Teori Cina: Bukti, Pencetus, Kelebihan, dan Kekurangannya

Jika berbicara bagaimana Islam masuk ke Indonesia, teori Cina adalah salah satu yang cukup terkenal dan banyak divalidasi tokoh besar. Ada berbagai bukti yang membuatnya cukup valid, walau ada juga yang membuat teori ini memiliki kelemahan. Penasaran? Yuk, langsung belajar dari penjelasan berikut!

Apa itu Teori Cina?

Ilustrasi Teori Cina
Ilustrasi Teori Cina | Sumber Gambar: Kompas

Pada dasarnya, teori ini menjelaskan asal mula masuknya agama Islam ke Indonesia. Teori ini menjelaskan bahwa agama Islam masuk melalui Cina dengan perantara para saudagar Cina yang sejak dulu sudah jadi rekan berdagang saudagar Indonesia.

Beberapa perpindahan orang-orang muslim zaman dulu ke negeri Cina, seperti para pemuda Kanton untuk belajar ke Negeri Cina jadi salah satu penguat teori ini. Menurut beberapa ahli, budaya dan agama Islam masuk ke Cina melalui Kanton (Guangzhou). 

Hal tersebut terjadi pada kisaran 627-650 masehi atau pada era kekaisaran Tai Tsung Dinasti Tang. Menurut pandangan lain pada teori Cina, penyebarannya meluas hingga ke Nusantara pada kisaran abad ke 7. Ini melalui perdagangan dan hubungan baik dengan kerajaan Sriwijaya.

Dari sinilah teori, ilmu, budaya agama Islam mulai menyebar dan berkembang ke Tanah Jawa. Perkembangan ini semakin kuat karena berbarengan dengan kedatangan utuas Arab bernama Ta Cheh atau Ta Shi ke Kalingga pada kejayaan Ratu Sima

Pandangan Para Ahli Terkait Teori Cina

Ilustrasi Teori Cina
Ilustrasi Teori Cina | Sumber Gambar: Sindonews.com

Para ahli sejarah memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait dengan teori satu ini. Beberapa mendukung, namun yang lain tidak sepenuhnya setuju. Seperti contoh pandangan sejarawan berikut:

1. Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby

Pertama ada Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby yang merupakan pencetus teori ini. Dua tokoh ini menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui Cina yang dibawa oleh para saudagar Cina. 

Katanya, Raden Patah (Raja Demak) juga merupakan keturunan Tiongkok, bahkan terdapat masjid tua berarsitektur Cina di tanah Jawa. Menurut kedua tokoh ini, teori Cina dapat menjelaskan peran etnis muslim Tiongkok dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.

2. SQ Fatimi

Tokoh lain bernama SQ Fatimi juga mendukung teori ini, pendapatnya berdasar pada perpindahan para umat Islam dari Canton menuju Asia Tenggara. Peristiwa migrasi ini terjadi pada sekitar tahun 876 masehi, bahkan sadar atau tidak banyak budaya Cina Islam yang masuk ke Indonesia.

3. Nana Supriatna

Selaku pengamat sejarah, Nana Supriatna juga mendukung teori ini. Menurutnya, Kesultanan Demak dengan kepemimpinan Raden Fatah. Sedangkan beliau merupakan putra Raja Majapahit dari istri keturunan Cina yang telah masuk Islam. 

Bahkan dalam beberapa literatur Raden Fatah memang memiliki nama Cina, yakni “Jin Bun”. Beliau juga memimpin Demak dengan keislaman yang kental, bersama Wali Songo sejak 1500 Masehi. Bahkan, menurutnya ajaran Islam di Cina lebih dulu berkembang sejak masa Dinasti Tang (618-905 M).

4. G.E. Morison

Sebagai seorang jurnalis senior asal Australia, G.E. Morison tidak sepenuhnya setuju dengan Teori Cina. Menurutnya, belum tentu Cina berperan besar dalam penyebaran pertama islam di Indonesia. 

Hal tersebut beliau imbangi dengan banyaknya penemuan corak batu nisan yang mirip dengan yang ada di Gujarat (India). Menurutnya, hal ini menyatakan bahwa pada awal abad ke-12 Masehi, mayoritas masyarakat Gujarat masih menganut agama Hindu.

5. Hamka

Seorang tokoh, yakni Hamka malah lebih setuju dengan Teori Arab. Sebab, gelar raja-raja Pasai adalah al-Malik, bukan Shah atau Khan seperti gelar kerajaan Persia dan India. Selain itu, kesamaan mazhab antara Coromandel dan Malabar dengan mazhab Syafi’i menunjukkan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Mekkah.

Bukti Teori Cina

Raden Patah
Raden Patah | Sumber Gambar: Kompasiana

Sebagai teori yang cukup populer, pastinya ada berbagai bukti yang mendasarinya. Seperti halnya penguatan dari beberapa bukti penemuan berikut ini:

  • Adanya perpindahan orang-orang muslim Cina, dari Kanton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada tahun 879 M.
  • Terdapat beberapa masjid tua berarsitektur Cina di tanah Jawa.
  • Raden Patah (Raja Demak) merupakan keturunan Tiongkok yang mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam bersama Wali Songo.
  • Penulisan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang umum ditemui pada budaya Islam di Mesir.
  • Fakta adanya perpindahan para saudagar Cina ke Indonesia yang sejak dulu sudah dikenal sebagai pedagang di Indonesia.
  • Pada kala itu, Negara Cina, Mekkah, dan Madinah sudah sangat akrab. Bahkan Cina yang memiliki wawasan yang lebih unggul pada kala itu menjadi bahan motivasi untuk generasi muda dalam menuntut ilmu.

Namun, perlu diingat bahwa teori ini tidak menjelaskan awal masuknya agama Islam di Indonesia, melainkan lebih menjelaskan peranan Cina dalam kedatangan Islam ke Indonesia.

Pencetus Teori Cina 

Dalam beberapa literatur dikatakan pencetus teori ini adalah Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby. Keduanya merupakan tokoh sejarawan penting bagi keilmuan sejarah Indonesia. Slamet Mulyana adalah seorang dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Sedangkan Sumanto Al-Qurtuby merupakan salah satu dosen di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tak hanya itu, beliau juga sempat menjabat sebagai Ketua Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN.

Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui perantau muslim China yang datang ke nusantara pada kisaran abad ke 7. Dalam teori cina, para sejarawan meyakini bahwa Islam telah berkembang di Cina terlebih dahulu yakni abad ke 6 Masehi (Dinasti Tang). 

Selain itu, terdapat beberapa bukti dan fakta penguat. Seperti penyebaran Islam di Jawa yang diprakarsai Raden Patah (Raja Demak) dan juga Wali Songo. Raja saat itu merupakan keturunan Tiongkok. 

Kelebihan Teori Cina

Masjid Cina
Masjid Cina | Sumber Gambar: Syakal.iainkediri

Walaupun sebenarnya banyak teori lain yang bisa jadi dasar penyebaran Islam di Indonesia, namun ada beberapa kelebihan yang membuat banyak sejarawan setuju dengan teori ini. Berikut beberapa di antaranya:

  • Terdapat banyak masjid tua berarsitektur Cina di Pulau Jawa.
  • Berdasarkan Hikayat Hasanudin dan Sejarah Banten, nama dan gelar raja-raja Demak tertulis dengan menggunakan istilah China.
  • Terdapat bukti historis yang dapat menguatkan kajian atau teori ini. Seperti penyeberangan Cina Muslim menuju Pulau Jawa dan persebaran Keturunan yang cukup massive di indonesia.
  • Cina juga merupakan negara yang sudah sangat akrab dengan kota Mekkah serta Madinah, sehingga memudahkan penyebaran agama Islam pada kala itu. Bahkan, pengajaran ulama dulu juga menyarankan untuk menuntut ilmu hingga ke negeri Cina. 
  • Masuknya agama Islam ke Cina sendiri bisa terjadi karena adanya sangkut paut panglima Muslim. Beliau berasal dari kota Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
  • Salah satu kota di Cina pada masa tersebut, pernah menjadi pusat dakwah muslim, tepatnya di kota Kanton. Uniknya, pada masa yang sama banyak para pemuda muslim yang bermigrasi dari Kanton ke Indonesia, khususnya daerah Palembang.

Kekurangan Teori Cina

Jika memiliki kelebihan, pastinya ada kelemahan yang membuat banyak pihak menyangkal atau kurang setuju dengan teori ini. Seperti halnya:

  • Tidak terdapat penjelasan secara rinci tentang awal masuknya agama Islam ke Indonesia. Kebanyakan teori hanya berdasarkan asumsi dengan bukti pendukung yang termasuk kuat.
  • Dalam teori tersebut juga tidak menjelaskan secara rinci bagaimana proses penyebaran Islam di Indonesia setelah kedatangan para saudagar Cina.
  • Walaupun cukup banyak bukti pendukung, namun teori ini tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk menjelaskan peran Cina dalam penyebaran Islam di Indonesia.
  • Tidak ada penjelasan rinci mengenai hubungan antara para saudagar Cina dengan masyarakat Indonesia pada kala itu. Walaupun ada keturunan Cina yang pada kala itu juga menjadi Raja, namun tidak ada penjelasan rinci terkait keislaman yang dibawa ibunya.
  • Tidak menjelaskan secara terperinci mengenai peran dan pengaruh budaya Cina dalam Islam di Indonesia. Sehingga jika gaya arsitektur masjid saja yang ditonjolkan, rasanya kurang kuat untuk jadi bukti.

Sudah Lebih Mengenal Teori Cina?

Kini kamu tahu bahwa, teori cina memang memiliki beberapa bukti yang cukup masuk akal. Mulai dari adanya perpindahan sebagian kaum muslim Kanton ke Palembang, terdapat masjid tua berarsitektur Cina di Jawa, hingga Raden Patah keturunan Tiongkok. 

Sayangnya, tidak ada penjelasan rinci mengenai awal penyebarannya. Namun, di balik semua perdebatan yang ada, keberadaan teori ini menjadi pengetahuan baru untuk memahami peranan Cina dalam sejarah Islam di indonesia. Jadi, apakah kamu salah satu yang meyakini teori ini?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page