberadaan bangsa Eropa di berbagai wilayah belahan dunia bukan tanpa tujuan atau alasan tertentu. Berikut adalah 5 latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra, yaitu:
1. Jatuhnya Konstantinopel
Konstantinopel merupakan kota yang sebelumnya menjadi wilayah kekuasaan dari Kerajaan Romawi-Byzantium.
Pada tanggal 29 Mei 1453, Khalifah Utsmaniyah yang ada di Turki berhasil merebut dan menguasai kota tersebut. Adapun yang memimpin perang adalah Raja Turki yakni Sultan Mehmed II.
Kota yang memiliki kejayaan serta jalur perdagangan paling strategis membuat wilayah lain ingin menguasai. Namun setelah Konstantinopel berhasil direbut oleh Turki Utsmani, jalur perdagangan antara Asia dan Eropa wilayah darat terputus.
Alasannya karena pihak Turki Utsmani melarang orang-orang Eropa melewati Konstantinopel. Dengan demikian, bangsa Eropa merasa kesulitan untuk mendapatkan jalur perdagangan karena kota tersebut termasuk pintu masuk utama.
Karena permintaan pasar terhadap produk rempah-rempah kian meninggi, maka mau tidak mau Eropa harus mencari jalan lain untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk itulah, mereka melakukan penjelajahan samudra.
Baca Juga: 3 Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam Secara Lengkap
2. Perkembangan Teknologi dan Sains
Latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra yang kedua adalah karena perkembangan teknologi dan sains. Pada masa itu, muncul yang namanya teori heliosentrisme yang dikenalkan oleh Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei.
Ilmu-ilmu tersebut melingkupi beberapa aspek yang salah satunya adalah tentang bukti bumi berbentuk bulat dan memiliki orbit yang mengelilingi matahari.
Dari teori inilah, yang membuat bangsa Eropa berkeinginan untuk mencari tahu tentang fakta-fakta yang tentang alam semesta yang belum terungkap.
Selain itu, kondisi geografi dan informasi tentang bangsa-bangsa lainnya juga menjadi sorotan yang ingin mereka pecahkan. Karena Eropa sudah memiliki teknologi tinggi, kemudian mereka mulai melakukan perjalanan penjelajahan.
Teknologi dan pengetahuan yang tersedia kemudian membuat pencarian rempah-rempah juga ikut terbantu dan lebih mudah. Bangsa Eropa menerobos jalur laut karena wilayah darat sudah terputus sejak jatuhnya konstantinopel.
3. Keberadaan Semboyan 3G
Keberadaan semboyan 3G juga termasuk latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Apabila ditelusuri lebih lanjut semboyan 3G pertama kali dicetuskan oleh Paus Alexander VI dari Vatikan. Adapun 3G adalah sebagai berikut.
a. Gold
Gold memiliki makna sebagai keinginan untuk mendapatkan kekayaan di beberapa titik atau wilayah baru. Misalnya saja kekayaan alam seperti emas, bahan tambang, minyak, perak, dan bahan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi.
b. Glory
Glory adalah kejayaan untuk menguasasi wilayah yang mereka datangi. Selain itu, semboyan ini juga melingkup tentang superioritas dan kekuasaan melalui penjajahan.
Dalam kaitannya, banga-bangsa yang terlibat harus saling bersaing dan perang demi menduduki kekuasaan di dunia baru.
Contohnya saja, Kepulauan Nusantara yang cukup lama menjadi titik penjajahan Belanda. Bahkan, Indonesia harus mengorbankan banyak nyawa demi memperjuangkan kemerdekaan dan proklamasi.
c. Gospel
Gospel adalah suatu misi untuk menyebarkan ajaran Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen Protestan). Negara Eropa memiliki misi khusus yakni menyebarkan agama-agama di wilayah baru yang mereka datangi.
Biasanya setiap kapal milik bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan samudra, selalu diikuti oleh kelompok misionaris. Sebab, kelompok tersebut beranggapan bahwa ajaran Injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.
Kemudian mereka memanfaatkan daerah koloni sebagai lokasi untuk menjalankan misi tersebut. Akan tetapi bukannya memberikan manfaat, semboyan 3G malah memberikan dampak negatif terhadap negeri-negeri di bagian Timur.
Khususnya dua semboyan yakni gold dan glory. Sebab, istilah gold lebih menekankan pada mendapatkan kekayaan. Maka, bangsa Eropa akan berusaha mengeruk sebanyak mungkin kekayaan negara lain. Terutama di bagian kekayaan alam.
Seperti yang kita tahu, dulunya Belanda datang karena Indonesia kaya akan rempah-rempahnya. Mereka menjajah Indonesia dan ingin menguasai semua wilayah nusantara.
4. Perang Salib
Latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra yang keempat adalah Perang Salib. Perang ini merupakan sebutan perang agama untuk negara-negara di Asia Barat dan Eropa.
Peristiwa tersebut terjadi pada abad ke-11 sampai abad ke-17 yang melibatkan masyarakat Eropa melawan Turki Seljuk dan orang Arab.
Dibandingkan penjajahan Indonesia, perang tersebut terjadi dalam kurun waktu yang lebih lama yakni sekitar 200 tahun dan terbagi menjadi 7 periode.
Perang salib sendiri terjadi karena merebutkan Kota Yerusalem. Kejadian yang tidak ada habisnya membuat jalur perdagangan antara Asia dan Eropa menjadi putus.
Alhasil, Eropa harus melakukan perjalanan lain untuk memperoleh akses agar bisa tetap berdagang. Jika perekonomian tidak stabil, mereka akan terancam.
Sementara itu, istilah perang salib mendapatkan pandangan yang berbeda dari berbagai kalangan yakni sebagai berikut.
a. Kaum Pluralis
Menurut Kaum Pluralis, Perang Salib merupakan segala bentuk aksi militer yang terjadi secara terbuka dan mendapat restu dari Paus yang tengah menjabat. Makna ini, mencerminkan pandangan terhadap Gereja Katolik Roma.
Secara luas, peristiwa yang terjadi mencakup aksi-aksi penyerangan terhadap kaum penyembah berhala dan ahli bidah. Menurut Kaum Pluralis, Perang Salib juga bertujuan untuk keuntungan politik dan penguasaan wilayah.
b. Kaum Popularis
Berbeda dengan khalayak umum, Kaum Popularis mengartikan Perang Salib sebagai perang yang membutuhkan gerakan khalayak ramai dengan alasan keagamaan.
c. Kaum Tradisionalis
Sementara untuk Kaum Tradisionalis menganggap, peperangan itu terjadi oleh umat Kristen di Tanah Suci. Kejadiannya ada pada tahun 1095 sampai 1291.
Tujuannya beragam seperti membantu umat Kristen di negeri tersebut dan memerdekakan Yerusalem dan Makam Suci dari penjajahan.
d. Kaum Generalis
Kaum Generalis mengungkapkan pendapat tentang Perang Salib. Bahwasanya itu semua berhubungan dengan Gereja Latin dan sebagai bentuk tindakan membela agama. Jadi, peperangan itu masuk ke kategori suci.
5. Mencari Rempah-Rempah
Latar belakang bangsa Eropa melakukan penjajahan samudra yang utama sebenarnya adalah rempah-rempah.
Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Merle Calvin menjelaskan alasan terbesar bangsa Eropa datang ke Indonesia atau Nusantara adalah demi mendapatkan rempah-rempah yang melimpah.
Sejak dulu sampai sekarang, rempah-rempah menjadi bahan baku yang penting untuk Eropa.
Bahan-bahan tersebut diolah menjadi sebagai obat, makanan, parfum, makanan, dan pengawet makanan. Satu fakta menarik tentang orang Eropa. Ketika musim dingin tiba, mereka akan menyembelih semua hewan ternaknya.
Tidak mungkin dalam satu waktu mereka akan memasaknya. Maka dari itu, mereka menggunakan pengawet makanan alami untuk membuat daging tetap dalam kondisi baik serta tidak busuk.
Pada awalnya, bangsa Eropa mendapatkan stok rempah-rempah dari Konstantinopel. Namun, kota tersebut jatuh ke tangan Turki dan tidak memberikan stok lagi. Maka, bangsa Eropa mencari jalur perdagangan lain untuk mendapatkan rempah lain.
Selain India, Kepulauan Nusantara atau Indonesia menjadi tujuan utama yang menjadi target Eropa untuk mendapat rempah-rempah. Selain memenuhi kebutuhannya sendiri, mereka juga berniat untuk memonopoli perdagangan rempah.
Sudah Tahu Latar Belakang Eropa Menjelajahi Samudra?
Sampai sini penjelasan tentang latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Kalau saja kota Konstantinopel tidak dibatasi oleh Turki dalam melakukan perdagangan, Indonesia tidak akan menjadi tujuan negara Eropa untuk dijajah.
Namun, dari penjajahan ini bisa menjadi salah satu pembelajaran berharga untuk semua orang. Terutama masyarakat Indonesia agar selalu melestarikan kekayaan alamnya, menjaga kondisi alam, menghargai Nusantara dan bangga menjadi bagian dari Indonesia.